KELOMPOK 12
Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa , karena atas
asung kertha wara nugraha Hyang Widhi makalah ini disusun. Agar pembaca
dapat memperluas tentang Keperawatan Kesehatan Reproduksi yang saya
sajikan berdasarkan dari berbagai sumber buku maupun dari media internet.
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
1. Tujuan Umum............................................................................................5
2. Tujuan Khusus...........................................................................................5
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................6
1. Manfaat Teoritis........................................................................................6
2. Manfaat Praktis..........................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................7
A. Konsep Dasar Kasus.....................................................................................7
1. Pengertian..................................................................................................7
2. Etiologi......................................................................................................7
3. Tanda Dan Gejala......................................................................................8
4. Klasifikasi..................................................................................................9
5. Patofisiologi.............................................................................................11
6. Pathway...................................................................................................12
7. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Kanker Serviks..............................13
8. Penatalaksanaan Kanker Serviks.............................................................15
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN CA SERVIKS..........17
1. Pengkajian Keperawatan.........................................................................18
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................22
3. Perencanaan Keperawatan.......................................................................30
4. Implementasi...........................................................................................31
5. Evaluasi...................................................................................................31
BAB III..................................................................................................................33
BAB IV..................................................................................................................60
PENUTUP..............................................................................................................60
A. Simpulan.....................................................................................................60
B. Saran............................................................................................................61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis makalah ini dapat bermanfaat untuk dijadikan sumber
informasi dalam menjawab permasalahan-permasalahn yang terjadi dalam proses
pembelajaran terutama dalam meningatan hasil belajar mahasiswa. Selain itu
makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan refrensi dalam merancang desain
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dosen
b. Bagi Mahasiswa
TINJAUAN TEORITIS
c. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kanker serviks ini.
d. Infeksi Virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papilloma (HPV) atau virus
kondiloma akuminata diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks
e. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan.Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang.Hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi.Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene
penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
g. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus,
hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks (Padila, 2012).
h. Radioterapi dan Pap Smear
Karsinoma sel skuomosa adalah salah satu akibat tidak efektifnya radioterapi
sebagai pengobatan utama dalam kasus adenocarcinoma. Meningkatnya
penggunaan tes pap smear u tuk deteksi dini penyakit ini tapi masih merupakan
salah satu penyebab morbiditas kanker terkait di negara-negara erkembang karena
kurangnya program skrining (Rubina Mukthtar, 2015).
STADIUM KETERANGAN
Stadium 0 Inti sel bertambah besar, berlapis namun bentuk sel masih
normal
5. Patofisiologi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30 tahun. Faktor
resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human Paipilloma Virus (HPV)
yang ditularkan secara seksual. Faktor resiko lain perkembangan kanker serviks
adalah aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual
yang meningkat, status sosial ekonomi yang rendah dan merokok (Price, 2012).
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan
epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona
tranformasi). Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel
progresif yang berakhir sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan
karsinoma in situ atau High-grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL)
mendahului karsinoma invasif. Karsinoma serviks terjadi bila tumor menginvasi
epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara
langsung kedalam jaringan para servikal. Pertumbuhan yang berlangsung
mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan
servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding
vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah
bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh
(Price, 2012).
6. Pathway
7. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Kanker Serviks
Preinvasive kanker serviks biasanya tanpa gejala dan sudah diderita selama
±10-15 tahun. Pada tahap awal, kanker dapat terdeteksi selama prosedur skrining,
namun sebagian besar perempuan memiliki kesadaran yang rendah untuk
melakukan pemeriksaan baik melalui test paps smear maupun inspeksi visual
dengan asam asetat (IVA). Hasil penelitian, bahwa dari 171 perempuan yang
mengetahui tentang kanker serviks, hanya 24,5 % (42 perempuan) yang
melakukan prosedur skrining (Wuriningsih, 2016).
