PENCEMARAN PERAIRAN
HARHARIA SALSABILLA
L021191021
DEPARTEMEN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, laut, dan air tanah yang disebabkan oleh aktivitas industry maupun
aktivitas manusia. Suatu lingkungan dikatakan tercemar apabila kondisinya sudah tidak
sesuai lagi dengan peruntukannya, tidak bisa digunakan lagi sebagai tempat hidup dan
berkembang biak oleh makhluk hidup (Anggoro, 2013).
Pencemaran air menurut PP No:82 Tahun 2001 adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Pencemaran lingkungan yang terjadi di
lingkungan padat nelayan dan industry biasanya disebabkan karena masuknya limbah
rumah tangga maupun industry yang mengandung bahan kimia ke lingkungan perairan akan
menimbulkan perubahan terhadap kondisi ekologisnya (Sudirman, 2014).
1. Bahan Pencemar Padat adalah materi yang memiliki bentuk dan volume tertentu dan
tidak berongga. Misalnya sedimen berupa tanah dan pasir yang dapat menyebabkan
pendangkalan dan kekeruhan pada kolom air yang akan menghalangi penetrasi cahaya.
2. Bahan Pencemar Cair adalah materi yang mempunyai volume tetap dengan sifat khas
yaitu bentuknya menyesuaikan bentuk wadah yang ditempati. Contoh bahan pencemar
cair adalah zat kimia organic seperti pestisida yang biasanya terbawa oleh aliran
persawahan menuju muara sungai.
3. Bahan Pencemar Gas adalah zat ringan yang memiliki volume dan sifatnya seperti
udara. Contohnya, amonia (NH3) yang dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Secara garis besar, sumber utama bahan pencemar adalah aktivitas industry dan
aktivitas sehari-hari dari manusia. Namun jika diurakan secara khusus, bahan pencemar
dapat bersumber dari kegiatan wisata pulau, wisata ziarah, limbah rumah tangga, limbah
pariwisata, dan limbah perikanan.
Dalam jurnal Setiawan (2014) disebutkan bahwa bahan pencemar yang mencemari
perairan pesisir kota Makassar berasal dari kegiatan industry, perikanan, pelabuhan,
perhotelan, pariwisata bahari, dan rumah tangga (Sudding et al., 2012). Kemudian pada
pendapat lain, mengemukakan bahwa pencemaran di perairan pesisir Kota Makassar
diduga sangat tinggi karena terdapat dua sungai besar yakni, Sungai Jenneberang dan
Sungai Tallo serta kanal dan drainase kota yang semuanya bermuara di perairan pesisir
Kota Makassar.
KESIMPULAN
Najamuddin, Kasim, I.J, Baksir, A, dkk. 2020. Kualitas Perairan dan Status Pencemaran
Perairan Pantai Kota Ternate. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan. Volume 3(1):35-45.
Noor, S.Y, Ngabito, M. 2018. Tingkat Pencemaran Perairan Danau Limboto Gorontalo.
Jurnal Gorontalo Fisheries. Volume 1(2):30-39.
Setiawan, H. 2014. Pencemaran Logam Berat di Perairan Pesisir Kota Makassar dan Upaya
Penanggulangannya. Jurnal Info Teknis EBONI. Volume 11(1):1-13.
Simbolon, A.R. 2016. Pencemaran Bahan Organik dan Eutrofikasi di Perairan Cituis, Pesisir
Tangerang. Jurnal Pro-Life. Volume 3(2):109-118.
Sudirman, N, Husrin, S. 2014. Status Baku Mutu Air Laut Untuk Kehidupan Biota dan Indeks
Pencemaran Perairan di Pesisir Cirebon Pada Musim Kemarau. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan. Volume 6(2):149-154.
Supriyantini, E, Munasik, Sedjati, S, dkk. 2020. Kajian Pencemaran Perairan Pulau Panjang,
Jepara Berdasarkan Indeks Saprobik dan Komposisi Fitoplankton. Buletin Oseanografi
Marina. Volume 9(1):27-36.
Yaqin, K. 2021. Bahan Kuliah Mata Kuliah Pencemaran Perairan. Makassar: Universitas
Hasanuddin.