TEORI AKUNTANSI
Dosen Pengampu: Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si., Ak. CA
Oleh:
Kelompok 9
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
ASOBAT, APB Statement 4, Komite Trueblood Report dan SATTA memiliki
pengaruh penting dalam pengembangan kerangka kerja konseptual oleh FASB. Kerangka kerja
konseptual akuntansi sampai saat ini terdiri atas delapan pernyataan yang disebut Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC). Kedelapan SFAC tersebut adalah:
1) SFAC No. 1 (1978), Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Entitas Bisnis.
2) SFAC No. 2 (1980), Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi.
3) SFAC No. 3 (1980), Elemen-elemen Laporan Keuangan Suatu Entitas Bisnis.
4) SFAC No. 4 (1980), Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi Nonbisnis.
5) SFAC No. 5 (1984), Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Suatu
Entitas Bisnis.
6) SFAC No. 6 (1985), Elemen-elemen Laporan Keuangan: Menggantikan SFAC No. 3
dan Memperluas SFAC No. 3 Dengan Memasukkan Organisasi Nirlaba.
7) SFAC No. 7 (2000), Penggunaan Present Value dan Informasi Cash Flows Dalam
Pengukuran-pengukuran Akuntansi.
8) SFAC No. 8 (2010), Kerangka Kerja Konseptual Laporan Keuangan.
1
1.1 SFAC No. 1
SFAC No. 1 berkaitan dengan tujuan akuntansi, yakni untuk menyajikan informasi
yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi sebagai suatu pilihan yang
rasional diantara alternatif yang ada dengan kendala kelangkaan sumber daya. Karena
karakteristik para pengguna adalah heterogen, maka laporan keuangan harus melayani semua
kebutuhan secara umum (general purpose) dan para pengguna laporan keuangan diasumsikan
memiliki pengetahuan untuk memahami laporan keuangan (kebalikan dari kemampuan
terbatas yang digagas Komite Trueblood). Statement ini masih menekankan pentingnya
stewardship (penatagunaan) untuk menilai seberapa biak pelaksanaan tugas manajemen
kepada pemilik dan pihak terkait, meskipun stewardship beralih ke konsep yang lebih luas,
tidak hanya pada penjagaan aset, yaitu akuntabilitas. Ada beberapa nilai keputusan yang
penting, yaitu:
a. Manfaat penggunaan infromasi harus lebih besar dari biaya pembuatannya.
b. Laporan akuntansi bukan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan.
c. Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning power
dan aliran kas perusahaan.
d. Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun para pengguna harus
menggunakan prediksi dan penilaian mereka sendiri.
Tujuan pelaporan keuangan oleh entitas bisnis adalah untuk menyediakan informasi:
a. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas
bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit,
b. Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial,
serta pengguna lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidak pastian arus kas
masa depan,
c. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan
di dalamnya.
Tujuan dimulai dengan fokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan
kreditor dalam membuat keputusan, kemudian menyempit pada kepentingan investor dan
kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka, dan akhirnya tujuan berfokus pada
laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas
yang akan diterima entitas bisnis yang dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision
usefulness).
2
1.2 SFAC No. 2
Seperti yang tertulis di SFAC No. 1, para pengguna diasumsikan telah memahami
laporan keuangan, namun informasi itu sendiri memiliki derajat komprehensif yang berbeda
karena dipengaruhi oleh pembuat dan pengguna. Meskipun demikian, laporan keuangan
dimengerti atau tidak, tetap saja ada pembatas pervasive dimana benefit laporan keuangan
harus lebih besar daripada costnya (informasi ekonomi). Benefit laporan keuangan dapat
dilihat dari utilitas informasi dalam pengambilan keputusan bagi beberapa kelompok pengguna
(terutama investor dan kreditor) serta seberapa berguna informasi akuntansi terhadap tujuan
prediksi dan akuntabilitas. Sedangkan cost laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
direct cost (kos untuk mengumpulkan, menyiapkan dan menyebarkan informasi) dan indirect
cost (terkait bahwa nantinya informasi tersebut menimbulkan persaingan yang merugikan,
serta terkait dengan informasi tambahan yang tidak dipahami dan kelebihan informasi). Agar
berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas, yaitu
kualitas primer dan kualitas sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1.2.1 Kualitas Primer
a. Relevansi
Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan terhadap
keputusan dengan membantu pengguna untuk membuat prediksi tentang hasil di
masa lalu, saat ini, dan masa depan. Relevansi memiliki tiga aspek, yaitu nilai
prediktif (dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa
depan), nilai umpan balik (mampu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa
lalu), serta ketepatan waktu (informasi harus ada sebelum manfaatnya bagi
pengambilan keputusan hilang).
