Katup berada di atas silinder block dan noken as atau camsaft berada di silinder
block, batang pendorong atau yang sering disebut push rod dan juga valve lifter.
2. OHC (OVER HEAD CAMSHAFT)
Pada tipe ini, camsaft langsung menggerakkan rocker arm tanpa push rod
maupun valve lifter
3. DOHC (DOUBEL OVE HEAD CAMSHAFT)
Pada tipe ini sama dengan tipe OHC hanya saja ada 2 camsfat dan tentunya
katupnya bertambah, sehingga pada tipe ini satu silinder menggunakan 4 katup
sekaligus, yaitu 2 katup IN dan 2 katup EX.
CARA KERJA SISTEM UTAMA ENGINE DAN MEKANISME KATUP
Saat beroperasi, mesin mobil menghasilkan panas tinggi. Panas ini pun perlu dijaga
atau ditransfer dengan komponen lain. Sistem pendingin mesin mobil memiliki peran
penting dalam menjaga temperatur kerja mesin tetap stabil. Menggunakan cairan,
sistem pendingin ini mampu memindahkan panas mesin.
Ketika mesin masih dalam kondisi dingin, sistem pendingin mesin belum
bekerja. Cairan pendingin masih berada di dalam radiator dan belum bersirkulasi
untuk melakukan pendinginan. Begitu mesin mencapai temperatur tertentu, cairan
pendingin baru bersirkulasi untuk memindahkan panas mesin.
Satu komponen sistem pendingin yang mengatur sirkulasi cairan pendingin itu
adalah thermostat. Thermostat akan membuka ketika mesin sudah mencapai suhu
tertentu dan akan tertutup ketika suhu mesin rendah atau di bawah spesifikasi.
Sehingga sistem pendingin ini bertugas menstabilkan suhu kerja mesin.
Lalu mengapa suhu kerja mesin mobil perlu dijaga? Karena mesin mobil
bekerja dari proses pembakaran di ruang bakar, tentu akan menghasilkan panas.
Beberapa komponen mesin yang bergerak dan bergesekan pun juga menghasilkan
panas. Bila suhu mesin terlalu tinggi atau tanpa pendinginan, bisa menyebabkan
kerusakan parah yang dapat membuat mesin malfungsi.
Tak lain karena sebagian besar komponen mesin menggunakan material besi
atau aluminium yang bisa memuai jika terkena panas tertentu. Ketika berada di suhu
kerja mesin, besarnya pemuaian material itu tidak membuat mesin gagal bekerja.
Tapi ketika mesin bekerja di atas suhu kerjanya, pemuaian material itu sudah tidak
lagi memungkinkan mesin untuk bekerja normal.
Seperti pemuaian yang terjadi pada kepala silinder. Jika suhu mesin terlalu
tinggi (mesin overheat), dapat membuat kepala silinder melengkung. Tak hanya itu,
pemuaian material yang terlalu besar dapat membuat komponen yang saling
bergesekan tak lagi dapat bergerak karena saling menghimpit.
Jadi, mesin membutuhkan sistem pendingin yang dapat memindahkan panas
menuju ke lokasi yang jauh dari mesin. Proses pendinginan itu harus berlangsung
secara kontinyu selama mesin itu bekerja. Cairan pada sistem pendingin akan terus
bersirkulasi sambil membawa panas mesin menuju radiator. Ketika mencapai
radiator, suhu cairan akan turun karena ada aliran udara dari depan mobil dan
melewati kisi-kisi radiator serta kipas radiator yang menghisap udara dan
mengembuskan ke arah mesin.
Agar lebih mendetail, sistem pendingin mesin mobil memiliki beberapa komponen
untuk dapat bekerja dan masing-masing memiliki fungsi.
1. Radiator : Berfungsi untuk mendinginkan cairan setelah menyerap panas dari
mesin dengan cara melepas panas melalui kisi-kisi radiator yang mengalir angin
dingin dari kipas. Radiator mobil ini terdiri dari upper tank, inti radiator, lower tank,
dan tutup radiator.
2. Kipas radiator : Fungsinya untuk menciptakan aliran udara setelah radiator
sehingga terjadi pendinginan cairan. Kipas radiator menghisap udara dari radiator
dan menghembuskannya ke arah mesin. Berada di belakang radiator, kipas ini
digerakkan oleh poros engkol menggunakan v-belt.
3. Tutup radiator : Fungsi dari tutup radiator adalah untuk menaikkan titik didih
air dan menjaganya agar tidak mendidih pada suhu 100 derajat Celcius. Pada
tutup radiator ada dua macam katup yakni katup tekan dan vacuum. Katup tekan
akan membuka ketika mesin panas karena kenaikan tekanan di dalam radiator
sehingga uap cairan bisa keluar ke reservoir. Ketika suhu cairan sudah turun,
katup vakum akan bekerja untuk menciptakan kevakuman di dalam radiator dan
menghisap cairan dari reservoir.
4. Pompa air (water pump): Fungsinya untuk mensirkulasikan cairan pendingin
ke seluruh sistem pendingin. Pompa ini juga digerakkan oleh v belt.
5. Thermostat : Komponen ini sebagai pengatur sirkulasi cairan pendingin.
Ketika mesin belum mencapai suhu kerjanya, thermostat akan menahan cairan
tidak bersirkulasi. Begitu panas mesin tercapai, thermostat akan membuka saluran
agar cairan dapat bersirkulasi dan mengalir ke radiator.
6. Reservoir: Selain sebagai tangki cadangan cairan pendingin, tabung ini juga
berguna untuk menampung aliran uap dari radiator saat mesin panas.
7. V-belt : Berfungsi untuk menggerakkan kipas radiator dan juga pompa air.
8. Water jacket : Merupakan saluran cairan pendingin yang berada di sekeliling
mesin untuk memindahkan panas mesin.
Tak bisa dipungkiri, saat ini sistem EFI dengan cepat akan menggantikan
keberadaan karburator atau sistem bahan bakar mekanis pada mesin. Hal itu
didasari dari berbagai alasan, alasan utamanya yakni tingkat efisiensi serta emisi
yang dihasilkan.
