Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Bhadrus Ramadhan

NIM. : 190721637620
Offering : K / 2019

ORIENTASI PEMBANGUNAN INDUSTRI DI INDONESIA

1. Bagaimana Orientasi Pengembangan Industri di Indonesia?


Indonesia saat ini sedang melakukan orientasi ekspor di sektor industri guna
memperkuat dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Kemenperi (Kementerian
Perindustrian) telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara
SMK dengan industri-industri di beberapa wilayah di Indonesia yang bertujuan untuk
menciptakan SDM tenaga kerja yang berkompeten sesuai dengan kebutuhan dunia
perindustrian. Pengembangan industri furniture berbasis padat karya di Indonesia masih
cukup prospetif kerna ditopang dengan ketersedian sumber daya bahan baku yang
banyak, seperti katu dan rotan. Dikarenakan Indonesia sebagai penghasil 80% untuk
bahan baku rotan dunia dengan daerah penghasil rotan yang tersebar di berbagai wilayah
di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Salah satu orientasi
pengembangan industri di Indonesia yaitu industri furniture dan kerajinan, pemerintah
telah menetapkan sebagai bagian dari industri prioritas nasional, ditambah industri ini
bisa menjadi sebgai trademark Indonesia (Menperi, Airlangga Hartono, 2019)

2. Bagaimana Strategi Pembangunan Industri yang pernah diterapkan di Indonesia?


(awal kemerdekaan, orde lama, orde baru, orde reformasi)
a. Awal Kemerdekaan, pada masa ini, Indonesia menerapkan kebijakan industrialisasi
yang berorientasi ke dalam dengan kepemilikan pemerintah yang sangat dominan di
sektor industri dari tahun 1945 hingga pertengahan 1960. BUMN di sektor ini
meningmati akses yang luas terhadap subsidi, kredit dan valuta asing. Dua dekade
pertama dari pembangunan ekonomi Indonesia sejak kemerdekaan tahun 1945
menciptakan kondisi ekonomi dan sosial di dalam negeri yang sangat buruk akibat
ketidakstabilan politik dan pengelolaan ekonomi oleh Presiden Ir. Soekarno.
b. Orde Lama, kondisi perekonomian negara pada masa ini masih sangat
memperihatinkan karena adanya inflasi, belum memiliki mata uang sendiri, peredaran
mata uang asing, adanya blokade ekonomi oleh Belanda, dan kas negara yang kosong.
Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ekonomi pada era ini, yaitu: (1)
Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman
dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946. (2) Upaya menembus
blokade dengan diplomasi beras ke India, mangadakan kontak dengan perusahaan
swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke
Singapura dan Malaysia. (3) Konferensi Ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk
memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi
yang mendesak, yaitu: masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang,
serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan. (4) Pembentukan Planning
Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947 Rekonstruksi dan Rasionalisasi
Angkatan Perang (Rera) 1948, untuk mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke
bidang-bidang produktif. (5) Kasimo Plan yang intinya mengenai usaha swasembada
pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Dengan swasembada
pangan, diharapkan perekonomian akan membaik (mengikuti Mazhab Fisiokrat:
sektor pertanian merupakan sumber kekayaan).
c. Orde Baru, pada masa ini pemerintah masih mengalami kemerosotan ekonomi di
Indonesia yang diturunkan pada masa orde lama. Kemerosotan ekonomi ini ditandai
oleh rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang hanya mencapai 70
dollar AS, tingginya inflasi yang mencapai 65%, serta hancurnya sarana-sarana
ekonomi akibat konflik yang terjadi di akhir pemerintahan. Strategi yang digunakan
yaitu dengan menetapkan sistem ekonomi kapitalis dengan didasarkan kebijakan
ekonomi, diantaranya: (1) Kekuatan-kekuatan pasar akan memainkan peran yang vital
dalam stabilisasi ekonomi. (2) Perusahaan-perusahaan negara akan beroperasi
berdasarkan persaingan dengan sektor swasta. Pemberian kredit dan alokasi devisa
yang berdasarkan preferensi akan dihentikan. (3) Sektor swasta diberi dorongan
dengan jalan menghapuskan pembatasan-pembatasan lisensi impor terhadap bahan
baku perlengkapan. (4) Penanaman modal swasta asing akan dirangsang dengan
suatu UU penanaman modal yang baru yang memberikan keringanan pajak dan
insentif-insentif lainnya.
d. Orde Reformasi, pada masa ini, pemerintah menerapkan strategi pembangunan yang
sesuai konteks Indonesia yaiu ekonomi Indonesia memadukan pendekatan sumber
daya (resources), pengetahuan (knowledge), dan budaya (culture). Pertumbuhan
ekonomi yang dianut adalah pertumbuhan disertai pemerataan, growth with equality,
agar benar-benar membawa rasa adil. Ekonomi dalam negeri yang berdimensi
kewilayahan, daerah-daerah menjadi kekuatan ekonomi local dengan strategi pro
pertumbuhan, pro lapangan kerja, pro rakyat miskin, dan pro lingkungan yang
diletakkan dalam kerangka pembangunan nasional.

