Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama

ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima

dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh

rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang

Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4

Preambule (Pembukaan) Undang – Undang Dasar 1945.

Sejak 18 Agustus 1945, secara epistomologis, Pancasila dikaji

oleh para ahli dan juga diuji oleh berbagai peristiwa-peristiwa yang

mencoba merongrong kemerdekaan dan keutuhan Republik

Indonesia. Secara empiris dan kenegaraan, Pancasila telah

menunjukkan ketangguhannya hingga pada saat ini.Pengujian

secara kognitif telah dilakukan oleh para ahli dengan berbagai

pendekatan. Notonegoro dengan analisis teori causal, Driarkara

dengan pendekatan antroplogi metafisik, Eka Darmaputra dengan

etika, Suwarno dengan pendekatan historis, filosofis dan sosio-

1
yuridis, Gunawan Setiardja dengan analisis yuridis ideologis

(Dimyati, 2006) dan bayak para ahli dan kalangan akademisi

membuktikan Pancasila sebagai filsafat.

Sejak dulu, ilmu pengetahuan mempunyai posisi penting dalam

aktivitas berpikir manusia.Istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua

gabungan kata berbeda makna, ilmu dan pengetahuan.Segala

sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi pengetahuan,

sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang

disusun secara sistematis menurut metode tertentu.

Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai

peristiwa di sekitarnya, berbanding lurus dengan perkembangan

pesat ilmu pengetahuan.Namun dalam perkembangannya, timbul

gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia.Hal tersebut

disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu

suatu teori maupun materi menjadi lebih bernilai ketimbang

penggagasnya.Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat

agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu

pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai

kemanusiaan.

Nilai –nilai Pancasila sesungguhnya telah tertuang secara

filosofis-ideologis dan konstitusional di dalam UUD 1945 baik

sebelum amandemen maupun setelah amandemen.Nilai –nilai

Pancasila ini juga telah teruji dalam dinamika kehidupan berbangsa

2
pada berbagai periode kepemimpinan Indonesia. Hal ini

sebenarnya telah menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila

merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya

bangsa Indonesia, yaitu kelima sila yang merupakan kesatuan

yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya

harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya

saja perlu diakui bahwa meski telah terjadi amandemen hingga ke-

4, namun dalam implementasi Pancasila masih banyak terjadi

distorsi dan kontroversi yang menyebabkan praktek kepemimpinan

dan pengelolaan bangsa dan Negara cukup memprihatinkan.

Bukti-bukti empiris menunjukkan hampir semua inovasi

teknologi merupakan hasil dari suatu kolaborasi, apakah itu

kolaborasi antar-pemerintah, antar-universitas, antar-perusahaan,

antar-ilmuwan, atau kombinasi dari semuanya.Aktivitas ini pun

relatif belum terfasilitasi dengan baik dalam beberapa kebijakan

pemerintah.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana hubungan Pancasila dengan pengembangan

ilmu pengetahuan?

1.2.2. Bagaimana Implementasi Pancasila sebagai dasar nilai

dalam pengembangan ilmu pengetahuan ?

3
1.3. Tujuan Penulisan Makalah

1.3.1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan

pengembangan ilmu pengetahuan.

1.3.2. ntuk mengetahui Implementasi Pancasila sebagai dasar nilai

dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Mengenai materi kami tentang “Implementasi Pancasila sebagai

Dasar Nilai Pengembangan Ilmu Pengetahuan”, maka diperlukan

penjelesan tentang pengertian Pancasila sebagai ideologi bangsa,

sumber historis, sosiologis, dan politik tentang Pancasila menjadi

dasar pengembangan ilmu pengetahuan, serta alasan perlunya

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pengetahuan.

A. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa

Setiap bangsa mempunyai ideologi nasional.Begitu juga bangsa

Indonesia. Pancasila merupakan ideologi nasional bangsa

Indonesia.Secara umum, ideologi merupakaan kumpulan gagasan-

gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan

yang menyeluruh serta sistematis yang menyangkut dan mengatur

tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang

kehidupan politik (bidang pertahanan dan keamanan, sosial,

kebudayaan dan keagaaman serta IPTEK).

Makna ideologi tersebut tercermin pada falsafah hidup dan

kepribadian bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Karena, Pancasila

mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh bangsa

Indonesia diyakini paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling

5
baik dan paling sesuai atau tepat bagi bangsa Indonesia, sehingga

dapat mempersatukan bangsa Indonesia.

