Anda di halaman 1dari 8

KEJAKSAAN NEGERI YOGYAKARTA

“Untuk Keadilan”

SURAT DAKWAAN
No.Reg.Perkara : 107/Pid.Sus/2018/PN.Yyk

Terdakwa :

WONG DONG WONG Alias FENDI

D.I.Yogyakarta
SURAT DAKWAAN

NO.Reg.Perkara: 107/ Pid.Sus/ 2018/ PN.Yyk

I. IDENTITAS TERDAKWA

Nama : WONG DONG WONG Alias FENDI


Tempat Lahir : Bukit Panjang
Umur/Tgl lahir : 37 tahun/ 12 Februari 1981
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Kebangsaan : Singapura
Tempat Tinggal : Blok H Jln. Kuningan No. 39 Karang Malang, Catur Tunggal,
Kec. Depok, Kab. Sleman, Kota Yogyakarta.
Agama : Budha
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Anglo-Chinese School (Independent) IB

II. PENAHANAN

- Penyidikan : Tanggal 23 September 2018 s/d 13 Oktober2018


- Perpanjangan Penahan : Tanggal 13 Oktober 2018 s/d 21 November 2018
- Penuntut Umum : Tanggal 21 November 2018 s/d 5 Desember 2018
- Pengadilan : 5 Desember 2018 s/d 5 Januari 2019

III. DAKWAAN

PERTAMA :
Bahwa ia terdakwa WONG DONG WONGAlias FENDI baik secara bersama-
sama maupun secara sendiri-sendiri melakukan atau turut serta melakukan kejahatan
bersama dengan Terdakwa TRY FUJI ALAM dan dr. NANDA PRATAMA (Tenaga
Medis di rumah Sakit Adinata) yang masing-masing perkaranya di proses dalam berkas
terpisah pada tanggal yang tidak dapat di ingat lagi dengan pasti di bulan September
2018 sampai dengan bulan November 2018 . Atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Yogyakarta “secara
melawan hukum melakukan Jual Beli Organ Tubuh untuk memperkaya diri
sendiri atau orang lain”. Dimana perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

 WONG DONG WONG Alias FENDI merupakan salah satu anggota dari suatu
sindikat kriminal Internasional yang bernama Organo Del Cuerpo Cartel asal
Mexico yang bergerak dibidang perdagangan organ tubuh manusia yang
dipimpin oleh Anthony Gonzales.

 Pada bulan Juli 2016 WONG DONG WONG Alias FENDI diperintahkan oleh
pimpinan Organo Del Cuerpo Cartel datang ke Indonesia dengan maksud
menjadikan Indonesia sebagai target dalam mencari orang untuk dijadikan
sebagai pendonor organ tubuh manusia. Pada tanggal 23 Juli 2016 Terdakwa
WONG DONG WONG Alias FENDI sampai di Indonesia menggunakan
maskapai penerbangan Air Asia dari bandara Changi Singapura ke bandara
Soekarno Hatta di Jakarta. Terdakwa Kemudian menargetkan kota-kota besar di
Indonesia menjadi sasaran utama untuk mencari pendonor Organ Tubuh
Manusia. Kota-kota besar tersebut meliputi Jakarta, surabaya, Bandung,
Yogyakarta dan Kota besar lainnya.

 Awal Pencarian Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI dilakukan di


Jakarta dan dengan bantuan internet WONG DONG WONG Alias FENDI mulai
melancarkan aksinya, akan tetapi dalam satu bulan pencariannya tepatnya dari
bulan Juli sampai pada bulan Agustus 2016 terdakwa tidak menemukan satu
orangpun pendonor, akhirnya terdakwa melakukan pengamatan di Kota besar
lainnya seperti Surabaya, Bandung dan Yogyakarta.

