Mentari C LAPORAN PENDAHULUAN Kasus 3
Mentari C LAPORAN PENDAHULUAN Kasus 3
NIM : 1901034
Semester : 5
Diploma 3 Keperawatan
2021
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. (Musliha, 2010). Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat
sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan
panas baik kontak secara langsung maupun tidak langsung.
a. Kulit
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai
fungsi sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun
masuknya bakteri, kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu
untuk mengindera suhu, perasaan nyeri, sentuhan ringan dan tekanan,
pada bagian stratum korneum mempunyai kemampuan menyerap air
sehingga dengan demikian mencegah kehilangan air serta elektrolit
yang berlebihan dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan
subkutan (IRMA MUTMAINAH, 2019).
Beberapa fungsi penting organ ini antara lain :
1) Proteksi: sistem organ ini melindungi seluruh tubuh dari berbagai
macam ancaman yang kita dapatkan dari lingkungan. Misalnya,
infeksi atau serangan organisme lainnya, kerusakan karena radiasi
sinar matahari, dan zatzat kimia yang berbahaya disekitar kita.
2) Termoregulasi: sistem organ ini memberikan dukungan terhadap
termoregulasi (pengaturan suhu tubuh) melalui berbagai cara.
3) Keseimbangan air: permukaan terluar dari kulit merupakan lapisan
yan paling tidak suka air. Kondisi ini memungkinkan air dan garam
tetap tersimpan dalam tubuh sesuai dengan kebutuhan dan mencegah
tubuh kehilangan cairan secara berlebihan. Sebagian kecil air dan
limbah tubuh (misalnya urea) dibuang melalui keringat.
4) Penerima pesan masuk: Banyak kenis organ sensorik yang terletak
pada sistem integumen. Beberapa di antaranya memungkinkan kita
untuk merasakan panas, dingin, tekanan, geraran, dan juga nyeri
5) Pengirim pesan keluar: sistem integumen dan terutama rambut dapat
mengirimkan pesan ke lingkungan luar tubuh. Pesan ini dikirimkan
terutama kepada manusia lainnya. Orang atau dokter dapat
menangkap informasi terkait kondisi kesehatan kita melalui kulit dan
rambut. Misalnya, ketika kita marah kulit kita akan mulai tampak
berwarna pucat atau kemerahan. Begitu pula ketika kita mengalami
sakit tertentu warna kulit akan berubah.
6) Produksi zat penting: pada sistem integumen terdapat kelenjar
Sebacea. Kelenjar ini terletak dan berhubungan dengan folikel rambut.
Kelenjar ini memproduksi suatu zat yang disebut dengan sebum.
Selain kelenjar Sebacea, terdapat pula kelenjar lainnya yaitu kelenjar
keringat yang tentu saja memproduksi keringat. Sel pada kulit juga
memproduksi keratin. Keratin merupakan sejenis protein jaringan ikat
yang menjadi komponen struktural dan fungsional penting pada sistem
integument.
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi,
akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun
pembuluh darah besar dan akibat kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami
gangguan fisiologi. Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang masif,
terganggunya cairan di dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga
merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah
sehingga beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut bisa mengakibatkan
radang sistemik, maupun kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas
maka pada luka bakar juga dapat terjadi sok hipovelemik (burn syok)
(HALE, 2020).
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboraturium meliputi Hb, Hmt, Gula Darah, Natrium
dan elektrolit, ureum kreatinin, Protein, Urin Lengkap, AGD (PO2
dan PCO2).
b. Pemeriksaan Radiologi, Foto Thorax, EKG, CVP untuk mengetahui
tekanan vena sentral (IRMA MUTMAINAH, 2019).
c. Ht meningkat dehidrasi
d. Leukosit meningkat infeksi
e. Albumin menurun, kuka bakar dapat menyebabkan hilangnya barier
kulit, sehingga berakibat hilangnya cairan albumin yang melewati
kulit yang rusak.
