Konsep dasar kurikulum berasal dari Curere atau Curiculum ( Sudjana : 1984 ) Artinya: jarak yang di
tempuh oleh seorang pelari dalam suatu perlombaan atletik.
Dalam ilmu pendidikan diartikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan
status atau kemampuan tertentu. Setiap jenjang pendidikan pasti memiliki kurikulum atau program
pendidikan yang sengaja dibuat.
Pada tahun 2004 mulai dirintis penerapan kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ) sebagai penyempurnaan
kurikulum 1994 dan suplemen tahun 1999. Tahun 2006 mulai diterapkan Standar isi dan standar kompetensi
lulusan ( SKL ). Dan pada tahun 2006 pula model KTSP dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap.
4. Struktur kurikulum SD / MI
Kurikulum SD / MI disusun berdasarkan standar kompetensi kelulusan dan standar mata pelajaran
yang berpedoman kepada ketentuan sebagai berikut :
a. Kurikulum SD memuat mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD / MI merupakan IPA dan IPS terpadu
c. Pembelajaran pada kelas I - III pelaksanaan melalui pendekatan tematik sedangkan kelas IV – VI
dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
d. Jam pelajaran dimungkinkan menambah maksimum 4 jam pelajaran perminggu secara keseluruhan
e. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam 1 tahun pelajaran ( 2 semester ) adalah 34 – 38 minggu.
Perumusan Indikator,
Penataan Pengalaman Belajar
dan Kegiatan Pembelajaran Kelas
Rangkap
Perencanaan pembelajaran kelas rangkap (PKR) tentunya berbeda dalam banyak hal dengan perencanaan
pembelajaran kelas tunggal (PKT). Sebagaimana kita ketahui prasyarat PKR adalah seorang guru harus
melayani kelompok murid yang lebih beraneka ragam (segi usia, kemampuan, hubungan sosial, gaya belajar,
dan unjuk kerjanya). Dimana seorang guru dituntut untuk dapat memberikan perlakuan atau pelayanan yang
juga beraneka ragam. Pembelajaran dikelola sedemikian rupa demi terciptanya suasana belajar yang efektif,
tepat guna, dan bermakna (meaningful) bagi murid.
Dalam membuat perencanaan pembelajaran kelas rangkap (PKR), seorang guru harus melakukan
serangkaiaan kegiatan, antara lain:
Ada beberapa prinsip (teoritis) yang harus diperhatikan dalam menetapkan topik pembelajaran dalam
PKR, yaitu :
- Berorientasi kepada tujuan
- Disesuaikan dengan karakteristik murid (kelas, usia, kemapuan)
- Disesuaikan dengan kemampuan pengelolaan guru
- Layak sarana pendukung
- Tidak bersifat dipaksakan.
Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas, yakni Proses Belajar Arahan
Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS).
Evaluasi Program
Pembelajaran Kelas Rangkap
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menanggapi isi penjelasan
Siswa dapat menyimpulkan isi penjelasan
Siswa mengenal dan menemukan rumus keliling dan luas persegi
Siswa mengenal dan menemukan rumus keliling persegi panjang
B. Materi Pokok
B.Indonesia / Penjelasan nara sumber ( kelas 5 )
Matematika / Menentukan keliling dan luas persegi dan persegi panjang ( kelas 4 )
D. Pengalaman Belajar
IV. Kegiatan Akhir dilakukan secara bersama-sama kelas V dan kelas IV ( 15 menit )
Mengajukan pertanyaan acak kepada siswa kelas IV tentang luas halaman sekolah dan benda
apa saja yang berbentuk persegi panjang di halaman sekolah?
Mengajukan pertanyaan acak kepada kelas V kesulitan-kesulitan dalam mewawancarai nara
sumber?
Guru menutup pelajaran dengan memberi penegasan dan kesimpulan tentang materi yang telah
disampaikan.