 Setelah terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI melakukan pengamatan


pada kota-kota tersebut diatas, maka untuk mempersempit wilayah pencariannya
terdakwa menjadikan Yogyakarta sebagai kota selanjutnya untuk mencari
pendonor Organ Tubuh Manusia. Beberapa bulan di Yogyakarta terdakwa
WONG DONG WONG Alias FENDI kembali mengalami kesulitan dalam mencari
pendonor sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk mencari partner dalam
melancarkan aksinya, kemudian ia bertemu dengan dr. NANDA PRATAMA,
Sp.PD-KGH, yang merupakan tenaga medis di Rumah Sakit Adinata pada
tanggal yang sudah tidak dapat di ingat lagi yang tepatnya pada bulan November
2016. Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI yang berada di sebuah
Rumah Makan Chinese Food di Jl. Kembang No. 13, Ngestiharjo, Kec. Kasihan,
Bantul, D.I. Yogyakarta saat dr. NANDA PRATAMA diluar jam kerja.

 Maksud dari pada terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI menemui dr.
NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH adalah untuk mengajaknya bekerja sama
dalam melakukan operasi transplantasi ginjal dan dengan kemampuan Terdakwa
dalam membujuk dengan tawaran imbalan yang besar membuat dr. NANDA
PRATAMA, Sp.PD-KGH bersedia membantu terdakwa.

 Setelah Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI berhasil merekrut


dr.NANDA PRATAMA, kemudian terdakwa kembali mencari partner untuk
bekerja sama agar memudahkannya dalam mencari seseorang untuk dijadikan
sebagai pendonor organ tubuh. Lalu pada hari Jum’at tanggal 20 Januari 2017
sekitar pukul 13.00 WIB Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI bertemu
dengan DIKA ALDI disebuah rumah makan di Yogyakarta. Maksud dari pada
Terdakwa adalah untuk memanfaatkan DIKA ALDI agar membantunya dalam hal
mencari pendonor. Lagi-lagi dengan kemampuan membujuk dengan janji akan
memberikan imbalan yang besar membuat DIKA ALDI tergiur dengan ajakan dari
terdakwa.

 Untuk melancarkan aksinya, Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI


kembali mengadakan pertemuan bersama dr. NANDA PRATAMA dan juga DIKA
ALDI pada hari senin tanggal 27 Maret 2017 untuk membahas kembali dan
melakukan perencanaan dalam hal pencarian pendonor organ dan operasi
transplantasi. Dimana kedua hal tersebut telah menjadi tugas mereka masing-
masing, terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI bertugas dalam
memasarkan seorang pendonor ginjal.
 Setelah sekian lama mencari pendonor ginjal, akhirnya pada hari senin 15
Januari 2018, DIKA ALDI menemui temannya bernama DIYAN HERMAWAN,
dimana satu tahun yang lalu pada bulan Januari 2017 DIYAN HERMAWAN
memiliki hutang kepada DIKA ALDI sebesar Rp. 50.000.000,00. Kemudian DIKA
ALDI memberikan Penawaran kepada DIYAN HERMAWAN agar bersedia
mendonorkan ginjalnya dengan demikian hutang DIYAN HERMAWAN kepada
DIKA ALDI dianggap lunas.

 Setelah DIKA ALDI berhasil mendapatkan pendonor organ ginjal, ia kemudian


memotret Diyan Hermawan dan langsung melakukan koordinasi dengan
terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI untuk diunggah melalui situs “black
market” di Deepweb bernama cattivo.orion milik Organo Del Cuerpo Cartel.

 Pada tanggal 25 Februari 2018 Ketika Terdakwa WONG DONG WONG Alias
FENDI mengunggah pendonor DIYAN HERMAWAN maka patut diduga bahwa
pada saat yang sama perbuatan Terdakwa sudah temasuk dalam aktivitas
perdagangan organ tubuh meskipun proses negosiasi antara penjual dan
pembeli belum terjadi karena maksud dari pada unggahan tersebut tidak lain
adalah untuk diperjualbelikan.

 Dalam unggahan yang dilakukan oleh Terdakwa WONG DONG WONG Alias
FENDI, ia memasang harga sebesar $262.000 SGD atau setara dengan Rp.
3.500.000.000,00 (Tiga milyar lima ratus juta rupiah). Kemudian pada tanggal 10
April 2018 TRY FUJI ALAM masuk dalam situs black market yang bernama
cattivo.orion untuk mencari pendonor organ tubuh ginjal untuk diberikan kepada
anaknya yang sedang mengalami sakit ginjal kemudian mendapati unggahan
dari Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI lalu kemudian TRY FUJI
ALAM mengomentari unggahan tersebut, sampai terjadilah proses negosiasi.