b. Keandalan (reliability)
Informasi keuangan dianggap handal jika dapat diversifikasi atau diuji (informasi
harus dapat diuji kebenarannya berdasarkan keobyektifan dan konsensus. Namun,
standar akuntansi tidak menjelaskan berapa batas verifikasi laporan keuangan),
disajikan secara tepat (angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan
mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi) , serta bersifat netral (bebas dari
usaha-usaha untuk menguntungkan kelompok pengguna tertentu, harus faktual dan
tidak memiliki bias).
3
1.2.2 Kualitas Sekunder
a. Dapat dibandingkan
Informasi akuntansi lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan
horizontal), atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang
berbeda (perbandingan vertikal).
b. Konsistensi
Perusahaan dikatakan konsisten jika menggunakan standar atau metode akuntansi
yang sama untuk kejadian-kejadian yang sama dari periode ke periode.
Ada beberapa kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, yaitu:
a. Pertimbangan manfaat-biaya
Untuk menghasilkan informasi yang sesuai karakteristik kualitatif, dibutuhkan
biaya yang mahal. Karena biaya dan manfaat tidak bisa diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi kendala.
b. Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Suatu item dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian atau keputusan
para pengguna.
c. Praktek industri
Sifat unik sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan
dari teori dasar.
d. Konservatisme
Jika diaplikasikan secara tepat, tujuan konservatisme ini adalah menyediakan
pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit. Pada saat ragu, pilihlah solusi
yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva
terlalu tinggi.
5
1.5.1 Scope of the Statement
SFAC No. 5 menjelaskan konsep yang dibahas diterapkan secara kaku pada laporan
keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan yang lain. Walaupun tidak secara tegas,
SFAC No. 5 kelihatan menyangkal salah satu prinsip utama dalam hipotesis pasar efesien yaitu
pengungkapan di luar laporan keuangan lebih efektif daripada pengungkapan dengan laporan
keuangan. Sejumlah kritikan pada hipotesis pasar efesien menjustifikasi opini FASB. Variasi
format penyajian informasi keuangan diilustrasikan dengan baik dalam SFAC No.5.
7
1.5.5 SFAC No. 6
SFAC No. 6 sebagai pengganti dari SFAC No. 3. SFAC No. 6 sebenarnya identik
dengan SFAC No. 3, karena SFAC No. 6 juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
organisasi non bisnis. SFAC No. 6 tidak ada tambahan lebih lanjut untuk kerangka kerja
konseptual dari pandangan organisasi bisnis. SFAC No. 6 mendefinisikan 10 elemen dalam
laporan keuangan, antara lain:
1) Asset adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang (future
economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu
sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
2) Liabitilies adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi (probable
future sacrifies) dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu
entitas untuk mentrasfer asset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
3) Equity adalah hak sisa (residual interest) atas asset suatu entitas setelah dikurangi
dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
4) Investasi oleh pemilik (investment by owners) adalah kenaikan asset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas
sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau
ekuitas) dalam perusahaan tersebut.
5) Distribusi pada pemilik (distribution to owners) adalah penurunan asset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer asset, penyerahan jasa, atau penambahan
utang oleh perusahaan kepada pemilik.
6) Comprehensive income adalah perubahan ekuitas (asset neto) suatu entitas selama
satu periode yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari
sumber yang bukan berasal dari pemilik.
7) Revenue adalah aliran masuk kenaikan asset suatu entitas atau penurunan utang
suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan
lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
8) Expenses adalah aliran keluar atau pemakaian asset suatu entitas, atau penambahan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal
dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
8
9) Keuntungan (gains) adalah kenaikan ekuitas (asset neto) dari transaksi insidentil
suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari
pendapatan dan investasi oleh pemilik.
10) Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas (asset neto) dari transaksi insidentil
suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya
dan distribusi pada pemilik.
Definisi ini adalah peningkatan atas pendahulunya mereka, definisi melingkar dan
berlebihan dari APB Statement No. 4, tetapi perbaikan lebih lanjut belum dapat terjadi.
