Anda di halaman 1dari 18

Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal.

131-148
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399

DISTRIBUSI DALAM EKONOMI ISLAM UNTUK PEMBANGUNAN NEGARA


MENURUT BAQIR ASH-SHADR DAN M ABDUL MANNAN

Siska Lis Sulistiani


Fakultas Syariah Universitas Islam Bandung, Jl.Ranggagading No.8 Bandung Indonesia
siscaassidq@yahoo.co.id

Abstrak
Tujuan dalam penelitian menganalisis konsep distribusi menurut Muhammad Baqir
As-Shadr dan M Abdul Mannan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan historis dengan tehnik studi pustaka terhadap karya para tokoh bersangkutan.
Distribusi merupakan bagian penting dalam perekonomian khususnya dalam pembangunan
sebuah negara. Di dalamnya ada aspek kepemilikan, keadilan dan sumber daya yang menjadi
aspek penting berjalannya proses ekonomi sebuah negara. Kedua ahli ekonomi Islam
M.Abdul Manan dan M Baqir Ash-Shadr berbeda pandangan, dalam memandang
keterbatasan sumber daya alam, status kepemilikan pribadi dan kepemilikan negara serta
hakikat keadilan dalam distribusi pendapatan.
Kata Kunci: Distribusi, ekonomi, Islam, sumber daya alam.
Abstract
The aim of the study was to analyze the concept of distribution according to Muhammad
Baqir As-Sadr and M Abdul Mannan. This study uses qualitative methods with a historical
approach with library research techniques on the work of the figures concerned. Distribution
is an important part of the economy, especially in the development of a country. In it there
are aspects of ownership, justice and resources which are important aspects of the economic
process of a country. The two Islamic economists M. Abdul Manan and M Baqir Ash-Sadr
differed in their views, in looking at the limitations of natural resources, the status of private
ownership and state ownership and the nature of justice in the distribution of
income.Keywords: Distribution, economic, Islam, Natural resources.

1. PENDAHULUAN Manusia memiliki kebutuhan yang


Islam memberikan prinsip dasar tak terbatas sementara sumber daya untuk
distribusi kekayaan dan pendapatan, memenuhi kebutuhan terbatas
seperti dalam Firman Allah swt: ketersediaannya.Akibatnya timbul
kelangkaan, yang menurut paham ekonomi
“ supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara konvensional kelangkaan itu merupakan
kamu...”(Qs. Al-Hasyr:7)

Received: 2016-11-08 | Reviced: 2017-01-27 | Accepted: 2017-01-31


Indexed : DOAJ, Garuda, Crossref, Google Scholar | DOI: https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i1.2104
131
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

masalah ekonomi yang harus terpecahkan (Sadr, 1984) membatasi mengenai


(Muhamad, 2003) kepemilikan swasta tersebut hanya pada
M.A. Mannan berpendapat bahwa hak pakai saja, sehingga kekuasaan
ahli ekonomi Islam dan modern saling tertinggi dipegang oleh negara atau ulil
mendukung konsepsi tentang problem amri, sehingga keadilan tersebut haruslah
ekonomi, yang meliputi: kelangkaan merata dan tidak ada ketimpangan.
sumber daya alam (scarce source) dan Produksi menurut Baqir ash-sadr
keinginan-keinginan yang tidak terbatas (Sadr, 1984) adalah suatu proses dinamis,
(unlimited wants (Mannan, Yogyakarta). mengubah dengan pengembangan ilmu
Pendapat M.A. Mannan sejalan dengan pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
pandangan (Sadr, 1984) M. Baqir Ash- distribusi sebagai bagian dari sistem sosial,
Sadr.Menurutnya, “persoalan ekonomi yaitu total hubungan antar sistem sosial
bukan terletak pada pada produksi atau yang memancar dari kebutuhan orang dan
faktor kelangkaan sumber daya, akan bukan dari gaya produksi. Maka dari itu,
tetapi lebih dikarenakan pada persoalan Baqir Ash-Shadr percaya untuk
distribusi yang tidak merata dan tidak adil mempertahankan satu sistem sosial
sebagai akibat sistem ekonomi yang tunggal (mencakup distribusi) bermacam-
membolehkan eksploitasi pihak yang kuat macam alat atau format produksi.Tetapi
terhadap pihak yang lemah. Timbulnya menolak pandangan Marxis, bahwa
problem ekonomi ini disebabkan oleh dua masyarakat terdiri dari potensi yang
alasan (Ash-Shadr, 1973) yaitu: berlawanan dalam bentuk kelas (Su’aidi,
ketidakadilan manusia dalam kesalahan 2012)
distribusi sumber daya alam, dan adanya Berdasarkan studi pendahuluan
eksploitasi manusia pada alam yang tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam
berlebihan (Nomani & dkk, 1995) penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
Terkait pengelolaan SDA M. A. menganalisis konsep distribusi menurut
Mannan memperbolehkan kepemilikan Muhammad Baqir As-Shadr dan M Abdul
swasta dan senantiasa menjaga hak Mannan; (2) menganalisis persamaan dan
individual ini sepanjang individu tersebut perbedaan hakikat distribusi menurut
tidak menyalahgunakan kepercayaan Muhammad Baqir As-Shadr dan M Abdul
(dalam memiliki itu) dengan Mannan; dan (3) menganalisis relevansi
mengeksploitasi pihak lain. (Mannan, hakikat distribusi ini berkontribusi dalam
Yogyakarta) Sedangkan, Baqir Ash-Sadr pembangunan negara.

