Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No.

1: 35- 48

KAJIAN PENURUNAN MUTU DAN UMUR SIMPAN JAMUR TIRAM PUTIH


(Pleurotus ostreatus) SEGAR DALAM KEMASAN PLASTIK
POLYPROPYLENE PADA SUHU RUANG DAN SUHU RENDAH
[THE STUDY OF DECREASING OF QUALITY AND SHELF LIFE OF FRESH
WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN THE
POLYPROPYLENE PACKAGING AT ROOM AND LOW TEMPERATURE]
Oleh :
Mutiara Cahya1, Rofandi Hartanto2, Dian Dwi Novita3
1) Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
2,3) Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

komunikasi penulis, email : mutiaracahya88@yahoo.com
Naskah ini diterima pada 19 Desember 2013; revisi pada 3 Februari 2014;
disetujui untuk dipublikasikan pada 14 Februari 2014

ABSTRACT
Oyster mushroom is one of commodites that has prospect to be developed in Indonesia. In case of fresh oyster
mushrooms usually have a short shelf life due to high moisture content and are still experiencing respiratory
process, so as to speed up the process of deterioration. Packaging with polypropylene plastic packaging is one
method of storage to maintain freshness and shelf life of oyster mushroom. The purpose of this study is to
examine and determine the rate of decline in the quality and shelf life of fresh white oyster mushrooms in
plastic packaging polypropylene at room temperature and low temperature during storage. This research
was conducted in two phases, namely the measurement of respiration rate experiments and storage of fresh
oyster mushrooms in plastic containers in different volumes at room temperature and low temperature.
Parameters observation in this study that changes in weight, projected area is reduced crown circumference,
discoloration, water content, respiration rate and shelf life. The results showed that the oyster mushroom
storage in polypropylene plastic packaging can maintain the rate of decline in the quality and shelf life of
fresh white oyster mushrooms either at room temperature or low temperature. Water content and the
highest weight changes during storage in plastic containers at room temperature are both on day 3 and 7 at
low temperature that is equal to 92.81%, 150.52 g, 91.76%, and 130.79 g . Control oyster mushrooms at room
temperature and low temperature had the highest respiration rates at the 24th and 48th in the amount of
230.48 and 239.53 mg. CO2/kg.hour. Oyster mushrooms in packaging stored at room temperature (31˚C) can
last up to 5 days and 14 days at low temperature (9˚C).

Keywords: Oyster Mushrooms, polypropylene plastic, storage temperature, packaging, respiration rate

ABSTRAK
Jamur tiram putih merupakan salah satu komoditas yang memiliki prospek untuk dikembangkan di
Indonesia. Dalam keadaan segar umumnya jamur tiram memiliki umur simpan yang pendek karena kadar
air yang tinggi serta masih mengalami proses respirasi sehingga dapat mempercepat proses
kerusakannya. Pengemasan dengan kemasan plastik polypropylene merupakan salah satu metode
penyimpanan untuk mempertahankan kesegaran dan umur simpan jamur tiram. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengkaji serta mengetahui laju penurunan mutu dan umur simpan jamur tiram putih segar
dalam kemasan plastik polypropylene pada suhu ruang dan suhu rendah selama penyimpanan. Penelitian
ini dilakukan dalam dua tahapan percobaan yaitu pengukuran laju respirasi dan penyimpanan jamur
tiram segar dalam volume kemasan plastik yang berbeda pada suhu ruang dan suhu rendah. Parameter
pengamatan dalam penelitian ini yaitu perubahan bobot, penurunan luas proyeksi lingkar mahkota,
perubahan warna, kadar air, laju respirasi dan umur simpan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penyimpanan jamur tiram dalam kemasan plastik polypropylene dapat mempertahankan laju penurunan
mutu dan umur simpan jamur tiram putih segar baik pada suhu ruang maupun suhu rendah. Kadar air
dan perubahan bobot tertinggi selama penyimpanan dalam kemasan plastik baik pada suhu ruang
terdapat pada hari ke-3 dan ke-7 pada suhu rendah yaitu sebesar 92,81%, 150,52 gr, 91,76 %, dan 130,79
gr. Jamur tiram kontrol pada suhu ruang dan suhu rendah memiliki laju respirasi tertinggi pada jam ke-24

35
Kajian penurunan mutu dan umur simpan.... (Mutiara C, Rofandi H, dan Dwi Dian N)

dan ke-48 yaitu sebesar 230,48 dan 239,53 mg.CO2/kg.jam. Jamur tiram dalam kemasan yang disimpan
pada suhu ruang (31˚C) dapat bertahan hingga 5 hari dan 14 hari pada suhu rendah (9˚C).

