NPM : 17.110.0303
Kelas : 7B Manajemen S1
Matkul : Komunikasi Bisnis
D. Teori Kontinum
Ada dua bidang pengaruh yang ekstrem , pertama bidang pengaruh pimpinan
kedua bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin
menggunakan otoritas dalam gaya kepemimpinannya, sedangkan pada bidang kedua
pemimpin menunjukkanm gaya yang demokratis. Kedua bidang ipengaruh ini
dipengaruhi dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktivitas pembuatan
keputusan.
Ada 7 model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin.
1. Pemimpin membuat keputusan kemudian mengumumkan kepada bawahannya.
Dari model ini terlihat bahwa otoritas yang digunakan atasan terlalu banyak
sedangkan daerah kebebasan bawahan terlalu sempit sekali.
2. Pemimpin menjual keputusan. Dalam hal ini pemimpin masih terlihat banyak
menggunakan otoritas yang ada padanya, sehingga persis dengan model yang
pertama. Bawahan disini belum banyak terlibat dalam pembuatan keputusan.
3. Pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide dan mengundang
pertanyaan-pertanyaan. Dalam model ini pemimpin sudah menunjukkan
kemajuan, karena membatasi penggunaan otoritas dan memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Bawahan sudah
sedikit terlibat dalam pembuatan keputusan.
4. Pemimpin memberikan keputusan bersifat bersifat sementara yang kemungkinan
dapat diubah. Bawahan sudah mulai banyak terlibat dalam rangka pembuatan
keputusan, sementara otoritas pemimpin sudah mulai dikurangi penggunaannya,
5. Pemimpin memberikan persoalan, meminta saran-saran dan membuat keputusan.
Disini otoritas pimpinan digunakan sedikit mungkin, sebaliknya kebebasan
bawahan dalam berpartisipasi membuat keputusan sudah banyak digunakan.
6. Pemimpin merumuskan batas-batasnya, dan meminta kelompok bawahan untuk
membuat keputusan. Partisipasi bawahan dalam kesempatan ini lebih besar
dibandingkan kelima model diatas.
7. Pemimpin mengizinkan bawahan melakukan fungsi-fungsinya dalam batas-batas
yang telah dirumuskan oleh pimpinan. Model ini terletak pada titik ekstrem
penggunaan kebebasan bawahan, adapun titik ekstrem penggunaan otoritas
terdapat pada nomor satu di atas.
a. Sistem Pertama: Sistem yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu
diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik. Atasan tidak
memiliki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan
untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan. Akibat dari konsep ini adalah
ketakutan, ancaman dan hukuman jika tidak selesai. Proses komunikasi lebih banyak
dari atas kebawah.
b. Sistem Kedua: Sistem yang lebih lunak dan otoriter dimana manajer lebih sensitif
terhadap kebutuhan karyawan. Manajemen berkenan untuk percaya pada bawahan
dalam hubungan atasan dan bawahan, keputusan ada di atas namun ada kesempatan
bagi bawahan untuk turut memberikan masukan atas keputusan itu.
c. Sistem Ketiga: Sistem konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan.
Disini karyawan bebas berhubungan dan berdiskusi dengan atasan dan interaksi
antara pimpinan dan karyawan nyata. Keputusan di tangan atasan, namun karyawan
memiliki andil dalam keputusan tersebut.
d. Sistem Keempat: Sistem partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam
membuat keputusan. Disini manajemen percaya sepenuhnya pada bawahan dan
mereka dapat membuat keputusan. Alur informasi keatas, kebawah, dan menyilang.
Komunikasi kebawah pada umumnya diterima, jika tidak dapat dipastikan dan
diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer. Interaksi dalam sistem
terbangun, komunikasi keatas umumnya akurat dan manajer menanggapi umpan
balik dengan tulus. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat
dalam pengambilan keputusan, penetapan goal setting (tujuan) dan penilaian .Teori
empat sistem ini menarik karena dengan penekanan pada perencanaan dan
pengendalian teori ini menjadi landasan baik untuk teori posisional dan teori
hubungan antar pribadi. Menjelaskan bahwa terdapat empat gaya kepemimpinan
dalam organisasi yaitu :
penguasa mutlak
penguasa semi mutlak
penasihat
Pengajak serta