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Pada tahap ini, kegiatan
yang dilakukan adalah mengkaji respon klien setelah dilakukan intervensi
keperawatan, membandingkan respon klien dengan kriteria hasil, memodifikasi
asuhan keperawatan sesuai dengan hasil evaluasi, dan mengkaji ulang asuhan
keperawatan yang telah diberikan (Hutahaen, 2010).
1. Pengkajian Keperawatan
a.Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, status perkawinan, pekerjaan,
jumlah anak, agama, alamat, jenis kelamin, pendidikan terakhir, asal suku
bangsa, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik, nama orangtua dan
pekerjaan orangtua.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
c. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang
perlu diketahui adalah:
(b) Keluhan haid Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab
kanker serviks tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan mengalami
atropi pada masa menopose. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi
pendarahan diantara siklus haid adalah salah satu tanda gejala kanker
serviks.
(c)Riwayat kehamilan dan persalinan Jumlah kehamilan dan anak yang hidup
karna kanker serviks terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin
sering partus semakin besar resiko mendapatkan karsinoma serviks (Aspiani,
2017).
(d) Aktivitas dan Istirahat
Gejala :
3. Perencanaan Keperawatan
4. Implementasi
Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun
dengan menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua intervensi
yaitu mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015). Tujuan
dari implementasi antara lain adalah: melakukan, membantu dan mengarahkan
kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan asuhan keperawatan untuk
mecapai tujuan yang berpusat pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran
informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan yang berkelanjutan dari klien
(Asmadi, 2008).
5. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk melihat dan menilai kemampuan klien
dalam mencapai tujuan, menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai
atau belum, serta mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum
tercapai (Asmadi, 2008).
a. Evaluasi Formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat
setelah dilakukan tindakan keperawatan. Ditulis pada catatan perawat.
b. Evaluasi Sumatif
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai
waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan.
S : Data subjektif, yaitu data yang diutarakan klien dan pandangannya terhadap
data tersebut.
O : Data objektif, yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk
tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien
(meliputi data fisiologis, dan informasi dan pemeriksaan tenaga kesehatan).
A : Analisis, yaitu analisa ataupun kesimpulan dari data subjektif dan data
objektif.
1. Masalah teratasi, jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2. Masalah teratasi sebagian, jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
3. Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan dan atau bahkan timbul masalah/diagnosa keperawatan baru.
BAB III
TINJUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 35 Tahun
Alamat : Karangasem
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Status : Kawin
No. RM : 01028899
Tgl MRS : 22 September 2021
Tgl Pengkajian : 23 September 2021
Diagnosa Medis : Ca. Serviks Stadium IIB
B. Keluhan Utama
Pasien mengatakan keluar darah bergumpal dari kemaluan dan
terasa nyeri pada perut bagian bawah.
2
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengalami
keputihan serta keluar darah bergumpal dari kemaluan selama lebih
dari 4 bulan, awalnya pasien mengira hal tersebut adalah haid namun
karena berlangsung cukup lama akhirnya pada tanggal 20 Agustus
2021 suami pasien membawa pasien untuk memeriksakan keadaannya
ke RSUD K. Setelah dilakukan pemeriksaan RSUD K barulah pasien
mengetahui bahwa pasien menderita kanker serviks dan telah
mencapai stadium IIB. Kemudian pasien dirujuk ke rumah sakit umum
RSUP S untuk dilakukan pengobatan dengan kemoradioterapi. Pasien
masuk ke rumah sakit RSUP S melalui IGD tanggal 22 September
2021 pukul 21.00
WITA karena mengalami perdarahan yang cukup banyak dari
kemaluan dan kemudian di rawat di ruang A dan sedang menunggu
untuk proses pengobatan kemoradioterapinya. Saat dilakukan
pengkajian tanggal 23 September 2021 jam 08.20 WITA pasien
mengatakan masih keluar darah dari kemaluan terasa sedikit nyeri
pada area perut bagian bawah dengan skala nyeri 4, seperti ditusuk-
tusuk, selama 4-8 menit dan terasa hilang timbul, pasien mengatakan
cemas akan kondisinya, pasien mengatakan takut perdarahan akan
terjadi, pasien mengatakan takut penyakitnya semakin parah setelah
kemoterapi, pasien mengatakan kepala pusing, pasien terlihat pucat,
lemas, pasien sering menanyakan tentang kondisinya pada perawat.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit karena
sakit kanker serviks 1 bulan yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan ibu pasien menderita penyakit kanker
payudara.
D. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
1. Riwayat Obstetri
Tgl. Umur Jenis Penolong Jenis Masalah Keadaan
No. Partus Kehamilan Partus Kelamin BB Hamil Lahir Nifas Bayi Anak
(minggu)
03-3- 9 bulan Spontan Bidan P 3200 - - - - Hidup
2007 Gr
12-8- 9 bulan Spontan Bidan L 3400 - - - - Hidup
2012 Gr
2. Riwayat Genekologi
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 11 tahun
2) Lamanya haid : 6 hari
3) Siklus : 28 hari
4) Banyaknya : 3x ganti pembalut
5) Sifat darah : warna merah tua-segar, bau
hanyir, bentuk cair, dismenor (+)
6) Keluhan : Keputihan
7) HPHT :-
8) Taksiran Persalinan :-
b. Riwayat Perkawinan
1) Usia Perkawinan : 24 tahun
2) Lama Perkawinan : kurang lebih 14 tahun
3) Pernikahan ke- :1
c. Riwayat Kontrasepsi
1) Jenis kontrasepsi yang digunakan : Pil KB
2) Kapan dipakai : tahun 2015
3) Tujuan : berhenti punya anak
4) Waktu & lama penggunaan : 6 tahun
5) Kapan berhenti : 2021
6) Alasan berhenti : setelah terkena penyakit kanker serviks
E. Aktivitas dan Kebutuhan Sehari- hari
1. Pola nutrisi
Saat dirumah : Pasien biasa makan 2-3x sehari dengan nasi, lauk dan
sayur, minum air putih 7-8 gelas perhari, berat badan
Saat dirumah sakit : Pasien makan 3x sehari, jenis diet NTKTP, porsi
makan habis, minum 7-8 gelas. Pasien mengungkapkan tidak ada
masalah pada pola makan saat dirumah sakit. Mual muntah tidak ada.
2. Istirahat dan Tidur
Saat dirumah : Pasien tidur 6-8 jam sehari. Pasien tidur siang selama 2
jam, tidur malam biasanya pukul 21.30
Saat dirumah sakit : Pasien mengungkapkan sering terbangun pada
malam hari karena nyeri perut yang dirasakan.
3. Pola Eliminasi
Saat dirumah : Pasien BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak, BAK
3-4 sehari berwarna kuning jernih.
Saat dirumah sakit : Pasien mengungkapkan BAB 1x, BAK spontan
tanpa terpasang kateter urine, warna kemerahan karena bercampur
darah.
4. Personal Higiene
Saat dirumah : Pasien mandi 2x sehari menggunakan sabun, sikat gigi
2x sehari, keramas 3 hari sekali, memotong kuku setiap 1 minggu
sekali, ganti pakaian 2x sehari
Saat dirumah sakit : Pasien mandi 1x sehari dibantu suaminya, sikat
gigi 2x sehari, keramas 3 hari sekali, memotong kuku setiap 1 minggu
sekali, ganti pakaian 1x sehari
5. Mobilitas dan Aktivitas
Saat dirumah : Pasien seorang ibu rumah tangga, pasien biasanya
beraktivitas mengurus rumah.
Saat dirumah sakit : pasien hanya ditempat tidur karena nyeri perut
bagian bawah hilang timbul status fungsional barthel indeks, total skor
18 dengan kategori tingkat ketergantungan pasien adalah
ketergantungan ringan.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan umum
Kondisi umum : Terlihat pucat
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS : E(4) M (6) V (5)
Tanda-tanda vital :
TD : 130/80 mmHg, Nadi: 85x/ menit, RR: 18x/ menit S: 36,2oC
BB/ TB : 50kg /160cm
IMT : 19,5 (normal)
2. Kepala dan Leher
a. Kepala
Simetris, kepala bersih, penyebaran rambut merata, warna rambut
hitam muka pucat, dan kepala terasa pusing
b. Mata
Sklera putih, konjungtiva anemis, palpebra tidak ada edema,
refleks cahaya +, pupil isokor.
