Anda di halaman 1dari 3

Hening Malam

karya : pertiwi (02)

Kegelapan malam sangat kelabu, menyisakan duka yang sangat lara. Dalam
keheningannya aku hanya bisa mengenang. Mengenang yang seharusnya tidak
perlu dikenang, seperti kisah aku dan kamu.
Dunia seakan bermain-main, mempertemukam dua insan namun tidak dapat
bersatu. Saling menyayangi tapi tidak dapat bersama, saling menyukai namun
dalam diam. Apakah kalian pernah mengalaminya? aku pikir pernah. Rasa yang
tercipta tidak dapat dipilih, terjadi secara alami dan tidak diduga. Layaknya air
sungai yang mengalir sampai di hulu. Rasa itu berkumpul membentuk kasih
sayang yang berbeda. Namun ekspetasi selalu tidak sesuai dengan realita. Yang
kita bayangkan tidak seperti yang akan terjadi.
Dulu bertemu dengam mu adalah hal terbaik di hidup ku. Tetapi sekarang
aku menyesalinya, ternyata bertemu dengan mu adalah hal terburuk ku. Aku
terjatuh pada pesona mu, yang pada akhirnya mencintaimu hanya menambah luka
dalam hati yang berbekas hingga mati. Entah aku yang terlalu berharap atau hanya
kamu yang ingin bermain-main dengan perasaan. Yang jelas kita ditakdirkan
bertemu tanpa memiliki. Aku hanya ingin dekat dengan mu namun hanya bisa
menggunakan topeng pertemanan.
Awalnya aku dan kamu memang teman lalu merasa nyaman dan ingin lebih
dari sekedar teman. Dan ternyata rasa nyaman hanya sebuah jebakan. Jebakan ilusi
yang membuat aku berharap. Teman-temanku memberitahu aku untuk berhenti,
berhenti untuk menyukai mu. Tetapi semu yang kamu ciptakan terlalu nyata,
hingga aku buta dengan apa yang akan terjadi nantinya.Saat aku menyadari, ,aku
hanya ingin sendiri, meninggalkan semua yang pernah ku alami. Melupakan,
merelakan, menghilang. Menghilang dari kehidupan mu yang indah.
Hatiku begitu mati hingga aku takut menaruh ke lain hati. Ku kira kamu
datang untuk menyembuhkan luka, tetapi kamu datang hanya menambah luka di
hidupku. Di saat itu, hanya keheningan malam yang menemaniku, keheningan
yang begitu menyakitkan. Aku berfikir, seharusnya semesta tidak perlu
mempertemukan aku dan kamu. Yang hanya membuat aku merasa sengsara
sendirian. Dalam hening malam nyatanya juga memberi kedamaian. Kedamaian
jiwa dengan melupakan sejuta kenangan dunia. Dengan halus menghantarkan aku
berkelana dalam dunia mimpi. Untuk melupakan sejenak tentang apa yang sudah
terjadi.
Waktu begitu cepat berlalu. Hari-hari pun berganti, begitu juga dengan
perasaan ku. Menjauh memang pilihan terbaik untukku. Dimana perasaan itu
mulai pudar dan hilang secara perlahan. Meski perlahan, tentu luka itu masih
berbekas. Seperti gelas kaca yang pecah berkeping-keping, mungkin memang bisa
disatukan tetapi tidak bisa utuh seperti semula. Namun merasa sedih dan kecewa
adalah hal wajar saat menyaksikan kehilangan. Saat bunga layu dan memimpikan
bunga mekar baru, kamu akan hidup, bertemu, dan kembali mencintai. Begitu pun
seterusnya dan berulang-ulang hingga aku benar-benar menemukan pujaan hatiku.
ANALISIS CERPEN
 Unsur intrinsik :

1. Tema
 Kekecewaan tokoh "aku" karena terlalu berharap

2. Tokoh dan penokohan


 tokoh " aku " : ceroboh, terlalu berharap dengan sesuatu
 tokoh " kamu " : jujur

3. Alur
 Alur maju

4. Sudut pandang
 Orang pertama sebagai pelaku utama

5. Latar
 waktu : malam hari

6. Gaya Bahasa
 Majas
o Personifikasi : Dunia seakan bermain-main
o Asosiasi : Seperti gelas kaca yang pecah berkeping-keping,
mungkin memang bisa disatukan tetapi tidak bisa utuh seperti semula.

o Hiperbola : Aku terjatuh pada pesona mu, yang pada


akhirnya mencintaimu hanya menambah luka dalam hati yang
berbekas hingga mati.
7. Amanat
 Jangan terlalu mengharapkan sesuatu yang semu karena hidup tidak selalu
sesuai dengan apa yang kita inginkan

Anda mungkin juga menyukai