 Dalam proses negosiasi yang dilakukan oleh TRY FUJI ALAM dan Terdakwa
WONG DONG WONG Alias FENDI telah disepakati bahwa TRY FUJI ALAM
akan membeli organ ginjal yang telah diunggah oleh terdakwa WONG DONG
WONG Alias FENDI sesuai dengan harga yang di pasang dalam situs milik
Organo Del Cuerpo Cartel dan pembayaran akan dilakukan dalam dua tahap.

 Pada tanggal 5 Agustus 2018 TRY FUJI ALAM melakukan pembayaran tahap
pertama dengan Down Payment sebesar $101.754 SGD atau sebesar Rp.
1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dan diberikan dengan cara transfer melalui
bank BCA yang ada di Yogyakarta sebelum dilakukannya operasi. Dan
pembayaran tahap kedua telah dilakukan 2 hari setelah dilakukannya operasi
transplantasi ginjal tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2018.

 Setelah operasi transplantasi selesai, dan pembayaran yang dilakukan oleh TRY
FUJI ALAM juga telah diselesaikan, kemudian WONG DONG WONG Alias
FENDI menghubungi DIKA ALDI untuk memberikan imbalan sebagaimana yang
telah dijanjikan sebelumnya. Mereka bertemu disebuah Rumah makan ES Murni
pada hari Sabtu 18 Agustus 2018 sekitar pukul 21.00 WIB.

 Dalam pertemuan tersebut Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI


Memberikan tas yang berisikan uang tunai sebesar $20.474,57 SGD atau setara
dengan Rp. 200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah) kepada DIKA ALDI
Sebagaimna yang telah dijanjikan.

 Selanjutnya setelah terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI menemui


DIKA ALDI lalu ia juga menemui dr. NANDA PRATAMA di Jl. Hadi Darsono
dengan maksud untuk memberikan imbalan Rp. 300.000.000,00 (Tiga Ratus
Juta Rupiah) karena telah berhasil melakukan operasi transplantasi dan
Terdakwa memberikan uang tersebut di dalam mobil milik dr. NANDA PRATAMA
tepatnya pada tanggal 20 Agustus 2018 sekitar pukul 18:00 WIB

Perbuatan terdakwa diatur dan diancam dalam pasal 192 Jo. Pasal 64 ayat
(3) Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Dan

KEDUA

Bahwa terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI bersama Terdakwa dr.
NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH pada tanggal yang sudah tidak dapat diingat
lagi pada bulan September 2018 s/d bulan November 2018 bertempat di
Yogyakarta atau setidak - tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Yogyakarta. “Melakukan, menyuruh
melakukan, Perekrutan, Penyalahgunaan kekuasaan, memberi bayaran
atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang
memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang
tersebut diwilayah Negara Republik Indonesia”. Perbuatan tersebut dilakukan
oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