Sistem bahan bakar elektronik atau EFi terbukti dapat meningkatkan efisiensi
mesin dengan produksi emisi yang rendah. Hanya saja, sistem bahan bakar
elektronik ini juga didasari dari sistem konvensional seperti pada karburator. Untuk
itu, jika anda belum memahami prinsip kerja sistem bahan bakar ini, maka akan
kesulitan untuk mempelajari EFI.
KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR KONVENSIONAL
Sebelum melangkah ke sistem kerja, kita bahas dulu komponen penting yang
harus ada dalam satu sistem bahan bakar bensin. Antara lain ;
Disisi lain, bensin sudah memenuhi ruang pelampung yang memiliki saluran
bernama main jet ke arah ventury. Sementara tekanan di ventury turun
menyebabkan bensin dari ruang pelampung naik menuju saluran main jet dan keluar
didalam ventury.
Hal diatas menyebabkan bensin keluar ditengah derasnya aliran udara saat
proses hisap. Sehingga saat proses intake, udara sudah bercampur dengan bahan
bakar saat masuk ke ruang bakar.
Ibaratnya sebuah kran, kalau anda buka kran dengan tekanan air yang rendah maka
air dari kran hanya mengucur. Namun kalau tekanan air besar, air yang keluar dari
kran seperti menyemprot sehingga akan memisahkan tiap molekul airnya
(mengabut).
Lalu siapa yang meningkatkan tekanan bensin ?
Ini adalah tugas dari pompa bensin elektrik, pompa bensin elektrik sudah
bekerja menggunakan motor listrik. Sehingga, kinerjanya tidak lagi dipengaruhi oleh
RPM mesin.
Ini akan membuat tekanan bensin lebih bisa dikontrol dan lebih stabil,
sehingga sangat cocok untuk sistem injeksi. (selengkapnya bisa baca Cara kerja
sistem EFI lengkap )
Mekanisme Sistem EFI
Seperti yang ditujukan gambar diatas, saat kunci kontak ON pompa bensin
akan menyala. Sehingga saat kunci kontak baru ON tekanan bensin sudah
meningkat. Namun pada saat ini, lubang injektor masih tertutup rapat sehingga tidak
ada semprotan bensin yang masuk ke intake manifold.
Ketika kita putar kunci ke posisi start, injektor akan membuka dengan interval
tertentu. Karena lubang injektor kecil, ditambah tekanan bensin besar maka efek ini
akan mengabutkan bensin kedalam intake manifold. Dan bensin yang terkabut
tersebut, akan masuk bersama aliran udara ke dalam ruang bakar.
Bagaimana mekanisme pengaturan volume bensin ?
Itu adalah tugas dari perangkat elektronik sistem EFI. Seperti yang dikatakan diatas,
ada tiga komponen perangakt elektronik sistem EFI yakni ;
Sensor
Processor
Actuator
1. Sensor
Sensor adalah komponen yang berfungsi mendeteksi semua indikator yang
dijadikan acuan untuk menentukan volume bensin yang ideal. Dalam sistem
pengolahan data, sensor berfungsi sebagai input device dimana sensor-sensor ini
akan mendeteksi beberapa indikator seperti temperatur udara intake, masa udara
intake, temperatur mesin, dan lainnya.
Umumnya sensor bekerja dengan memanfaatkan variable resistor. Dimana
ada tegangan referensi yang diberikan, kemudian tegangan referensi tersebut
masuk ke sensor dimana ada variable resistor. Besar hambatan pada variable
resistor ini mengikuti kondisi yang diukur, jadi output dari sensor berupa tegangan
dengan nilai tertentu. Tiap nilai dari tegangan output ini akan diterjemahkan oleh
processor untuk proses pengolahan data.
Setidaknya ada 8 sensor pada mesin injeksi
Secara umum, komponen pada sistem EFI tidak jauh beda dari sistem bahan bakar
konvensional namun ada tambahan komponen elektronik. Beberapa komponen
pada sistem EFI antara lain ;
Fuel tank
Fuel filter
Fuel pump
Fuel hose
Delivery pipe
Injectors
Pressure regulator
3.6 ENGINE MANAGEMENT SYSTEM
EMS system (engine management system) mengatur secara luas agar
operasional mesin bisa tetap bekerja secara optimal setiap saat melalui pengaturan
elemen mesin seperti sensor, actuator, controller, dst.
EMS system (engine management system) mengatur secara luas agar
operasional mesin bisa tetap bekerja secara optimal setiap saat melalui pengaturan
elemen mesin seperti sensor,actuator dan controller. Sistem pengaturan mesin
melibatkan pengaturan bahan bakar, air intake dan juga waktu pengapian, agar
diperoleh momen dan tenaga sesuai spesifikasi. Pengemudi dapat mengatur bukaan
throttle valve secara manual dengan sistem koneksi mekanis, yang kemudian
mengatur rasio udara/bahan bakar ke dalam mesin, selanjutnya campuran
udara/bahan bakar yang masuk itu akan menentukan tenaga dan momen yang
dihasilkah oleh mesin.Pengaturan momen mesin biasanya menggunakan sistem
kontrol secara mekanis dan tekanan hampa, misalnya evaporator yang
menghasilkan campuran bahan bakar/udara untuk pembakaran, pemakaian
peralatan yang sudah sesuai dengan aturan international untuk memperoleh energi
pengapian yang tepat, distributor, centrifugal dan sistem oscilation vacuum.Sistem
konfigurasi kontrol secara mekanis dapat dikatakan sangat rumit, susah dalam
pembuatan, dan sulit untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efisiens, sehingga
mengakibatkan emisi buangnya tidak bisa mengikuti aturan yang telah
ditetapkan.Sistem pengontrolan secara elektroni untuk sistem injeksi bahan bakar
(Bosch’s DJetronic danL-Jetronic) sudah diperkenalkan untuk menggantikan sistem
konvesional karburator atau injeksi mekanis, dan selanjutnya teknologi pengaturan
secara elektronic untuk aplikasi mesin dan keseluruhan sistem pada kendaraan
berkembang dengan pesat. Penggunaan teknologi pengaturan secara elektronik
akan memungkinkan sistem pengontrolan berjalan secara akurat dan tahan lama,
serta dapat mengurangi polusi lingkungan karena emisinya lebih baik, hemat bahan
bakar, stabilitas dan kontrol sistem juga lebih baik. Perkembangan teknologi
elektronika yang sangat pesat, termasuk di dalamnya semi conductor dan komputer
sejak tahun 1970 juga berperan dalam meningkatkan tingkat kestabilan kendaraan
dan harganya juga sudah semakin terjangkau.