Kata Kunci: Jamur Tiram, Plastik Polypropylene, Pengemasan, Suhu Penyimpanan, Laju Respirasi

I. PENDAHULUAN beberapa jenis bahan pengemas, dan hasil


penelitian tersebut menyatakan bahwa
Jamur tiram putih merupakan salah satu plastik jenis polypropylene 0,03 mm sebagai
komoditas yang mempunyai prospek sangat bahan kemasan dapat mempertahankan
baik untuk dikembangkan di Indonesia, baik mutu dan kesegaran jamur tiram putih dari
mencakup peningkatan pasar dalam negeri pada jenis plastik Low density polyethylene
maupun dunia (ekspor). Di Indonesia, jamur (LDPE) atau Height density polyethylene
telah banyak dibudidayakan salah satunya (HDPE). Pada kondisi ruang (suhu ±28oC
adalah jamur tiram. Selain mengandung nilai dan kelembaban 50%) hanya dapat bertahan
protein dan gizi yang tinggi, badan/ batang 4-6 jam kemudian layu, kemudian terjadi
buah jamur juga dapat dikonsumsi. Oleh perubahan warna menjadi kuning-
sebab itu jamur tiram putih mempunyai kecoklatan, tekstur, aroma, dan flavor pun
prospek yang cukup baik untuk mengalami perubahan, hingga akhirnya
dikembangkan serta untuk meningkatkan mengering atau membusuk. Penyimpanan
kebutuhan pasar. pada suhu rendah memiliki kontribusi yang
nyata terhadap umur simpan jamur tiram
Komoditas hasil pertanian khususnya jamur putih segar, hal tersebut diperkuat dengan
tiram putih merupakan komoditas yang akan hasil penelitian yang dilakukan oleh Witoyo
cepat layu atau membusuk, apabila disimpan (2001). Dari penelitian tersebut disimpulkan
tanpa penanganan yang sesuai dan tepat. bila penyimpanan dalam suhu rendah dapat
Penanganan tersebut harus dilakukan segera mempertahankan umur simpan jamur ±
setelah panen agar tidak mendatangkan selama 14 hari. Berdasarkan hal-hal
kerugian, dan pada umumnya kerugian yang tersebut maka penelitian ini dilaksanakan
ditimbulkan karena jamur merupakan salah guna mengkaji laju penurunan mutu dan
satu produk hortikultura yang masih tetap umur simpan jamur tiram putih segar dalam
hidup dan meneruskan proses metabolisme kemasan plastik polypropylene pada suhu
serta respirasi setelah panen. Untuk jamur ruang dan suhu rendah.
tiram segar yang tidak diberi perlakuan atau
hanya dibiarkan dalam suhu ruang, hanya II. BAHAN DAN METODE
mampu bertahan satu hingga dua hari lalu
jamur akan mengalami kerusakan dan 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
menjadi tidak layak untuk dikonsumsi.
Penyimpanan dalam kemasan merupakan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
salah satu penanganan pasca panen untuk Agustus 2013 sampai Oktober 2013 di
mempertahankan umur simpan jamur tiram Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
agar tahan lama. Volume ruang pada Panen Jurusan Teknik Pertanian Fakultas
kemasan memungkinkan untuk Pertanian Universitas Lampung.
mempengaruhi laju respirasi produk yang
disimpan, hal ini karena jumlah gas yang 2.2 Alat dan Bahan
tersedia dalam kemasan akan berbeda
jumlahnya apabila volume ruang saat Alat yang digunakan dalam penelitian ini
penyimpanan berbeda antara satu kemasan adalah plastik polypropylene,
dengan kemasan lainnya. spektrophotometer, timbangan digital, oven,
kamera digital, lemari pendingin,
Maulana (2005) telah melakukan penelitian thermometer, thermocopel, cawan, dan lain-
yang bertujuan untuk mengetahui umur lain. Sedangkan bahan yang digunakan
simpan jamur tiram segar menggunakan dalam penelitian ini adalah jamur tiram
segar yang baru dipanen.

