Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PANCASILA

Membuat paper, peran Pancasila sebagai paradigma ilmu dengan merinci setiap sila kedalam
kebijakan ilmu dan landasan etika bagi pengembangan ilmu

DOSEN PEMBIMBING

NENY FIDAYANTI, S.T, M.Si.

DISUSUN OLEH

Nama : Jerny Manalu

NIM : 193020501042

Jurusan : Teknik Sipil


I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan. Atas dasar kreativitas
akalnya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dalam rangka untuk mengolah
kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Pancasila yang sila-silanya
merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah menjadi system etika dalam
pengembangan ilmu pengetahuan (Calam dan Sobirin, 2008). Sikap kritis dan cerdas
manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa di sekitarnya, berbanding lurus dengan
perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Namun dalam perkembangannya, timbul gejala
dehumanisasi atau penurunan derajat manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk
yang dihasilkan oleh manusia, baik itu suatu teori maupun materi menjadi lebih bernilai
ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa
Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin
jauh dari nilai-nilai kemanusiaan (Kuswanjono dkk, 2012). Pancasila merupakan dasar
Negara Indonesia yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Hal ini tertuang dalam alinea
keempat Undang-Undang Dasar tahun 1945. Nilai- nilai dari Pancasila berasal dari akar
budaya bangsa Indonesia yang luhur. Sebagai suatu dasar Negara maka Pancasila senantiasa
dijadikan landasan dalam pengaturan kehidupan bernegara, yang berarti bahwa segala
macam peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang diambil oleh para
penyelenggara Negara tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Sedangkan paradigma,
berkembang dalam ilmu pengetahuan terutama dalam ilmu filsafat. Paradigma memiliki
persamaan kata yakni sudut pandang, tolok ukur, dan kerangka pikiran yang mana di
jadikan dasar untuk memecahkan suatu masalah.
Secara luas, paradigma memiliki arti kata, yakni :

 Pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok
persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
 Suatu asumsi – asumsi dasar dan asumsi – asumsi teoretis yang umum, sehingga
merupakan suatu sumber hukum – hukum, metode, serta penerapan, dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Paradigma mengandung sudut pandang yang menjelaskan sekaligus menjawab suatu
permasalahan dalam ilmu pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai paradigma ilmu ?


 Bagaimana mengimplementasikan Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan ?
 Bagaimana peran sila-sila Pancasila dalam ilmu pengetahuan ?
 Apa hubungan Pancasila dengan ilmu pengetahuan ?

1.3 Tujuan

 Menjelaskan Pancasila sebagai paradigma ilmu


 Menjelaskan implementasi Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan
 Menjelaskan peran sila-sila Pancasila dalam ilmu pengetahuan
 Menjelaskan hubungan Pancasila dengan ilmu pengetahuan

1.4 Manfaat

 Pembaca dapat mengetahui pengertian dari Pancasila sebagai paradigma ilmu


 Pembaca dapat mengetahui implementasi Pancasila sebagai paradigm imu
pengetahuan
 Pembaca dapat mengetahui peran sila-sila Pancasila dan hubungannya dengan ilmu
pengetahuan
 Kontribusi hasil penulisan bagi pemahaman pembaca
II PEMBAHASAN
2.1 Pancasila sebagai Paradigma
Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu pengetahuan. Menurut
Thomas Kuhn (1937), Orang yang pertama kali mengemukakan istilah tersebut menyatakan
bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu paradigma. Paradigma adalah
pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu
cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama makin berkembang tidak hanya di
bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti bidang politik, hukum, sosial dan
ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam pengertian sebagai kerangka pikir,
kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur, parameter, arah dan tujuan.
Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan sebagai kerangka, acuan, tolok
ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma
menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan
manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif
menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa
Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional (Kaelan, 2003) Menurut
Deal Savage & Amstrong (1996:704) Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar
hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat
manusia yang monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri, antara lain: a. Susunan kodrat
manusia terdiri atas jiwa dan raga b. Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial c.
Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk tuhan. Pembangunan
sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan. Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan (Suharjana, 2011)