Ada tiga alasan dasar penggunaan kontrol mesin secara elektrik yaitu:
Pada model simultan, bahan bakar dinjeksikan dalam waktu yang bersamaan untuk
semua silinder. Mode ini merupakan metode penyemprotan model lama dan untuk
model baru diaplikasikan pada saat start dan kondisi temperatur air pendingin masih
rendah.
Pompa injeksi sendiri, secara umum ada dua macam yaitu tipe inline dan tipe rotary.
Bedanya, tipe inline bekerja dengan menggunakan plunger segaris, sementara pada
tipe distributor menggunakan pkunger memutar. Untuk pembahasan kali ini, kita
akan membahas cara kerja dan komponen pompa injeksi in line.
Pompa injeksi secara umum bisa diartikan sebagai alat khusus pada
mesin diesel yang digunakan untuk menciptakan tekanan tinggi pada
solar.
Tekanan yang tinggi ini digunakan pada injektor agar bisa
mengabutkan solar, sesuai dengan prinsip injektor yang memiliki
noozle dengan lubang cukup kecil. Nozzle ini memiliki niple jet yang
bisa terbuka jika terdapat solar bertekanan.
Meski saat ini teknologi commonrail sudah sangat merebak pada
mesin diesel, namun kehadiran sistem pompa injeksi konvensional
seperti ini masih digunakan. Alasannya lebih awet dan lebih bandel
serta lebih mudah perawatannya.
Sehingga masih banyak digunakan pada mobil-mobil niaga seperti pick
up, bus dan truk.
Komponen Didalam Pompa Injeksi Tipe In line
idalam Pompa Injeksi Tipe In line
Secara umum, letak pompa injeksi ada di samping mesin. Komponen yang
berbentuk kesatuan pompa dengan ukuran memanjang ini bisa anda lihat dengan
mencari pangkal selang injektor. Jika dibongkar, maka akan terdapat beberapa
komponen seperti ;
1. Cam shaft
2. Plunger
3. Input feed
4. Rack adjuster
5. Plunger barel
6. Delivery valve
7. Delivery valve holder
8. Sentrifugal advancer
Cara Kerja Pompa Injeksi Tipe In-Line
Prinsip kerja pada pompa ini, memanfaatkan tonjolan pada camshaft pompa yang
menekan plunger secara tiba-tiba. Smentara penekanan cam diatur oleh sebuah
timming chain yang terhubung dengan poros engkol mesin.
Langkah awal, solar mengalir dari tanki masuk ke input feed pompa injeksi.
Saat memasuki pompa, solar akan diarahkan ke komponen plunger barel.
Plunger barel merupakan ruang tempat solar akan disalurkan ke sistem
injeksi.
Ketika mesin dihidupkan, otomatis camshaft pompa berputar. Sehingga
camshaft menenakan plunger kearah atas.
Sementara utu dibagian atas plunger terdapat plunger barel yang terisi
dengan solar. Sehingga gerakan plunger akan menekan solar kearah atas,
Dibagian atas plunger terdapat delivery pipe yang bisa terbuka saat ada
tekanan dari arah pompa namun akan tetap tertutup saat ada tekanan pada
selang injektor.
Sehingga solar tertekan masuk kesaluran selang injektor dengan tekanan
tinggi,
Hal itu, akan mendorong solar yang sebelumnya sudah memenuhi saluran
selang injektor, akibatnya pada ujung nozzle akan terbuka.
Hal itu menyebabkan solar keluar dengan metode mengabut.
Ketika kabel gas ditarik, maka rack adjuster akan memperbesar volume
plunger barel. Sehingga suplai solar ketika plunger menekan akan lebih
banyak.
Akhirnya RPM mesin bisa meningkat.
Sementara komponen sentrifugal advancer digunakan untuk mengatur
timming penginjeksian dengan mengatur sudut camshaf pompa.
Ketika mesin akan dimatikan, maka kita harus menghentikan suplai solar ke dalam
pompa injeksi. Hal ini berbeda dengan mesin bensin karena sistem pengapian diesel
bekerja secara otomatis (self burning) atau akan terbakar dengan sendirinya,
Sebenarnya solar tidak terbakar dengan sendirinya, namun suhu pada ruang bakar
sudah melebihi titik nyala solar. Sehingga ketika solar keluar pada langkah usaha,
otomatis akan terbakar.
Meski menggunakan metode mekanis yang cukup sederhana, terbukti sistem ini
memiliki ketahanan lebih bandel serta perawatan yang tidak serumit sistem common
rail. Hal itu juga dipengaruhi faktor tekanan bahan bakar. Pada sistem common rail
tekanan bahan bakar pada selang bahan bakar bisa mencapai 20.000 KG/Cm2.
Namun secara emisi, dan efisiensi sistem common rail sudah jauh meninggalkan
tipe konvensional.
Sistem ini memiliki injektor yang mengarah langsung ke atas piston (ruang
bakar terletak pada permukaan piston). Piston pada fuel system ini, memiliki
cekungan di bagian permukaan atas. Cekungan ini digunakan sebagai ruang
bakar, di cekungan inilah bahan bakar akan di injeksikan secara atomize
(mengabut).
Kelebihan:
Tipe pompa rotary, hanya memiliki sebuah plunger. Namun, satu plunger ini
dapat menekan semua chanel yang terhubung ke masing-masing injektor. Disebut
sebagai rotary system karena plunger ini bergerak secara rotary dan pergerakan
plunger ini akan menekan semua piston dengan timming sesuai
Kelebihan tipe rotary ada pada desain yang minimalis, sehingga tidak
memakan banyak tempat pada ruang mesin. Selain itu, terdapat sedikit komponen
yang saling bergesekan. Ini membuat efisiensi tenaga lebih baik.
Dan untuk kekurangannya, tipe rotary memiliki tekanan injeksi yang lemah.
Sehingga kurang cocok untuk mesin diesel berkapasitas besar.
