Anda di halaman 1dari 18

Hutanku yang Terbakar

Oleh: Agus Dinar


 31 Juli 2019
 

T ERIK kemarau membakar 30.315 hektar lahan dan hutan di Indonesia. Terluas terjadi di Riau,

disusul Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jambi, dan
Gunung Arjuna di Jawa Timur. Rinciannya: di Riau seluas 27.683,47 hektar, di Kalimantan Barat
2.273,97 hektar, Sumatera Selatan 236,49 hektar, Kalimantan Selatan 52,53 hektar, Kalimantan Tengah
27 hektar, dan Jambi 4,18 hektar. Ditambah di Gunung Arjuna, Jawa Timur, 40 hektar juga terbakar.
Titik panas di Riau 27 titik, Jambi 26 titik, Kalimantan Tengah 14 titik, Kalimantan Barat 12 titik, dan
Sumatera Selatan 5 titik.
Tidak Sampai Tiga Pekan di Awal 2021,
Bencana Alam Hantui Indonesia
Mulai dari banjir, gelombang pasang, tanah longsor, hingga erupsi gunung api terjadi di Indonesia
di awal tahun 2021 ini. Masyarakat diimbau agar lebih waspada terhadap bahaya bencana alam.
    

Gempa berkekuatan M6,2 guncang Majene, Sulawesi Barat (15/01)


Belum genap tiga pekan pertama memasuki tahun 2021, Indonesia dilanda berbagai peristiwa bencana alam di
beberapa wilayah yang merenggut ratusan korban jiwa. Bencana alam tersebut terjadi di tengah Indonesia
bergulat dengan kasus COVID-19 yang jumlahnya terus mengalami peningkatan.
Selain bencana alam Indonesia dirundung peristiwa tragis berupa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air nomor
penerbangan SJ 182 rute Jakarta – Pontianak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Sederetan bencana alam
yang terjadi mulai dari longsor, gempa bumi, hingga erupsi gunung api.
Longsor di Sumedang, Jawa Barat
Tanggal 9 Januari longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kec. Cimanggung, Kab. Sumedang, Jawa Barat. Longsor
terjadi dua kali, di mana longsor pertama terjadi pada pukul 16.00 WIB dan longsor susulan terjadi pada pukul
19.00 WIB.
Longsor terjadi karena tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut, sehingga membuat kondisi tanah tidak
stabil. Berdasarkan data Badan SAR Nasional (Basarnas), sedikitnya 40 orang meninggal dunia dalam peristiwa
ini. Sebanyak 1.020 warga terpaksa mengungsi ke sejumlah pos pengungsian dan rumah kerabat.

Longsor di Desa Cihanjuang, Kec. Cimanggung, Kab. Sumedang, Jawa Barat (09/01)
Banjir di Kalimantan Selatan
Curah hujan tinggi menyebabkan sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan terendam banjir dengan ketinggian 2
– 3 meter. Adapun wilayah yang mengalami banjir antara lain Kab. Banjar, Kab. Tanah Laut, Kab. Hulu Sunga
Tengah, dan Kab. Tabalong. Berdasarkan data BASARNAS, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan nyaris 44
ribu orang harus mengungsi dalam bencana banjir yang melanda sejak 12 Januari lalu.
Dalam pernyataannya pada Minggu (17/01), Greenpeace Indonesia menyebut selain tingginya curah hujan,
faktor kepentingan lahan industri seperti pembukaan lahan kelapa sawit dan deforestasi akibat proses
pertambangan menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Kalimantan Selatan.
“Tingginya curah hujan masih dijunjung sebagai faktor. Padahal, laju krisis iklim yang terus diperparah oleh
ketimpangan lingkungan hidup atas kepentingan lahan industri menjadi penyebab utama,” bunyi pernyataan
Greenpeace tersebut.
Presiden Joko Widodo meninjau langsung lokasi banjir di Kalimantan Selatan Senin (18/01) siang, tepatnya di
Desa Pekauman Ulu, Kab. Banjar. Dalam kesempatan ini, Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk segera
memperbaiki insfrasturktur yang rusak dan menangani para pengungsi dengan baik.
“Saya hanya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur yang memang
terjadi ada beberapa jembatan yang runtuh…Yang kedua hal yang berkaitan dengan evakuasi, saya meihat di
lapangan tertangani dengan baik, dan yang ketiga yang  berkaitan dengan logistik untuk pengungsi itu yang
penting karena hampir 20 ribu masyarakat berada di dalam pengungsian,” ujar Jokowi.
Gempa Bumi di Majene, Sulawesi Barat
Jumat (15/01) dini hari gempa berkekuatan 6,2 magnitudo mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat .
Sedikitnya 84 orang meninggal dunia dan lebih dari 1.000 orang mengalami luka-luka dalam peristiwa ini. Selain
itu, lebih dari 30 ribu warga dilaporkan mengungsi.
Berbagai infrastruktur vital rusak diguncang gempa, termasuk kantor Gubernur Sulawesi Barat, yang berlokasi di
Mamuju. Jaringan komunikasi dan aliran listrik di wilayah terdampak gempa yakni di Kab. Majene dan Kab.
Mamuju sempat terputus, namun kini telah berangsur normal.
Sebelumnya, dalam pernyataan tertulis yang diterima DW Indonesia, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, pada tahun 2021 ini Indonesia
diprediksi “masih tetap aktif gempa.” Jika dirata-rata, peristiwa kegempaan di Indonesia dalam setahun bisa
terjadi sebanyak 6.000 kali.
 “Wajar karena sumber gempa di Tanah Air sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295
segmen sesar aktif,” ungkap Daryono.
Ia mengimbau agar masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan gempa agar selalu waspada terhadap
bahaya gempa bumi. “Sebagai upaya mitigasi, membangun rumah tahan gempa di daerah rawan gempa adalah
solusi utama dalam mengurangi bahaya dan risiko bencana gempa bumi,” kata Koordinator Mitigasi Gempa
Bumi BMKG itu.

Kantor Gubernur Sulawesi Barat roboh diguncang gempa


Erupsi Gunung Semeru
Gunung Semeru di Jawa Timur memuntahkan Awan Panas Guguran (APG) pada Sabtu (16/01) sore pekan lalu,
yang meluncur sejauh lebih kurang 4 kilometer disertai guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-1.000 meter
dari Kawah Jonggring Seleko ke arah Besuk Kobokan. Demikian data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG).
Hingga berita ini diturunkan status Gunung Semeru masih level II atau “Waspada”.
Masyarakat atau wisatawan diimbau agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 km dari kawah dan jarak 4
km arah bukaan kawah di sisi selatan-tenggara. Masayarakat juga diimbau agar mewaspadai awan panas
guguran, lava pijar, dan lahar dingin di sepanjang aliran sungai yang berasal dari puncak Gunung Semeru.

Gunung Semeru keluarkan awan panas guguran pada 16 Januari 2021


Banjir dan longsor di Kota Manado
Banjir dan tanah longsor juga dilaporkan melanda Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara pada Sabtu (16/01).
Banjir dan tanah longsor terjadi akibat curah hujan dengan intensitas tinggi dan tidak stabilnya struktur tanah.
Sedikitnya sembilan kecamatan terdampak banjir.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedikitnya 6
orang meninggal dunia. Sebanyak 12 unit rumah mengalami rusak sedang hingga berat.
Keesokan harinya, Minggu (17/01), gelombang pasang laut setinggi 4 meter menghantam Teluk Manado dan
menyebabakan banjir rob di kawasan tersebut. BMKG menyebut gelombang pasang terjadi karena faktor cuaca
ekstrem. Beberapa hari terakhir, wilayah Sulawesi Utara dilanda hujan lebat, angin kencang, dan gelombang
tinggi di beberapa wilayah perairan. Masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir pun diimbau agar selalu
waspada ancaman gelombang pasang air laut.


DERETAN BENCANA ALAM DI INDONESIA AWAL TAHUN 2021

Longsor di Sumedang, Jawa Barat


Longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kec. Cimanggung, Kab. Sumedang, Jawa Barat pada 9 Januari 2021. Longsor terjadi
karena tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut sehingga membuat kondisi tanah tidak stabil. Berdasarkan data Badan
SAR Nasional (Basarnas), sedikitnya 40 orang meninggal dunia dalam peristiwa ini dan 1.020 warga terpaksa mengungsi ke
sejumlah pos pengungsian dan rumah kerabat.

12345

rap/as (dari berbagai sumber)


Bogor Dilanda Banjir dan Longsor, 7 Orang Meninggal dan
1 Hilang

Perbesar

Banjir di Bogor, Rabu (1/1/2020). (Liputan6.com/ Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak tujuh orang meninggal dan satu hilang akibat banjir dan longsor yang melanda Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/1/2020). Selain itu, bencana alam ini juga menyebabkan tiga orang terluka.

Bupati Bogor Ade Yasin menyebutkan, berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Bogor, korban tewas, hilang dan luka tersebar di empat wilayah, yaitu di Kecamatan Kecamatan Nanggung,
Sukajaya, Bojonggede, dan Gunung Putri.

"Di Kecamatan Nanggung 2 meninggal, Sukajaya 3 meninggal, di Jasinga dan Bojonggede masing-masing 1 meninggal. 1
orang hilang hanyut terbawa arus di Jasinga," kata Ade saat meninjau lokasi banjir bandang di Jasinga Rabu siang.

Banjir dan longsor melanda 14 kecamatan di Kabupaten Bogor. Di antaranya Kecamatan Jasinga, Cigudeg, Sukajaya,
Nanggung, Parung Panjang, Babakan Madang, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, dan Gunung Putri.

Bencana alam terjadi akibat curah hujan sangat tinggi dan lama sejak Rabu (1/1/2020) dini hari hingga jelang siang.
Banjir terparah terjadi di Kecamatan Jasinga, 11 desa di wilayah itu terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cidurian.
Banjir bandang menyeret dua unit minibus dan seorang remaja bernama Hilman warga Kampung Parung Sapi, Desa Kalong
Sawah, Kecamatan Jasinga.

"Sungai Cidurian masih deras, tadi kami sudah minta petugas di lapangan untuk melarang warga mendekati bibir sungai.
Sebab kami melihat cuaca di sini masih berpotensi hujan deras," terang Ade.

2 dari 3 halaman

Terus Evakuasi Warga


Banjir juga merendam Perumahan Vila Nusa Indah 1 dan 2 Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri. Luapan Sungai
Cileungsi juga merendam rumah warga Mekarsari Residence, Kecamatan Cileungsi.

"Kami sempat komunikasi dengan Wali Kota Bekasi meminta bantuan perahu karet, tapi ternyata di Bekasi juga sama
kekurangan," kata Ade.

Sementara itu, tim gabungan hingga sore tadi masih melakukan evakuasi korban banjir, pencarian dan penyelamatan korban.
Kondisi medan berat karena desa-desa terdampak bencana berada di pegunungan, pinggir hutan dan akses sulit dijangkau
karena rusak.

"Masih banyak jalan tertutup longsor atau ambles, ada juga jembatan putus. Kita mau minta bantuan ke Basarnas juga
mereka lagi sibuk penanganan banjir di Jakarta dan sekitarnya. Akhirnya kita lakukan penanganan dengan jumlah personel
dan alat seadanya," kata Kepala BPBD Kabupaten Bogor Yani Hasan.
Puting Beliung Terjang Wilayah Blitar, 40 Rumah Rusak

Kejadian yang
menerjang pada Jumat (7/2/2020) siang itu juga disusul dengan hujan dengan intensitas tinggi dan angin
kencang. Puput Ady Sukarno - Bisnis.com 08 Februari 2020  |  11:05 WIB Bisnis.com, JAKARTA - Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa angin puting beliung menerjang beberapa
wilayah di Kabupaten Blitar, Jawa Timur dan menyebabkan sedikitnya 40 rumah rusak, baik berat sedang
maupun ringan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengatakan
kejadian yang menerjang pada Jumat (7/2/2020) siang itu juga disusul dengan hujan dengan intensitas
tinggi dan angin kencang.  "Wilayah terdampak berada di enam kecamatan yaitu Kecamatan Wlingi, Talun,
Doko, Kanigoro, Sanankulon dan Gandusari," ujarnya seperti keterangan resmi, Sabtu (8/2/2020). Baca
Juga : Kementerian PUPR dan BNPB Bersinergi Kurangi Risiko Bencana Dia menambahkan BPBD
Kabupaten Blitar telah melaporkan tidak ada korban jiwa akibat insiden tersebut. Namun, angin puting
beliung mengakibatkan kerusakan fisik tempat tinggal, tercatat 3 rumah rusak berat (RB), 3 rumah rusak
sedang (RS) dan 34 lainnya rusak ringan (RR). 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Puting Beliung Terjang Wilayah Blitar, 40 Rumah
Rusak", Klik selengkapnya di sini: https://kabar24.bisnis.com/read/20200208/15/1198903/puting-beliung-
terjang-wilayah-blitar-40-rumah-rusak.
Author: Puput Ady Sukarno
Editor : Rio Sandy Pradana

Anda mungkin juga menyukai