2.2 Hubungan Pancasila dengan Ilmu Pengetahuan


Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus senantiasa berorientasi pada nilai-
nilai Pancasila. Sebaliknya Pancasila dituntut terbuka dari kritik, bahkan ia merupakan
kesatuan dari perkembangan ilmu yang menjadi tuntutan peradaban manusia. Peran
Pancasila sebagai paradigma pengembangan ilmu harus sampai pada penyadaran, bahwa
fanatisme kaidah kenetralan keilmuan atau kemandirian ilmu hanyalah akan menjebak diri
seseorang pada masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan semata-mata berpegang
pada kaidah ilmu sendiri, khususnya mencakup pertimbangan etis, religius, dan nilai budaya
yang bersifat mutlak bagi kehidupan manusia yang berbudaya (Iryanti, 2009). Bentuk
ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi bersifat multi
dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan komunikasi. Serta
sarana dan prasarana pendukung didalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi
dimensional yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
(Kuswanjono, 2012) Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan
dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta
menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi
Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain
memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga
dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-
dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.
Hubungan nilai nilai Pancasila dengan ilmu pengetahuan yaitu:
1.Sila pertama ketuhana Yang Maha Esa,nilai yang terdapat pada sila ini adalah nilai
ketuhanan. Peran sila pertama sangatlah penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Nilai ketuhanan berfungsi memberikan arahan kepada ilmuwan agar dalam mengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah untuk tujuan kebaikan dan kemajuan bangsa
Indonesia. Dengan memberikan arahan kepada ilmuwan maka ilmuwan tersebut akan
memiliki akhlak/sikap yang baik.
2. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap. Dalam sila ini mengandung nilai
kemanusiaan. Dimana dalam pengembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
haruslah ditujukan untuk kesejahteraan Indonesia. Bangsa Indonesia sendiri haruslah
melihat dan memahami nilai Pancasila ini dalam penggunaan iptek harus digunakan dengan
bermoral dan tidak merugikan atau berbuat tidak adil dengan suatu iptek itu sendiri.
Pengembanagan iptek disisni haruslah untuk menaikkan harkat dan martabat bangsa
Indonesia.
3. sila ketiga persatuan Indonesia. Dalam sila ini mengandung nilai persatuan,dimana
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi haruslah digunakan untuk memersatukan
bangsa, untuk memperkuat rasa nasionalisme dan tidak digunakan untuk memecah bela
Indonesia. Bahkan dengan teknologi sekarang bisa dipergunakan untuk media pembelajaran
bagi bangsa Indonesia seperti digunakan membuat film documenter tentang sejarah
perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
4. sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Dalam sila ini mengandung nilai kerakyatan dan demokrasi,
dimana dalam pengembangan iptek setiap bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk
mempelajari, mengajarkan dan mengembangkan iptek tetapi dengan syarat bukan iptek
yang merugikan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia juga harus saling menghormati satu
sama lain artinya jika Indonesia dapat membuat suatu inovasi teknologi baru maka orang
Indonesia yang lain harus memberi apresiasi dan menghormati penemuan tersebut.
5. sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila ini terdapat nilai
keadilan, dalam pengembangan iptek haruslah menciptakan suatu ilmu dan teknologi yang
dapat dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia dan dapat meningkatkan taraf hidup dan
kualitas. Jika dikaitkan dengan Pendidikan maka teknologi yang dikembangkan haruslah
mendukung Pendidikan di Indonesia dan harus disebarluaskan secara merata sehingga
seluruh bangsa Indonesia dapat memperoleh Pendidikan yang mumpuni dan merata.