10. Komplikasi
a. Curting Ulcer / Dekubitus
b. Sepsis
c. Pneumonia
d. Edema atau penumpukan cairan pada bagian tertentu tubuh
e. Deformitas
f. Kontraktur dan Hipertrofi Jaringan parut
g. Komplikasi yang lebih jarang terjadi adalah edema paru akibat
sindrom gawat panas akut (ARDS, acute respiratory disters
syndrome) yang menyerang sepsis gram negatif. Sindrom ini
diakibatkan oleh kerusakan kapiler paru dan kebocoran cairan
kedalam ruang interstisial paru. Kehilangan kemampuan
mengembang dan gangguan oksigen merupakan akibat dari
insufisiensi paru dalam hubungannya dengan siepsis sistemik
(HALE, 2020).
11. Penatalaksanaan
Prioritas pertama dalam ruang darurat tetap ABC (airway, breathing dan
circulation). Untuk cedera paru yang ringan, udara pernapasan
dilembabkan dari pasien didorong supaya batuk sehingga sekret saluran
napas bisa dikeluarkan dengan pengisapan. Untuk situasi yang lebih
parah diperlukan pengeluaran sekret dengan pengisapan bronkus dan
pemberian preparat bronkodilator serta mukolitik. Jika terjadi edema
pada jalan napas, intubasi endotrakeal mungkin merupakan indikasi.
Continuous positive airway pressure dan ventilasi mekanis mungkin pula
diperlukan untuk menghasilkan oksigenasi yang adekuat. (Wong dan
Munster, 1993)
12. Pencegahan
a. Menjauh dari sumber panas atau segera pindahkan benda panas dari
kulit
b. Segera padamkan api yang masih menyala di pakaian atau bagian
tubuh yang terbakar
c. Buka pakaian bisa menggunakan gunting atau benda tajam untuk
merobek pakaian yang terbakar
d. Siram atau basuh bagian yang terbakar dengan air dingin yang
mengalir selama sekitar 20 menit
e. Bersihkan bagian yang terbakar tadi menggunakan sabun antibakteri
untuk mencegah timbulnya infeksi
f. Lakukan kompres menggunakan es batu yang telah dibalut
menggunakan kain bersih pada bagian pinggir luka bakar selama 5-
15 menit
g. Gunakan gel tumbuhan lidah buaya untuk melapisi kulit yang
terbakar atau dapatkan produk yang banyak mengandung lidah
buaya di apotek. Lidah buaya berfungsi untuk mencegah
perkembangan bakteri penyebab infeksi (Putra, 2019).
13. Penghitungan Luas Luka Bakar
Seorang tenaga medis profesional harus terlatih dalam menentukan
derajat dan menangani suatu luka bakar. Ada pedoman yang biasa
digunakan untuk memperkirakan luas daerah yang terbakar yang disebut
dengan Hukum Sembilan (rule of nine), yaitu membagi daerah tubuh
dengan persentase Sembilan (9%) per daerah tubuh. Secara singkat,
penjelasan Hukum Sembilan adalah sebagai berikut:
a. Kepala (Nilai Total = 9%), terdiri dari: bagian depan = 4,5% dan
bagian belakang = 4,5%
b. Tubuh (Nilai Total = 36%), terdiri dari: dada dan perut = 18% serta
punggung = 18%
c. Lengan (Nilai Total = 18%), terdiri dari: lengan atas depan-belakang
= 9% dan lengan bawah depan-belakang = 9%
d. Kaki (Nilai Total =36%), terdiri dari: tungkai atas depan-belakang =
18% dan tungkai bawah depan-belakang =18%
e. Alat kelamin (Nilai Total =1%)
Cara lain yang dapat digunakan untuk menghitung luas luka bakar adalah
membandingkan antara luka bakar yang dialami dengan telapak tangan
korban. Telapak tangan korban dianggap memiliki luas sebesar 1% dari
luas permukaan tubuh. Perlu diingat bahwa penghitungan luas luka bakar
dihitung juga berdasarkan masing-masing derajat luka bakar. (untuk bayi
atau anak dengan lund and browder)
14. Penggolongan Luka Bakar
a. Berdasarkan kedalaman kerusakan yang ditimbulkan, sebuah luka
bakar dapat dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu:
1) Luka bakar superfisial (derajat satu)
Luka bakar ini hanya meliputi lapisan kulit paling atas saja
(lapisan epidermis). Luka bakar ini biasanya ditandai dengan
kemerahan, rasa nyeri, dan terkadang membengkak.