 Bermula pada hari dan tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi pada
bulan November tahun 2016 ketika terdakwa WONG DONG WONG Alias
FENDI dengan tujuan mencari pendonor ginjal di Yogyakarta, Kemudian
terdakwa menemui saksi dr. NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH di Rumah
Makan Chinese Food di Jl. Kembang No. 13, Ngestiharjo, Kec. Kasihan,
Bantul, D.I. Yogyakarta, Untuk merekrut dan mengajaknya bekerja sama
dalam melakukan operasi transplantasi dan menjanjikannya akan
memberikan imbalan yang tidak sedikit. Setelah Terdakwa mengutarakan
maksudnya, selanjutnya pada saat pertemuan tersebut kemudian Terdakwa
menceritakan bahwa ia merupakan salah satu anggota sindikat kriminal
internasional yang bernama Organo Del Cuerpo Cartel yang bergerak
dibidang perdagangan organ tubuh manusia. Mendengar cerita dari
Terdakwa tersebut kemudian saksi dr. NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH
menyampaikan kepada Terdakwa bahwa ia bersedia membantu Terdakwa
dalam hal melakukan operasi transplantasi.
 Bahwa setelah terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI berhasil
merekrut dr. NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH untuk menjadi tenaga medis
dalam melakukan operasi tranplantasi kemudian Terdakwa kembali mencari
partner untuk membantunya mencari calon pendonor organ tubuh.
Kemudian pada tanggal 20 Januari 2017 Terdakwa pergi ke Jl. Tukagan
No.45 Kel. Tegal Panggung Kec. Danurejen Kota Yogyakarta disebuah
rumah makan Es Murni. Sesampainya Terdakwa disana, Terdakwa bertemu
dan berkenalan dengan saksi DIKA ALDI. Dalam isi perbincangan yang
dilakukan oleh saksi DIKA ALDI dan Terdakwa WONG DONG WONG Alias
FENDI, DIKA ALDI mengutarakan kepada Terdakwa bahwa ia sedang
mengalami perekonomian yang kurang stabil serta upah yang kurang
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal inilah yang membuat Terdakwa
WONG DONG WONG Alias FENDI berniat memanfaatkan saksi DIKA ALDI
untuk direkrut dan mengajaknya bekerja sama dalam mencari pendonor
organ tubuh dan menjanjikannya akan memberikan imbalan yang tidak
sedikit. Mendengar tawaran dari Terdakwa tersebut kemudian saksi DIKA
ALDI menyampaikan kepada Terdakwa bahwa ia bersedia membantunya
dalam hal melakukan pencarian pendonor organ.

 Bahwa pada saat yang sama Saksi DIKA ALDI menjelaskan kepada
Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI bahwa dia mempunyai
seorang teman bernama Saksi DIYAN HERMAWAN yang sedang
membutuhkan uang. Mendengar penjelasan dari Saksi DIKA ALDI,
kemudian Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI memanfaatkan
keadaan ini dengan memberikan bantuan uang kepada Saksi DIKA ALDI
yang kemudian akan diberikan kepada DIYAN HERMAWAN. Maksud dari
pada Terdakwa adalah untuk melakukan penjeratan utang kepada Saksi
DIYAN HERMAWAN.

 Bahwa setelah pertemuan itu dilakukan kemudian pada tangg al 21 Januari


2017 Saksi Dika Aldi pergi menemui Saksi Diyan Hermawan ditempat
kediamannya untuk memberikan bantuan uang sebesar Rp. 50.000.000,00
(Lima Puluh Juta Rupiah) karena diketahui bahwa Saksi Diyan Hermawan
Sedang mengalami masalah perekonomian dan saksi Dika Aldi juga
menyampaikan bahwa akan memberikan waktu selama satu tahun kepada
Diyan Hermawan untuk melunasi utangnya.