Pancasila adalah dasar negara kesatuan republik indonesia

yang terdiri dari dua suku kata dari bahasa Sansekerta: pañca yang

berarti lima dan śīla yang berarti prinsip atau asas, sehingga

pancasila secara bahasa berarti lima dasar. Pancasila adalah

pedoman luhur yang wajib ditaati dan dijalankan oleh setiap warga

negara Indonesia untuk menuju kehidupan yang sejahtera, tentram,

aman dan sentosa. 

Pancasila sebagai ideologi negara tercantum dalam

Pembukaan UUD 1945 yang merupakan bagian dari UUD

1945.Namun, meskipun UUD 1945 sudah mengalami beberapa kali

perubahan (amandemen), Pancasila tetap menduduki posisi sebagi

ideologi nasional dalam UUD 1945.Itulah salah satu keistimewaan

Pancasila.Keeksisan Pancasila sebagai ideologi negara berkaitan

erat dengan sifat ideologi Pancasila itu sendiri.Oleh karena itu,

tentulah setiap masyarakat melandasi segala aspek kehidupannya

dengan dasar-dasar nilai Pancasila.Begitu pula dalam upaya

pengembangan IPTEK, menjadikan Pancasila sebagai kerangka

pikir dalam pelaksanaannya. 

6
B. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Tentang Pancasila

Menjadi Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan

1. Sumber Historis

Sumber historis pancasila sebagai dasar nilai

pengembangan ilmu di indonesia dapat ditelusuri pada awalnya

dalam dokumen negara, yaitu pembukaan undang-undang

dasar 1945. Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 berbunyi:

”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah

negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia

dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang-

undang dasar negara indonesia, yang terbentuk dalam suatu

susunan negara republik indonesia yang berkedaulatan rakyat

dengan berdasar kepada ketuhanan yang maha esa, … dan

seterusnya”.

Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa” mengacu pada

pengembangan iptek melalui pendidikan.Amanat dalam

pembukaan uud 1945 yang terkait dengan mencerdaskan

kehidupan bangsa itu haruslah berdasar pada nilai- nilai

ketuhanan yang maha esa, dan seterusnya, yakni pancasila.

7
2. Sumber Sosiologis

Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar nilai

pengembangan iptek dapat ditemukan pada sikap masyarakat

yang sangat memperhatikan dimensi ketuhanan dan

kemanusiaan sehingga manakala iptek tidak sejalan dengan

nilai ketuhanan dan kemanusiaan, biasanya terjadi

penolakan.Contohnya, penolakan masyarakat atas rencana

pembangunan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di

semenanjung muria beberapa tahun yang lalu. Penolakan

masyarakat terhadap pltn di semenanjung muria didasarkan

pada kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran pembangkit

listrik tenaga nuklir di chernobyl rusia beberapa tahun yang lalu.

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat peka terhadap isu-

isu ketuhanan dan kemanusiaan yang ada di balik

pembangunan pusat tenaga nuklir tersebut.Isu ketuhanan

dikaitkan dengan dikesampingkannya martabat manusia

sebagai hamba tuhan yang maha esa dalam pembangunan

iptek. Artinya, pembangunan fasilitas teknologi acapkali tidak

melibatkan peran serta masyarakat sekitar, padahal apabila

terjadi dampak negatif berupa kerusakan fasilitas teknologi,

maka masyarakat yang akan terkena langsung akibatnya.

8
3. Sumber Politik

Sumber politik pancasila sebagai dasar nilai

pengembangan ilmu di indonesia dapat dirunut ke dalam

berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara

negara.

a. Pidato Soekarno ketika menerima gelar doctor honoris

causa di ugm pada 19 september 1951, mengungkapkan

hal sebagai berikut:

“Bagi saya, ilmu pengetahuan hanyalah berharga

penuh jika ia dipergunakan untuk mengabdi kepada

praktik hidup manusia, atau praktiknya bangsa, atau

praktiknya hidup dunia kemanusiaan. Memang sejak

muda, saya ingin mengabdi kepada praktik hidup

manusia, bangsa, dan dunia kemanusiaan itu.Itulah

sebabnya saya selalu mencoba menghubungkan ilmu

dengan amal, menghubungkan pengetahuan dengan

perbuatan sehingga pengetahuan ialah untuk perbuatan,

dan perbuatan dipimpin oleh pengetahuan. Ilmu dan amal

harus wahyu-mewahyui satu sama lain. Buatlah ilmu

berdwitunggal dengan amal. Malahan, angkatlah derajat

kemahasiswaanmu itu kepada derajat mahasiswa patriot

yang sekarang mencari ilmu, untuk kemudian beramal

terus menerus di wajah ibu pertiwi” (Ketut, 2011).