Kelebihan
Memiliki tekanan injeksi tinggi (diatas 2.000 bar)
Produksi NOx sangat rendah
Tenaga yang dihasilkan lebih besar
Suara lebih ringan (clean diesel)
Kelemahan
Sangat bergantung pada elektrikal control system
Salah pilih solar, berakibat pada kerusakan injektor
Rangkaian cukup rumit.
PSPTKR/Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan
3.1 PERAWATAN KOPLING
Jenis dan fungsi kopling juga sangat beragam yang disesuaikan dengan desain
mobil yang digunakan. Seiring perkembangan dunia otomotif, kopling juga mulai
dikembangkan dengan berbagai elemen tambahan yang membuat performa
kendaraan roda empat semakin baik.
Komponen Kopling Mobil
Bagian kopling untuk mobil terdiri dari beberapa komponen yang saling
bekerjasama. Setidaknya ada delapan komponen yang terdapat pada kampas
kopling mobil, diantarnya
Component Name Pictures
a. Pedal Kopling
Pedal kopling adalah salah satu komponen utama dari
kopling kendaraan. Fungsi pedal kopling adalah untuk
memutus atau menyambung kopling.
b. Release Bearing
Release bearing adalah komponen yang berfungsi untuk
menekan komponen clutch cover.
c. Clutch Cover
Clutch cover adalah komponen yang berfungsi untuk
menekan clutch disc agar bisa menyalurkan tenaga
mesin ke transmisi dan clutch disc sendiri
d. Release Fork
Komponen kopling lainnya adalah release fork. Lalu,
apakah fungsi dari release fork pada sistem kopling ini?
Release fork adalah komponen yang berfungsi untuk
mengubah tekanan hidrolik menjadi gerak mekanik.
e. Master Clutch
Master clutch adalah komponen yang berfungsi
mengubah tenaga mekanik menjadi hidrolik.
f. Flywheel
Flywheel adalah komponen yang berfungsi meneruskan
putaran mesin dan menjadi dudukan untuk komponen
clutch cover serta clutch disc.
Cara Kerja Kopling Mobil
Kopling tersebut menjadi penghubung antara poros engkol dengan gigi transmisi.
Saat berkendara, kopling memiliki peran penting untuk mempengaruhi kecepatan
mesin kendaraan sesuai dengan keinginan pengendara. Secara garis besar, cara
kerja kopling pada kendaraan yang utama adalah memutus dan menyambung
tenaga dari mesin ke transmisi gigi. Cara kerja kopling dibedakan kembali menjadi
dua kondisi, yaitu:
1. Ketika pedal kopling ditekan
Kopling berperan untuk menghubungkan putaran pada dua buah poros, yaitu poros
engkol dan poros roda gigi transmisi. Fungsi yang paling utama adalah sebagai
penerus dan pemutus putaran mesin terhadap transmisi. Ketika kamu menekan
pedal kopling, maka putaran dari mesin menuju transmisi akan terputus. Saat tidak
ada putaran maka posisi release fork menekan release bearing. Dengan adanya
penekanan tersebut, kendaraan akan dapat melaju.
2. Ketika pedal kopling tidak ditekan
Ketika pedal kopling tidak ditekan, maka putaran dari mesin menuju transmisi akan
terhubung. Kondisi ini membuat release fork akan kembali ke posisi semula dan
tidak ada tekanan menuju diafragma spring. Pada posisi kopling seperti ini, pegas
pada clutch cover akan bebas dari tekanan release bearing. Selanjutnya, plat
penekan yang berada di clutch cover menekan dan menjepit bagian clutch disc.
Dalam keadaan ini, tenaga dari mesin menuju transmisi akan tetap terhubung yang
membuat kendaraan tidak bisa melaju.
Fungsi Kopling Pada Mobil
Fungsi dari kopling merupakan salah satu komponen yang paling penting pada
kendaraan. Oleh sebab itu, harus memastikan komponen ini berfungsi dengan baik.
Jika kopling mengalami masalah segera siapkan biaya ganti kampas kopling mobil
demi keselamatan saat berkendara.
a. Memutus dan Menyambung Tenaga Mesin ke Roda
Fungsi kampas kopling mobil yang pertama adalah untuk memutus dan
menyambung tenaga mesin ke roda melalui transmisi.
b. Mengangkat Engine
Kopling pada kendaraan roda empat berperan untuk mengangkat engine pada
saat mobil akan bergerak. Hal ini akan mengakibatkan pergerakan mobil yang lebih
halus dan lancar.
c. Mempermudah Pindah Gigi
Kopling juga mempermudah performa kendaraan saat kamu memindahkan gigi
mobil. Perpindahan gigi mobil ini akan menjadi lebih halus saat mobil mulai berjalan
atau digunakan.
d. Membantu Menghentikan Mobil Tanpa Mati Mesin
Dengan adanya kopling, kamu bisa menghentikan mobil tanpa perlu mematikan
mesin. Hal ni sangat berguna pada saat macet atau lampu merah di jalan besar
yang padat.
e. Menunjang Performa Kendaraan
Kopling menunjang performa kendaraan dan mesin sehingga dapat bekerja dengan
lebih maksimal dan optimal.
f. Meningkatkan Performa Rem
Fungsi kopling yang terakhir adalah untuk meningkatkan performa rem kendaraan.
Hal ini amat penting, terutama saat kamu melakukan pengereman dadakan atau
darurat.
Melihat vitalnya fungsi dari kopling pada kendaraan, membuat kamu harus
memastikan komponen tersebut berfungsi dengan baik sebelum digunakan. Jangan
untuk selalu lakukan melakukan perawatan seperti membersihkan dan memberikan
minyak kopling mobil agar tidak selip atau macet saat digunakan berkendara.
Jenis-jenis Kopling Mobil
Berfungsi untuk memutus dan menyambung tenaga mesin ke roda melalui transmisi
ini ternyata memiliki jenis yang sangat beragam. Jenis kopling tergantung dari jenis
mesin kendaraan yang digunakan.
1. Kopling Manual
Kopling manual merupakan jenis kopling yang digunakan dengan secara manual,
dengan kata lain pengemudi yang memiliki kendali terhadap kopling tersebut. Cara
kerja kopling manual ini membuat pengendara bebas mengoperasikan mesin dan
kendaraan sesuai dengan kebutuhannya, termasuk mengatur kecepatan.