3. Apa saja Permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam Pengembangan Industri?


Masalah yang menjadi kendala bagi Indonesia dalam pengembangan perindustrian
membuat Indonesia mengalami keterhambatan dalam pengoptimalisasian potensi industri.
Menurut pengamat ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, bahwa masih banyak
masalah struktural yang harus diselesaikan untuk meningkatkan potensi di sektor industri.
Masalah tersebut diantaranya yaitu: (1) Masalah Investasi, masalah ini muncul karena
investasi didominasi di sektor jasa dibanding di sektor industri pengolahan atau
manufaktur. (2) Masalah Daya Saing Asing, timbul karena mesin-mesin yang digunakan
sudah tidak layak digunakan (tua) sehingga dapat memperlambat produksi. Oleh karena
itu pemerintah diharapkan bisa memberi solusi seperti pembebasan bea cukai masuk
barang modal supaya pelaku industri tertarik untuk mendapatkan mesin produksi yang
baru. (3) Masalah SDM, banyaknya masyarakat yang tidak memiliki pengalaman
akademis maupun lapangan menjadi masalah yang berikutnya muncul.
Masalah lainnya yang muncul selain di atas menurut Agus Gumiwang (Kemenperi)
ada 7 masalah, diantaranya yaitu: (1) Sektor industri dihadapkan dengan masalah
kekurangan bahan baku, seperti kondensat, gas, naphta, atau biji besi. Selain itu bahan
pendukung untuk proses industri seperti katalis, scrap, kertas bekas, dan nitrogen
mengalami kesulitan untuk mencarinya dikarenakan tingginya harga bahan baku. (2)
Kurangnya infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, dan kawasan di sektor industri. (3)
Kurangnya prasarana (utility) seperti air, gas, listrik, dan pengolahan limbah di kawasan
industri dalam negeri. (4) Kurangnya akademik dan pengalaman bekerja menjadi faktor
selanjutnya di sektor industri. Oleh karena itu, peningkatan pendidikan dan pelatihan
tenaga kerja industri melalui program link and match harus dilakukan untuk mencetak
tenaga ahli yang berkompeten dan agar dapat memanfaatkan teknologi yng berkaitan
dengan industri 4.0 untuk meningkatkan produktivitas secara lebih efisien dan cepat. (5)
Sektor industri akan menghadapi tekanan produk impor. Oleh karena itu, Kemenperin
terus mendorong perluasan pasar ekspor yang diimbangi dengan kebijakan safeguard
terhadap barang-barang dari luar negeri yang bisa menggangu industri dalam negeri. (6)
Mindset mengenai limbah, selama ini masyarakat berpikir bahwa limbah industri harus
dimusnahkan. Jika diolah kembali limbah tersebut masih bisa meningkatkan nilai tambah
dan pakai sebagai bahan baku industri. (7) Tantangan di industri kecil dan menengah
(IKM), industri ini di Indonesia masih membutuhkan revitalisasi teknologi agar
produktivitasnya terus meningkat.

DAFTAR RUJUKAN

-----. 2018. Kemenperin Prioritaskan Industri Berorientasi Ekspor. Diakses pada 24 April
2020. Dari Kemeterian Perindustrian Republik Indonesia:
https://kemenperin.go.id/artikel/18739/Kemenperin-Prioritaskan-Industri-
Berorientasi-Ekspor
Bella, A. 2019. Pacu Industri Furnitur Berbasis Padat Karya dan Orientasi Ekspor. Diakses
pada 24 April 2020. Dari Marketeers: https://marketeers.com/pacu-industri-furnitur-
berbasis-padat-karya-dan-orientasi-ekspor/
Harry. 2019. Berbasis Padat Karya dan Orientasi Ekspor, Pemerintah Pacu Industri
Furnitur. Diakses pada 24 April 2020. Dari Pasar Dana:
https://pasardana.id/news/2019/3/11/berbasis-padat-karya-dan-orientasi-ekspor-
pemerintah-pacu-industri-furnitur/
Richard, M. 2018. Sektor Industri Masih Hadapi Banyak Permasalahan Struktural. Diakses
pada 25 April 2020. Dari Ekonomi.Bisnis.Com:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20180331/257/778398/sektor-industri-masih-hadapi-
banyak-permasalahan-struktural
Suryowati, E. 2020. Menperin Beberkan 7 Masalah Sektor Industri Tahun ini. Diakses pada
25 April 2020. Dari JawaPos.com:
https://www.jawapos.com/ekonomi/06/01/2020/menperin-beberkan-7-masalah-
sektor-industri-tahun-ini/
Wardani, D. M. 2016. Perencanaan Pembangunan di Indonesia Dari Masa ke Masa. Diakses
pada 26 April 2020. Dari Satu Harapan: Berbagi Ruang dalam Keberagaman:
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/perencanaan-pembangunan-di-
indonesia-dari-masa-ke-masa

Anda mungkin juga menyukai