 Bahwa selanjutnya pada tanggal 27 Maret 2017, Terdakwa WONG DONG


WONG Alias FENDI menghubungi Terdakwa dr. NANDA PRATAMA, Sp-
PD-KGH dan Saksi DIKA ALDI untuk kembali mengadakan pertemuan
secara bersama-sama di “slurp figs coffee and tea” Jl. Veteran No. 202 kec.
Umbulharjo D.I Yogyakarta. dalam pertemuan tersebut dimaksudkan untuk
membahas kembali persiapan mengenai operasi transplantasi yang akan
dilakukan oleh dr. NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH di Rumah Sakit Adinata,
mengingat Rumah Sakit tersebut mempunyai fasilitas lengkap untuk
dilakukannya operasi transplantasi organ tubuh. Demikian juga dengan
saksi DIKA ALDI yang telah merencanakan akan menjadikan Diyan
Hermawan sebagai calon pendonor organ tubuh.
 Bahwa setelah satu tahun berlalu, maka pada tanggal 15 Januari 2018,
saksi DIKA ALDI pergi menemui saksi DIYAN HERMAWAN dirumahnya Jl.
Dusun Padokan Lor, No. 87 Kel. Tirtonirmolo, Kec. Kasihan, Bantul untuk
melancarkan aksinya yang telah direncanakan sebelumnya bersama
Terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI. Dalam pertemuannya, saksi
DIKA ALDI menagih hutang terhadap saksi DIYAN HERMAWAN sebesar
Rp. 50.000.000,00. Akan tetapi, saksi DIYAN HERMAWAN tidak sanggup
dikarenakan dirinya tidak memiliki uang sebanyak itu. Kemudian Saksi DIKA
ALDI menawarkan solusi pembayaran hutang dengan mendonorkan ginjal
miliknya dengan alasan bahwa hidup dengan (1) satu ginjal tidak akan
memberikan pengaruh besar dalam hidupnya. Dengan segala
pertimbangan akhirnya saksi DIYAN HERMAWAN bersedia untuk
mendonorkan 1 (satu) ginjal miliknya sebagai ganti membayar hutang
kepada saksi DIKA ALDI.
 Bahwa setelah saksi DIKA ALDI mendapat persetujuan dari saksi DIYAN
HERMAWAN untuk mendonorkan ginjalnya, kemudian saksi DIKA ALDI
melakukan koordinasi dengan Terdakwa WONG DONG WONG Alias
FENDI. Selanjutnya pada tanggal 25 Februari 2018, Terdakwa WONG
DONG WONG Alias FENDI yang bertempat di Yogyakarta mengunggah
saksi DIYAN HERMAWAN sebagai pendonor dengan harga $262.000 atau
sekitar Rp. 3.500.000.000,00 (Tiga milyar lima ratus juta rupiah) dalam situs
milik Organo Del Cuerpo Cartel untuk diperdagangkan.
 Bahwa setelah beberapa minggu Terdakwa WONG DONG WONG Alias
FENDI menggunggah saksi DIYAN HERMAWAN selanjutnya pada awal
bulan April 2018, saksi TRY FUJI ALAM mengomentari unggahan terkait
ginjal milik saksi korban DIYAN HERMAWAN untuk anaknya yang sedang
mengalamai sakit ginjal. Dalam proses negosiasi, TRY FUJI ALAM
menyepakati akan membeli sesuai dengan harga yang ditawarkan dalam
situs milik Organo Del Cuerpo Cartel dengan 2 (dua) tahap pembayaran
kepada terdakwa WONG DONG WONG Alias FENDI yaitu, pembayaran
DP (DownPayment) sebelum operasi sebesar Rp. Rp.1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah) yang dibayarkan pada tanggal 5 Agustus 2018 dan Rp.
2.500.000.000,00 setelah dilakukannya operasi pada tanggal 15 Agustus
2018.
 Bahwa pada tanggal 6 Agustus 2018, saksi DIKA ALDI memberitahu saksi
korban DIYAN HERMAWAN mengenai operasi dan langsung membawanya
kerumah sakit Adinata untuk bertemu dr. NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH
yang sebelumnya sudah melakukan perjanjian guna mempersiapkan segala
sesuatu kebutuhan operasi transplantasi ginjal. Setelah mempersiapkan
segala kebutuhan operasi, pada tanggal 13 Agustus 2018 dr. NANDA
PRATAMA, Sp.PD-KGH bersama tim melakukan operasi transplantasi
ginjal. Operasi transplantasi ginjal yang dilakukan sukses dan berjalan
dengan lancar. Pada tanggal 20 Agustus 2018, kondisi saksi korban DIYAN
HERMAWAN semakin membaik dan stabil pasca operasi sehingga
diperbolehkan pulang oleh dr. NANDA PRATAMA, Sp.PD-KGH dari Rumah
Sakit Adinata.
 Bahwa ketika Terdakwa dr.NANDA PRATAMA menggunakan
kewenangannya sebagai dokter untuk membantu Terdakwa WONG DONG
WONG Alias FENDI dalam melakukan transplantasi organ tubuh maka
patut diduga bahwa dr.NANDA PRATAMA telah menyalahgunakan
kekuasaan.

-------- Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam dalam Pasal 2 Undang-Undang R.I
Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagngan Orang
Jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHP.
-----------------------------------------------------------------------------

Yogayakarta, 5 Desember 2018


Jaksa Penuntut Umum I

ANDI MUH. FACHRUL, S.H, M.H


JAKSA MUDA NIP. 19601221 04 1002

JAKSA PENUNTUT UMUM II

NI DYA SEPTIARNI MARSANG,S.H, M.H


JAKSA MUDA NIP. 1981121 05 1001

Anda mungkin juga menyukai