36
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 1: 35- 48

2.3 Tahapan Penelitian dengan ketebalan 0,03 mm


dan volume 25x40 pada
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap suhu rendah
metode percobaan, yaitu sebagai berikut : PBD = Penyimpanan jamur tiram
1. Tahap Persiapan segar dalam kemasan
Tahap persiapan yang dilakukan sebelum plastik polypropylene
melakukan penelitian meliputi : dengan ketebalan 0,03 mm
a) Menyiapakan peralatan yang digunakan dan volume 28x45 pada
dalam penelitian yang akan dilakukan suhu rendah
b) Memilih jamur tiram dalam kondisi baik Jumlah bahan baku yang digunakan untuk
yaitu : memiliki warna putih bersih dan setiap perlakuan berkisar antara 100-200
tudung yang utuh/tidak robek gram.
2. Tahap Pengemasan 3. Tahap Pengamatan
Penyimpanan jamur tiram segar dengan Pengamatan dalam penelitian ini meliputi :
ukuran dalam kemasan (volume ruang) yang a) Perubahan Bobot
berbeda pada suhu ruang dan suhu rendah. b) Umur Simpan
Dimana, perlakuan tersebut antara lain c) Kenampakan Fisik (Kelayuan dan
adalah : Perubahan Warna)
Kontrol Ruang = Penyimpanan jamur tiram d) Kadar air
segar tanpa pengemasan Kadar air bahan dapat dihitung dengan
dalam plastik polypropylene menggunakan rumus :
pada suhu ruang
Kontrol Dingin = Penyimpanan jamur tiram Mo= (Wo-Wn)/Wo x 100% ........(1)
segar tanpa pengemasan
dalam plastik polypropylene Dimana :
pada suhu rendah Mo = % kadar air
PKR = Penyimpanan jamur tiram Wo = berat sampel awal sebelum di oven
segar dalam kemasan Wn = berat sampel sesudah di oven
plastik polypropylene e). Laju Respirasi
dengan ketebalan 0,03 mm Tahapan dalam penentuan laju respirasi
dan volume 20x35 pada dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
suhu ruang berikut :
PSR = Penyimpanan jamur tiram a. Persamaan kurva standar Y=1.897e-16.1x
segar dalam kemasan b. Nilai Konsentrasi CO2 (% volume)
plastik polypropylene
dengan ketebalan 0,03 mm = x100 %
dan volume 25x40 pada
suhu ruang
c. Laju Produksi CO2 Jamur Tiram
PBR = Penyimpanan jamur tiram
(mg.CO2/kg.jam)
segar dalam kemasan
plastik polypropylene ( )
dengan ketebalan 0,03 mm
dan volume 28x45 pada Dimana :
suhu ruang m = massa bahan (kg)
PKD = Penyimpanan jamur tiram bj CO2 = 1,975 (mg/ml)
segar dalam kemasan t = waktu simpan (jam)
plastik polypropylene freespace= volume toples – volume jamur
dengan ketebalan 0,03 mm tiram (ml)
dan volume 20x35 pada x = nilai konsentrasi CO2 (%
suhu rendah volume)
PSD = Penyimpanan jamur tiram Y = nilai absorbansi dari
segar dalam kemasan spektrophotometer
plastik polypropylene

37
Kajian penurunan mutu dan umur simpan.... (Mutiara C, Rofandi H, dan Dwi Dian N)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan baik yang pada suhu ruang
maupun suhu rendah mengalami penurunan
3.1 Perubahan Bobot bobot dari awal penyimpanan hingga akhir
masa penyimpanan. Sedangkan untuk jamur
Perubahan bobot diamati bertujuan untuk tiram putih dalam kemasan plastik yang
mengetahui perubahan bobot jamur tiram berbeda memiliki perbedaan waktu dalam
selama penyimpanan. Hasil pengamatan penurunan bobot di masa akhir
perubahan bobot selama penyimpanan penyimpanan, baik penyimpanan dalam
jamur tiram putih segar dalam kemasan suhu ruang maupun suhu rendah.
plastik polypropylene menunjukan kenaikan
bobot pada beberapa hari saat awal Grafik perbandingan perubahan bobot pada
penyimpanan dan terjadi penurunan bobot suhu ruang dan suhu rendah dapat dilihat
di beberapa hari saat akhir penyimpanan. pada Gambar 1 dan 2 di bawah ini :
Untuk jamur tiram putih yang tidak diberi

175

150

125
Berat (gram)

100

75 Kontrol Ruang

PKR
50
PSR
25
PBR
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (hari)
Gambar 1. Grafik perbandingan perubahan bobot jamur tiram segar pada suhu ruang

175

150

125
Berat (gram)

100

75
Kontrol Dingin
50 PKD
PSD
25
PBD
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu Simpan (hari)

Gambar 2. Grafik perbandingan perubahan bobot jamur tiram segar pada suhu
rendah

38
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 1: 35- 48

Jamur tiram putih segar yang disimpan tanpa Kenaikan atau pertambahan bobot saat awal
perlakuan baik pada suhu ruang maupun penyimpanan terjadi karena tekstur jamur
suhu rendah mengalami penurunan bobot tiram yang seperti spons sehingga uap air
dari awal hingga akhir penyimpanan, yang menempel pada dinding plastik
penurunan bobot yang terjadi berkisar kemasan hasil proses respirasi terserap
antara 71,0 % pada suhu ruang dan pada kembali oleh jamur (Arianto dkk, 2013).
suhu rendah penurunan bobot lebih rendah Kemasan plastik berperan dalam jalannya
berkisar antara 25,74-30,79 %. Kenaikan transpirasi buah dan sayuran dalam
bobot saat beberapa hari awal penyimpanan kemasan, sehingga dapat mempertahankan
berkisar antara 2,82-2,99 % sedangkan perubahan bobot. Plastik sebagai kemasan
penurunan bobot yang terjadi di beberapa juga merupakan alat yang baik untuk
hari menuju akhir penyimpanan berkisar melindungi produk dari dehidrasi yang
antara 1,95-2,02 %, untuk jamur tiram putih tinggi melalui kelembaban atmosfer sekitar
segar dalam kemasan pada suhu ruang. Pada produk dalam kemasan dan kemasan plastik
suhu rendah kenaikan bobot di awal cukup efektif mengurangi kehilangan air
penyimpanan berkisar antara 0,43-2,89 % (Arianto dkk, 2013).
dan penurunan bobot di akhir penyimpanan
berkisar antara 0,76-1,38 %. Hal tersebut 3.2 Penurunan Luas Proyeksi Lingkar
membuktikan bahwa semakin rendah suhu Mahkota dan Perubahan Warna
penyimpanan yang digunakan maka semakin
rendah pula penurunan bobot yang terjadi. Untuk kelayuan, dilihat dari perubahan luas
Penyimpanan menggunakan plastik kemasan proyeksi lingkar mahkota pada tudung jamur
memiliki pengaruh dibandingkan tanpa tiram. Pengukuran dilakukan selama
kemasan terhadap perubahan bobot jamur penyimpanan berlangsung, diameter tudung
tiram putih. Adanya respirasi dan diukur menggunakan penggaris setiap hari
transpirasi termasuk salah satu pemicu kemudian dapat dihitung perubahan luas
penurunan bobot. Karena pada saat respirasi proyeksi lingkar mahkota pada jamur tiram.
berlangsung terjadi pembakaran gula atau Pada Gambar 3 dan 4 dapat dilihat jika
bahan lain seperti lemak dan protein yang selama proses penyimpanan berlangsung
diubah menjadi gas CO2, uap air, serta jamur tiram mengalami kelayuan
energi, sedangkan hasil respirasi berupa gas berdasarkan penurunan diameter tudung
hilang menguap (Handayani, 2008). perharinya. Terjadinya kelayuan pada jamur
tiram putih disebakan oleh kehilangan air
20
Luas Proyeksi lingkar Mahkota (Cm2)

15

10
Kontrol Ruang

PKR
5
PSR

PBR

0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu Simpan (hari)

Gambar 3. Grafik perbandingan penurunan luas proyeksi lingkar mahkota jamur


tiram segar pada suhu ruang

39
Kajian penurunan mutu dan umur simpan.... (Mutiara C, Rofandi H, dan Dwi Dian N)

20

Luas Proyeksi lingkar Mahkota (Cm2) 15

10

Kontrol Dingin
PKD
5 PSR
PBD

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu Simpan (hari)

Gambar 4. Grafik perbandingan penurunan luas proyeksi lingkar mahkota jamur


tiram segar pada suhu rendah
atau kadar air yang turun selama dengan reaksi millard adalah penyebab
penyimpanan berlangsung sehingga pencoklatan non enzimatis. Reaksi ini
menyebabkan jamur menjadi layu dan tergantung pada kandungan air dan berjalan
mengkerut (Handayani, 2008). sangat lambat. Selain itu perubahan warna
kuning kecoklatan juga dipengaruhi oleh
Dari Gambar 3 dan 4 terlihat bila jamur tumbuhnya mikroorganisme. Pigmen
tiram yang disimpan dengan perlakuan antoxatin yang diduga terkandung dalam
pengemasan ataupun tanpa pengemasan jamur tiram putih kekuningan juga banyak
sama-sama mengalami penurunan luas terdapat pada tumbuhan, adanya enzim yang
lingkar proyeksi mahkota dari awal hingga mendegradasi pigmen tersebut akan
akhir penyimpanan. Pada hari ke-1 luas menyebabkan terjadinya perubahan warna
lingkar proyeksi mahkota jamur tiram tanpa (Handayani, 2008).
kemasan pada suhu ruang sebesar 13,87
cm2 dan pada suhu rendah sebesar 14,55 Perbedaan perubahan warna terdapat pada
cm2, sedangkan luas lingkar proyeksi Tabel 1, perubahan warna sangat nampak
mahkota hari ke-5 jamur tiram dalam jelas pada jamur tiram yang simpan tanpa
kemasan pada suhu ruang berkisar antara perlakuan pengemasan yang mulai
11,55- 12,64 cm2 dan pada suhu rendah menampakkan warna kuning kecoklatan
berkisar antara 14,02- 14,86 cm2. Apabila sehari setelah penyimpanan baik pada suhu
suhu tinggi dan kelembaban udara semakin ruang maupun suhu rendah. Sedangkan
rendah dan transpirasi akan berlangsung untuk jamur tiram dalam kemasan pada
lebih cepat yang menyebabkan kelayuan suhu ruang mulai menampakkan warna
pada produk (Arianto dkk, 2013). putih kekuningan pada hari ke-2 dan
menjadi kuning kecoklatan pada hari
Salah satu faktor penting dalam menilai terakhir penyimpanan yaitu hari ke-5. Pada
kualitas jamur tiram putih adalah warna. suhu rendah perubahan warna cenderung
Perubahan warna selama penyimpanan lebih lambat, namun perubahan warna jamur
terjadi akibat pencoklatan baik enzimatis tiram menjadi kuning terjadi pada hari ke-4
maupun non enzimatis. Adanya penyebab dan perubahan warna menjadi kuning
pencoklatan adalah bila enzim polifenol kecoklatan terjadi pada hari ke-14 yaitu
oksidase terkena oksigen. Reaksi antara akhir masa penyimpanan. Perubahan
karbohidrat dan asam amino yang dikenal kenampakan warna ini terjadi seiring

40
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 1: 35- 48

dengan penurunan mutu akibat proses mempengaruhi warna jamur tiram putih
metabolisme sehingga mempengaruhi (Witoyo, 2001). Hasil pengukuran kadar air
kenampakkan jamur tiram selama jamur tiram putih selama penyimpanan
penyimpanan (Arianto dkk, 2013). Selain dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.
proses metabolisme, penyerapan air dari
dinding permukaan plastik hasil respirasi Dari Gambar 5 terlihat bahwa pada
juga menyebabkan berkurangnya intensitas penyimpanan suhu ruang terdapat kenaikan
warna pada jamur tiram selama proses nilai kadar air jamur tiram dalam kemasan
penyimpanan (Mareta dan Nur, 2011). pada hari ke-1 dan ke-2 saat awal
Penyimpanan pada suhu rendah memiliki penyimpanan, dengan nilai kadar air awal
peranan yang cukup efektif untuk 88,34 % menjadi 92,85 % dan selanjutnya
menghambat laju perubahan luas proyeksi mengalami penurunan hingga hari terakhir
lingkar mahkota dan perubahan warna pada penyimpanan. Sedangkan untuk
jamur tiram baik dalam kemasan maupun penyimpanan tanpa kemasan, kadar air
tanpa kemasan. jamur tiram mengalami penurunan dari nilai
kadar air awal 88,34 % menjadi 81,49 %.
Tabel 1. Gambar Perubahan Warna Jamur Tiram dalam Kemasan pada Suhu Ruang dan Suhu
Rendah
Penyimpanan dalam Kemasan pada Suhu Ruang
Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-5

Penyimpanan dalam Kemasan pada Suhu Rendah

Hari ke-0 Hari ke-4 Hari ke-13 Hari ke-14

3.3 Kadar Air Berdasarkan Gambar 6 penyimpanan pada


suhu rendah membuat kadar air jamur tiram
Kandungan air dalam bahan merupakan dalam kemasan cenderung naik turun
salah satu faktor yang sangat penting. Jamur dengan range yang stabil dalam plastik
tiram putih segar mengandung air yang kemasan ukuran sedang. Sedangkan untuk
cukup tinggi sekitar 80-95 %. Hal-hal seperti jamur yang disimpan dalam kemasan plastik
kelayuan dan kecepatan reaksi millard di kecil dan besar pada suhu ruang mengalami
pengaruhi oleh kandungan air pada bahan kenaikan kadar air dari awal penyimpanan
sehingga secara tidak langsung turut hingga hari ke-7 dan ke-6 selanjutnya kadar

41
Kajian penurunan mutu dan umur simpan.... (Mutiara C, Rofandi H, dan Dwi Dian N)

air jamur mengalami penurunan seiring selama penyimpanan. Hal ini menunjukan
dengan terjadinya penurunan bobot jamur bahwa penyimpanan dengan menggunakan
tiram selama penyimpanan. plastik kemasan mampu menekan proses
metabolisme produk, sehingga mampu
94

92

90
Kadar Air (%)

88
Kontrol Ruang
86 PKR
PSR
84 PBR

82

80
0 1 2 3 4 5 6
Waktu Simpan (Hari)

Gambar 5. Grafik perbandingan kadar air jamur tiram segar pada suhu ruang

94
Kontrol Dingin PKD PSD PBD
92

90

88
Kadar Air (%)

86

84

82

80
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu Simpan (Hari)