2) Luka bakar derajat dua (sedikit lebih dalam dari derajat satu)
Luka bakar ini meliputi kerusakan lapisan paling luar kulit dan
mengganggu lapisan di bawahnya dengan ditandai munculnya
gelembung-gelembung yang berisi cairan di bawah kulit, bengkak
di sekitar luka, kulit berwarna kemerahan atau bahkan menjadi
putih, kulit lembap, dan rusak. Pada tingkatan ini, ciri yang paling
khas adalah rasa nyeri yang hebat.
3) Luka bakar derajat tiga
Pada luka bakar tingkat ini, lapisan yang terkena luka bakar tidak
terbatas, bahkan bisa sampai ke tulang dan organ dalam. Luka
bakar ini merupakan tingkat yang paling berat. Biasanya ditandai
dengan kulit menjadi kering, pucat atau bahkan putih, namun bisa
juga gosong dan hitam. Berbeda dengan derajat satu dan dua, luka
bakar derajat tiga ini tidak menimbulkan nyeri.
b. Berdasarkan lokasi luka bakar dan luas permukaan tubuh yang
mengalami luka bakar, terdapat 3 jenis luka bakar:
1) Luka bakar ringan
a) Luka bakar derajat tiga kurang dari 2% luas, kecuali pada
wajah, tangan, kaki, kemaluan, dan saluran napas
b) Luka bakar derajat dua kurang dari 15% luas
c) Luka bakar derajat satu kurang dari 50% luas
2) Luka bakar sedang
a) Luka bakar derajat tiga antara 2%-10% luas, kecuali pada
wajah, tangan, kaki, kemaluan, dan saluran napas
b) Luka bakar derajat dua antara 15%-30% luas
c) Luka bakar derajat satu lebih dari 50%
3) Luka bakar berat
a) Semua luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas,
cedera jaringan lunak, dan cedera tulang
b) Luka bakar derajat dua atau tiga pada wajah, tangan, kaki,
kemaluan, atau saluran napas
c) Luka bakar derajat dua di atas 10%
d) Luka bakar derajat dua lebih dari 30%
e) Luka bakar yang disertai cedera alat gerak
f) Luka bakar mengelilingi alat gerak
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Mengumpulkan data klien
Nama Klien : Tn.L
Usia : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal Masuk : 13 Agustus 2021
Ruangan : Ruangan X
b. Kondisi Klien : Tingkat kesadaran komposmetis
c. Keluhan Utama :Pasien mengalami cidera tersiram air panas
saat bekerja.
d. Keluhan Tambahan : Pasien mengeluh sangat nyeri pada bagian
kakinya
e. Riwayat kesehatan dahulu : keluarga mengatakan pasien
memiliki riwayat serangan stroke 3 tahun yang lalu.
f. Pemeriksaan Fisik :
1) BB : 70 kg
2) Keadaan umum : lemah
3) Suhu : 37ºC
4) Nadi : 110x/menit
5) Respirasi : 22x/menit
6) Tekanan Darah : 150/100 mmHg
7) Terdapat luka bakar di seluruh tungkai kaki kanan.
8) Derajat luka bakar II, terdapat edema +, bulla +
9) Luas luka bakar yang dialami 18%
g. Cairan yang dibutuhkan : (Formula Parkland)
24 jam pertama ringer 4 ml x Kg BB x % Luka laktat
= 4 ml x 70 kg x 18% = 5040 ml dalam 24 jam
- 8 jam pertama = 2520 ml
- 16 jam berikutnya = 2520 ml
h. Pengkajian Nyeri :
- O (onset) : nyeri dirasakan sejak baru saja
- P (provokasi) : nyeri disebabkan karena tersiram air panas
- Q (quality) : nyeri yang dirasakan seperti rasa
terbakar pada kulit
- R (regio) : nyeri dirasakan di bagian tungkai kaki
kanan
- S (scale) : nyeri yang dirasakan skala 6
- T (treatment) : klien mengatakan belum melakukan
pengobatan apapun untuk menghilangkan nyeri
- U (understanding) : klien tidak merasakan nyeri
sebelumnya.