9
Dengan demikian, pancasila sebagai dasar nilai

pengembangan ilmu pada zaman orde lama belum secara

eksplisit dikemukakan.

b. Pidato Soekarno pada akademi pembangunan nasional di

Yogyakarta, 18 maret 1962, mengatakan hal sebagai

berikut:

“Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat

mutlak pula, tetapi kataku tadi, lebih daripada itu, dus lebih

mutlak daripada itu adalah suatu hal lain, satu dasar. Dan

yang dimaksud dengan perkataan dasar, yaitu karakter.

Karakter adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan tetap adalah suatu syarat mutlak tanpa

karakter yang gilang gemilang, orang tidak dapat

membantu kepada pembangunan nasional, oleh karena

itu pembangunan nasional itu sebenarnyaadalah suatu hal

yang berlangit sangat tinggi, dan berakar amat dalam

sekali. Berakar amat dalam sekali, oleh karena akarnya itu

harus sampai kepada inti-inti daripada segenap cita-cita

dan perasaan-perasaan dan gandrungan- gandrungan

rakyat” (Soekarno, 1962).

Pidato soekarno di atas juga tidak mengaitkan dengan

pancasila, tetapi lebih mengaitkan dengan karakter, yakni

kepercayaan yang sesuai dengan nilai – nilai pancasila.

10
c. Pada zaman orde baru, presiden Soeharto menyinggung

masalah pancasila sebagai dasar nilai pengembangan

ilmu ketika memberikan sambutan pada kongres

pengetahuan nasional iv, 18 september 1986 di jakarta

sebagai berikut:

“Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabdikan

kepada manusia dan kemanusiaan, harus dapat memberi

jalan bagi peningkatan martabat manusia dan

kemanusiaan. Dalam ruang lingkup nasional, ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ingin kita kuasai dan

perlu kita kembangkan haruslah ilmu pengetahuan dan

teknologi yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan

pembangunan nasional kita. Betapapun besarnya

kemampuan ilmiah dan teknologi kita dan betapapun

suatu karya ilmiah kita mendapat tempat terhormat pada

tingkat dunia, tetapi apabila kemampuan ilmu

pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat membantu

memecahkan masalah – masalah pembangunan kita,

maka jelas hal itu merupakan kepincangan, bahkan suatu

kekurangan dalam penyelenggaraan ilmu pengetahuan

dan teknologi” (Soeharto, 1986: 4).

Demikian pula halnya dengan zaman orde baru, meskipun

pancasila diterapkan sebagai satu-satunya asas

organisasi politik dan kemasyarakatan, tetapi penegasan

11
tentang pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu

di indonesia belum diungkapkan secara tegas.

d. Pada era reformasi, presiden Susilo Bambang Yudhoyono

dalam sambutan pada acara silaturrahim dengan akademi

ilmu pengetahuan indonesia (aipi) dan masyarakat ilmiah,

20 Januari 2010 di Serpong. Susilo Bambang Yudhoyono

menegaskan sebagai berikut:

“Setiap negara mempunyai sistem inovasi nasional

dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai

dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Saya

berpendapat, di Indonesia kita juga harus

mengembangkan sistem inovasi nasional, yang

didasarkan pada suatu kemitraan antara pemerintah,

komunitas ilmuwan dan swasta, dan dengan berkolaborasi

dengan dunia internasional. Oleh karena itu, berkaitan

dengan pandangan ini dalam waktu dekat saya akan

membentuk komite inovasi nasional, yang langsung

bertanggungjawab kepada presiden, untuk ikut

memastikan bahwa sistem inovasi nasional dapat

berkembang dan berjalan dengan baik. Semua ini penting

kalau kita sungguh ingin indonesia menjadi knowledge

society. Strategi yang kita tempuh untuk menjadi negara

maju, developed country, adalah dengan memadukan

pendekatan sumber daya alam, iptek, dan budaya atau

12
knowledge based, resource based and culture based

development” (Yudhoyono, 2010).

e. Habibie dalam pidato 1 juni 2011 menegaskan bahwa

penjabaran pancasila sebagai dasar nilai dalam berbagai

kebijakan penyelenggaraan negara merupakan suatu

upaya untuk mengaktualisasikan pancasila dalam

kehidupan (Habibie, 2011: 6).