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


132
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

Urgensi dari penelitian ini yaitu (1) Indonesia. Oleh karena itu, pembahasan
memberikan sumbangan pemikiran dalam difokuskan pada faktor-faktor tersebut.
upaya pengembangan konsep distribusi II. PEMBAHASAN
kekayaan untuk pembangunan negara dan
A. Persamaan dan Perbedaan Konsep
(2) mengembangkan suatu konsep
Distribusi M.Abdul Mannan dan M
distribusi islami dalam dunia pemikiran Baqir Ash-Shadr
ekonomi Islam . 1. Persamaan Hakikat Distribusi
Metode penelitian yang digunakan M. Baqir As-Shadr dan M.
adalah metode penelitian kualtatif, dengan Abdul Mannan
tingkat penelitian ini adalah deskriptif Persamaan dari dua tokoh ekonomi
(Taksonomik) dan eksploratif yaitu ingin Islam ini (M Abdul Mannan&M Baqir
menggambarkan sekaligus menggali Ash-Shadr) dalam hal pendistribusian
secara luas tentang sebab hal-hal yang pendapatan untuk terjaminnya
mempengaruhi latar belakang tokoh ini kesejahteraan semua elemen masyarakat
yaitu, M. Abdul Manan dan M Baqir Ash- dalam sebuah negara, dalam hal keadilan
Shadr. Penelitian ini menggunakan
untuk mengakses sarana-sarana
pendekatan historis (Nazir, 1988) publik.Serta menghilangkan kelas-kelas
(sejarah), yaitu kajian sejarah terhadap kapitalis untuk mencegah segala bentuk
pemikiran tokoh yang bersangkutan.Yang penyimpangan dalam pengelolaan
dipergunakan dalam penelitian ini adalah ekonomi negara.
studi kepustakaan (library research) yaitu Menurut Baqir negara akan turut
jenis penelitian kualitatif yang data- campur dalam perekonomian untuk
datanya diperoleh dari buku, kitab,
menjamin arah produksi sosial yang cepat,
majalah, surat kabar, jurnal dan catatan untuk menjalankan distribusi dengan
lainnya yang memiliki relevansi dengan
kesetaraan dan untuk mengambil industri-
permasalahan yang akan dibahas. industri ekstraktif serta produk bahan-
Faktor-faktor yang dianalisis dalam bahan mentah, peranan negara dalam
penelitian ini adalah konsep distribusi masalah perekonomian merupakan
menurut Muhammad Baqir As-Shadr dan wilayah bebas bagi aktivitas pemerintah
M Abdul Mannan , persamaan dan (Amalia, Euis, 2005)Imam selaku ulil ‘amr
perbedaan konsep diantara keduanya, serta akan mengambil langkah-langkah ekonomi
relevansinya dengan kondisi distribusi di yang diperlukan untuk memenuhi
tunjangan sosial dan keseimbangan sosial .

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


133
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

tunjangan sosial terdiri dari solidaritas b. Implementasi aturan agama dan


publik yang beroperasi di dalam batas- hukum terhadap penggunaan sumber
batas kebutuhan asasi dan hak kelompok c. Menjamin keseimbangan sosial.
dalam hal ini pajak dan menciptakan Fungsi negara yang ketiga itu amat
sektor-sektor publik (Amalia, Euis, 2005) penting karena adanya konflik yang
Menurut M.A. Mannan tidak ada mungkin muncul karena adanya perbedaan
konflik antara kebebasan individu dan kapasitas yang bersifat alamiah
kontrol sosial (negara) bahkan keduanya antarindividu (intelektual maupun fisik).
dipandang saling melengkapi. Hubungan Oleh karena adanya perbedaan tersebut,
individu- (masyarakat) negara itu maka pendapatan akan berbeda pula dan
dipandang sebagai sesuatu yang secara hal ini dapat mengarah pada terbentuknya
harmonis untuk mencapai tujuan-tujuan ‘kelas ekonomi’. Negara lebih diharapkan
sistem ekonomi (Haneef, 2010) untuk dapat memberikan jaminan
Adapun dalam alokasi sumber terciptanya standard of living yang
daya tidak dapat diserahkan kepada seimbang bagi semua orang daripada
kebebasan individu jika kita distribusi pendapatan yang merata. (M
membicarakan masalah kesejahteraan Aslam Hanef, 2010)
bersama. Dengan mendukung ‘kontrol’ Dari hal tersebut, dapat difahami
dan ‘pengawasan’, Mannan menyatakan bahwa M Abdul Mannan dan M baqir ash-
bahwa keadilan lebih penting daripada Shadr memiliki persamaan dalam
efesiensi, terutama jika berhubungan memahami fungsi negara sebagai
dengan kebutuhan dasar (Haneef, 2010) pengendali serta pengawas perputaran
Selain itu, Baqir Ash-Shadr distribusi kekayaan dengan batas dan
memandang kepemilikan negara kondisi tertentu, serta memiliki peran
mendominasi konsep pemikiran untuk mewujudkan terselenggaranya
ekonominya.Negara, yang diwakili oleh jaminan sosial bagi semua orang.
wali al-amr memiliki tanggung jawab yang 2. Perbedaan Konsep Distribusi M.
lebih besar untuk menegakan keadilan. Hal Baqir As-Shadr dan M. Abdul
ini dapat dicapai melalui berbagai fungsi Mannan
(M Aslam Hanef, 2010) : M Abdul Mannan mendefinisikan
a. Distribusi sumber daya alam kepada ekonomi Islam sebagai sebuah ilmu sosial
para individu didasarkan pada yang mempelajari masalah-masalah
kemauan dan kapasitas kerja mereka. ekonomi bagi suatu masyarakat yang