- V (value) : klien berharap agar nyeri segera hilang.
i. Analisa Data
DO:
Nadi : 110x/menit
Respirasi : 22x/menit
Kesadaran : composmentis
DO :
Terdapat luka bakar di seluruh tungkai
kaki kanan derajat II
Luas luka bakar 18%
Edema +
Bulla +
Kemerahan pada sekitar luka
3. DS :
- Klien mengatakan tersiram air Resiko infeksi Ketidakadekuatan
panas ketika bekerja pertahanan tubuh
DO : primer kerusakan
- Derajat luka bakar II integritas kulit
-
- Edema (+)
- Bulla (+)
2. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1. SDKI D.0077
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera kimiawi dibuktikan dengan :
DS :
- Pasien mengeluh sangat nyeri dibagian tungkai kaki kanan
O (onset) : nyeri dirasakan sejak baru saja
P (provokasi) : nyeri disebabkan karena tersiram air panas
Q (quality) : nyeri yang dirasakan seperti rasa terbakar pada kulit
R (regio) : nyeri dirasakan di bagian tungkai kaki kanan
S (scale) : nyeri yang dirasakan skala 6
T (treatment) : klien mengatakan belum melakukan pengobatan apapun untuk
menghilangkan nyeri
U (understanding) : klien tidak merasakan nyeri sebelumnya.
V (value) : klien berharap agar nyeri segera hilang.
DO :
Nadi : 110x/menit
Respirasi : 22x/menit
Kesadaran : composmentis
SDKI D.0129
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iritatif dibuktikan
dengan :
DS :
Pasien mengatakan mengalami cedera tersiram air panas
Pasien merasakan nyeri
O (onset) : nyeri dirasakan sejak baru saja
P (provokasi) : nyeri disebabkan karena tersiram air panas
Q (quality) : nyeri yang dirasakan seperti rasa terbakar pada kulit
R (regio) : nyeri dirasakan di bagian tungkai kaki kanan
S (scale) : nyeri yang dirasakan skala 6
T (treatment) : klien mengatakan belum melakukan pengobatan apapun untuk
2.
menghilangkan nyeri
U (understanding) : klien tidak merasakan nyeri sebelumnya.
V (value) : klien berharap agar nyeri segera hilang.
DO :
Terdapat luka bakar di seluruh tungkai kaki kanan derajat II
Luas luka bakar 18%
Edema +
Bulla +
Kemerahan pada sekitar luka
3. SDKI D.0142
Resiko infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahan tubuh primer
kerusakan integritas kulit dibuktikan dengan :
DS :
- Klien mengatakan tersiram air panas ketika bekerja
DO :
- Derajat luka bakar II
- Luas luka bakar 18%
- Edema (+)
Bulla (+)
3. Perencanaan
DIAGNOSIS
TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN & DATA RASIONAL
PENUNJANGAN
Tujuan dan kriteria Tindakan
13/08/2021 jam 09.00 WIB 13/08/2021 jam 09.00 WIB 13/08/2021 jam 09.00 WIB 13/08/2021 jam 09.00 WIB
SDKI D.0077 SLKI L.08066 : Tingkat Nyeri SIKI I.08238 : Manajemen Nyeri
1. Nyeri akut berhubungan Ekspetasi Menurun
dengan agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 1. untuk mengetahui lokasi,
kimiawi dibuktikan dengan : selama 3x24 jam diharapkan tingkat frekuensi, dan intensitas nyeri karakteristik, durasi,
DS : nyeri menurun, dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri frekuensi dan intensitas
- Pasien mengeluh sangat 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk nyeri
1. Keluhan nyeri menurun
nyeri dibagian tungkai mengurangi rasa nyeri 2. untuk mengetahui skala
2. Meringis menurun
kaki kanan 4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk nyeri
3. Sikap protektif menurun
DO : meredakan nyeri 3. Untuk mengurangi nyeri
4. Gelisah menurun
Nadi : 110x/menit 5. Kolaborasi pemberian analgetik, jika 4. Agar pasien bisa melakukan
5. Kesulitan tidur menurun
Respirasi : 22x/menit perlu teknik secara mandiri
6. Frekuensi nadi cukup membaik
Kesadaran : composmentis denga normal 60-100x/menit 5. Untuk meredakan nyeri
7. Pola nafas cukup membaik
dengan normal 16-24x/menit
8. Tekanan darah membaik dengan
normal sistol 110-120mmHg ,
diastol 80-90 mmHg.