Meskipun terlihat mudah, akan tetapi untuk mengoperasikan kopling mobil manual
dibutuhkan skill dan keterampilan yang baik. Pengemudi juga dituntut untuk selalu
fokus saat berkendara agar tidak terjadi hal tidak diharapkan. Akan tetapi
penggunaan kopling manual yang terlalu lama bisa membuat performa dan
kecepatan mobil menjadi menurun.
2. Kopling Otomatis
Kopling otomatis menggunakan teknologi yang lebih canggih jika dibandingkan
dengan kopling manual. Kopling jenis ini memiliki cara kerja sesuai dengan
kecepatan putaran poros engkol dengan cara memutus dan menghubungkan poros
engkol dengan roda belakang. Kopling mobil otomatis biasanya digunakan pada
jenis mobil matic dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan kopling manual.
3. Kopling Gesek
Kopling gesek merupakan jenis kopling dengan sistem kerja yang memanfaatkan
gaya gesek pada dua piringan kopling saat memindahkan daya. Kopling jenis ini
memiliki dua bagian dalam gaya gesek, yaitu kopling piringan dan kopling konis.
Kopling piringan bergesekan dengan dua unik bidan gesek berbentuk piringan.
Sedangkan kopling konis merupakan jenis kopling gesek yang bekerja pada dua unit
piringan berbentuk kerucut terpancang. Agar kopling gesek berfungsi dengan baik,
pastikan perhatikan ciri-ciri kampas kopling mobil habis dan segera lakukan
pergantian.
4. Kopling Plat Ganda
Kopling plat ganda memiliki bidang dengan kepingan yang jumlahnya banyak atau
lebih dari dua buah. Kopling jenis ini biasanya lebih sering digunakan untuk mobil
manual karena sistem kerja kopling pada mobil adalah dengan menggesekkan
komponen pada mesin. Kopling plat ganda memiliki lebih banyak plat atau
komponen karena masih bekerja secara manual.
5. Kopling Plat Tunggal
Kebalikan dari plat kopling mobil ganda, kopling plat tunggal hanya memiliki satu
piringan saja. Jika kamu bertanya kopling plat tunggal mobil untuk apa? Kopling plat
tunggal ini lebih banyak digunakan untuk mobil matic dengan kopling otomatis.
Kopling jenis ini memiliki cara kerja yang lebih mudah dan simple jika dibandingkan
dengan kopling plat ganda. Fungsi plat kopling jenis ini lebih praktis dan efektif
karena dapat melengkapi kekurangan yang ada pada kopling plat ganda.
6. Kopling Mobil Basah
Kopling basah merupakan jenis kopling yang memerlukan pendingin karena sering
mengalami gesekan. Untuk menjaga performa agar tetap awet, kopling basah
membutuhkan pelumas atau oli agar tetap dalam kondisi baik saat digunakan.
Kopling jenis ini biasanya lebih banyak digunakan pada motor.
7. Kopling Mobil Kering
Kopling adalah komponen penting dalam mobil yang mempengaruhi laju kendaraan.
Kopling kering merupakan kebalikan dari kopling basah sehingga tidak
membutuhkan pelumas untuk mendinginkan agar tidak selip. Kopling jenis ini lebih
mudah digunakan jika dibandingkan dengan kopling basah, akan tetapi tetap
membutuhkan perawatan agar kondisinya selalu baik dan prima saat digunakan.
SETELAN KOPLING MOBIL YANG BENAR
Cara Merawat Kopling Mobil yang Tepat agar performanya tetap maksimal,
dibutuhkan perawatan yang baik. Dengan perawatan kopling yang baik, umur
kopling juga akan semakin panjang sehingga lebih awet dan tahan lama.
1. Hindari Penggunaan Setengah Kopling Saat Mengemudi
Kopling adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur laju kendaraan. Jika ingin
kopling awet dan dapat berfungsi dengan baik, salah satu cara merawatnya adalah
dengan menghindari penggunaan setengah kopling saat mengemudi. Kebiasaan ini
akan membuat kopling lebih cepat habis dan juga mempengaruhi keselamatan saat
berkendara. Oleh sebab itulah, hindari kebiasaan ini dan jika terpaksa harus
melakukannya maka usahakan saat suhu kopling mulai menurun.
2. Jangan Paksa Mobil Untuk Menerjang Banjir
Cara merawat kopling yang tepat selanjutnya adalah dengan tidak memaksa
kendaraan roda empat kesayangan kamu untuk menerjang banjir. Air yang masuk
ke dalam mesin mobil membuat sistem kerja kopling menjadi terganggu sekaligus
bisa membuat cepat rusak. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari untuk menerjang
banjir kecuali jika mobil kamu sudah dilengkapi dengan automatic transmission.
Mau melindungi mobil kamu dari risiko kerusakan yang bisa terjadi, termasuk akibat
banjir? Miliki perlindungan tepat untuk mobil dengan asuransi mobil terbaik sekarang
juga.
3. Lakukan Pemeriksaan Volume Minyak Rem Secara Berkala
Agar performa kopling tetap maksimal, jangan lupa lakukan pemeriksaan volume
minyak rem secara berkala. Cari tahu di mana letak kopling mobil sebelah mana.
Mengambil contoh pada mobil manual, letak pedal yang berada di kaki kiri atau
sebelah kiri merupakan pedal untuk kopling, sementara pedal yang berada di tengah
berfungsi sebagai rem, dan pedal yang berada di sebelah kanan adalah pedal gas.
Setelah mengetahui lokasi keberadaan kopling, cek dan pastikan volume minyak
dalam kadar normal. Jika volume kurang, segera lakukan penambahan agar kopling
tidak selip saat digunakan. Akan tetapi jika volume berlebih, segera kurangi karena
bisa menimbulkan efek negatif yaitu kopling blong.
4. Lakukanlah Penyetelan Pada Celah Kopling
Kopling tersebut biasanya kerap berubah kondisi jika mobil sering digunakan. Hal ini
biasanya akan membuat celah kopling menjadi berubah. Untuk menjaga kopling
dalam posisi aman, selalu lakukan penyetelan pada celah kopling jika merasakan
ada perubahan. Penyetelan pada celah kopling ini juga berfungsi untuk membuat
transisi energi dari mesin menjadi semakin lancar sehingga kopling lebih nyaman
untuk digunakan. Untuk yang pengemudi yang baru belajar kopling mobil, kamu
cukup memutar mur penyetel kearah yang diinginkan jika ingin melakukan
penyetelan celah kopling.
