Anda di halaman 1dari 4

Tugas PPKN

Oleh: Adellia

Kelas : XII IPS 2

Guru Mapel: Hj. Komala Rosita S.Pd,M.si

SMA Negeri 12 Palembang


Tahun Pelajaran 2021/ 2022
Mengidentifikasi dan Menganalisis

Kasus Dana Hibah Berasal


dari keluarga Akidi Tio
Sebesar Rp 2 Triliun untuk
Dana Oprasional Covid-19
Berita

Pada Senin (26/7/2021), masyarakat Indonesia digemparkan dengan berita sumbangan uang
sebesar Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio, seorang pengusaha dari Aceh yang telah meninggal
dunia. rencananya, uang sebesar Rp 2 triliun itu akan digunakan untuk penanganan Covid-19 di
Sumatera Selatan. Tetapi, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) bersama Mabes Polri perlu
mengawasi jalannya pemeriksaan dan penyelidikan kasus "donasi" dari almarhum Akidi Tio
senilai 2 triliun rupiah untuk penanganan Covid-19.
Setelah polisi melakukan pemeriksaan
terhadap anak Akidi Tio, Heriyanti lalu
beredar bilyet giro atas namanya. Bilyet giro
tersebut memiliki nilai Rp 2 triliun, nilai yang
sama dengan donasi yang disebut ingin
disumbangkan Akidi Tio. Namun yang
menjadi permasalahan saat ini, apakan bilyet
giro dalam sebuah rekening atas nama Akidi
Tio atau sudah para asng ahli waris.
Seandainya uang Rp 2 triliun yang digadang-
gadang akan diberikan kepada Kapolda
Sumsel, berada di satu bank, maka perlu kebijakan ekstra mengingat jumlah dana tersebut sangat
besar. Bisa-bisa, penarikkan uang Rp 2 triliun tersebut mengakibatkan bank mengurangi asetnya
dalam jumlah yang besar. "Apalagi jika dana itu berada di bank Singapura yang secara tidak langsung
juga berpengaruh pada ekonominya. Kalau uang tersebut ada dalam satu bank di Singapore dan
diambil pasti akan mengganggu perekonomian negara itu.” Kata Sri Rahayu.
Sementara itu, menanggapi Bilyet Giro dari
media sosial pengamat ekonomi tersebut membenarkan bentuk Bilyet Giro demikian.“Bilyet giro itu
tidak bisa dipastikan kebenarannya apalagi dari sosial media dan tidak dipegang langsung. Kalau
cuma gambar kan mudah di manipulasi dan diedit,” pungkasnya
Dan karena Dana tersebut dikabarkan belum
diterima Kapolda Irjen Pol Eko Indra Heri. Sampai dengan akhir pekan lalu, Anak
Akidi, Heriyanti kemudian dijemput oleh jajaran Polda Sumatera Selatan terkait dana hibah
tersebut yang tak kunjung cair.Setelah ditelisik lebih jauh, Heriyanti ternyata pernah dilaporkan
ke Polda Metro Jaya atas dugaan penipuan dan penggelapan uang Rp 7,9 miliar.Total ada tiga
proyek yang diduga telah terjadi penipuan. Ketiga proyek tersebut adalah pengadaan songket,
pengadaan AC dan perbaikan interior di Istana Negara dengan janji pelaku kepada korban
mengembalikan uang sekaligus keuntungannya. Dan Heriyanti, anak bungsu Akidi
Tio dikabarkan akan ditetapkan jadi tersangka oleh Polda Sumatera Selatan. Bahkan Heriyanti sudah
dijemput langsung Dir Intelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro ke Mapolda Sumsel
Senin (2/8/2020). . Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui
jumlah uang di rekening Heryanty tidak sampai Rp 2 triliun. Kejelasan donasi tersebut masih
menunggu hasil pemeriksaan-pemeriksaan. Irjen Eko pernah menyampaikan permohonan maaf.
Permohonan maaf ditujukan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, dia berharap polemik ini tak membuat warga ragu jika ingin berdonasi. Dia mengaku
memaafkan keluarga Akidi Tio terlepas dari ada-tidaknya dana Rp 2 triliun yang dijanjikan serta
memaafkan.
Pembahasan
Hubungan kasus sumbangan Rp 2 Triliun dengan pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga Negara :

Dari kasus akidi Tio, bisa disimpulkan bahwa sumbangan yang diberikan oleh
anaknya akidi Tio, Heriyanti berjumlah Rp 2 triliun adalah bohong, hal ini tentu saja
melanggar hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara yang mana. Penyerangan dana
bantuan ini juga turut disaksikan Gubernur Sumsel H. Herman Deru, Kapolda Sumsel Irjen
Pol Eko Indra Heri,Kepala Dinas Kesehatan. Dalam Tindakan tersebut, tersangka merujuk pada
Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana terkait penyebaran berita
bohong terkait dengan sumbangan Rp2 triliun yang akan diberikan oleh keluarga Akidi Tio dan
Heriyanti terancam penjara selama 10 tahun atas ulahnya.

Anda mungkin juga menyukai