13/08/2021 jam 09.10 WIB 13/08/2021 jam 09.10 WIB 13/08/2021 jam 09.10 WIB 13/08/2021 jam 09.10 WIB
SDKI D.0129 SLKI L.14125 : Integritas kulit dan 1. Identifikasi penyebab gangguan 1. Mengetahui Penyebabnya
2. Gangguan integritas kulit jaringan integritas kulit sehingga mengetahui tindakan
berhubungan dengan bahan Ekspetasi : Meningkat 2. Gunakan produk berbahan minyak keperawatan yang akan
kimia iritatif dibuktikan padakulit kering diberikan
dengan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3. Anjurkan minum yang cukup 2. Produk Berbahan minyak
DS : 1x24 jam, maka integritas kulit dan 4. Anjurkan meningkatkan asupan buah dapat Memberikan
Pasien mengatakan mengalami jaringan meningkat dengan kriteria dan sayur kelembaban bagi kulit yang
cedera tersiram air panas hasil sebagai berikut : 5. Hindari produk berbahan dasar alcohol kering
Pasien merasakan nyeri 1. Kerusakan jaringan menurun pada kulit kering 3. Minum yang cukup Membuat
DO : 2. Kerusakan lapisan kulit menurun kulit lembab dan tidak kering
Terdapat luka bakar di seluruh 4. Buah dan Sayuran memiliki
tungkai kaki kanan derajat II kandungan vitamin yang tinggi
Luas luka bakar 18% untuk kesehatan kulit
Edema + 5. Alcohol dapat membuat kulit
Bulla + menjadi kering
Kemerahan pada sekitar luka
13/08/2021 jam 09.10 WIB 13/08/2021 jam 09.10 WIB 13/08/2021 jam 09.10 WIB 13/08/2021 jam 09.10 WIB
SDKI D.0142 SLKI L.14137 : Tingkat Infeksi SIKI I.14539 : Pencegahan Infeksi
3. Resiko infeksi berhubungan Ekspetasi : Menurun
dengan ketidak adekuatan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal 1. Mengidentifikasi tanda dan
pertahan tubuh primer Setelah dilakukan tindakan keperawatan dan sistemik gejala infeksi lokal dan
kerusakan integritas kulit selama 3x24 jam diharapkan tingkat 2. Berikan perawatan kulit pada area edema sistemik
dibuktikan dengan : infeksi menurun, dengan kriteria hasil : 3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2. Mencegah terjadinya infeksi
DS : 1. Kemampuan mengikuti perintah 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka semakin parah
- Klien mengatakan meningkat atau luka operasi 3. Memberikan edukasi
tersiram air panas ketika 2. Kemampuan mengingat 5. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika kepada pasien
bekerja perististiwa saat ini perlu 4. Mengedukasi pasien cara
DO : 3. Kemampuan mengingat nama memeriksa kondisi luka
- Derajat luka bakar II 4. Kemampuan mengenal keluarga yang benar
- Edema (+) 5. Kemampuan mengingat objek 5. Menambah imun dalam
Bulla (+) familiar tubuh
6. Depresi menurun
7. Gelisah menurun
Orientasi waktu, tempat, dan orang
membaik
DAFTAR PUSTAKA
Moenadjat, Y. (2009) Luka bakar: masalah dan tatalaksana. Edisi ke-4., Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) , 2009. Available at:
https://onesearch.id/Record/IOS3774.JAKPU000000000121979. diakses
Tanggal : 13 Agustus 2021.
WHO. (2017). WHO Methods and Data Sources for Country-Level Causes of
Death 2000-2015. Departemen of Information, Evidence and Research
WHO, Geneva , 38.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/luka-bakar/