Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDAIS

“KEJUJURAN”

Di Susun Oleh:

SAKHRUN FADILLAH
18. 3876
XI NKPI

NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN


SMK NEGERI 1 TAKALAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, semoga sholawat dan
salam dilimpahkan kepada Hamba dan Rosull-Nya Muhammad SAW juga
kepada keluarga dan segenap sahabatnya.

Atas berkat Rahmat, dan karunia-Nya serta dan pertolongan Allah SWT,
sehingga Makalah ini bisa kami selesaikan, dan Makalah ini hanyalah sebagai
pengantar bagi Siswa yang ingin mempelajari Tentang Kejujuran secara
mendalam sehingga karena baru sebagai Pengantar maka diharapkan siswa
membaca Makalah atau buku-buku lain untuk melengkapi pengalamannya.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak kesalahan dan


kekurangan-kekurangan yang telah kami sampaikan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu kami mohon maaf yang seikhlas-ikhlasnya

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2
C. TUJUAN MASALAH..................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3


A. PENGERTIAN SIFAT JUJUR.....................................................................3
B. PEMBAGIAN SIFAT JUJUR......................................................................4
C. MANFAAT PERILAKU JUJUR..................................................................7
D. CONTOH PENERAPAN PERILAKU JUJUR DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI.....................................................................9

BAB III. PENUTUP.............................................................................................11


A. KESIMPULAN...........................................................................................11
B. SARAN.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Penulis kitab al-Manazil mengatakan bahwa jujur adalah istilah untuk
mengungkapkan hakikat sesuatu yang berwujud kejadian yang sesuai dengan
kenyataannya. Makna lain kejujuran adalah tercapainya sesuatu dengan sempurna,
beserta kekuatan dan seluruh elemennya.
Seorang hamba wajib berperilaku jujur ketika ia bermunajat kepada
Tuhannya. Misalkan ketika ia berikrar, “sesungguhnya aku hanya menyembah
Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi,” tetapi ternyata hatinya tidak
pernah mengingat Allah SWT, dan sibuk dengan kepentingan duniawinya. Itu
berarti dia telah mendustai Allah SWT. Kejujuran bergantung pada keikhlasan
seseorang. Jika amalannya tidak murni untuk Allah Swt., tetapi demi kepentingan
nafsunya berarti dia tidak jujur dalam berniat, bahkan bisa dikatakan telah
berbohong. Ini adalah perkara yang berkaitan dengan niat yang tulus adalah
pondasi untuk setiap amal.
Namun jika kita melihat realita disekitar kita, kejujuran kini menjadi
sesuatu yang langka. Banyak sekali orang-orang yang menyimpang dari jalan
Allah dengan kebohongan yang dilakukannya. Seperti para pejabat pemerintahan
yang telah diberi kepercayaan menjadi Al-Wakil bagi rakyat malah memanfaatkan
amanat tersebut untuk kepentingan pribadinya.
Oleh karna itu, perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat
perilaku jujur. Karna sesungguhnya dalam ayat-ayat Al-qur’an dan Hadis telah
dijelaskan pula tentang sifat jujur. Bahkan Nabi Muhammad SAW banyak
memberikan pesan-pesan mulia melalui perilaku jujur beliau.
Kejujuran seseorang akan mendatangkan banyak mudarat baik bagi
dirinya, orang lain, maupun lingkungan disekitarnya, bahkan kejujuran bisa
menjadi cirri khas seseorang. Seperti Nabi Muhammad yang diberi gelar Al-Amin
karna kejujuran Beliau yang luar biasa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dari makalah ini, rumusan masalah yang akan
dikaji sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian perilaku jujur
2. Apa saja pembagian sifat jujur
3. Apa saja manfaat dari perilaku jujur
4. Apa saja contoh perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari berkaitan
dengan perilaku jujur

C. TUJUAN MASALAH
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah
ini antara lain:
1. Mengkaji pengertian Ahlak mulia Jujur
2. Menguraikan pembagian perilaku sifat jujur
3. Menguraikan Manfaat Perilaku Jujur
4. Menguraikan contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SIFAT JUJUR


Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau
“shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah
dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu
bermakna:
(1)   kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2)   kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
(3)   ketegasan dan kemantapan hati; dan
(4)   sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur
harus dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari
cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau
bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan
kemajuan perseorangan dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah
salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia
dan antara satu golongan dengan golongan yang lain.
Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada
orang yang merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan
bahkan orang merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur.
Pepatah ada mengatakan “berani karena benar, takut karena salah”.
Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan
sempurna oleh orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa,
karena dorongan iman dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan
bersikap benar serta jujur.
Orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak
orang. Karena orang yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu
yang penting. Hal ini disebabkan orang yang memberi kepercayaan tersebut akan
merasa aman dan tenang.
Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-
benar bersih. Namun sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita
temui, kejujuran sekarang ini menjadi barang langka. Saat ini kita membutuhkan
teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan
amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling
baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu
Rasulullah saw. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan orang-orang
yang berilmu.

B. PEMBAGIAN SIFAT JUJUR


Kejujuran menjadi buah bibir banyak orang. kejujuran hadir dengan gaung
yang membahana. Kita seakan baru mengenal kata dan sifat mulia, “jujur”. Entah
karena seringnya ber dusta dan kebohongan oleh perilaku kita sendiri ataukah
karena seringnya kita dibohongi sehingga kita menjadi heboh dengan “kejujuran.”
Padahal, melakukan dan mengucapkan kebenaran telah diajarakan dalam Al-
qur'an. Melaksanakan dan melafalkan dengan penuh kejujuran telah diungkap
oleh Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam. Padahal, mengamalkan dan
melontarkan kebenaran telah disinggung oleh para Ulama".
Para Ulama berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah menjauhi dusta di
semua ucapan. Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat, kenyataan
hidup, dan di semua lini kedudukan.” Jujur bukan hanya dalam perkataan, namun
kejujuran juga dinilai mulai dari niat seseorang, perbuatan, bahkan pikiran
seseorang. Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima Bentuk Kejujuran. Yaitu :
1. Jujur dalam ucapan
Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan seseorang wajib memuat dan
mengandung kebenaran. Bukan gunjingan, gosip, dan fitnah. Jujur dalam
perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban menjaga
lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran
karna hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan
demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu.
Jujur dalam perkataan hanya boleh dilanggar dalam 3 hal, yakni ketika
Istri memuji suaminya atau sebaliknya, ketika mengatakan orang yang dicari tidak
ada ketika orang tersebut hendak dihakimi namun tidak bersalah, dan ketika
menyalahi kejujuran untuk mendamaikan orang yang sedang berselisih hingga
damai kembali.
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari-Muslim)

2. Jujur dalam berniat


Tanda niat yang benar, salah satu tandanya, berbanding lurus dengan
perbuatan di lapangan kehidupan. Niat saja belum cukup jika tidak diiringi dengan
kemauan dan kejujuran bahwa dirinya akan berupaya sekuat tenaga mewujudkan
niatnya tersebut.
Allah Swt. Mengingatkan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya bahwa
jika mereka berniat mendapatkan Ridha-Nya, mengorbankan harta dan jiwanya
demi tegaknya Agama Islam berarti dia telah mempersembahkan yang terbaik
bagi agama, dunia, dan akhirat mereka. Misalnya jika seseorang telah berniat dan
berikrar bahwa ia senantiasa menyembah kepada Allah SWT., namun ternyata ia
jarang mengingat Allah karna kepentingan Duniawinya maka dikatakan orang
tersebut tidak jujur dalam niatnya.