10
2. THE CONCEPTUAL FRAMEWORK AS A CONDIFICATIONAL DOCUMENT
Pendekatan postulat dan prinsip dalam ARS No. 1 & 3 dikenal sebagai dasar pembuatan
standar karena pendekatan tersebut mencoba menyediakan dasar logika untuk mendapatkan
pembenaran deduktif atau penyesuaian terhadap standar akuntansi. Dalam pandangan
codificational pengaturan standar, kerangka kerja konseptual masuk akal karena dapat
mendukung dan mempromosikan sifat rasional alami dari proses itu. Gaa melihat kerangka
konseptual mewujudkan aspek konstitusi dan teori. Kerangka konseptual dalam pandangan
Gaa, memiliki aspek teoritis karena memberikan kriteria untuk pilihan ketika mengevaluasi
alternatif akuntansi. Ini termasuk faktor-faktor seperti relevansi, keandalan, dan kendala
manfaat-biaya dibahas dalam SFAC No. 2, serta definisi disediakan di SFAC No. 6. Kriteria
ini dapat membantu atau membimbing FASB, tetapi mereka tidak dapat menjamin hasil terbaik
meskipun pedoman konstitusi untuk informasi yang berguna calon investor, kreditur, dan
pengguna di luar lainnya. Menurut pandangan codificational, tidak hanya standar yang
ditingkatkan, tapi kerangka konseptual itu sendiri juga tunduk pada koreksi dan perbaikan.
2.1 The Jurisprudential View
Pandangan jurisprudential yang bersangkutan dengan proses legitimasi dan
penerimaan dari kerangka konseptual yang bertentangan dengan "teori" yang sebenarnya yang
terkandung dalam dokumen. Archer mempertanyakan apakah dokumen teoritis yang solid
dapat dikembangkan di satu sisi sementara sisi lain untuk pengaturan memanfaatkan konsensus
di antara berbagai kelompok yang terkena dampak dengan cara sistem memorandum diskusi
dan pemaparan draft.
Michael Power, kritikus konstruktif lain dari kerangka konseptual, melihat dokumen
sebagai salah satu yang mampu memberikan bantuan untuk standar tapi tidak memberikan
jawaban final dan konklusif (ini juga berlaku dari Archer). Kerangka konseptual bukan
landasan utama dalam arti klasik tapi titik acuan dalam jaringan standar dan praktik akuntansi
yang berfungsi untuk mengatur agar berpikir tentang kedua hal tersebut.
Archer dan Power memberikan kritik yang berguna untuk pembangunan kerangka
konseptual. Pendekatan evolusioner tentu tidak bertentangan dengan Archer dan Power, dan
mewujudkan pendekatan kodifikasi dibahas oleh Gaa. Secara khusus, evolusi pendekatan
dengan kerangka kerja konseptual memiliki kedua aspek deduktif dan induktif mirip dengan
saran Power.
11
3. EMPIRICAL RESEARCH ON THE CONCEPTUAL FRAMEWORK
Telah ada jumlah terbatas riset empiris dilakukan pada kerangka konseptual. Dalam
sebuah eksperimen yang melibatkan 28 mantan anggota FASB dan APB yang berusaha untuk
menggunakan karakteristik kualitatif SFAC No 2, hanya verifiability dan biaya. Hudack dan
McAllister melakukan pemeriksaan analisis isi pertama pada 117 SFAS. Mereka menemukan
bahwa Dewan menekankan, lebih atau kurang merata, baik relevansi dan keandalan dari SFAC
No. 2.
Studi lain dari SFAC No. 2 yang prihatin dengan pentingnya karakteristik kualitatif
untuk tiga kelompok, yaitu preparers, auditor, dan users. Users dan preparers memberi bobot
lebih untuk relevansi daripada auditor. Hasilnya tidak berbeda secara signifikan antara tiga
kelompok dalam kategori keandalan, meskipun auditor memberikan lebih penting untuk
netralitas daripada dua kelompok lain. Keandalan adalah lebih penting bagi auditor dari
relevansi. Materialitas, sebagai kendala meresap, bahkan dengan relevansi dan keandalan
dalam setiap dari tiga kelompok.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wolk, Harry. I., et al.. 2004. Accounting Theory: Conceptual Issues in a Political and
Economic Environment, Sixth Edition. South-Western: Thomson