5. Jangan Membiarkan Mobil Tidak Terpakai Dalam Waktu Lama
Mobil yang lama tidak digunakan justru bisa membuat kerusakan di beberapa
bagian, termasuk kopling. Jika ingin kopling tetap nyaman digunakan, pastikan mobil
lebih sering dioperasikan meskipun hanya sekedar untuk keliling komplek. Pastikan
juga cara menggunakan kopling mobil dengan baik agar lebih awet dan bisa
berfungsi dengan baik.
CIRI-CIRI KOPLING MOBIL HARUS DIGANTI
Seperti komponen mobil yang lainnya, kopling juga bisa rusak jika terlalu
sering digunakan. Jika terjadi demikian, biasanya fungsi kopling akan berkurang dan
bisa membahayakan pengemudi saat berkendara. Oleh karena itu, jika kopling
menunjukkan gejala kerusakan ada baiknya segera lakukan pergantian. Lalu, kapan
dan berapa lama harus ganti kampas kopling mobil? Berikut ini beberapa ciri kopling
yang harus diganti.
1. Kopling Harus Diganti Saat Akselerasi Mesin Terasa Menurun
Salah satu ciri-ciri bahwa kopling harus segera diganti adalah jika akselerasi
mesin terasa menurun. Ketika kampas kopling habis, biasanya tenaga yang
dihasilkan dari rotasi mesin menjadi tidak tersalurkan dengan baik kepada transisi.
Kondisi ini biasanya akan membuat mesin berdecit saat pedal gas diinjak. Jika
menemukan mobil dalam kondisi tersebut, ada baiknya segera lakukan pemeriksaan
dan penggantian kampas kopling.
2. Pedal Kopling Mobil Tampak Lebih Tinggi
Ciri lainnya jika kopling harus segera diganti adalah pedal kopling tampak
lebih tinggi. Hal ini bisa kamu lihat pada mobil manual dimana jarak injakan pedal
menjadi lebih pendek. Selain pedal kopling tampak lebih tinggi, gigi kopling pada
mobil juga menipis sehingga pedal akan naik tiba-tiba. Jika menemukan mobil dalam
kondisi tersebut, segera ke bengkel untuk melakukan penggantian kopling.
3. Tercium Bau Hangus Tanda Kopling Mobil Harus Diganti
Munculnya bau hangus juga bisa menjadi salah satu ciri jika kopling pada
mobil harus segera diganti. Kampas kopling yang aus menyebabkan gesekan dan
terbakar sehingga akan mengeluarkan bau hangus. Kampas kopling biasanya akan
lebih mudah terbakar saat sedang melalui tanjakan atau turunan tajam. Kondisi
jalanan yang naik turun membuat perpindahan transmisi menjadi intens sehingga
membuat gesekan tinggi antara flywheel dan plat penekan yang membuat terbakar.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada kopling pada mobil yang bertransmisi manual.
4. Mesin Mobil Menjadi Cepat Panas
Jika mesin mobil lebih cepat panas dibandingkan biasanya, ini bisa menjadi
salah satu indikasi bahwa kopling tersebut bermasalah. Biasanya kopling yang habis
membuat mesin mobil menjadi lebih cepat panas. Menipisnya kampas membuat
permukaan kopling menjadi licin sehingga rotasi mesin menjadi semakin cepat. Oleh
sebab itulah, jika merasa mesin mobil lebih cepat panas, periksa letak kopling mobil
dan periksa apakah kondisinya masih bagus atau tidak.
5. Saat Pindah Perseneling Terasa Berat
Ciri selanjutnya untuk mengenal kopling pada mobil yang harus diganti dapat
dilihat ketika perpindahan perseneling terasa berat. Perpindahan persneling
biasanya dilakukan dengan mudah ketika kondisi normal. Akan tetapi jika kampas
kopling habis maka akan membuat mesin berputar tanpa henti. Hal ini membuat
transmisi sulit terhubung sehingga lebih sulit saat akan memindahkan perseneling
pada jenis mobil manual.
6. Kopling Mobil Los
Ciri kopling kendaraan yang harus diganti adalah saat kopling los. Kenapa
kopling mobil ngelos? Kopling kendaraan yang jebol bisa diakibatkan oleh rusaknya
master kopling. Apabila fungsi master kopling tidak bekerja dengan baik, hal ini
dapat memicu terjadinya kopling yang los atau jebol. Selain itu, masalah minyak
kopling yang sudah habis pada tabung juga akan memicu terjadinya masalah pada
kopling.
7. Kopling Berbunyi saat Diinjak atau Dilepas
Tanda lainnya yang penting kamu kenali adalah saat kopling berbunyi ketika diinjak
maupun dilepas. Sebenarnya, kenapa kopling mobil bunyi? Penyebab kopling bunyi
bisa jadi karena hal-hal berikut ini.
1. Kampas kopling yang sudah tipis atau aus
2. Release bearing pada kopling rusak ataupun aus dan kering
3. Plat penekan pada kopling mengalami keolengan
4. Mekanisme penggerak pada kopling mengalami kekeringan karena kurang
minyak
5. Pegas kopling sudah lemah
6. Permukaan flywheel atau pressure plate tidak rata
7. Gerak renggang pada pressure plate terlalu kecil
8. Kemungkinan bunyi lainnya bisa jadi berasal dari persneling
8. Jarak Tempuh Mobil yang Sudah Mencapai atau Melampaui Batas
Pertanyaan selanjutnya adalah sebenarnya berapa km harus ganti kampas
kopling mobil? Selain faktor cara mengemudi mobil, kualitas dari kampas kopling,
serta seberapa terjal medan yang ditempuh, kamu juga perlu mengecek indikator
kilometer secara berkala. Berdasarkan perhitungan pada daya tahan rata-rata
kampas kopling mobil, kampas kopling sebaiknya diganti setiap mobil sudah
mencapai jarak tempuh 30 ribu km atau 50 ribu kilometer.