c. Hidung
Pernafasan cuping hidung tidak ada, posisi septum nasal simetris,
lubang hidung bersih, tidak ada penurunan ketajaman penciuman
dan tidak ada kelainan
d. Rongga Mulut dan Lidah
Warna bibir merah muda, lidah warna merah muda, mukosa
lembab, ukuran tonsil normal, letak uvula simetris ditengah
3. Sistem pernapasan
a. Keluhan :
Pasien tidak ada keluhan sesak nafas, nyeri waktu bernafas dan
batuk
b. Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 18 kali/menit, irama nafas
teratur, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot
bantu nafas tidak ada, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas.
c. Palpasi :
Vokal premitus teraba diseluruh lapang paru
Ekspansi paru simetris, pengembangan sama di paru kanan dan
kiriTidak ada kelainan
d. Perkusi :
Sonor, batas paru hepar ICS 5 dekstra
e. Auskultasi :
Suara nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan
4. Sistem kardiovaskuler
Tidak ada keluhan nyeri dada
a. Inspeksi
1) Tidak terlihat adanya pulsasi iktus kordis
2) CRT > 2 detik
3) Tidak ada sianosis
b. Palpasi
1) Ictus Kordis teraba di ICS 5
2) Akral Hangat
c. Perkusi
1) Batas atas : ICS II line sternal dekstra
2) Batas bawah : ICS V line midclavicula sinistra
3) Batas kanan : ICS III line sternal dekstra
4) Batas kiri : ICS III line sternal sinistra
d. Auskultasi
1) BJ II Aorta : Dub, reguler dan intensitas kuat
2) BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan intensitas kuat
3) BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan intensitas kuat
4) BJ I Mitral : Lub, reguler dan intensitas kuat
5) Tidak ada bunyi jantung tambahan
6) Tidak ada kelainan
5. Sistem pencernaan
a. Inspeksi
1) Bentuk : Bulat
2) Tidak ada bayangan vena
3) Tidak terlihat adanya benjolan
4) Tidak ada luka operasi pada abdomen
5) Tidak terpasang drain
b. Auskultasi
1) Peristaltik 15 kali/menit
c. Palpasi
2) Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
3) Tidak teraba adanya massa
4) Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien
d. Perkusi
1) Shifting Dullness (-)
2) Tidak ada nyeri pada pemeriksaan perkusi ginjal
6. Sistem persyarafan
a. Memori : Panjang
b. Perhatian : Dapat mengulang
c. Bahasa : Baik (dengan komunikasi verbal menggunakan bahasa
Bali dan Indonesia)
d. Kognisi : Baik
e. Orientasi : Baik (Terhadap orang, tempat dan waktu)
f. Refleks Fisiologis
- Patella : 2 (Normal)
- Achilles : 2 (Normal)
- Bisep : 2 (Normal)
- Trisep : 2 (Normal)
- Brankioradialis : 2 (Normal)
g. Pasien mengatakan pusing
h. Istirahat/ tidur 9 jam/hari
i. Pemeriksaan syaraf kranial
- N1 : Normal (Pasien mampu membedakan bau minyak kayu
putih dan alkohol)
- N2 : Normal (Pasien mampu melihat dalam jarak 30 cm)
- N3 : Normal (Pasien mampu mengangkat kelopak mata)
- N4 : Normal (Pasien mampu menggerakkan bola mata
kebawah )
- N5 : Normal (Pasien mampu mengunyah)
- N6 : Normal (Pasien mampu menggerakkan mata kesamping)
- N7 : Normal (Pasien mampu tersenyum dan mengangkat alis
mata)
- N8 : Normal (Pasien mampu mendengar dengan baik)
- N9 : Normal (Pasien mampu membedakan rasa manis dan
asam)
- N10 : Normal (Pasien mampu menelan)
- N11 : Normal (Pasien mampu menggerakkan bahu dan
melawan tekanan)
- N12 : Normal (Pasien mampu menjulurkan lidah dan
menggerakkan lidah keberbagai arah)
7. Sistem perkemihan
a. Kebersihan : Bersih
b. Kemampuan berkemih : Spontan
c. Tidak ada distensi kandung kemih
d. Tidak ada nyeri tekan pada kandung kemih
8. Sistem integumen
a. Kulit berwarna kemerahan
b. Turgor kulit menurun
c. Tidak terdapat luka
d. Tidak ada pitting edema
e. Nilai risiko dekubitus, pasien dalam kategori 19 (resiko rendah)
9. Sistem endokrin
a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
b. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
c. Tidak ada trias DM
10. Sistem muskuloskeletal
a. Pergerakan sendi bebas
b. Kekuatan otot 5 5
5 5
c. Tidak ada kelainan ekstremitas
d. Tidak ada kelainan tulang belakang
e. Tidak ada fraktur tidak terpasang traksi
11. Sistem reproduksi
a. Mammae simetris, hiperpigmentasi areola (-), puting susu
menonjol, mammae tidak penuh, bersih
b. Terdapat perdarahan pervaginam
G. Data Psikososial dan Spiritual
1. Psikososial
a. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien cemas dengan kondisi penyakitnya, pasien takut
penyakitnya semakin memburuk setelah kemoterapi, pasien takut
perdarahan akan terus terjadi, pasien sering menanyakan
kondisinya pada perawat, pasien kooperatif saat interaksi ,ekspresi
pasien terhadap penyakitnya adalah murung.
b. Hubungan sosial/ komunikasi
Hubungan pasien dengan keluarga dan orang terdekat baik. Selama
sakit pasien tidak dapat menjalankan peran sebagai ibu dan istri.
Pasien menggunakan bahasa Bali dan Indonesia dalam komunikasi
sehari-hari. Komunikasi Pasien dapat dimengerti dan dapat
memberikan timbal balik yang baik. Pasien kooperatif saat
interaksi.
c. Kebiasaan Seksual/reproduksi
Hubungan seksual terganggu selama pasien sakit. Pasien memiliki
2 orang anak
2. Spiritual
Pasien beragama Hindu, selalu sembahyang untuk proses
penyembuhan penyakitnya.
H. Data Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium tanggal 23/09/2021
a. Leukosit 15,88 10^3/𝜇L (Normal: 4,80-10,80 10^3/𝜇L)
b. Eritrosit 3,37 10^6/𝜇L (Normal: 4,20-5,40 10^6/𝜇L)
c. Haemoglobin 7,8 g/dl (Nomal: 12-16 g/dl)
d. Hematokrit 24,5 % (Normal: 37-54%)
2. Rontgen tanggal
Kesan : Foto thorax dalam batas normal
3. Echocardiography tanggal 23/09/2021
Kesan : Normal Echocardiography
4. Patologi Anatomi
Kesimpulan : Cervix, biopsi : carsinoma cervix invasive
5. USG tanggal 24/09/2021
Kesan : tampak lesi hiperedoic diproyeksi cerviks ukuran 3,9 x 5,2 cm.
Penyokong gambaran massa serviks.