F. Penilaian
Prosedur Penilaian :
Penilaian proses
Penilaian akhir
Jenis dan bentuk tes
Tugas proyek dan unjuk kerja
Tes tulisan dan lisan
Berdasarkan karakteristik dari setiap model pembelajaran tersebut, Joyce dan Weil mengklasifikasi model -model
pembelajaran kedalam empat rumpun model, yaitu :
1. Rumpun Model Pengolahan Informasi (The Information Processing Models).
Model-model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun ini bertolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi oleh
manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) untuk memahami dunia dengan cara
menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta
pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Kelompok model ini menekankan pada peserta didik agar memilih
kemampuan untuk memproses informasi sehingga peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang memiliki
kemampuan dalam memproses informasi. Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat 7 model pembelajaran, yaitu
:
a. Pencapaian Konsep (Concept Attainment)
b. Berpikir induktif (InductiveThinking)
c. Latihan Penelitian (Inquiry
Training) d. Pemandu Awal (Advance
Organizer) e. Memorisasi
(Memorization)
f. Pengembangan Intelek (Developing Intelect)
g. Penelitian Ilmiah (Scientic Inquiry)
Keempat rumpun model pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, menurut Jioyce dan Weil (1986) memiliki
unsur-unsur sebagai berikut:
1.Sintaks (Syntax) yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fase-fase /tahap-tahap yang
harus dilakukan oleh guru bila ia menggunakan model
pembelajaran tertentu. Misalnya model eduktif akan menggunakan sintak yang berbeda dengan model
induktif 2. Prinsip Reaksi (Principles of Reaction) berkaitan dengan pola kegiatan yang menggambarkan
bagaimana
seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon
terhadap siswa. Prinsip ini memberi petunjuk bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang berlaku
pada setiap model.
3.Sistem Sosial (The Social System adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya
proses pembelajaran (situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan model pembelajaran
tertentu)
4.Sistem Pendukung (Support System) yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk
menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal.
5.Dampak Instruksional (Instructional Effect) dan Dampak Pengiring (Nurturant Effects). Dampak instruksional
adalah hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan langsung dengan materi pembelajaran, sementara
dampak pengiring adalah hasil belajar samapingan (iringan) yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model
pembelajaran tertentu.
Kumpulan atau set model mengajar yang dianggap komprehensif, menurut Tardif (1989) adalah set model yang
dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil dengan kategorisasi sebagai berikut :
1. Model Information Processing, sebuah model mengajar untuk mengembangkan ranah cipta (kognitif). Termasuk model
information processing adalah Model Peningkatan Kapasitas Berfikir yang diilhami oleh Jean Piaget (1896 – 1980).
Penerapan model ini diarahkan pada pengembangan-pengembangan sebagai berikut :
a. Daya cipta akal siswa
b. berpikir kritis siswa
c. Penilaian mandiri siswa
Langkah-langkah (syntax)
Setelah guru mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung penyajiannya, seperti alat peraga, buku sumber dll,
ia harus siap melaksanakan tiga macam sintaks model. Langkah-langkah ini biasanya ditempuh dengan
menggunakan motede Diskusi dan pemberian tugas yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.langkah konfrontasi. Yaitu guru mengkonfrontasikan atau menghadapkan para siswa pada permasalahan yang
menentang, penuh tanda tanya, dan terkadang tak masuk akal. Caranya ialah dengan menajukan pertanyaan yang
pelik tetapi masih setara dengan perkembangan ranah kognitif siswa.
2.langkah inquiry, merupakan proses pengunaan intelek siswa dalam memperoleh pengetahuan dengan cara
menemukan dan mengorganisasikan konsep-konsep ke dalam sebuah tatanan yang menurut siswa tersebut penting
(Barlow, 1985). Selama proses inquiry guru perlu memberi peluang kepada siswa agar lebih banyak
mengembangkan kreativitas sendiri dalam memecahkan masalah.