3. Jujur dalam kemauan dan merealisasikannnya


Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar terhindar dari kesalahan-
kesalahan dalam menyampaikan kebenaran. Berpikir masak-masak sebelum
bertindak, menimbang baik-buruk dengan ‘kacamata’ Allah adalah tanda jujur
dalam kemauan ini.  Pada saat seseorang telah jujur dalam kemauan, tidak ada hal
yang ingin ia gapai selain melakukan perkara yang dibenarkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.
Kemauan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan
seseorang, “jika Allah memberiku harta, aku akan menginfakkan semuanya”.
Keinginan seperti ini adakalanya benar-benar jujur dan ada kalanya pula masih
diselimuti kebimbangan. Kejujuran dalam merealisasikan keinginan, seperti
apabila seseorang bertekad dengan jujur untuk bersedekah. Tekad tersebut bisa
terlaksana juga bisa tidak karna tiba-tiba ia memiliki kebutuhan mendesak,
sehingga tekadnya hilang. Atau lebih mengedepankan kepentingan nafsunya.
Berkaitan dengan hal ini Allah Swt. Berfirman:
”Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang
telah mereka janjikan kepada Allah Swt. Dan diantara itu ada yang gugur, dan
ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka tidak sedikitpun mengubah
(janjinya).” (Al-Ahzab 33/23.)

4. Jujur dalam menepati janji


Janji adalah hutang, demikian kalimat yang sering terngiang. Karena
hutang, maka wajib untuk dibayar sesuai dengan nilainya. Menepati janji bukan
sembarang sikap. Menepati janji berarti mempertaruhkan harkat dan martabat
dirinya di hadapan orang lain demi memberi keyakinan pada orang tersebut bahwa
ia sanggup untuk membayarnya. Dengan sikap jujur, janji akan tertunai dan
amanah akan dijalankan.

5. Jujur dalam perbuatan


Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur dalam niat dan
perkataan, pada traktak bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali menggaris
bawahi agar kita melengkapi diri dengan jujur dalam perbuatan.
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada
wujud amal dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan
sesuatu apa-adanya. Tidak berbasa-basi. Tidak membuat-buat. Tidak menambah
dan mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan
dengan keyakinan kuat bahwa Allah Subhannahu wa Ta'ala bersama orang-orang
yang benar-benar sebenar-benarnya.
C. MANFAAT PERILAKU JUJUR
Sikap dan perilaku jujur membawa banyak manfaat bagi orang yang
melaksanakannya, diantaranya yaitu:
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi
tenang karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya. Baginda
Rasul SAW bersabda, ‘’Tinggalkanlah apa yang meragukanmu menuju
perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah ketenangan
sedangkan dusta adalah keraguan.’’ (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin
Ali).
2. Mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, ‘’Barang siapa meminta mati syahid dengan
jujur, maka Allah akan mengantarkannya ke dalam golongan orang-orang
syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.’’ (HR Muslim) .
3. Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa
berat akan tetapi pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya.
Rasulullah SAW telah bersabda, ‘’Berperangailah selalu dengan
kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan maka pada
hakikatnya ia merupakan keselamatan.’’ (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari
riwayat Manshur bin Mu’tamir).
4. Dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW,
‘’Berikanlah kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau
masuk surga: jujurlah jika engkau bicara, tepatilah jika engkau berjanji,
tunaikanlah jika engkau diberi amanat, jagalah kemaluanmu, tundukkan
pandanganmu, dan jagalah tanganmu.’’ (HR Ahmad dari riwayat ‘Ubadah
bin Ash-Shamit).
5. Dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jika
engkau ingin dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika
engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara, dan berbuat baiklah
terhadap orang sekelilingmu.’’ (HR Ath-Thabrani). Demikianlah, jujur
penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi
kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas
segalanya. Jujur adalah simbol profesionalisme kerja dan inti dari
kebaikan hati nurani seseorang.
6. Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga
tersebut menjadi nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa
beban dan saling membantu apabila ada maslah dalam satu pihak keluarga.
7. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya
bila kita jujur tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi.
Dalam hal lisan secara otomatis dapat berbicara tanpa ada larangan atau
pantangan yang harus dibicarakan dan bisa mengungkapkan kata-kata
secara leluasa dan mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan dalam hal
perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa
dapat bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.
8. Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu
melakukan sesuatunya tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-
dasar yang kuat walaupun hasil yang tidak memuaskan. Segala apapun,
apabila dilakukan dengan rasa percaya diri akan terasa senang karena
dapat sebagai ukuran kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang
akan sangat mempengaruhi dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai
dari pekerjaan, hubungan keluarga, hubungan masyarakat, hubungan
pertemanan dan banyak lagi.
9. Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak
membawa dampak positif. Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti
akan tidak ada lagi yang suap menyuap. Fakta dalam masyarakat kalau ada
pemilihan pemimpin baru, entah itu Presiden atau Gubernur atau Bupati
hingga sampai pemilihan ketua RTpun banyak yang melakukan suap agar
memenangkan dalam pemilihan. Bahkan yang menerima itu termasuk
sama dengan yang menyuap. Karena dengan menerima suap tadi, maka
dengan terpaksa harus memilih yang sudah diperintahkan orang yang
meyuap, dan bukan dari hati nurani sendiri.
10. Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk
mendapatkan sebuah pekerjaan yang enak tetepi dapat menghasilkan uang
banyak. Nah, dengan mempunyai perilaku yang jujur tentunya akan
mempermudah untuk mendapatkan dan lebih-lebih menciptakan sebuah
pekerjaan yang di inginkan. Hal ini dikarenakan seseorang yang
mempunyai sikap jujur maka ia akan mudah mengerti jika diberikan
sebuah persoalan-persolan yang ditugaskannya kepada seseorang tersebut.
Kemungkinan besar akan mempermudah menyelesaikan tugas-tugasnya
dan cepat tanggap dengan segala masalah-masalah yang menghadang.