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


134
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

diilhami oleh nilai-nilai Islam, yang tugas tentang tanah.Menurutnya secara umum
utamanya adalah menganalisis faktor- tanah dapat dimiliki melalui kerja
faktor yang memengaruhi asal-usul seseorang. Tetapi oleh karena Mannan
permintaan dan penawaran sehingga mengakui kepemilikan oleh non-
dimungkinkan untuk mengubah keduanya penggarap, maka pemilik juga dibolehkan
ke arah distribusi yang lebih adil (M Aslam baik untuk menyewa maupun berbagi hasil
Hanef, 2010). Menurutnya, distribusi tanaman, sekalipun ia setuju dengan yang
kekayaan tergantung pada kepemilikan disebut terakhir.
orang yang tidak seragam. Adapun Adapun dari sisi kepemilikan
keadilan mutlak mempersyaratkan bahwa swasta menurut konsep distribusi M Abdul
imbalan juga seharusnya berbeda, dan Mannan dan M Baqir Ash-Shadr ,
bahwa sebagian orang memiliki lebih keduanya memiliki perbedaan, yaitu M
banyak dari yang lain, itu adalah hal yang Abdul Mannan memandang kepemilikan
wajar saja, asalkan keadilan manusia swasta atau pribadi, atau individu itu
ditegakan dengan prinsio kesempatan yang diberikan selama ia bertanggung jawab,
sama bagi semua orang. Jadi, seseorang selain itu norma dan prilaku sangat
tetap dapat memiliki surplus ditekankan, jika terjadi penyimpangan
penerimaannya asal ia telah menunaikan maka negara punya hak untuk turut
semua kewajibannya. Oleh karena itu, campur atau bisa jadi mencabut hak
ketidakmerataan menurutnya sah-sah saja. kepemilikannya. Adapun M Baqir ash-
Selain itu, dalam suatu Shadr menyebutkan kepemilikan swasta
perekonomian Islam, inti masalah tidak hanyalah terbatas pada hak pakai, prioritas
terletak pada harga yang ditawarkan oleh penggunaan dan hak untuk mencegah
pasar, melainkan pada ketidakmerataan orang lain memakai barang yang sedang
distribusi pendapatan. Menurut Mannan, dimiliki oleh orang lain, adapun untuk
masalah distribusi di dalam ekonomi mineral dan air, individu diperkenankan
neoklasik muncul karena kegagalannya untuk ‘menggunakan apa yang mereka
dalam menyikapi isu-isu yang perlukan’.
berhubungan dengan kepemilikan sumber Mannan melihat dirinya berbeda
daya. dari ekonom Islam lainnya karena
Mannan tidak membahas mengenai menyatakan distribusi sebagai basis
kepemilikan sumber daya secara fundamental bagi alokasi sumberdaya.
menyeluruh kecuali membahas mengenai Distribusi kekayaan tergantung pada

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


135
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

kepemilikan orang yang tidak seragam dalam alokasi sumber daya tidak dapat
(Haneef, 2010) Selain itu, ia diserahkan kepada kebebasan individu
menambahkan bahwa pertimbangan jika kita membicarakan masalah
distributif-lah yang harus memengaruhi kesejahteraan bersama. Dengan
prioritas produksi barang dan jasa, dan mendukung ‘kontrol’ dan ‘pengawasan’,
dengan demikian ia juga menjadi indikator Mannan menyatakan bahwa keadilan lebih
konsumsi. penting daripada efesiensi, terutama jika
Menurut Baqir negara akan turut berhubungan dengan kebutuhan dasar .
campur dalam perekonomian untuk Baqir Ash-Shadr berpandangan
menjamin arah produksi sosial yang cepat, bahwa realitas sosial terdapat masyarakat
untuk menjalankan distribusi dengan yang tidak mampu terlibat dalam proses
kesetaraan dan untuk mengambil industri- produksi. Sedangkan di sisi lain,
industri ekstraktif serta produk bahan- kebutuhan dasar mereka harus tetap
bahan mentah, peranan negara dalam terpenuhi. Disinilah nilai keadilan
masalah perekonomian merupakan ditegakan untuk mengurangi kesenjangan
wilayah bebas bagi aktivitas pemerintah yang terjadi melalui jaminan social (Sadr,
(Amalia, Euis, 2005).Imam selaku ulil 1984). Dan sebaliknya dengan M.A.
‘amr akan mengambil langkah-langkah Mannan yang mentoleransi adanya
ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi ketimpangan disebabkan perbedaan
tunjangan sosial dan keseimbangan sosial . kekayaan awal, namun semua pihak
tunjangan sosial terdiri dari solidaritas memiliki kesempatan yang sama.
publik yang beroperasi di dalam batas- Beberapa pengkritik ekonomi
batas kebutuhan asasi dan hak kelompok Islam mengeneralisasi bahwa M. Abdul
dalam hal ini pajak dan menciptakan Mannan menggunakan methodologic
sektor-sektor public (Amalia, Euis, 2005) eclictisism dalam corak pemikirannnya
Menurut M.A. Mannan tidak ada yaitu ia memiliki sikap memilih-milih
konflik antara kebebasan individu dan yang baik-baik saja dari segala sumber,
kontrol sosial (negara) bahkan keduanya lalu menggabungkannya jadi satu . Karena
dipandang saling melengkapi. Hubungan berusaha menyenangkan segala lapisan
individu- (masyarakat) negara itu masyarakat untuk mencerminkan
dipandang sebagai sesuatu yang secara orientasinya yang bersifat populis (Behdad,
harmonis untuk mencapai tujuan-tujuan 2009).Hal tersebut terlihat dalam konsep
sistem ekonomi (Haneef, 2010) Adapun dasarnya tentang sistem ekonomi Islam, “

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


136
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

berdiri di atas kakinya sendiri dan B. Keadilan Distribusi dalam


menggabungkan semua segi yang baik dari Pembangunan Negara
sebuah masyarakat yang sehat dan
Secara umum dapat difahami
seimbang”, yang tidak mendefinisikan
bahwa menegakkan keadilan distribusi
lebih lanjut mengenai hal tersebut, lalu
pendapatan, pemanfaatan sumber-sumber
dilanjutkan dengan menyebut sistem
ekonomi secara ideal dan fungsional,
ikutan sebagai ‘demokrasi Islam’ atau
meningkatkan kapasitas produksi dan
‘sosialisme Islam’ didasarkan pada prinsip
sumber daya manusia sejalan dengan
abadi tentang keadilan sosial, kesamaan
Islam. ( Mth, 2003) Namun kondisi di
serta persaudaraan universal antar
lapangan sangatlah berbeda, pembangunan
manusia.
ekonomi di Indonesia yang dijalankan
Selain itu, Bermula dari
berdasarkan mekanisme pasar yang
permasalahan ekonomi, M.A. Mannan
menimbulkan permasalahan-permasalahan
berpendapat bahwa ahli ekonomi Islam
di masyarakat, diantaranya kesenjangan
dan modern saling mendukung konsepsi
antara si kaya yang makin kaya dan si
tentang apa yang disebut problem
miskin makin miskin.Kesenjangan ini
ekonomi, yang meliputi: kelangkaan
merupakan akibat dari tidak terciptanya
sumber daya alam (scarce source) dan
keadilan di masyarakat.
keinginan-keinginan yang tidak terbatas
M A Mannan menyebutkan bahwa
(unlimited wants)( (Nomani & dkk, 1995)
teori ekonomi modern tentang distribusi
Sementara itu, pandangan M. Baqir
merupakan suatu teori yang menetapkan
Ash-Sadr (Sadr, 1984) bahwa, “ Tuhan
harga jasa produksi (Mannan, Yogyakarta)
mencukupkan sumberdaya untuk
Untuk itu ia berusaha menemukan nilai
memenuhi kebutuhan dan keinginan
jasa dari berbagai faktor produksi dan
manusia secara memuaskan (satisfaction),
nilai-nilai etik tentang pemilikan faktor-
manusia sendirilah yang menyebabkan
faktor produksi. Kebijakan yang diambil
timbulnya problem ekonomi”. Timbulnya
pemerintah Indonesia semisal program
problem ekonomi ini disebabkan oleh dua
IDT, KUT, JPS, Raskin, dan BLT yang
alasan, yaitu: ketidakadilan manusia dalam
marak dilakukan, dengan harapan mampu
kesalahan distribusi sumber daya alam,
mengangkat ekonomi rakyat dan
dan adanya eksploitasi manusia pada alam
membantu rakyat miskin sehingga lebih
yang berlebihan (Nomani & dkk, 1995)
sejahtera, pada kenyataannya tidak dapat
berjalan dengan baik, karena adanya
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
137
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