I. Terapi
Asam Traneksamat (IV) 3 x 500 mg
Antrain (IV) 2 x 1amp
Cefadroxil (PO) 3 x 1
Tablet tambah darah (PO) 2 x 1
RL (IVFD) 20 tpm
II. ANALISA DATA
Data Objektif :
• Pasien terlihat
meringis ketika
nyeri timbul
• Nyeri tekan pada
perut bagian bawah
• TD : 130/80 mmHg
• N : 85x/menit
3 Data subjektif : Kurang terpapar Ansietas (D.0080)
• Pasien mengatakan informasi
cemas akan kondisi
penyakitnya Ansietas
Pasien mengatakan
takut perdarahan akan
terus terjadi
Pasien mengatakan
takut penyakitnya
semakin memburuk
setelah kemoterapi
Data Objektif :
Pasien sering
menanyakan
tentang kondisinya
pada Perawat
Pasien terlihat murung
Hasil pemeriksaan
patologi
anatomi:
Kesimpulan :
Cervix, biopsi :
carsinoma
cervix invasive
4 Data subjektif: - Perdarahan Resiko infeksi
Data Objektif : (D.0142)
• Pasien terlihat lemas Anemia
Leukosit : 15,88
10^3/𝜇L Imunitas
Resiko infeksi
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin dibuktikan dengan CRT > 2 detik, pasien terlihat pucat, turgor kulit
menurun (D.0009)
2. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan syaraf lumbosakrlis
dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis (D.0078)
3. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan
pasien merasa khawatir dengan penyakitnya, pasien sering bertanya terkait
penyakitnya, mengeluh pusing, tampak pucat dan murung, (D.0080)
4. Resiko infeksi dibuktikan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
(imunosupresi) (D.0142)
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Ditemukan Keperawatan
1 23/09/202 Perfusi perifer SLKI : SIKI:
1 tidak efektif b.d Perfusi Perifer (L.02011) Perawatan Sirkulasi
I.02079
Penurunan Setelah dilakukan asuhan
Observasi
Konsentrasi keperawatan selama 3x24
5. Periksa sirkulasi
Hemoglobin jam diharapkan perfusi
perifer
(D.0009) perifer efektif adekuat
6. Identifikasi faktor
dengan kriteria hasil :
Resiko gangguan
1. Warna kulit pucat
pada sirkulasi
menurun (skor 5)
7. Monitor adanya
2. Pengisian kapiler
panas, kemerahan,
membaik (skor 5) < 2
nyeri atau
Detik
bengkak
3. Turgor kulit membaik
ekstermitas
(skor 5)
8. Catat hasil lab Hb
4. Tekanan systole dan
dan Ht
diastole membaik (skor
Terapeutik
5)
1.Lakukan hidrasi
TD : 120/80 mmHg
Edukasi
5. Hemoglobin normal
4. Jelaskan
(12-16 g/dl)
kepada
pasien dan
keluarga tentang
tindakan pemberian
tranfusi darah
5. Berikan tranfusi
darah
2 23/09/202 Nyeri kronis SLKI : SIKI :
1 b.d Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen
penekanan Setelah dilakukan asuhan Nyeri
syaraf keperawatan selama 3x24 I.08238
lumbosakrlis jam diharapkan pasien Observasi
(D.0078) mampu untuk mengontrol 5. Identifikasi
dan menunjukkan tingkat lokasi,
nyeri menurun dengan karakteristik,
kriteria hasil : durasi, frekuensi,
3. Keluhan nyeri menurun kualitas, dan
(skor 5) intensitas nyeri
4. Meringis menurun (skor 6. Identifikasi skala
5) nyeri
6. Frekuensi nadi 7. Identifikasi
membaik (skor 5) respons
7. Tekanan darah nyeri non verbal
membaik (skor 5) 8. Identifikasi factor
yang memberberat
dan memperingan
nyeri
Terapeutik
3. Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri
4. Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
3. Jelaskan
penyebab, periode,
pemicu nyeri
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
2. Kolaborasi
pemberikan
analgetic
3 23/09/202 Ansietas b.d SLKI : SIKI :
1 kurang terpapar Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas
informasi Setelah dilakukan asuhan I.09314
(D.0080) keperawatan selama 1x24 Observasi
jam diharapkan masalah 5. Monitor tanda-
ansietas menurun dengan tanda ansietas
kriteria hasil : Terapeutik
6. Verbalisasi khawatir 3. Ciptakan suasana
dengan penyakitnya yang terapeutik
menurun (skor 5) untuk
7. Keluhan pusing menumbuhkan
menurun (skor 5) kepercayaan
Verbalisasi 6. Pahami situasi
kebingungan menurun yang membuat
(skor 5) ansietas
8. Frekuensi nadi 7. Dengarkan dengan
membaik (skor 5) penuh perhatian
9. Tekanan darah 4. Gunakan
membaik (skor 5) pendekatan
10. Pucat membaik (skor 5) yang tenang
dan
8. Meyakinkan
Edukasi
5. Jelaskan
prosedur
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
6. Informasikan
secara
factual
mengenai diagnosis,
pengobatan,
dan prognosis
7. Anjurkan keluarga
agar tetap bersama
pasien, jika perlu
8. Latih teknik relaksasi
09.20 2 Memberikan penjelasan tentang DS: Pasien mengatakan mengerti dan dapat
penyebab nyeri menyebutkan kembali penyebab nyerinya
DO: Pasien tampak paham dan kooperatif
09.25 1 Melihat adanya tanda dan gejala DS: Pasien mengatakan pusing
gangguan sirkulasi perifer DO: CRT >2 detik, konjungtiva anemis,
tampak pucat, turgor kulit menurun
09.27 2 Mengajarkan teknik relaksasi nafas DS: Pasien mengatakan merasa
dalam lebih
nyaman setelah melakukan nafas
dalam
secara berulang.