Gambar 6. Grafik perbandingan kadar air jamur tiram segar pada suhu dingin
Untuk jamur tiram yang disimpan tanpa mempertahankan kadar air produk seperti
menggunakan plastik kemasan mengalami pada saat awal penyimpanan. Meningkatnya
kenaikan nilai kadar air pada hari ke-2 nilai kadar air pada saat penyimpanan
sebesar 88,61 % dan mengalami penurunan disebabkan oleh terserapnya uap air hasil
di hari selanjutnya menjadi 82,73 %. Baik respirasi dalam kemasan plastik oleh
pada suhu ruang ataupun suhu rendah permukaan jamur. Jatuhnya uap air
perbedaan ukuran plastik kemasan tidak kepermukaan jamur menyebabkan kadar air
terlalu menunjukan perbedaan dalam meningkat karena permukaan jamur yang
perubahan nilai kadar air jamur tiram putih menjadi basah. Menurunnya kadar air saat

42
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 1: 35- 48

penyimpanan pada suhu rendah diakibatkan yang telah dikonversikan dalam persamaan
oleh terjadinya keseimbangan antara kadar kurva standar, sehingga kemudian diperoleh
air bahan dengan kelembaban yang ada nilai konsentrasi CO2.
disekitar ruang pendingin lebih rendah
(Maulani, 2003). Air dalam suatu bahan Laju respirasi pada suhu ruang
pangan, termasuk jamur tiram putih cenderung meningkat pada jamur tiram
merupakan komponen penting, sebab kadar dalam kemasan plastik ukuran kecil
air turut serta menentukan daya tahan dan sedang dan besar hingga akhir masa
acceptability bahan pangan tersebut (Kadir, penyimpanan. Namun laju respirasi pada
2010).
jamur dalam kemasan plastik kecil
3.4 Laju Respirasi mengalami penurunan pada jam ke-72
(hari ke-3) yaitu menjadi 96,67
Pada penelitian ini, penentuan penurunan mg.CO2/kg.jam sedangkan puncak
mutu jamur tiram didasarkan pada salah respirasinya terjadi pada jam ke-48 (hari
satu aktivitas metabolik jamur yaitu laju ke-2) yaitu 172,64 mg.CO2/kg.jam. Jamur
respirasi. Penentuan laju respirasi jamur tiram yang disimpan tanpa kemasan
tiram perlu dilakukan mengingat jamur mengalami peningkatan laju respirasi
merupakan komoditas dengan laju respirasi yang sama dari awal hingga akhir
tinggi dibandingkan dengan sayur-sayuran penyimpanan, akan tetapi terjadi
atau buah-buahan lainnya (Adiandri, 2013).
250

Kontrol Ruang
Laju Produksi CO2 (mg.CO2/kg.am)

200 RKR
RSR
RBR
150

100

50

0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (Jam)

Gambar 7. Grafik perbandingan laju produksi CO2 jamur tiram segar pada
suhu ruang
Laju respirasi dalam penelitian ini diukur peningkatan drastis pada jam ke-18
dari hasil yang keluar selama proses menuju jam ke-24 (hari ke-1) yaitu dari
respirasi jamur tiram berlangsung yaitu CO2. 49,45 mg.CO2/kg.jam menjadi 230,48
Tingginya nilai laju respirasi (produksi CO2) mg.CO2/kg.jam. Pada Gambar 7 terlihat
dari tiap-tiap perlakuan yang berbeda dapat
bahwa laju respirasi jamur tiram baik
dilihat dari tingginya nilai CO2 yang
dalam kemasan plastik ataupun tanpa
dihasilkan jamur tiram putih selama
penyimpanan. Nilai laju respirasi jamur kemasan selama penyimpanan
tiram merupakan hasil perhitungan nilai cenderung meningkat secara konstan.
volume CO2 dari pembacaan nilai absorbansi

43
Kajian penurunan mutu dan umur simpan.... (Mutiara C, Rofandi H, dan Dwi Dian N)

270

Laju Produksi CO2 (mg.CO2/kg.jam) 240

210

180

150

120
Kontrol Dingin
90 RKD

60 RSD
RBD
30

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Waktu (Jam)
Gambar 8. Grafik perbandingan laju produksi CO2 jamur tiram segar pada
suhu rendah
Gambar 8. Grafik perbandingan laju produksi CO2 jamur tiram segar pada
Jamur tiram yang disimpan tanpa kemasan pola kenaikan yang berubah drastis pada
pada suhu rendah mengalami kenaikan laju hari ke 4, 7, 10 dan 14, perubahan laju
respirasi hingga puncaknya pada jam ke-48 ( produksi CO2 yang terjadi selama
hari ke-2) 239,53 mg.CO2/kg.jam. Selama penyimpanan sejalan dengan perubahan
penyimpanan jamur tiram mengalami suhu lemari pendingin (Gambar 9) yang
peningkatan laju respirasi hal ini terlihat digunakan selama penelitian. Berdasarkan
pada Gambar 7 dan 8. Laju respirasi produk hal tersebut dapat dinyatakan bila tingginya
dipengaruhi oleh komposisi udara dan juga laju produksi CO2 suatu produk dapat
dipengaruhi oleh suhu saat penyimpanan. ditentukan dengan tinggi rendahnya suhu
Pada penelitian ini laju respirasi jamur tiram yang digunakan selama penyimpanan.
dalam kemasan pada suhu ruang mengalami Perlakuan penyimpanan jamur tiram putih