3 langkah transfer. Pada tahap akhir ini diharapkan kemampuan-kemampuan ranah cipta dan rasa yang sudah
dimiliki oleh siswa dapat mempermudah penyelesaian-penyelesaian tugas pembelajaran berikutnya. Selain itu, kiat
kognitif siswa dalam memecahkan masalah diharapkan dapat memberi dampak positif atau dapat digunakan lagi
untuk memecahkan masalah-masalah baru (Lawson, 1991)
Langkah-langkah (syntax)
1.Menentukan situasi yang membantu. Tahapan ini dilakukan pada wawancara awal. Guru harus pandai-pandai
menyusun daftar pertanyaan yang membuka jalan bagi siswa klien untuk mengekspresikan secara bebas hal-hal
yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Jadi, tahapan ini lebih bersifat penjajagan masalah.
2.Mendorong/memotivasi siswa klien untuk mengekspresikan segala perasaan yang ada, baik yang bersifat
positif maupun negatif.
3.Mengembangkan insight, dalam arti mengerti dan menyadari sendiri tentang arti, sebab, dan akibat perilakunya
pada masa lalu yang bermasalah. Peranan guru dalam hal ini memberi akses keterusterangan siswa klien, agar jenis
masalah yang akan dipecahkan pada langkah selanjutnya dapat ditentukan rumusannya.
4.Memotivasi siswa klien sambil membantuk membuat keputusan tentang jenis masalah dan membuat rencana
pemecahan masalah tersebut. Dalam hal ini, yang dilakukan guru adalah menawarkan alternatif-alternatif
penentuan
jenis masalah dan prosedur pemecahannya untuk dijadikan acuan siswa tersebut dalam menyelesaikan masalahnya
sendiri. Jadi yang mengatasi masalah bukan guru pembimbing melainkan siswa klien itu sendiri.
5.Memotivasi siswa klien untuk mengambil keputusan mengenai jenis masalah dan ti ndakan-tindakan positif.
Guru pembimbing tinggal memantau pelaksanaan tindakan-tindakan siswa tersebut sambil bersiap siaga
membantu menyingkirkan atau mengurangi hambatan yang mungkin merintangi tindakan positif siswa.
Langkah-langkah (syntax)
1.langkah orientasi. Pada tahap pertama ini guru dianjurkan menyusun framework (kerangka kerja pengajaran).
Dalam kerangka tersebut ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
o pokok bahasan materi pelajaran
o Keterampilan yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi pelajaran.
o tugas dan tanggung jawab murid dalam melakukan belajar.
2.Langkah penyajian. Pada tahap kedua guru menjelaskan konsep konsep yang terdapat dalam pokok bahasan,
serta mendemonstrasikan keterampilan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
3.Langkah strukturisasi latihan. Pada tahap ketiga ini guru memperlihatkan contoh-contoh mempraktikkan
keterampilan sesuai dengan urutan yang telah dijelaskan pada waktu penyajian materi. Dianjurkan untuk
memakai media seperti video tape recorder, OHP, LCD atau gambar-gambar agar lebih mudah ditangkap oleh
siswa.
4.Langkah praktik. Pada tahap keempat ini guru menginstruksikan kepada para siswa untuk mempraktikkan
keterampilan yang telah diajarkan. Dalam hal ini guru cukup memonitar praktik yang dilakukan oleh siswa
apakah sudah benar sesuai dengan teori yang diajarkan.
5.Langkah praktik bebas. Pada tahap terakhir ini guru dapat memberi kebebasan kepada para siswa
untuk mempraktikkan sendiri keterampilan yang telah dikuasai. Hal ini bisa diterapkan bila siswa telah
mengusai meteri dengan tingkat akurasi (ketepatan) keterampilan minimal 90 persen.
Joyce dan Weil (1980,1992) dalam bukunya Models of Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam
empat rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah: (1) rumpun model pembelajaran Pemrosesan
Informasi, (2) rumpun model pembelajaran Personal, (3) rumpunmodel pembelajaran Sosial, dan (4) rumpun
model
pembelajaran Perilaku.