10.45 1 Melihat hasil laboratorium (hemoglobin DO: Pasien tampak tenang
dan hematocrit)
DS: -
DO: Hemoglobin 7,8 g/dl, Hematokrit 24,5
10.50 1 Menjelaskan kepada pasien dan keluarga %
tentang tindakan pemberian tranfusi
darah DS: Pasien dan keluarga
memahami
10.55 3 Mendorong keluarga untuk menemani pentingnya tranfusi darah
pasien DO: Pasien dan keluarga tampak kooperatif
DS: -
11.25 3 Mengukur tanda-tanda ansietas dan TTV DO: Pasien telah dipasang blood set dengan
Nacl 0.9 % 20 tpm
13.15 3 Menjelaskan prosedur yang akan DS: Pasien mengatakan takut karena
dilakukan selama pengobatan dirinya menderita kanker dan takut
tidak dapat sembuh
DO: Pasien masih tampak cemas
16.35 2 Melihat reaksi nonverbal dari DS: Pasien mengatakan bersedia dan
Ketidaknyamanan mengatakan nyerinya teralihkan
DO: Pasien mempraktekkan teknik
relaksasi nafas dalam dengan benar
DS: -
09.15 2 DO: Obat masuk, tidak ada reaksi alergi
Mengkaji skala nyeri berdasarkan
PQRST DS: Pasien mengatakan
berusaha
meningkatkan asupan nutrisi
DO: Pasien tampak kooperatif
DS: -
12.00 2 Memberikan tranfusi darah DO: TD: 120/80, N : 84x/menit, RR :
20x/menit, Suhu : 36,5⁰C
DS: -
DO: Telah terpasang blood set dan
cairan
telah diganti Nacl 0,9 % 20 tpm
DS: -
DO: Pasien dan keluarga memahami dan
Sabtu, 25 November 2 dapat menyebutkan tanda dan gejala
Menanyakan tentang pola tidur pasien
2021 alergi darah dan akan melapor jika
08.35 salah satu tanda muncul Ny.Y
terpasang tranfusi darah
08.45 2 Golongan Darah : O No.PDUT :
Memberikan obat injeksi Asam 14722
Traneksamat 1 amp/IV dan Antrain 1 Jenis tranfusi : PRC Volume : 255 cc
amp/IV
08.55 1 Menanyakan adanya perdarahan
Pervaginam DS: Pasien mengatakan dapat tidur
nyenyak
09.45 1 dan tidak ada gangguan pola tidur
Melihat hasil laboratorium (hemoglobin DO: Pasien tampak baik
dan leukosit)
DS: -
10.15 2 DO: Obat masuk, tidak ada reaksi obat
Menanyakan tentang cara mengontrol
nyeri dengan distraksi DS: Pasien mengatakan sekarang darah
hanya keluar sedikit
10.18 2 DO: Pasien tampak tenang
Menganjurkan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi nafas
dalam DS: -
DO: Hemoglobin : 10,7 g/dl, Hematokrit
:28,7 %, Leukosit : 14,76 10^3/𝜇L
10.30 2
Mengobservasi penerimaan pasien DS: Pasien mengatakan teknik distraksi
tentang manajemen nyeri
Nyeri yang dapat dilakukan seperti
menyanyi, memabaca, menonton.
