Proses pembentukan batubara terjadi pada suatu cekungan menurut Schlatter’s, 1973 dikendalikan oleh: 1. Posisi tektonik Posisi tektonik memengaruhi iklim, morfologi cekungan, kecepatan sedimentasi, kecepatan penurunan dasar cekungan, jenis flora, sehingga berpengaruh terhadap jenis batubara (coal type), derajat batubara (coal rank), kualitas dan geometri lapisan batubara yang terbentuk. 2. Topografi purba Pada daerah pantai yang datar dan tidak berbukit seperti laguna, rawa atau sepanjang delta merupakan tempat ideal pembentukan lapisan batubara atau serpih karbonan. Pada dataran stabil, erosi akan memengaruhi ukuran & bentuk lakustrin, asal & luas pengaliran, aliran air, & per-mukaan airtanah 3. Posisi geografi Gambut berasal dari tumbuhan, sedangkan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh iklim, lebih khusus lagi adalah kelembaban. 4. Iklim purba Pembentukan batubara dipengaruhi iklim, khususnya temperature. Di iklim tropis & basah: umumnya gambut terbentuk, yaitu pada Karbon Akhir atau Tersier Awal. Lapisan batubara yg terbentuk di lingkungan iklim tropis basah umumnya tebal & cemerlang (bright coal). Sebaliknya di iklim sedang atau dingin terdiri atas sedikit batubara cemerlang. 5. Tumbuhan Tumbuhan hasil penggambutan akan memberikan karakter yang khas pada batubara yang terbentuk. 6. Penurunan cekungan Proses ini merupakan faktor penting yang mana dipengaruhi oleh gaya tektonik. Kesetimbangan batubara berkaitan dengan kecepatan penurunan cekungan dan kecepatan pengisian tumbuhan ke dalamnya, kondisi yang tidak setimbang menyebabkan batubara tidak bisa berkembang dengan baik. Jika penurunan dan pengendapan gambut atau akumulasi tumbuhan berjalan seimbang, maka akan dihasilkan endapan batubara yang tebal. Selain itu proses transgresi dan regresi juga mempengaruhi pertumbuhan flora dan pengendapannya 7. Dekomposisi Proses pembusukan (decay) akan terjadi oleh kerja mikrobiologi (bakteri anaerob). Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen, menghancurkan bagian lunak dr tanaman seperti cellulose, proto plasma & pati dan berakibat keluarnya air & sebagian unsur karbon dalam bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, & metan. 8. Waktu geologi Umumnya makin tua umur batuan, makin dalam penimbunan yg terjadi, juga dikaitkan dengan gradien hidrotermal, lamanya penimbunan, terkubur lebih dalam, sehingga dimungkinkan terbentuknya lapisan batubara berderajat lebih tinggi. Namun 9. Sejarah setelah pengendapan struktur cekungan batubara, lipatan, sesar, atau terobosan batuan beku berpengaruh terhadap aspek kualitas lapisan batubara dan geometri lapisan batubara. 10. Metamorfisme organik Adalah proses yang menyebabkan terjadinya perubahan gambut menjadi batubara dalam berbagai tingkatan. 11. Struktur cekungan batubara Pergantian transgresi & regresi memengaruhi cekugan dan juga akan berpengaruh pada tumbuhan dan pengendapannya. Strutur dari cekungan juga menyebabkan adanya infiltrasi material & mineral yang akan memengaruhi komposisi batubara.
Mengapa lapisan batubara dapat tebal?
Ketebalan suatu lapisan batubara dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi cekungan, lapisan batubara akan lebih tebal apabila terbentuk pada cekungan yang berukuran lebar, Penurunan dasar dari rawa maupun cekungan membuat tumbuhan semakin mudah tertimbun sehingga semakin lama akan semakin tebal dan lapisan batubara yang terbentuk akan semakin tebal
Apa saja proses-proses syn-depositonal dan post-depositonal?
Proses syn-depositional merupakan proses yang terjadi bersamaan selama pembentukan batubara berlangsung, salah satu prosesnya yaitu penurunan dasar cekungan, posisi tektonik yang mempengaruhi lingkungan pengendapan, tektonik juga data mepengaruhi struktur saat pembentukan. Sedangkan proses post-depositional meruapakan proses yang terjadi setelah pembentukan batubara, proses tersebut dapat berupa kegiatan tektonik seperti adanya sesar, kekar, dan lipatan. Selain itu erosi dan intrusi juga termasuk ke dalam post-depositonal. Batubara yang terbentuk secara syn-depositional dan post-depositional dapat menghasilkan peringkat dan derajat batubara yang berbeda. Contohnya pada batubara yang terkena struktur sesar post-depotitional akan mempunyai kematangan yang lebih apabila pergerakan sesarnya relative cepat.
DAFTAR PUSTAKA L.E. Schlatter’s, 1973, Introduction to coal and coal Geology, New York.