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari prinsip- prinsip pengolahan
informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari
lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan
simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pebelajar (peserta
didik) untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif.
Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan kemampuan intelektual secara umum, dan
sebagian lagi menekankan pada konsep dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.
Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti tertera
pada tabel 3.1.
3 Sama
Latihan
dengan
inkuari
model berpikir induktif, model ini ditujukan
6 Mnemonics
untuk pembentukan kemampuan Pressley,
berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk keh
Levin, Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasi
Delaney informasi.
(Sumber: Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1980 dan Bruce Joyce, Marsha Weil,
No.
Nama Model
Tokoh Misi/tujuan/manfaat
Pembelajaran
1 Pengajaran
Penekanan
Nonpada pembentukan kemampuan belajar sendiri
Carl Rogers
2. Latihan Fritz Perls Pembentukan kemampuan menjajagi dan
Kesadaran William Schutz menyadari pemahaman diri sendiri.
3 Sinektik William Pengembangan individu dalam hal kreativitas dan
Gordon pemecahan masalah kreatif.
Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun model-model Personal/individual menekankan pada pengembangan
pribadi. Model-model pembelajaran ini menekankan pada proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan
mengorganisasi realita, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Model-model pembelajaran rumpun ini
memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional. Fokus pembelajaran ditekankan untuk membantu individu
dalam mengembangkan hubungan individu dengan lingkungannya dan untuk melihat dirinya sendiri.
Jenis-jenis model pembelajaran pribadi seperti Tabel 3.2. Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)
Mo
No. Nama Model Tokoh Misi/tujuan del-
Pembelajaran mod
el
1 Kerja Herbert Thelen Mengembangkan keterampilanketerampilan untuk berperan pem
kelompok. John dalam kelompok yang menekankan keterampilan bela
(investigatio Dewey komunikasi interpersonal dan keterampilan inkuari ilmiah. jara
n group) Aspek-aspek pengembangan pribadi merupakan hal yang n
penting dari model ini. yan
g
term
asuk
dala
m
2. Inkuari Sosial Byron Pemecahan masalah sosial, utamanya melalui inkuari rum
Massialas ilmiah dan penalaran logis. pun
Benjamin Cox Sosi
al
ini
men
3 Jurisprudential Nationa Pengembangan keterampilan interpersonal dan kerja eka
l kelompok untuk mencapai, kesadaran, dan fleksibilitas
Trainin
nka
pribadi. Didisain utama untuk melatih kemampuan n
g mengolah informasi dan menyelesaikan isu
Laboratory hub
kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berpikir ung
Bethel,Maine Jurisprudensial
Donald
Oliver
James P.Shaver (ilmu tentang Hokum-hukum manusia). an
indi
vidu
den
gan
mas
yara
4 Role Fannie Shaftel Didisain untuk mengajak peserta didik dalam menyelidiki kat
playing George Shafted nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka atau
(Bermain sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari oran
peran) penyelidikan itu g
lain.
Mo
del-
5 Simulasi Sosial Sarene Didisain untuk membantu pengalaman peserta didik melalui mod
Boocock, proses sosial dan realitas dan untuk menilai reaksi mereka el
terhadap proses-proses sosial tersebut, juga untuk ini
memperoleh konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan me
pengambilan keputusan.
mfo
kus
kan
pad
a
pros
es di mana realitas adalah negosiasi sosial. Model-model pembelajaran dalam kelompok ini memberikan prioritas pada
peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan proses demokratis dan
untuk belajar dalam masyarakat secara produktif. Tokoh-tokoh teori sosial juga peduli dengan pengembangan pikiran
(mind) diri sebagai pribadi dan materi keakademisan.
Jenis-jenis model pembelajaran rumpun Interaksi Sosial adalah seperti dalam tabel 3.3. berikut ini.
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, teori
belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model-model pembelajaran rumpun ini
mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara
efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Adapun jenis-jenis model pembelajaran perilaku seperti
pada tabel 3.4.