penyimpangan atau ketidakmatangan masyarakat sehingga dapat dinikmati oleh


dalam tataran aplikasinya yang semua anggota masyarakat dengan tetap
memperkuat asumsi bahwa keadilan mengakui hak kepemilikan dan melarang
distribusi secara utuh tidak tercipta. Ini monopoli, karena sejak awal Islam
mengidentifikasikan pemerintah terkesan menetapkan bahwa harta memiliki fungsi
tidak serius pada agenda ekonomi yang social (Shihab, 2012)
berpihak kepada rakyat (ekonomi Akibat dominasi falsafah
kerakyatan) terutama jika melihat materialisme dalam literatur ilmu ekonomi
pengalaman keberhasilan pembangunan kapitalis, maka proses pembangunan
ekonomi negara-negara maju yang selalu ekonomi pada masa kini juga tidak dapat
merujuk pada bekerjanya mekanisme pasar terlepas dari pengaruh dan dampak
(Benu, 2002) Badan Pusat Statistika (BPS) buruknya. Hal ini dapat dilihat mislanya
mengukur indeks kedalaman kemiskinan pola pembangunan lebih menitikberatkan
(IKK) dan indeks keparahan kemiskinan di perhatian kepada peningkatan pendapatan
dalam negri naik 1,75% pada maret 2015 perkapita dengan mengabaikan aspek-
mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), aspek yang lain. Dengan paradigma seperti
bertambah sebesar 860.000 orang ini para ekonom berkeyakinan bahwa
dibandingkan dengan kondisi september dalam pembangunan ekonomi, yang
2014 sebesar 27,73 juta orang penting adalah pertumbuhan (growth)
(10,96persen) dengan mengabaikan bagaimana
((http://bisniskeuangan.kompas.com/read/ pertumbuhan itu terjadi dan apakah itu
2015/09/15/190251226/kemiskinan.maret. menyebar secara adil atau tidak (Nasution
2015.lebih.parah.ketmbang.tiga.tahun.lalu. & dkk, 2007)
, 2016) Strategi pembangunan Islami
Untuk itu Islam memberikan diantaranya: seluruh keinginan agen
prinsip dasar distribusi kekayaan dan ekonomi tidak dapat diloloskan kecuali
pendapatan yaitu: telah melewati saringan filter. Saringan
“ supaya harta itu jangan beredar filter ini terdiri dari dua lapis yaitu
di antara orang-orang Kaya saja di antara
maslahah syar’iyyah dan mekanisme harga
kamu...”(Qs. Al-Hasyr:7)
di pasar. Kedua, agen ekonomi perlu
Menurut Quraisy Shihab, ayat
dinotivasi untuk melakukan pemuasan
tersebut bermaksud untuk menegaskan
kebutuhan dengan cara yang tidak
bahwa harta benda harus beredar di
membahayakan lingkungan .ketiga, perlu

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


138
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

ada rektrukturisasi dalam bidang “Dan pada harta-harta mereka


ada hak untuk orang miskin yang meminta
sosioekonomi dengan tujuan untuk
dan orang miskin yang tidak mendapat
mengurangi konsentrasi kekayaan yang bagian.” (Qs. 51: 19)
beredar di kalangan tertentu saja, Kesejahteraan masyarakat dapat
menghapuskan pola konsumsi pamer, terwujud jika pemerintah benar-benar
hura-hura, dan mereformasi sistem berperan dalam mencukupi kebutuhan
keuangan untuk mendukung terwudnya masyarakat, baik dasar/primer, sekunder,
dua tujuan di atas (Nasution & dkk, 2007) maupun tersier dan the luxury.Atas dasar
Menurut (Asy-Syatibi, T.Th), ada lima itu pemerintah dilarang untuk berhenti
kebutuhan dasar (dharuriyat), yaitu pada pemenuhan kebutuhan dan pelayanan
pemenuhan kebutuhan agama, akal, primer masyarakat saja, namun harus
kekayaan, jiwa, keturunan. Pada berusaha untuk mencukupi seluruh
kenyataannya tidak semua masyarakat kebutuhan komplemen lainnya selama
mampu memenuhi kebutuhan tersebut di tidak bertentangan dengan syariah
atas, terutama dikalangan masyarakat sehingga tercipta kehidupan masyarakat
miskin.Dalam konteks ini Ibnu Hazm yang sejahtera (Jalaluddin, 1991).
(Hazm, 1988), mengingatkan bahwa M Abdul Mannan berpendapat
kemiskinan selalu tumbuh dalam situasi mengenai kebijakan operasional yang
tingkat konsumsi atau kebutuhan lebih mempunyai implikasi berjangkauan jauh
tinggi dari pendapatan. Kesenjangan antara untuk mengurangi kesenjangan pendapatan
si kaya dan si miskin dapat menambah dan kekayaan dapat di rencanakan dengan
kesulitan saat keadaan orang kaya melaksanakan tindakan pengaturan wajib
memengaruhi struktur administrasi, cita- dan sukarelayang secara Islam dibenarkan,
rasa dan berbagai pengaruh lain seperti yang meliputi (Mannan, Yogyakarta):
kenaikan tingkat harga dalam aktivitas 1. Pembayaran zakat dan ushur
ekonomi. Agar dapat terpelihara hak-hak 2. Larangan riba atas pinjaman
dasar mereka Islam mewajibkan kelompok konsumtif maupun produktif
kaya untuk menyediakan 2,5 hingga 20 3. Hak atas sewa ekonomik murni (yaitu
persen penghasilan dan kekayaannya untuk pendapatan yang diperoleh tanpa suatu
dibayarkan sebagai zakat dan sedekah usaha khusus oleh siapa pun juga) dari
guna membantu pemenuhan kebutuhan semua anggota masyarakat atau
masyarakat miskin. Dalam Al-Qur’an negara
disebutkan:

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


139
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

4. Pelaksanaan hukum waris guna Islam sesuai dengan syariat maupun


menjamin pengalihan harta benda kenyataan sosioekonomis.
antar generasi secara adil 12. Pemungutan pajak tambahan di luar
5. Dorongan untuk memberi pinjaman zakat dan ushr oleh suatu negara Islam
tulus ikhlas bebas dari bunga (Qardul untuk menjamin pemerataan yang
hasan) adil.
6. Pencegahan kehabisan sumber daya
Dalam Islam dikenal beberapa
yang kian menipis oleh generasi
bentuk insentif bagi perekonomian yang
sekarang yang akan merugikan semua
sangat unik bagi masyarakat miskin yaitu
generasi mendatang
zakat, infak dan shadaqah.Zakat bersifat
7. Dorongan untuk membayar sadaqah
wajib, sedangkan infak dan shadaqah
kepada orang miskin oleh mereka
bersifat sukarela.Keduanya berperan
yang memiliki dana surplus di luar
sebagai instrumen pemerataan pendapatan
kebutuhan mereka
dalam mencapai perekonomian yang
8. Dorongan pengorganisasian asuransi
berkeadilan (Putra, 2007) Sedangkan,
koperatif
dalam fiskal konvensional, pajak hingga
9. Dorongan didirikannnya perserikatan
kini menjadi tulang punggung APBN
kedermawanan untuk menyediakan
dalam menghadapi pengeluaran negara
barang-barang sosial, maupun barang-
(Putra, 2007) .Pajak dan zakat merupakan
barang pribadi bagi orang-orang yang
dua ujung tombak pemerataan pendapatan
layak menerimanya
yang selama ini berjalan di indonesia.
10. Dorongan untuk meminjamkan modal
Berdasarkan hasil riset Islamic
produktif tanpa mengenakan biaya
Development Bank (IDB) pada 2010
bagi mereka yang membutuhkannya,
disebutkan jika potensi zakat di Indonesia
si penerima diharapkan akan
mencapai Rp. 100 triliun. Sementara
mengembalikan kepada si pemilik
ditahun 2011, jumlahnya semakin
asli, sesudah mencapai sasaran atau
meningkat, potensi zakat mencapai Rp.
tujuan peminjaman.
217 triliun, dengan perincian Rp. 117
11. Tindakan hukum terhadap
triliun dari rumah tangga dan Rp. 100
perbendaharaan pemerintah demi
triliun dari perusahaan-perusahaan milik
terlaksananya jaminan realisasi tingkat
Muslim
minimum penghidupan, segera
(http://hidayatullah.com/read/18116/21/07/
setelah ditetapkan oleh suatu negara

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


140
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

2011/potensi-zakat-indonesia-tahun-2011- utama dalam konsep ‘distribusi’ menurut


mencapai-rp.-217-triliun, 2014) .Dan pandangan Islam ialah peningkatan dan
berdasarkan hasil penelitian IPB dan pembagian bagi hasil kekayaan agar
Baznas potensi zakat di Indonesia tahun sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan,
2015 mencapai 217 Triliun sehingga kekayaan yang ada dapat
(Http://forumzakat.org/jaja-jaelani- melimpah dengan merata dan tidak hanya
potensi-zakat-indonesia-mencapai-rp-217- beredar diantara golongan tertentu saja.
triliun/, 2016) (Afzalurrahman, 1995)
Mengenai pelaksanaan zakat, Sadr C. Kepemilikan Sumber Daya Alam
(Sadr, 1984) memandang hal ini untuk Pembangunan Negara
merupakan tugas sebuah negara. Selain itu,
Terjadinya konflik pengelolaan
beliau juga mendiskusikan khums, pajak,
sumber daya alam di Indonesia berawal
fai dan anfal, yang dapat dikumpulkan dan
dari ketidakadilan penguasaan sumber
dibelanjakan untuk mengurangi
daya alam (Sumber Daya Alam (SDA)
kemiskinan dan menciptakan
dapat dikelompokan ke dalam dua bentuk
keseimbangan social (Amalia, Euis, 2005)
yaitu: pertama, stock atau modal alam
Baqir Ash-Shadr fokus pada kaum miskin.
(natural capital), seperti danau, kawasan
Target Sadr adalah terciptanya
lindung, pesisir dan lain sebagainya, yang
keseimbangan sosial tidak mengarah pada
keberadaannya tidak dibatasi oleh wilayah
keseimbangan standar hidup antara si
administrasi dan kedua, SDA sebagai
miskin dan si kaya (Amalia, Euis, 2005)
faktor produksi atau sebagai barang atau
Hal tersebut, selaras dengan konsep
komoditas, seperti kayu, rotan, air,
zakat, yang oleh Mannan dipandang
mineral, ikan dan lain-lain, yang diperoleh
sebagai poros keuangan negara Islam.Ia
berbagai sektor/dinas sebagai sumber-
merupakan sumber utama penerimaan,
sumber ekonomi, lihat: harijadi
namun tidak dipandang sebagai salah satu
kartodiharjo, dkk, bawah payung
rukun Islam. Zakat merupakan sebuah
pengelolaan sumber daya alam, (jakarta:
elemen dalam sosialisme Islam yang
suara bebas, 2005), hlm.60. Bandingkan
digagasnya.Oleh karena, beban zakat
dengan sukanto reksohadiprodjo,
bersifat tetap (dalam arti riil) dan para
mengatakan bahwa dalam konteks
penerimanya juga sudah ditentukan, maka
indonesia sumberdaya alam dimaksud
pemungutan berlebih dapat saja
diperluas cakupannya sumber daya alam
diterapkan(M Abdul Mannan,2010).Prinsip
dan energi dan selanjutnya dipilah-pilah
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
141
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