16

14

12

10
Suhu (⁰C)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Waktu (hari)
Gambar 9. Grafik perubahan suhu lemari pendingin selama penyimpanan jamur
tiram putih

44
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 1: 35- 48

dalam kemasan plastik terbukti dapat pada suhu ruang. Hal ini dapat dilihat pada
mempertahankan umur simpan jamur tiram Gambar 10.
hingga melebihi batas simpan jamur tiram
tanpa kemasan. Hal ini dikarenakan Dari Gambar 10 terlihat jika waktu simpan
konsentrasi O2 yang digunakan jamur tiram jamur tiram putih pada suhu ruang tanpa
dalam proses respirasinya terbatas, sehingga kemasan hanya dapat bertahan 1 hari dan
penurunan mutu akibat proses respirasi pada suhu rendah bertahan selama 3 hari.
dapat ditekan. Terbatasnya konsentrasi O2 Penyimpanan dalam kemasan pada suhu
juga mengakibatkan tertundanya ruang membuat jamur tiram putih dapat
perombakan klorofil, produksi C2H4 rendah, bertahan selama 5 hari baik menggunakan
laju pembentukan asam askorbat berkurang, plastik ukuran kecil, sedang, maupun besar.
perbandingan asam lemak tak jenuh berubah Dan penyimpanan dalam kemasan pada suhu
dan degradasi senyawa pectin tidak secepat rendah dapat mempertahankan jamur tiram
pada kondisi lingkungan, sehingga dapat putih segar selama 14 hari, baik
mempertahankan umur simpan produk menggunakan plastik kemasan ukuran kecil,
menjadi lebih lama (Adiandri, 2013). sedang, maupun besar. Kouskhi, et al (2011)
Tingginya tingkat respirasi dipengaruhi oleh menyatakan jika rendahnya konsentrasi O2
meningkatnya suplai O2 yang diterima banyak dikaitkan dengan kelebihan umur
produk, dimana jika jumlah konsentrasi O2 simpan jamur tiram selama penyimpanan,
lebih dari 20% respirasinya maka hanya namun konsentrasi O2 kurang dari 2 % dapat
memberikan sedikit pengaruh terhadap menyebabkan respirasi secara anaerobik
umur simpan. Sedangkan jika konsetrasi CO2 serta pertumbuhan pathogen dan kelebihan
tinggi maka akan dapat memperpanjang jumlah konsetrasi akumulasi dari CO2 di
umur simpan produk (Arianto dkk, 2013). dalam kemasan selama penyimpanan
berlangsung dapat menyebabkan
3.5 Waktu Simpan pencoklatan bagi jamur itu sendiri. Meskipun
penyimpanan pada suhu rendah dapat
Jamur merupakan bahan pangan yang mempertahankan waktu simpan suatu
mudah rusak, terutama jenis jamur tiram produk pertanian, namun penyimpanan
putih. Dari hasil pengamatan selama menggunakan suhu yang terlalu rendah pada
penelitian diketahui bahwa penyimpanan buah ataupun sayur-sayuran dalam waktu
jamur tiram putih segar pada suhu rendah yang lama dapat menyebabkan chilling
relatif lebih baik dalam mempertahankan injury. Chilling injury terjadi secara kumulatif
waktu simpan dibandingkan penyimpanan dari faktor suhu dan waktu. Chilling akan
16

14
Kontrol Ruang PKR
12
PSR PBR
Waktu Simpan (Hari)

10
Kontrol Dingin PKD
8 PSD PBD

0
Suhu Ruang Suhu Rendah

Gambar 10. Grafik perbandingan umur simpan jamur tiram segar pada suhu ruang
dan suhu rendah

