Kelompok 4
2020/2021
HASIL RESUME BAB X PSIKOLOGI FORENSIK
Bab Sepuluh Buku Kode Etik Psikologi Indonesia mencakup pasal 56-61. Isinya
menjelaskan tentang berbagai hal mengenai forensik, yaitu :
Hukum dan komitment terhadap kode etik
Kompetensi
Tanggung jawab dan wewenang hak
Pernytaan sebagai saksi atau saksi ahli
Peran majemuk atau professional psikolog dan ilmuwan psikologi
Pernyataan dengan media terkait dengan psikologi forensik
1 Pasal 56
Hukum dan komitmen terhadap Kode Etik
Pasal ini menjelaskan mengenai pedoman umum terkait hukum dan komitment
terhadap kode etik terkait dengan hal-hal forensik, yaitu:
2 Pasal 57
Kompetensi
Pasal ini menjelaskan berbagai hal terkait kompetensi seorang psikolog dan ilmuwan
psikologi forensik, sebagai berikut :
a) Definisi praktik psikolog forensik Menangani pemeriksaan psikologi pada
individu yang terlibat kasus hukum atau terpidana
b) Kompetensi psikolog forensik
1) Memahami piskologi forensik
2) Memahami system hukum di Indonesia
c) Ruang lingkup psikolog forensik
1) Asesmen
2) Evaluasi psikologis
3) Penegakan diagnosa
4) Konsultasi dan terapi psikologi
5) Intervensi psikologi dalam kaitannya dengan proses hukum (misalnya
evaluasi psikologis bagi pelaku atau korban kriminal,sebagai saksi ahli,
evaluasi kompetensi untuk hak pengasuhan anak,program asesmen, serta
konsultasi dan terapi di lembaga pemasyarakatan) hanya dapat dilakukan oleh
psikolog.
d) Memiliki kompetensi untuk melakukan penelitian forensik Ilmuwan psikologi
forensik harus memiliki pemahaman terkait sistem hukum di Indonesia dan
bekerja sesuai kode etik khususnya terkait penelitian.
3 Pasal 58
Kewajiban dan Wewenang
Pasal ini menjelaskan kewajiban dan wewenang yang dimiliki oleh psikolog forensik.
a. Adapun yang termasuk kewajiban dari psikolog forensik adalah : Membantu proses
peradilan pidana sesuai asas profesionalitas
4 Pasal 59
Pernyataan Sebagai Saksi atau Saksi Ahli
Hal hal ynag terkait dengan pernyataan saksi dan saksi ahli adalah sebagai berikut :
a. Memberikan kesaksian untuk menegakkan keadilan berdasarkan pemeriksaan
psikologi forensik yang sesuai prosedur
b. Berpegang teguh pada kode etik apabila terjadi konflik. Bila kemungkinan terjadi
konflik antara kebutuhan untuk menyampaikan pendapat dan keharusan mengikuti
aturan hukum yang ditetapkan dalam kasus di pengadilan, psikolog berusaha
menyelesaikan konflik ini dengan menunjukkan komitmen terhadap Kode Etik dan
mengambil langkah-langkah untuk mengatasi konflik dengan cara-cara yang bisa
diterima.
c. Ketentuan apabila lebih dari satu saksi ahli psokolog Bila kemungkinan ada lebih
dari satu saksi atau saksi ahli psikolog, maka psikolog tersebut harus memegang teguh
prinsip hubungan profesional sesuai dengan pasal 19 buku kode etik ini.
e. Apabila terjadi konflik sesama psikolog dalam pemberian saksi. Psikolog dapat
meminta bantuan HIMPSI untuk menyelesaikan masalah dengan melakukan
pemeriksaan psikologi sesuia standard dan kaidah ilmiah
f. HIMPSI dapat meminta pendapat dari ikatan profesi lain yang kompeten untuk
menyelesaikan konflik antara psikolog forensik.
5 Pasal 60
Peran majemuk dan Profesional Sikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi
6 Pasal 61