secara sektoral. Yaitu kepada dua bentuk: berdasarkan equity dan keseimbangan
1) sektor pertanian: pangan, peternakan, antar geografis, area, sektor perkotaan dan
perikanan, perkebunan, kehutanan dan pedesaan dan lapangan pekerjaan
pengairan: 2) sektor pertambangan: (Nasution & dkk, 2007) Penguasaan
minyak bumi, gas alam, aspal, batu bara, pengolahan lahan publik oleh pihak swasta
bauksit, emas/perak, mangan, nikel, pasir, diarahkan untuk tidak merusak
besi, tembaga, timah, bahan galian, dan kepentingan banyak pihak.Misalnya, tidak
nuklir. Lihat; (Raksohadiprodjo & dibenarkan pemerintah memberikan hak
Pradono, 1998) usaha penggalian lahan yang banyak
.Mulai dari ketidak jelasan konsep mengandung barang tambang kepada
tentang siapa yang berhak untuk sektor swasta, jika aktivitas tersebut
menguasai dan memanfaatkannya, hingga kemudian menimbulkan ekses negatif
kebijakan penataan penguasaan yang seperti kesenjangan atau terkonsentrasinya
kurang tegas sehingga tidak memberikan kekuatan kapital kepada kelompok atau
keadilan bagi semua pihak(Harijadi,1992) pihak swasta tertentu (Nasution & dkk,
.Al-Rubi mengkorelasikan pembangunan 2007) Kalaupun karena kepentingan
ekonomi dengan kewajiban-kewajiban maslahat tertentu (seperti penguasaan
keagamaan. Menurutnya, tujuan teknologi misalnya), sehingga lahan
pembangunan ekonomi untuk mewujudkan tersebut tidak dapat digarap oleh sektor
kesejahteraan sehingga setiap publik, maka kebijakan pemerintah harus
Dalam pengelolaan sumber daya menetapkan tarif zakat sebesar 20% per
alam yang tersedia, pemerintah (negara) tahun untuk kategori ini, tidak sebesar
harus mampu mendistribusikan secara baik 2,5%. Tarif 2,5% hanya di charge kepada
atas pemanfaatan tanah/lahan dan industri publik yang memanfaatkan lahan tambang
(sumber daya alam). Artinya kesempatan tersebut, secara kolektif (tidak ada
tidak hanya diberikan kepada sekelompok penguasaan hak usaha pada
orang untuk menjalankan proses produksi. orang/kelompok tertentu (Nasution & dkk,
Kebijakan distribusi menganut kesamaan 2007).
dalam kesempatan kerja, pemanfaatan Adapun di Indonesia, payung
lahan-lahan yang menjadi sektor publik, hukum penguasaan dan pemanfaatan
pembelaan kepentingan ekonomi untuk kekayaan alam di Indonesia sudah diatur
kelompok miskin, menjaga keseimbangan dengan sangat sempurna dalam bingkai
sosial dan investasi yang adil dan merata UUD pasal 33 ayat (3) yang

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


142
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

menyatakan,”bumi, air dan kekayaan alam serta di seluas area pertambangan


yang terkandung di dalamnya dikuasai saja;
oleh negara dan dipergunakan untuk 4) Sumber daya lain, yakni melalui
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. kerja atau tenaga kerja orang,
Yang kemudian di tuangkan dalam seperti penangkapan burung,
rumusan pasal 2 UU No.5 Tahuun 1960 penebangan kayu, dan
tentang peraturan dasar pokok- sebagainya.
pokokagraria (UUPA). Berdasarkan hal c. Kepemilikan swasta hanyalah terbatas
tersebut, pemikiran Baqir ash-Shadr pada hak pakai, prioritas penggunaan
padasatu sisi punya banyak kesamaan dan hak untuk mencegah orang lain
dengan isi UUD 1945 pasal 33 ayat (3) memakai barang yang sedang dimiliki
yang berlaku di Indonesia, yakni berkaitan oleh orang lain.
dengan konsep kepemilikan (Ash-Shadr, d. Untuk mineral dan air, individu
1973). diperkenankan untuk ‘menggunakan
Dalam pemikiran konsep
Tapi di sisi lain, Baqir Ash-Shadr
kepemilikan Baqir Ash-Shadr, ada
berpendapat bahwa bukan berarti
beberapa hal yang penting diantaranya
pemerintah sebagai pemilik absolut
(Haneef, 2010):
terhadap sumber daya mineral yang ada,
a. Kepemilikan oleh negara adalah jenis
bisa saja oleh pemerintah mineral-mineral
kepemilikan yang paling sering,
tersebut diberikan kesempatan kepada
meskipun hak pakai dapat diperoleh
individu untuk dimanfaatkan sebatas yang
dari negara
mereka butuhkan untuk kelangsungan
b. Kepemilikan swasta hanya diizinkan
hidupnya(Muhammad Baqir Ash-
di dalam sejumlah kecil keadaan:
Shadr,1998). Karena,jika memberikan hak
1) Tanah yang digarap di wilayah
kepemilikan individu untuk
penduduk yang menerima Islam
mengeksploitasi sumber daya alam, akan
secara sukarela (melalui dakwah);
berdampak buruk terhadap kehidupan
2) Jika ditetapkan di dalam
masyarakat, baik dilihat dari sisi hukum,
perjanjian;
sosial, politik maupun ekonomi.
3) Mineral tersembunyi yang
Berbeda dengan pandangan M
memerlukan usaha untuk
Abdul Mannan yang memandang
mendapatkannya,dan hanya
kepemilikan resmi swasta tetapi legitimasi
sejauh mineral yang digali saja
kepemilikan itu tergantung pada
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
143
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