2.3 Implementasi Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan


Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya maka
manusia mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). IPTEK pada hakikatnya
merupakan suatu hasil kreatifitas rohani manusia. Unsur jiwa (rohani) manusiameliputi akal,
rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi rohaniah manusia yang berhubungan dengan
intelektualitas, rasa merupakan hubungan dalam bidang estetis dan kehendak berhubungan
dengan bidang moral (etika). Atas dasar kreatifitas akalnya itulah maka manusia
mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang
Maha Esa. Oleh karena itu tujuan yang esensial dari IPTEK adalah semata-mata untuk
kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini pancasila telah memberikan dasar-dasar
nilai bagi pengembangan IPTEK demi kesejahteraan hidup manusia. Pengembangan IPTEK
sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan
yang adil dan beradab dari sila-sila yang tercantum dalam Pancasila (Kaelan, 2002).
Kelompok kami juga setuju dengan pendapat tersebut karena pengimplemtasikan Pancasila
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu kesinambungan dengan Pancasila,
maka dari itu pekembangan IPTEK pun harus sejalan dengan nilai nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Kita sebagai warga negara Indonesia tentunya sudah tau betul apa saja
praktek-praktek yang bisa kita lakukan di dalam kehidupan sehari-hari yang bisa menjadi
bukti bahwa kita melakukan seluruh kegiatan tersebut dengan tidak menghilangkan nilai-
nilai dasar pancasila. Dengan kata lain kita tetap menjadikan pancasila sebagai panutan
untuk melaksanakan segala aspek kehidupan. Salah satu contohnya adalah dengan selalu
menuntut ilmu di manapun dan kapanpun kaki kita berpijak. Akan tetapi, tetap saja kita
memperhatikan hak orang lain. Untuk contoh sikap yang menunjukkan bahwa kita
melaksanakan kegiatan politik dengan tetap berpegang teguh pada pancasila adalah
dengan mengikuti PEMILU. Melalui kegiatan tersebut kita bisa menggunakan hak pilih
dengan sebaik-baiknya, kita bisa memberikan kepercayaan kepada orang yang memang
sudah jadi pilihan kita sendiri bukan pilihan karena hasutan sesorang atau hasutan materi.

2.4 Peran Sila-Sila Pancasila dalam Ilmu Pengetahuan


Peran setiap sila Pancasila dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut.
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa : Melengkapi ilmu pengetahuan menciptakan
perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan akal. Sila ini
menempatkan manusia dalam alam sebagai bagiannya dan bukan pusatnya.
2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab : Memberi arah dan mengendalikan ilmu
pengetahuan. Ilmu dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan,
tidak hanya untuk kelompok, lapisan tertentu.

3. Sila Persatuan Indonesia : Mengkomplementasikan universalisme dalam sila-sila yang


lain, sehingga supra sistem tidak mengabaikan sistem dan sub-sistem. Solidaritas dalam
sub-sistem sangat penting untuk kelangsungan keseluruhan individualitas, tetapi tidak
mengganggu integrasi.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan : Mengimbangi otodinamika ilmu pengetahuan dan
teknologi berevolusi sendiri dengan leluasa. Eksperimentasi penerapan dan
penyebaran ilmu pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara
perwakilan, sejak dari kebijakan, penelitian sampai penerapan massal.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Menekankan ketiga keadilan
Aristoteles: keadilan distributif, keadilan kontributif, dan keadilan komutatif. Keadilan
sosial juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat, karena
kepentingan individu tidak boleh terinjak oleh kepentingan semu. Individualitas
merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai paradigma, artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi
dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur segenap aspek pembangunan nasional yang
dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa
Indonesia atas Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional.
Pengimplemtasikan Pancasila terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu
kesinambungan dengan Pancasila, maka dari itu pekembangan IPTEK pun harus sejalan
dengan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dengan kata lain kita tetap menjadikan
pancasila sebagai panutan untuk melaksanakan segala aspek kehidupan. Salah satu
contohnya adalah dengan selalu menuntut ilmu di manapun dan kapanpun kaki kita
berpijak. Peran Pancasia dalam lmu pengetahuan pada sila pertama yaitu melengkapi ilmu
pengetahuan menciptakan perimbangan antara yang rasional dan irasional, antara rasa dan
akal, sila kedua yaitu memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan dan
dikembalikan pada fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan, tidak hanya untuk
kelompok, lapisan tertentu. Sila ketiga yaitu mengkomplementasikan universalisme dalam
sila-sila yang lain. Sila keempat yaitu Eksperimentasi penerapan dan penyebaran ilmu
pengetahuan harus demokratis dapat dimusyawarahkan secara perwakilan, sejak dari
kebijakan, penelitian sampai penerapan massal. Dan sila kelima yaitu keadilan sosial juga
menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat dan Individualitas
merupakan landasan yang memungkinkan timbulnya kreativitas dan inovasi. IPTEK dan
Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan
dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi,
kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat
sasaran mencapai tujuan bangsa.

3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang menganut ideologi pancasila, hendaknya dalam
mengembangkan maupun memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan harus sesuai
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan berdasarkan tujuan untuk
kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia baik untuk masa sekarang maupun masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36796872/MAKALAH_PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_ILMU
https://www.academia.edu/30977150/Pancasila_Sebagai_Dasar_Nilai_Pengembangan_Ilm
u_Pengetahuan
Kaelan; 2008, Pendidikan Pancasila, Penerbit Paradigma, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai