NIM : 4203131002
SEPTEMBER 2021
BAGIAN I
IDENTITAS JURNAL
JURNAL 1
JURNAL 2
JURNAL 1
Perovskit merupakan kelompok oksida ionik yang saat ini banyak disintesis.
Beragamnya aplikasi dan masih aktifnya usaha eksplorasi sintesis perovskit baru
menyebabkan penentuan energi kisi senyawa berstruktur perovskit penting dilakukan. Glasser
berhasil menentukan energi kisi pada berbagai senyawa ionik biner yang diilhami oleh
suksesnya Kapustinskii dalam menyederhanakan persamaan Born-Mayer. Penentuan energi
kisi pada senyawa ionik kompleks, Glasser memasukkan konsep kekuatan ionik dan jarak
rata-rata kation-anion dalam struktur dengan memakai jari-jari ion (Goldschmidt) koordinasi
enam. Glasser dan Jenkins mengenalkan istilah energi potensial, UPOT yang
menggambarkan seluruh energi sebagai hasil interaksi antar muatan dalam kisi. Harga UPOT
ini merupakan hasil koreksi energi kisi terhadap sumbangan derajat kebebasan (vibrasi,
rotasi, dan translasi) ion-ion. Menurut mereka, terdapat korelasi yang dekat antara harga rata-
rata jarak kation-anion dengan distribusi muatan dalam struktur senyawa ionik kompleks.
Yoder dan Flora telah merumuskan energi kisi berdasarkan siklus Born-Haber
U(BHC) pembentukan senyawa-senyawa ionik kompleks . Dari penelitian tersebut telah
didapatkan kesimpulan bahwa pada pembentukan garam rangkap dari garam-garam
sederhananya hanya menghasilkan perubahan entalpi yang sangat kecil. Perubahan entalpi
yang sangat kecil ini membawa kepada istilah yang sangat kecil pula antara energi kisi garam
rangkap dengan jumlah energi kisi garam-garam sederhana pembentuknya (atau yang
diasumsikan).
Penetapan energi kisi standar U(BHC) oksida perovskit pada oksida golongan
lantanoid ferat dan aluminat melalui siklus Born-Haber, diawali dengan tabulasi data
perubahan entalpi pembentukan, Hfox, LnFeO3 dan LnAlO3 (Ln = unsur-unsur lantanida)
dari oksida-oksida binernya yaitu Ln2O3, Fe2O3, dan Al2O3 yang merupakan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Navrotsky dan Kanke. Data hasil penelitian ini menjadi acuan
untuk mencari energi kisi standar U(BHC) oksida perovskit golongan lantanoid ferat dan
aluminat. Mengingat hanya diperoleh data perubahan entalpi pembentukan, Hfox, dari
oksida-oksidanya maka untuk menentukan energi kisi standar perlu dibuat siklus Born-Haber
oksida perovskite.
Energi kisi dihitung dengan menggunakan data hasil percobaan difraksi sinar X
seperti parameter sel a, b, c, ortorombik serta posisi atom dalam sel satuan dan potensial
intermolekuler kation & anion dalam senyawa. Hasil perhitungan energi kisi oksida perovskit
lantanoid ferat dan aluminat serta perhitungan parameter hasil difraksi sinar X dengan
simulasi GULP seperti tertera dalam Tabel 3 dimana terlihat bahwa selisih nilai parameter sel
hasil studi difraksi sinar X dengan perhitungan simulasi GULP sangat kecil.
JURNAL 2
Oksida piroklor memiliki rumus umum A2B2O7 (A dan B adalah ion logam, dengan
1,3 < rA/rB < 2,3) adalah keluarga oksida ionik terner yang memiliki struktur kubus,
kelompok ruang Fd3m, a ≈10Å dan parameter posisi atom O(48f) 0,3125 < x < 0,375.
Dengan rentang jari-jari ion dan variasi konfigurasi elektron dari logam-logam yang dapat
disubstitusi begitu lebar, maka keluarga oksida terner ini memiliki rentang sifat listrik dan
magnet yang lebar pula. Karena menariknya fenomena senyawa ini, baik dari kajian sains
maupun aplikasinya, maka perlu diketahui apa yang menjadi kendali termodinamika
pembentukannya, yakni energi kisi.
Terdapat tiga rumusan penting mengenai energi kisi senyawa ionik kompleks (terdiri
lebih dari dua jenis ion), yakni persamaan Glasser, Glasser & Jenkins dan Yoder-Flora .
Ketiga persamaan memiliki dasar perumusan yang berbeda. Persamaan Glasser dan Glasser-
Jenkins merupakan penyederhanaan dari persamaan Kapustinskii yang diterapkan pada
senyawa ionik kompleks, sedangkan persamaan Yoder-Flora diturunkan berdasarkan siklus
Born-Haber.
BAGIAN III
JURNAL 1
Kalau di lihat jurnal ini dari kedalaman maupun kelengkapan materinya sudah sangat
lengkap serta sistematika penulisannya juga sudah rapi.
Untuk materinya sudah terkait antara satu dengan yang lainnya serta pemaparan
materi secara rinci dengan adanya gambar dan penjelasannya.
Materi yang diuraikan dalam jurnal ini sangat lengkap, sedangkan untuk referensi
yang digunakan juga sangat bagus.
JURNAL 2
Dilihat dari kedalam materinya jurnal ini sangat bagus karena bisa mengemas materi
yang akan disampaikan menjadi lebih simple dan mudah dimengerti oleh pembaca.
Materi yang disampaikan antara satu dengan yang lainnya sudah terkait, dan materi tidak
melenceng dari konsep yang telah ditentukan.
BAGIAN IV
JURNAL 1
Dalam jurnal ini seharusnya penulis memberitahu persamaan yang digunakn berasal
dari mana.
Untuk keterkaitan antar materinya jurnal pertama masih ada kesalahan penulisan kata-
kata.
Materi yang diuraikan dalam jurnal ini masih terlalu Panjang sehingga membuat
pembaca terkadang tidak memahami apa yang dimaksud oleh penulis.
JURNAL 2
Seharusnya dalam jurnal kedua penulis bisa menambahkan lebih banyak materi di
dalamnya.
Dalam jurnal ini materi yang diuraikan masih belum terlalu lengkap.
BAGIAN V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya ambil yaitu kedua jurnal ini sudah sangat bagus serta
memiliki sistematika penulisan yang baik dan memiliki sumber data yang akurat sehingga
dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.