45
Kajian penurunan mutu dan umur simpan.... (Mutiara C, Rofandi H, dan Dwi Dian N)

menurunkan kualitas dan mengurangi umur IV. KESIMPULAN DAN SARAN


simpan serta jaringan yang mengalami
chilling injury akan mengalami pencoklatan 4.1. Kesimpulan
(Mareta dan Nur, 2011). Selama penelitian 1. Perlakuan penyimpanan menggunakan
dilakukan suhu penyimpanan yang kemasan plastik polypropylene cukup
digunakan dicatat perhari dan di rata- memberikan perbedaan dalam
ratakan, sehingga dapat dinyatakan sebagai mempertahankan umur simpan dan laju
suhu rata-rata selama penyimpanan jamur penurunan mutu jamur tiram putih segar.
tiram putih segar dalam kemasan plastik
2. Perlakuan penyimpanan menggunakan
polypropylene pada kisaran suhu ruang ±31º plastik kemasan polypropylene tidak
C dan suhu rendah ± 9º C.
menunjukan perbedaan pada umur
simpan jamur tiram dalam kemasan
plastik ukuran kecil, sedang, dan besar
baik pada suhu ruang ±31º C(5 hari)
maupun pada suhu rendah ± 9º C(14
hari).
3. Nilai laju respirasi dan kadar air jamur
tiram segar dalam kemasan plastik
polypropylene sama-sama mengalami
peningkatan selama penyimpanan baik
pada suhu ruang maupun pada suhu
rendah.
4. Penurunan nilai luas lingkar proyeksi
mahkota dan warna membuktikan bahwa
jamur tiram mengalami kelayuan
meskipun disimpan dalam kemasan
plastik polypropylene baik pada suhu
ruang maupun pada suhu rendah.

4.2. Saran
Disarankan untuk dilakukan penelitian
lanjutan tentang penyimpanan jamur tiram
putih baik dalam bentuk utuh atau hanya
penyimpanan dalam bentuk tudung jamur
tanpa batang dan akarnya menggunakan
kemasan plastik polypropylene dengan
ketebalan yang berbeda pada suhu ruang
(±31º C) maupun pada suhu rendah (±9º C).

46
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 1: 35- 48

DAFTAR PUSTAKA

Adiandri, R.S., S. Nugraha, dan R. Rachmat. Maulana, E. 2005. Pengaruh Jenis Film
2012. Karakteristik Mutu Fisikokimia Kemasan dan Suhu Penyimpanan
Jamur Merang (Volvarella volvacea) terhadap Mutu dan Daya Simpan
Selama Penyimpanan Dalam Berbagai Jamur Tiram Segar. Politeknik Negeri
Jenis Larutan dan Kemasan. Jurnal Lampung, Bandar Lampung.
Pascapanen. Vol 9. (2) : Hal 77-87
Pantastico, E.B. 1986. Fisiologi Pasca Panen,
Arianto, D.P., Supriyanto, dan L.K. Muharrani. Penanganan dan Pemanfaatan Buah-
Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika
2013. Karakteristik Jamur Tiram
(Pleurotus ostreatus) Selama dan Sub Tropika. Penerjemah
kamaryani. Gadjah Mada Univerity
Penyimpanan Dalam Kemasan Plastik
Press, yogyakarta.
Polypropylene (PP). Skripsi, UTM.

Handayani, T.R. 2008. Pengemasan Atmosfer Witoyo, K.E. 2001. Kajian Pengaruh
Termodifikasi Jamur Tiram Putih Konsetrasi Bahan Pengawet dan Jenis
(Pleurotus ostreatus). Skripsi, IPB. Kemasan Terhadap Daya Simpan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Hasbullah, R.T. 2008. Teknik Pengukuran ostreatus) pada Penyimpanan Suhu
Laju Respirasi Produk Hortikultura Rendah. Skripsi, IPB: Hal 9-24.
pada Kondisi Atmosfir Terkendali.
Jurnal Keteknikan Pertanian. Vol. 22.
(1) : Hal 63-68.

Kadir, I. 2010. Pemanfaatan Iradiasi Untuk


Memperpanjang Daya Simpan Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
Kering. Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop
dan Radiasi. Vol. 6. (1) : Hal 86-103

Kouskhi, M.D., S.K. Abras, M. Mohammadi, Z.


Hadian, N.B. Poorfallah, P. Sharayei,
and M. Mortazavian. 2011.
Physicochemical properties of
mushrooms as affected by modified
atmosphere packaging and CaCl2
dipping. African Journal of Agricultural
Research. Vol. 6(24) : pp. 5414-5421

Mareta, T.D., dan S.A. Nur. 2011.


Pengemasan Produk Sayuran dengan
Bahan Kemasan Plastik pada
Penyimpanan Suhu Ruang dan Suhu
rendah. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian,
UGM, Vol. 7. (1) : Hal 26-40.

Maulani, R.R. 2003. Perubahan Fisiologis


Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus)
Segar Selama Penyimpanan Dalam
Kemasan Polietilen dan Polipropilen
Berperforasi. Thesis, IPB : Hal 5-35.

47
Kajian penurunan mutu dan umur simpan.... (Mutiara C, Rofandi H, dan Dwi Dian N)

Halaman ini sengaja dikosongkan

48

Anda mungkin juga menyukai