Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah di ampu oleh :
Ns.,Siti Khoiriyah.,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun oleh:
Manifestasi klinik
H. Komplikasi
1. Nekrosis usus
2. Perforasi usus dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada
organ intra abdomen.
3. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga terjadi
peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen
4. Sepsis infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik dan
cepat.
5. Syok dehidrasi terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma
6. Abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi
7. Pneumonia aspirasi dari proses muntah
8. Gangguan elektrolit. Refluk muntah dapat terjadi akibat distensi abdomen.
Muntah mengakibatkan kehilangan ion hidrogen dan kalium dari lambung,
serta menimbulkan penurunan klorida dan kalium dalam darah (Dermawan,
dkk. 2010. Hal. 77).
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar X
Menunjukkan adanya kuantitas abnormal dari gas dan cairan usus.
2. Pemeriksaan radiogram abdomen (Untuk menegakkan diagnosis obstruksi
usus)Pada obstruksi usus halus ditandai adanya udara di usus halus,
sedangkan pada obstruksi usus besar menunjukkan adanya udara dalam
kolon.
3. Radiogram Barium
Untuk mengetahui tempat obstruksi
4. Pemeriksaan laboratorium (elektrolit darah dan DL)
Menunjukkan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan
kemungkinan infeksi (leukosit mencapai 30.000 – 50.000 ul)
5. Proktosigmoidoskopi
Membantu menentukan penyebab obstruksi bila di dalam kolon
J. Penatalaksanaan
Menurut Engram ( 1999 : 243 ) penatalaksanaan obstruksi usus atau illeus adalah :
1. Intubasi nasogastrik dengan pengisap dan menggunakan selang salem sump
atau selang usus panjang (selang cantor, selang harris).
2. Terapi intra vena dengan penggantian elektrolit.
3. Tirah baring.
4. Analgetik.
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit,
menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan kompresi, memperbaiki
peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
1. Obstruksi Usus Halus
Dekompresi pada usus melalui selang usus halus atau nasogastrik
bermamfaat dalam mayoritas kasus obstruksi usus halus.Apabila
usus tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi
memerlukan tindakan pembedahan, sebelum pembedahan, terapi
intra vena diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan dan
elektrolit (natrium, klorida dan kalium).
Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus halus tergantung
penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari obstruksi seperti
hernia dan perlengketan. Tindakan pembedahannya adalah
herniotomi.
2. Obstruksi Usus Besar
Apabila obstruksi relatif tinggi dalam kolon, kolonoskopi dapat
dilakukan untuk membuka lilitan dan dekompresi usus. Sekostomi,
pembukaan secara bedah yang dibuat pasa sekum, dapat dilakukan
pada pasien yang berisiko buruk terhadap pembedahan dan sangat
memerlukan pengangkatan obstruksi. Tindakan lain yang biasa
dilakukan adalah reseksi bedah utntuk mengangkat lesi penyebab
obstruksi. Kolostomi sementara dan permanen mungkin
diperlukan.
K. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan
pengumpulan data atau prolehan data yang akurat dari pasien guna mengetahui
berbagai permasalahan yang ada. Seperti:
1) Data biografi (nama, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin)
2) Cairan
Gejala : muntah banyak dengan materi fekal, berbau
Tanda : membran mukosa kering, turgor kulit tidak elastis
3) Ketidaknyamanan / nyeri
Gejala : flatus (-), konstipasi
Tanda : wajah klien tegang, tampak meringis, distensi abdomen
4) Eliminasi
Gejala : flatus (-), konstipasi
Tanda : distensi abdomen, penurunan bising (dari hiperaktif
kehipoaktif), feses (-), tergantung letak obstruksi, jika ada feses hanya sedikit
(berbentuk pensil).
5) Aktivitas
Gejala : kelemahan
Tanda : kesulitan ambulasi
6) Sirkulasi
Tanda : takikardi, berkeringat, pucat, hipotensi (tanda syok)
Adapun persamaan pengkajian yang dilakuakan pada pasien ileus obstruksi yaitu :
1. Rasa nyaman/nyeri
2. Nutrisi dan cairan
3. Personal hygiene/kebersihan perorangan
4. Aktivitas dan Latihan
5. Eliminasi
6. Oksigenasi
7. Tidur dan istirahat
8. Pencegahan terhadap bahaya
9. Keamanan
10. Neurosensori
11. Keseimbangan dan peningkatan hubungan psiko,spiritual serta
interaksi sosial.
L. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada masalah/penyakit ileus obstruksi yaitu antara lain
VI. Konstipasi
Tujuan :
Intervensi :
a. Kji tingkat kesulitan klien saat BAB
b. Monitor tanda dan gejala konstipasi
c. Anjurkan klien untuk bnanyak mnkomsumsi cairan
d. Anjurkan klien untuk banyak mengkomsumsi buah seperti pisang dan
papaya
e. Penatalaksanaan pemberian obat dulkolaks bila perlu.
VII. Ansietas
Tujuan : Tidak ada tanda-tanda kecemasan
Intervensi :
a. Kaji tingkat kecemasan klien
b. Berikan suport dan motivasi klien
c. Ciptakan lingkungan/suasana yang nyaman
d. Jelaskan mengenai tujuan dan prosedur tindakan keperawatan
e. Observasi tanda-tanda vital (TTV).
DAFTAR PUSTAKA
1. Price A. silvia & wilson M` lorraine, (2007). patofisiologi konsep klinis
proses-proses penyakit Edisi 6, Volume 1. Jakarta : EGC.
2. Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Alih
bahasa Agung waluyo, dkk, Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC.
3. Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, (2015). ASUHAN KEPERAWATAN
4. Nettina, Sandra M. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa Setiawan dkk.
Ed. 1. Jakarta : EGC; 2001
5. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process,
diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC;
1998