D. CONTOH PENERAPAN PERILAKU JUJUR DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI
Perilaku jujur bukan hanya dijadikan teori, namun harus dipahami dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Penerapan perilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat
misalnya sebagai berikut:
1. Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi
kemanapun, sehingga orang tua kita akan percaya dan yakin bahwa kita
pergi ketujuan yang baik.
2. Tidak meminta sesuatu diluar kesanggupan orang tua kita agar orang tua
tidak terbebani.
3. Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak
mengetahuinya, sehingga orang tua akan percaya dan kadang memberi kita
uang yang lebih lagi.
4. Melaporkan hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.
5. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang
ulangan atau ujian sekolah meskipun teman akrab.
6. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau
ketidakhadiran ke sekolah, bukan dengan mengarang alasan.
7. Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain
meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.
8. Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang menghalangi.
9. Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak dapat kita penuhi.
10. Mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya atau melalui pihak
yang bertanggung jawab.
11. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati. Misalnya
ketika membayar makanan yang diambil tanpa mengurangi meskpiun si
penjual tidak mengetahui.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan
sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur
harus dimiliki oleh setiap manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari
cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur dapat menjadi kepribadian sesorang atau
bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam kehidupan manusia.
Perilaku jujur mendatangkan banyak manfaat bagi kita yang
melaksanaknnnya. Dan Allah Swt. Pun telah menjelaskan kewajiban berperilaku
jujur dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an maupun dalam Hadis Rasulullah Saw.
Rasulullah telah banyak mencontohkan sikap-sikap teladan melalui
perbuatannya. Sehingga kita sebagai umatnya harus menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari kita juga.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

http://detakberita.com/pengertian-dan-hakikat-jujur-menurut-islam/

https://www.facebook.com/Kaze.Kate/posts/491625004212737

http://norhaya-jujur.blogspot.co.id/2011/08/c-macam-macam-kejujuran-dan-
makna.html

https://elhubeyyublog.wordpress.com/tag/manfaat-jujur/

http://tipstriksib.blogspot.co.id/2013/07/cerita-kisah-teladan-Nabi-Muhammad-
Rasulullah-SAW-dan-pemuda-yang-bertaubat.html

Anda mungkin juga menyukai