kewajiban-kewajiban moral, agama dan bukan sekedar kekuasaan serta untuk


kemasyarakatan individu yang mencegah terjadinya praktek monopoli,
bersangkutan, sepanjang tidak terjadi oligopoli, eksploitasi tanpa batas an bentuk
eksploitasi ataupun pencabutan atas hak efesiensi lainnya untuk mewujudkan nilai
pihak lain (Mannan, Yogyakarta) keadilan demi kepentingan bersama.
Namun, permasalahannya adalah
Dari isi UUD 1945 pasal 33 terlihat
ketika pemerintah diberikan wewenang
bahwa larangan pribadi untuk memiliki
sepenuhnya untuk mengeksploitasinya
kekayaan alam tersebut karena sifatnya
dengan berdasarkan UUD 1945 tersebut
untuk kebutuhan umum, oleh karena itu
lalu oleh pemerintah diberikan kepada
harus dikelola oleh negara. Dengan
pihak asing untuk mengeksploitasinya
demikian, diharapkan akan dapat dihindari
diperkuat oleh peraturan pemerintah
terjadinya praktek monopoli, perselisihan,
dengan ditetapkannya Undang-undang
dan persengketaan di antara orang-orang
pokok pertambangan tahun 1967 (UU
yang ingin mendapatkannya. Disamping
No.11 tahun 1967 tentang pertambangan)
itu, dengan dikuasai sumber daya tersebut
Undang-undang ini disahkan untuk
oleh negara diharapkanakan dapat
meningkatkan pendapatan negara dengan
dimanfaatkan bagi kemakmuran rakyat
mengundang pemodal untuk melakukan
(Ash-Shadr, 1973)
inevestasi pada sektor pertambangan. Oleh
M Baqir Ash-Shadr berpandangan
sebab itu, undang-undang ini selain
bahwa negara boleh menjalankan dan
bernuansa sentralistik, juga syarat dengan
meregulasi kegiatan ekonomi, tidak
orientasi ekonomi dan capital (economic
terkecuali’, seperti membeli pengelolaan
and capital orientied)( I Nyoman
sumber daya alam (Haneef, 2010).
Nurjaya,2010). Karena itu, dengan di
Dalam hal intervensi negara
keluarkannya undang-undang tersebut,
terhadap kepemilikan pribadi dan sumber
maka perusahaan berskala internasional
daya alam yang diatur dalam undang-
berbondong-bondong datang untuk
undang di Indonesia sangat relevan dengan
mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia
pemikiran M Baqir Ash-Shadr dan M
terutama pertambangan minyak sebagai
Abdul Mannan. Yaitu sebagai tolak ukur
sejarah awal masuknya investasi
sampai sejauh mana negara diperkenankan
asing(Achmad Ya’kub,2010).
melakukan intervensi terhadap persoalan
Dengan semangat sentralistik
rakyatnya dengan alasan kemaslahatan
tersebut, ditandai dengan UD 1945 dan

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


144
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

diperkuat undang-undang pokok sumber daya alam. Upaya ini sejalan


pertambangan, maka membuat rakyat dengan tujuan mewujudkan good
semakin terbatas untuk mengakses sumber govermance dalam pengelolaan sumber
daya mineral dan tidak memiliki kekuatan daya alam, di mana perlu reposisi atas
hukum untuk mempertahankan sumber peran-peran pemerintah dari
daya mineral yang dieksploitasi oleh penyelenggara menjadi fasilitator termasuk
pemerintah. Di samping itu, masyarakat fasilitas bagi pengembangan partisipasi
terutama yang diam di wilayah yang akan rakyat(Harijadi Kartodiharjo dkk,2010).
dilakukan kegiatan pertambangan tidak M.A. Mannan berpendapat bahwa
pernah dieri informasi dan dimintakan ahli ekonomi Islam dan modern saling
persetujuan bagi rencana pemberian izin mendukung konsepsi tentang apa yang
pertambangan. Penguasaan rakyat atas disebut problem ekonomi, yang meliputi:
kekayaan alam yang mereka miliki acap kelangkaan sumber daya alam (scarce
kali tidak diakui dan dianggap tidak sah source) dan keinginan-keinginan yang
karema mereka tidak mampu menunjukan tidak terbatas (unlimited wants) (Nomani
alat bukti yang sah menurut hukum positif & dkk, 1995). Hal ini sejalan dengan
yang berlaku. Walaupun diberikan izin pandangan M. Baqir Ash-Sadr (Sadr,
untuk mengeksploitasinya, hanya sebatas 1984) bahwa, “ Tuhan mencukupkan
pengelolaan tambang skala kecil sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan
(pertambangan rakyat). Akibatnya yang dan keinginan manusia secara memuaskan
terjadi pihak ketiga seperti perusahaan (satisfaction), manusia sendirilah yang
pengeksploitasi kekayaan alam Indonesia menyebabkan timbulnya problem
dapat mengambil alih penguasaan ekonomi”. Timbulnya problem ekonomi
masyarakat adat(I Nyoman Nurjaya,2010) ini disebabkan oleh dua alasan, yaitu:
. Seharusnya pemerintah, ketika tidak ketidakadilan manusia dalam kesalahan
mampu menjalankan fungsi kontrol dalam distribusi sumber daya alam, dan adanya
pengelolaan sumber daya alam karena eksploitasi manusia pada alam yang
keterbatasn personel dan anggran, maka berlebihan (Nomani & dkk, 1995)
memberikan kesempatan kepada rakyat
Dengan demikian, atas nama
untuk meningkatkan pertisipasi dalam
pembangunan tersebut pemerintah
pengelolaan sumber daya alam tersebut.
membuat kebijakan dengan terus
Yaitu dengan mengakui hak masyarakat
mengeksploitasi kekayaan alam sehingga
adat untuk mengontrol dan mengelola
mencapai pertumbuhan ekonomi
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
145
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