DO: Pasien tampak kooperatif
DS: Pasien mengatakan lebih relaks
DO: Pasien dapat mempraktekkan
Teknik relaksasi nafas dalam secara
10.35 2 berulang
Mengkaji skala nyeri berdasarkan
PQRST
DS: Pasien mengatakan jika nyeri
timbul,
pasien akan menarik nafas dalam
melalui hidung menahannya
sebentar dan menghembuskan
secara perlahan
DO: Pasien tampak paham
12.30 1 Melihat adanya tanda dan gejala DS: Pasien mengatakan banyak makan
gangguan sirkulasi perifer terutama susu dan buah-buahan
DO: Kondisi pasien tampak baik
DS: -
DO: Cairan infus telah terpasang RL 500
cc 20 tpm, aliran infus lancer
V. EVALUASI
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istiahat dan tidur
- Berikan analgetik
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kanker serviks adalah suatu penyakit yang mulanya disebabkan oleh tumor ganas
pada daerah mulut rahim yang pertumbuhannya tidak dapat terkontrol dan tidak
terkoordinir sehingga mendesak jaringan di sekitarnya. Terdapat beberapa faktor resiko
yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu umur pertama kali melakukan
hubungan seksual, jumlah kehamilan dan partus, jumlah perkawinan, infeksi virus, sosial
ekonomi, hygiene dan sirkumsisi, merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim),
radioterapi dan pap smear. Dokumentasi keperawatan sangat penting untuk dilakukan
karena berguna untuk menghindari kesalahan, menghindari kejadian tumpang tindih,
memberikan informasi ketidaklengkapan asuhan keperawatan, dan terbinanya koordinasi
antara teman sejawat atau pihak lain.
Pada kasus Kanker Serviks perawat dalam melakukan Asuhan Keprawatan dalam
pengkajian dituntut harus teliti dan kompherensif, sehingga mudah dalam menegakkan
diagnosa keperawatan. Salah satu yang harus diperhatikan pada pasien kanker serviks
yaitu pengkajian pada genitalia, sirkulasi perifer, kenyamanan/ nyeri, nutrisi, psikologis,
aktivitas dan hasil pemeriksaan penunjang. Penyusunan perencanaan keperawatan
diawali dengan melakukanpembuatan tujuan dari asuhan keperawatan. Tujuan yang
dibuat dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan juga memuat kriteria
hasil. Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun dengan
menggunakan pengetahuan perawat, perawat melakukan dua intervensi yaitu
mandiri/independen dan kolaborasi/interdisipliner. Evaluasi merupakan sebagai penialian
status pasien dari efektivitas tindakan dan pencapaian hasil yang diidentifikasi terus pada
setiap langkah dalam proses keperawatan, serta rencana perawatan yang telah
dilaksanakan. Adapun 2 jenis evaluasi keperawatan yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat dijadikan suatu refrensi atau panduan bagi mahasiswa
keperawatan khususnya atau kalangan umum untuk membuat atau melanjutkan
pendidikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Astrid Savitri, D. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Perss.
Brunner, and S. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: EGC.
Debora, O. (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
untuk pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
M.F.Rozi. (2013). Kiat Mudah Mengatasi Kanker Serviks. Yogyakarta: Aulia Publishing.
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi Edisi 10. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Price, and W. (2012). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC.
Reeder, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga, Edisi 18
Volume 1. Jakarta: EGC.
S. Ariani. (2015). Stop! Kanker. Yogyakarta: Istana Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Wijaya, D. (2010). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar Kejora.
Wuriningsih. (2016). Potret Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Klien Dengan Kanker
Serviks Melalui Pendekatan Konservasi Dan Efikasi Diri. Nurscope. Jurnal Keperawatan
dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan, 2(2), 49-