Mobil terdiri dari berbagai komponen yang saling terhubung agar bisa
beroperasi dengan baik. Salah satu komponen yang paling penting untuk membuat
mobil bisa beroperasi dengan baik adalah kopling ini. Kopling berfungsi untuk
memutus dan menyambung pergerakan roda dan transmisi yang mempengaruhi laju
kendaraan. Melihat pentingnya peran komponen tersebut, kamu juga perlu tahu
letaknya sebelah mana agar lebih mudah melakukan pengecekan.
Seperti yang telah dijabarkan di atas, jenis kopling untuk kendaraan sangat
beragam. Masing-masing jenis tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Pastikan pilih
jenis kopling yang sesuai dengan tipe kendaraan yang kamu gunakan. Dengan
pemilihan yang tepat, fungsinya akan lebih maksimal.
Sama seperti komponen mobil yang lainnya, kopling juga harus dirawat
dengan baik agar bisa berfungsi dengan baik. Jika terjadi masalah pada kopling
kendaraan, bisa mengakibatkan kecelakaan saat berkendara. Jadi, lakukan
perawatan dengan rutin dan segera ganti kampas kopling mobil jika telah habis atau
menipis agar performa mobil tetap maksimal.
8. Output Shaft
Output shaft yaitu sebuah poros yang
memiliki fungsi untuk memindahkan
torsi yang berasal dari sistem transmisi
ke gigi terakhir. Selain itu, komponen
tersebut juga bisa digunakan sebagai
dudukan persneling pada sebuah mobil.
9. Bantalan atau Bearing (Main
Bearing)
Berikutnya, komponen ini berfungsi
untuk mengurangi gesekan yang terjadi
antara permukaan komponen yang
berputar di dalam sistem transmisi.
Komponen ini biasanya diisi dengan minyak transmisi otomatis (ATF) yang berguna
untuk memperbesar momen mesin dan akan dilanjutkan ke bagian transmisi.
Planetary gear unit merupakan komponen yang digunakan untuk menaikkan dan
menurunkan momen mesin serta kecepatan kendaraan.
Komponen transmisi otomatis yang satu ini pada dasarnya digunakan untuk
menghasilkan tenaga dan menggerakkan kendaraan yang memiliki beban berat
dengan tenaga yang ringan.
Salah satu bagian penting yang ada pada planetary gear unit adalah brake yang
fungsinya adalah bergerak untuk memperoleh perbandingan gigi yang dibutuhkan.
Brake ini merupakan komponen transmisi otomatis yang dioperasikan dengan
memakai tekanan hidraulik.
Manual linkage
Transmisi otomatis terbagi ke dalam beberapa jenis dan dibuat dengan cara yang
berbeda-beda pula. Meski begitu, fungsi dasarnya tetap sama sehingga komponen
transmisi otomatis pun sama. Masing-masing komponen yang ada pada transmisi ini
harus bekerja dengan tepat dan dalam keadaan yang baik agar kinerja dari transmisi
otomatis secara keseluruhan bisa berjalan dengan lancar.
CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS
Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang berfungsi
sebagai kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan
mekanisme pompa dan turbin. Baling-baling pertama di dalam torque conventer
bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung memakai mesin. Yang kedua
mengkopel langsung turbin dengan planetary gear dan yang terakhir berfungsi
sebagai stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-baling menjadi 3 baling-
baling. Pada saat cara kerja transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel
ke mesin berputar untuk memompa oli transmisi pada ruangan tertutup. Kemudian
tekanan oli dipakai untuk mendorong turbin. Sistem ini menghasilkan peningkatan
torsi pada turbin saat RPM mesin mengalami peningkatan.
Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama seperti gigi-
gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin pada roda
sehingga mirip dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil.
Perbedaannya terletak pada desain fisik karena pada planetary gear tidak ditemukan
adanya dua barisan roda gigi yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda.
Namun, pada cara kerja transmisi otomatis ini planetary gear hanya memiliki sebuah
roda gigi yang di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama
rumah planetary yang terdapat gigi di bagian dalamnya. Sedangkan untuk merubah
rasio planetary gear secara hidraulik merupakan kinerja dari valve body.
Itulah gambaran cara kerja transmisi otomatis yang banyak digunakan pada mobil-
monil saat ini. Jenis transmisi ini didesain dengan komponen-komponen khusus
yang memiliki fungsi seperti komponen-komponen pada transmisi manual seperti
torque conventer dan planetary gear. Torque gear menawarkan sensasi mobil
berjalan dengan kopling yang selip. Sementara planetary gear membuat mobil
mampu memindahkan giginya secara otomatis.
Poros Propeller
Poros propeller berfungsi untuk meneruskan sekaligus memindahkan tenaga putar
yang dihasilakan oleh mesin dari transmisi menuju ke differential atau gardan.
Kontruksi poros propeller dibuat sedemikian rupa agar saat memindahkan tenaga
putar dari transmisi ke differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa dipengaruhi
dari kondisi permukaan jalan dan jumlah beban yang dibawa kendaraan.
Pada universal joint jenis hooke’s joint terdapat 2 macam yaitu tipe solid bearing cup
(sambungan universal yang dapat dibongkar) dan tipe sheel bearing cup
(sambungan universal yang tidak dapat dibongkar). Pada umumnya poros propeller
menggunakan konstruksi tipe ini, karena selain konstruksinya yang sederhana tipe
ini juga berfungsi secara akurat dan konstan.
2. Slip Joint
Pada universal joint jenis trunion joint, sambungan ini merupakan kombinasi dari
jenis hooke’s joint dengan slip joint. Didalam bodi terdapat alur yang berfungsi
sebagai tempat masuknya poros propeller dan ujung pin dipasangkan ball. Model ini
sudah jarang digunakan, karena dalam pemindahan tenaga putar dari mesin kurang
baik dengan jenis slip joint sendiri.
4. Flexible Joint
Pada universal joint jenis flexible joint ini terdiri dari karet kopling yang keras dan
terletak diantara dua buah yoke yang berbentuk kaki tiga.
Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik, dan tidak
memerlukan minyak/grease. Tetapi apabila sudut antara drive shaft dan driven shaft
melebihi 7-10o maka akan timbul juga vibrasi, untuk menghindari hal ini, maka
dipasangkan center ring ball pada ujungnya
5. Constant Velocity Joint
Pada universal joint jenis constant velocity joint dapat memindahkan gaya putar lebih
lembut dibandingkan dengan jenis hooke’s joint.
Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baiksehingga dapat
mengurangi getaran dan suara bising, akan tetapi harganya lebih mahal. Tipe ini
digunakan pada kendaraan yang menggunakan sistem pemindah daya tipe front
engine front drive (FF).
3.5 DIFERENTIAL
Pengertian Differential
Sistem differential atau disebut juga dengan gardan merupakan salah satu
komponen dari sistem pemindah daya pada kendaraan termasuk mobil yang
berfungsi untuk meneruskan tenaga dari mesin ke poros roda. Pada kendaraan
dengan transmisi FR, tenaga yang dialirkan dari mesin akan melewati transmisi dan
propeller shaft terlebih dahulu sebelum mangalir ke differential (gardan). Pada
kendaraan dengan transmisi FF (transaxle), tenaga yang dialirkan dari mesin akan
melewati transmisi dan menuju ke differential (gardan).
https://fajardwi26.blogspot.com/2020/09/pengertian-differential-komponen-dan-cara-
kerja.html
Sepatu rem & kampas juga menjadi Sepatu Rem & Kampas
komponen yang sering ditemukan dalam
sebuah rem tromol. Brake shoe atau
sepatu rem adalah tempat yang biasanya
dipakai untuk meletakan kampas rem pada
sistem rem tromol. Sementara tempat
meletakan kampas rem di komponen rem
cakram adalah brake pad.
Sepatu rem biasanya memiliki bentuk
menyerupai lingkaran yang terdiri dari 2
buah sepatu dengan bentuk yang
setengah lingkaran. Komponen ini
diletakan di salah satu bagian rem tromol,
namun sepatu rem tidak akan
bersinggungan atau berhubungan
langsung dengan tromol.
Kampas rem adalah komponen yang
diletakan langsung di bagian atas
permukaan sepatu rem. Bahan pembuatan
kampas rem adalah keramik organik yang
bisa dirubah atau diganti ketika kondisi
kampas rem sudah menipis atau jelek.
Return spring adalah komponen rem
tromol yang tidak kalah pentingnya, karena Return Spring
komponen ini berfungsi untuk
mengembalikan posisi sepatu rem ke
posisi yang awal sebelum adanya tekanan
dari tuas rem atau pedal. Dalam sistem
kerja rem tromol, return spring terdiri dari 2
yaitu uper spring dan lower spring.
Uper spring yaitu pegas atau per
yang posisinya berada pada sisi atas atau
tepatnya berada di bawah roda silinder.
Fungsi utama dari uper spring adalah
mengembalikan posisi sepatu rem ke
posisi yang awalnya.
Lower Spring yaitu pegas atau per
yang letaknya berada pada
sisi adjuster dan fungsinya sangat berbeda
dengan uper spring. Lower spring
berfungsi untuk menjaga posisi 2 buah
sepatu rem tromol, supaya bisa menekan
di bagian adjuster.
Dalam sebuah sistem pengereman tromol Brake Shoe Holder
mobil, tentu sepatu rem akan diletakan atau
disimpan menempel di bagian backing plate.
Brake shoe holder memiliki sifat yang dinamis
atau mudah untuk digerakkan. Dengan cara itu,
maka mekanisme holder yang dipakai bisa
menunjang rem tromol dengan baik.
Brake shoe holder juga terdiri dari berbagai
bagian yang termasuk dalam rangkaian pin
yang punya pengunci per atau pegas dan juga
plat penekan. Ketiga komponen saat disatukan
akan menjadi bagian penting yang menempel
pada backing plate.
Brake shoe adjuster adalah salah satu Brake Shoe Adjuster
komponen rem tromol yang terletak di bagian
bawah rem tromol dan bentuk dari komponen
ini menyerupai screw yang berada di adjuster.
Brake shoe adjuster menjadi komponen yang
terbilang penting dalam rem tromol.
Brake shoe adjuster berfungsi untuk menyetel
celah yang muncul di antara kampas rem
tromol dengan permukaan tromol saat adanya
gerakan dari pedal rem, baik itu gerakan
menekan atau penarikan bagian tuas rem.
Parking brake lever merupakan salah satu Parking Brake Lever
komponen rem tromol yang hanya bisa
ditemukan di mobil saja, karena tidak akan
dipakai dalam motor. Dengan adanya parking
brake lever, maka kontruksi rem tromol akan
terlihat lebih rumit. Dalam sistem kerja parking
brake lever, tentu ada 2 buah lever yang akan
dijumpai yaitu park brake lever dan brake shoe
link.
Park brake lever dibuat dengan salah satu
ujung lengannya memiliki bagian engsel yang
akan terhubung dengan brake shoe di bagian
sisi atas dan pada bagian ujungnya akan
terhubung dengan kabel rem. Sedangkan brake
shoe link akan menghubungkan antara park
brake lever dengan brake shoe yang satunya.
Drum brake atau tromol rem adalah komponen Drum atau Rem Tromol
yang memiliki peranan sangat penting dalam
sistem kerja rem tromol. Komponen ini terbuat
dari bahan baja tuang, sehingga teksturnya
sangatlah keras dan bentuknya menyerupai
drum atau tabung.
Drum brake memiliki fungsi utama yaitu
sebagai media gesekan bersama kampas rem
untuk tujuan agar putaran roda akan berhenti di
jalan. Komponen ini juga langsung terhubung
dengan baut roda, sehingga tromol akan
berputar mengikuti baut roda.
Parking brake cable merupakan komponen rem Parking Brake Cable
tromol yang berbentuk kabel baja yang biasa
dipakai untuk menarik sistem rem tromol. Jenis
kabel yang dipakai tidak jauh berbeda dengan
jenis kabel baja yang lainnya. Fungsi utama
parking brake cable adalah menghubungkan
gerakan tuas rem parkir dengan parking brake
lever yang posisinya berada dalam sistem rem
tromol.
1. Pegas (Spring)
2. Shock Absorber
3. Ball joint
4. Stabiliser Bar
5. Sturt Bar
6. Knuckle Arm
7. Upper Arm
8. Lower Arm
9. Lateral Control Road
10. Bumper Suspensi