(economic growth development) yang lebih access to information), hak masyarakat


baik dan berkeadilan. Namun, fakta yang untuk berpartisipasi (public right to
terjadi sebaliknya, di mana efek yang participate), dan hak masyarakat untuk
ditimbulkan dari praktik eksploitasi mendapatkan keadilan (public right to
kekayaan alam yang tidak terbatas justice).Selaras dengan pandangan Harijadi
tersebut, akan berakibat pada kerusakan Kartodiharjo, bahwa dalam konteks
dan degradasi terhadap sumber daya alam, pengelolaan sumber daya mineral alam
akibat dari keserakahan dari ketiga hak dasar masyarakat tersebut
manusia(Muhammad Baqir Ash-Shadr,2010). mutlak harus diterapkan.Dengan demikian,
Maka untuk mencegah terjadinya distribusi sumber daya mineral yang
praktik-praktik pemanfaatan dan berkeadilan dapat terwujud dengan
pengelolaan sumber daya mineral yang baik(Harijadi Kartodiharjo, dkk,2010).
bercorak eksploitatis, sentralistik, sektoral Dengan demikian, perlunya
dan represif, serta dalam rangka merumuskan kembali sebuah konsep
mewujudkan pengelolaan lingkungan pengelolaan serta pemberdayaan sumber
hidup yang baik (good environment daya alam yang berkeadilan demi
goverment), maka pemerintah perlu tercapainya kemaslahatan bagi
membentuk undang-undang pengelolaan pembangunan bangsa.
sumber daya alam yang berkeadilan dan III. SIMPULAN
berkelanjutan demi mensejahterakan
Adapun dari pola distribusi islami
rakyat secara keseluruhan sesuai dengan
dalam konteks kekinian dari beberapa teori
amanat UUD 1945 pasal 34(I Nyoman
di atas,dapat disimpulkan, bahwa hal yang
Nurjaya,2010). Disamping itu, peran serta
seharusnya mulai digiatkan yaitu
masyarakat menjadi sangat penting dalam
peningkatan pemberdayaan lembaga zakat
pengelolaan sumber daya mineral,
dan wakaf dari aspek menejemen dan
setidaknya dalam hal pengawasan
aspek peningkatan kesadaran masyarakat,
mekanisme kerja institusi, mejaga kualitas
mengembalikan sumber daya alam yang
kebijakan yang dibuat, dan menjaga
menjadi sarana publik masyarakat dengan
profesionalitas dan integritas aparatur
tanpa privatisasi dan disertai kontrol
pemerintah.Hal ini sesuai dengan hak
pemerintah, memperkuat peran kontrol
dasar masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintah dalam mengatur aspek
pemerintahan, yaitu hak masyarakat untuk
ekonomi pasar, serta meningkatkan usaha
mengakses informasi (public right to

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


146
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1 No.1 januari 2017 Hal. 131-148

kecil dan menengah, menghentikan segala masyarakat luas melaksanakan konsep


upaya eksploitasi sumberdaya alam dan distribusi yang sesuai syariat, karena
mengembalikan pemberdayaan SDA penyalahgunaan konsep distribusi
kepada usaha lokal, dan mendorong usaha mengakibatkan dampak negatif pada
kecil dan menengah dalam pemberdayaan perekonomian global. Selanjutnya,
Sumberdaya alam di Indonesia. menghimbau semua akademisi serta
Berdasarkan kesimpulan di atas, pelaku dan pemerhatu ekonomi agar
peneliti mengusulkan beberapa menjadikan konsep distribusi yang
rekomendasi sebagai berikut: hendaklah berkeadilan sebagai asas dalam mekanisme
para pelaku ekonomi, pemerintah dan perekonomian di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

ekonomi rakyat di Provinsi NTT,


Kupang.

Haneef, A. (2010). Pemikiran Ekonomi Islam


Mth, A. (2003). Konsep Pembangunana Kontemporer. Jakarta: PT.Rajawali
Ekonomi Islam. Jurnal Al-Mawardi. Press.

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/20 Hazm, I. (1988). al-Muhalla, Jilid VII. Beirut:


15/09/15/190251226/kemiskinan.m Dar al-Kutub al’ilmiyyat.
aret.2015.lebih.parah.ketmbang.tiga.t
ahun.lalu. . (2016, 08 26). Http://forumzakat.org/jaja-jaelani-potensi-
zakat-indonesia-mencapai-rp-217-
Afzalurrahman. (1995). Doktrin ekonomi triliun/. (2016, 08 26).
Islam. Jakarta: Dana Bakti Wakaf.
http://hidayatullah.com/read/18116/21/07/
Amalia, Euis, E. (2005). Sejarah Pemikiran 2011/potensi-zakat-indonesia-tahun-
Ekonomi Islam dari Masa Klasik 2011-mencapai-rp.-217-triliun.
hingga Kontemporer. Jakarta: (2014, 07 10).
Pustaka Asatruss.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=
Ash-Shadr, M. B. (1973). Iqtisaduna, Cet.IV. 1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=28&
Beirut: Dar Al-Fikr. notab=1. (2014, 02 12).

Asy-Syatibi. (T.Th). al-Muwafaqat fi Ushul http://www.fiskal.kemenkeu.go.id/2010/ado


asy-Syariah, Jilid 2 . Kairo: Musthafa ku/2013/general/Advertorial_APBN_
Muhammad. 2014_061213.pdf. (2014, 02 03).

Benu, F. (2002). Ekonomi Kerakyatan dan Jalaluddin, A. K. (1991). The Role of


Pemberdayaan Ekonomi Rakyat: Goverment in an Islamic Economy.
Suatu Kajian Konseptual. Makalah Kuala Lumpur: A.S.: Noordeen.
pada seminar pemberdayaan
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
147
Siska lis sulistiani, distribusi dalam ekonomi islam untuk pembangunan negara menurut baqir ash-shadr dan

Mannan, M. A. (Yogyakarta). Islamic


Economic: Theory and Practice. 1993:
Dana Bhakti Prima Yasa.

Muhamad. (2003). Metodologi Penelitian


Pemikiran Ekonomi Islam.
Yogyakarta: Penerbit Ekonesia.

Nasution, M. E., & dkk. (2007). Pengenalan


Ekslusif Ekonomi Islam. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Nomani, F., & dkk. (1995). Islamic Economic


Systems. Kualalumpur: Business
International Press.

Putra, S. E. (2007). Optimalisasi ZIS dan


penghapusan pajak, sebagai upaya
peningkatan kemandirian ekonomi
masyarakat miskin di era otonomi
daerah. Jurnal Ekonomi pemangunan.
Vol8, No1, juni 2007.

Raksohadiprodjo, S., & Pradono. (1998).


Ekonomi Sumberdaya Alam Dan
Energi. Yogyakarta: BPFE.

Sadr, B. (1984). Manusia Masa Kini dan


Problem Sosial. Bandung: Pustaka
Salman ITB.

Shihab, M. Q. (2012). Tafsir al-Mishbah,


vol.14. Jakarta: Lentera Hati.

Su’aidi, M. Z. (2012). Pemikiran M.Umer


Chapra tentang Masa Depan
Ekonomi Islam. Jurnal Ishraqi, Vol.10
No.2 Desember.

Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399


148

Anda mungkin juga menyukai