Berdasarkan pemaparan isi pidato para penyelenggara

negara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sumber

politis dari pancasila sebagai dasar nilai pengembangan

iptek lebih bersifat apologis karena hanya memberikan

dorongan kepada kaum intelektual untuk menjabarkan nilai-

nilai pancasila lebih lanjut.

C. Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Pengetahuan

Karena pengembangan ilmu hasilnya selalu bermuara pada

kehidupan manusia maka perlu mempertimbangan strategi atau

cara-cara serta taktik yang baik dan benar agar pengembangan

ilmu memberi manfaat mensejahterakan dan memartabatkan

manusia.

Dalam mempertimbangkan sebuah strategi secara imperatif

kita meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan

ilmu pengetahuan di Indonesia.Pengertian dasar nilai

menggambarkan Pancasila suatu sumber orientasi dan arah

13
pengembangan ilmu.Dalam konteks Pancasila sebagai dasar

nilai mengandung dimensi ontologis, epistemologis dan

aksiologis.

Dimensi ontologis berarti ilmu pengetahuan sebagai upaya

manusia untuk mencari kebenaran yang tidak mengenal titik

henti, atau ”an unfinished journey”. Ilmu tampil dalam

fenomenanya sebagai masyarakat, proses dan produk.Dimensi

epistemologis berarti nilai-nilai Pancasila dijadikan pisau

analisis/metode berfikir dan tolok ukur kebenaran.Dimensi

aksiologis, mengandung nilai-nilai imperatif dalam

mengembangkan ilmu adalah sila-sila Pancasila sebagai satu

keutuhan.Untuk itu ilmuwan dituntut memahami Pancasila

secara utuh, mendasar, dan kritis.

Pengembangan ilmu yang didasarkan pada nilai-nilai

Pancasila diharapkan dapat membawa perbaikan kualitas hidup

dan kehidupan masyarakat.

D. Alasan Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan

Ilmu Pengetahuan

Ada beberapa alasan diperlukannya Pancasila sebagai

dasar pengembangan ilmu pengetahuan, antara lain :

1. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik

dengan dalih percepatan pembangunan daerah tertinggal

maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu

mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang

14
batubara, minyak, biji besi, emas, dan lainnya di kalimantan,

sumatera, papua, dan lain-lain dengan menggunakan

teknologi canggih mempercepat kerusakan lingkungan.

2. Penjabaran sila-sila pancasila sebagai dasar nilai

pengembangan iptek dapat menjadi sarana untuk

mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang

berpengaruh pada cara berpikir dan bertindak masyarakat

yang cenderung pragmatis. Artinya, penggunaan benda-

benda teknologi dalam kehidupan masyarakat indonesia

dewasa ini telah menggantikan peran nilai – nilai luhur yang

diyakini dapat menciptakan kepribadian manusia indonesia

yang memiliki sifat sosial, humanis, dan religius. Nilai-nilai

kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai

daerah mulai digantikan dengan gaya hidup global, seperti:

budaya gotong royong digantikan dengan individualis yang

tidak patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di

negara ini, sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup

bermewah-mewah, konsumerisme; solidaritas sosial

digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah

untuk mufakat digantikan dengan voting, dan seterusnya.

15
2.2. Analisis Masalah

A. Hubungan Antara Pancasila dan Pengembangan Ilmu

Pengetahuan

Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau

di Indonesia menurut data Departemen Dalam Negeri Republik

Indonesia tahun 2004 adalah sebanyak 17.504 buah. 7.870 di

antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 belum

memiliki nama. Indonesia memiliki perbandingan luas daratan

dangan lautan sebesar 2:3.Letaknya sangat strategis, di antara

dua samudra yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta

dihimpit oleh dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia.

Selain itu, negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa yang

menyebabkan Indonesia beriklim tropis. Hal ini menyebabkan

Indonesia sangat kaya akan fauna dan flouranya. Indonesia

memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa. Hutan

Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia dunia dan

16% spesies binatang reptil dan ampibi, serta 1.519 spesies

burung dan 25% dari spesies ikan dunia. Sebagian di antaranya

adalah endemik atau hanya dapat ditemui di daerah tersebut.

Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan,

Indonesia juga sangat kaya akan suku bangsa, budaya, agama,

bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai akibat

keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi

kerawanan yang sangat tinggi pula, hal tersebut merupakan

16
faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya konflik

sosial.Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat

kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis

kultural.Arus globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan

budaya dapat melahirkan sikap pro dan kontra warga

masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.

Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi

saat ini menjadi bersifat multi dimensional yang berasal dari

dalam negeri maupun dari luar negeri, hal ini seiring dengan

perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, informasi dan

komunikasi.Serta sarana dan prasarana pendukung didalam

pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional

yang bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya.

Oleh karena itu.kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan

segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab

segala tantangan zaman. Dengan penguasaan ilmu

pengetahuan kita dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi

Persatuan Indonesia.Maka dari itu, ilmu pengetahuan dan

Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan

yang kohesif. Ilmu pengetahuan diperlukan dalam pengamalan

Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di

17
lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai

Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu

Pengetahuan agar kita tidak terjebak dan tepat sasaran

mencapai tujuan bangsa.

B. Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Nilai

Pengembangan Ilmu Pengetahuan

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa melengkapi ilmu

pengetahuan, menciptakan dan sebagai perimbangan

antara yang rasional dan irasional serta antara rasa dan

akal. Sila ini menunjukkan bahwa sebagai bangsa yang

ber-Ketuhanan, ilmu pengetahuan tidak akan merubah

kepercayaan terhadap Sang Maha Pencipta.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam

perkembangan ilmu pengetahuan haruslah secara beradab.

Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan

harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai

kesejahteraan umat manusia.

3. Sila Persatuan Indonesia

Sila Persatuan Indonesia memberikan kesadaran

kepada bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme

bangsa Indonesia akibat dari perkembangan ilmu

18
pengetahuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan

terpelihara, persaudaraan dan pesahabatan antar daerah di

berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari factor

kemajuan ilmu pengetahuan.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

menerangkan bahwa setiap ilmuwan haruslah memiliki

kebebasan untuk mengembangkan ilmunya. Selain itu,

dalam perkembangan ilmu pengetahuan setiap ilmuwan

juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang

lain dan harus memilki sikap yang terbuka artinya terbuka

untuk dikritik/dikajiulang maupun dibandingkan dengan

penemuan teori lainnya.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

mengimplementasikan pengembangan ilmu pengetahuan

haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam

kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan

dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia

dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia

dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia

dengan alam lingkungannya.

19
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa didapatkan setelah membaca makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan sangat

diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan

yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala tantangan

zaman. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan kita dapat tetap

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai

dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.Maka

dari itu, ilmu pengetahuan dan Pancasila antara satu dengan

yang lain memiliki hubungan yang kohesif. Ilmu pengetahuan

diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam

menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap

menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman

dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan agar kita tidak

terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.

2. Implementasi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan

ilmu pengetahuan yaitu :

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila ini menunjukkan bahwa sebagai bangsa yang ber-

Ketuhanan, ilmu pengetahuan tidak akan merubah

kepercayaan terhadap Sang Maha Pencipta.

20
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan

dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam perkembangan

ilmu pengetahuan haruslah secara beradab.

c. Sila Persatuan Indonesia

Sila Persatuan Indonesia memberikan kesadaran kepada

bangsa Indonesia bahwa rasa nasionalisme bangsa

Indonesia akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan

kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara,

persaudaraan dan pesahabatan antar daerah di berbagai

daerah terjalin karena tidak lepas dari factor kemajuan ilmu

pengetahuan.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

menerangkan bahwa setiap ilmuwan haruslah memiliki

kebebasan untuk mengembangkan ilmunya.

e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

mengimplementasikan pengembangan ilmu pengetahuan

haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan

kemanusiaan.

21
3.2. Saran

Sebaiknya kita sebagai warga negara Indonesia kembali

mempelajari bahwa pancasila sangat penting dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.Karena pengembangan ilmu

hasilnya selalu bermuara pada kehidupan manusia maka perlu

mempertimbangan strategi atau cara-cara serta taktik yang baik

dan benar agar pengembangan ilmu memberi manfaat

mensejahterakan dan memartabatkan manusia.

22

Anda mungkin juga menyukai