Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)

TEORI AKUNTANSI

Kerangka Konseptual Menurut Financial Accounting Standard


Board (FASB)

Dosen Pengampu: Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si., Ak. CA

Oleh:
Kelompok 9

Anggota: Ni Made Sri Yadnya Wati 2181611007


Putu Eka Pratiwi Widiantari 2181611008

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
ASOBAT, APB Statement 4, Komite Trueblood Report dan SATTA memiliki
pengaruh penting dalam pengembangan kerangka kerja konseptual oleh FASB. Kerangka kerja
konseptual akuntansi sampai saat ini terdiri atas delapan pernyataan yang disebut Statement of
Financial Accounting Concepts (SFAC). Kedelapan SFAC tersebut adalah:
1) SFAC No. 1 (1978), Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Entitas Bisnis.
2) SFAC No. 2 (1980), Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi.
3) SFAC No. 3 (1980), Elemen-elemen Laporan Keuangan Suatu Entitas Bisnis.
4) SFAC No. 4 (1980), Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi Nonbisnis.
5) SFAC No. 5 (1984), Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan Suatu
Entitas Bisnis.
6) SFAC No. 6 (1985), Elemen-elemen Laporan Keuangan: Menggantikan SFAC No. 3
dan Memperluas SFAC No. 3 Dengan Memasukkan Organisasi Nirlaba.
7) SFAC No. 7 (2000), Penggunaan Present Value dan Informasi Cash Flows Dalam
Pengukuran-pengukuran Akuntansi.
8) SFAC No. 8 (2010), Kerangka Kerja Konseptual Laporan Keuangan.

1. KERANGKA KERJA KONSEPTUAL


Sebelum membahas tentang SFAC lebih lanjut, kita akan membahas tentang discussion
memorandum FASB. Discussion memorandum FASB yang sebagian besar dipengaruhi oleh
Komite Trueblood, memuat tentang tiga pandangan tentang akuntansi keuangan dan laporan
keuangan, serta tentang garis besar beberapa pendekatan pemeliharaan modal. Ada hal baru
dan penting dari discussion memorandum FASB yang belum dipertimbangkan secara luas di
empat dokumen sebelumnya. Hal tersebut adalah tentang pemeliharaan modal, yaitu
bagaimana pendapatan diukur dalam konteks menjaga modal (aset dan liabilitas) di awal
periode agar tetap utuh.
SFAC tidak membuat GAAP dan tidak melibatkan aturan 203 dari Rule of Conduct of
the AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Namun, kelemahan ini justru
menimbulkan dua keuntungan yaitu: (1) dapat menghindari kemungkinan terjadinya krisis
yang disebabkan oleh kegagalan dalam mempraktekkan peraturan, serta (2) masyarakat
menjadi lebih paham bahwa proses pembuatan struktur yang dapat dipraktekkan dan
utilitarian-metatheoritical merupakan proses yang lambat, sehingga adanya trial error serta
sifat sementara peraturan yang menyebabkan peraturan tersebut menjadi mudah disesuaikan
merupakan hal yang wajar.

1
1.1 SFAC No. 1
SFAC No. 1 berkaitan dengan tujuan akuntansi, yakni untuk menyajikan informasi
yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi sebagai suatu pilihan yang
rasional diantara alternatif yang ada dengan kendala kelangkaan sumber daya. Karena
karakteristik para pengguna adalah heterogen, maka laporan keuangan harus melayani semua
kebutuhan secara umum (general purpose) dan para pengguna laporan keuangan diasumsikan
memiliki pengetahuan untuk memahami laporan keuangan (kebalikan dari kemampuan
terbatas yang digagas Komite Trueblood). Statement ini masih menekankan pentingnya
stewardship (penatagunaan) untuk menilai seberapa biak pelaksanaan tugas manajemen
kepada pemilik dan pihak terkait, meskipun stewardship beralih ke konsep yang lebih luas,
tidak hanya pada penjagaan aset, yaitu akuntabilitas. Ada beberapa nilai keputusan yang
penting, yaitu:
a. Manfaat penggunaan infromasi harus lebih besar dari biaya pembuatannya.
b. Laporan akuntansi bukan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan.
c. Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning power
dan aliran kas perusahaan.
d. Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun para pengguna harus
menggunakan prediksi dan penilaian mereka sendiri.
Tujuan pelaporan keuangan oleh entitas bisnis adalah untuk menyediakan informasi:
a. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas
bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit,
b. Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial,
serta pengguna lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidak pastian arus kas
masa depan,
c. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan
di dalamnya.
Tujuan dimulai dengan fokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan
kreditor dalam membuat keputusan, kemudian menyempit pada kepentingan investor dan
kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka, dan akhirnya tujuan berfokus pada
laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas
yang akan diterima entitas bisnis yang dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision
usefulness).

2
1.2 SFAC No. 2
Seperti yang tertulis di SFAC No. 1, para pengguna diasumsikan telah memahami
laporan keuangan, namun informasi itu sendiri memiliki derajat komprehensif yang berbeda
karena dipengaruhi oleh pembuat dan pengguna. Meskipun demikian, laporan keuangan
dimengerti atau tidak, tetap saja ada pembatas pervasive dimana benefit laporan keuangan
harus lebih besar daripada costnya (informasi ekonomi). Benefit laporan keuangan dapat
dilihat dari utilitas informasi dalam pengambilan keputusan bagi beberapa kelompok pengguna
(terutama investor dan kreditor) serta seberapa berguna informasi akuntansi terhadap tujuan
prediksi dan akuntabilitas. Sedangkan cost laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
direct cost (kos untuk mengumpulkan, menyiapkan dan menyebarkan informasi) dan indirect
cost (terkait bahwa nantinya informasi tersebut menimbulkan persaingan yang merugikan,
serta terkait dengan informasi tambahan yang tidak dipahami dan kelebihan informasi). Agar
berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas, yaitu
kualitas primer dan kualitas sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
1.2.1 Kualitas Primer
a. Relevansi
Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan terhadap
keputusan dengan membantu pengguna untuk membuat prediksi tentang hasil di
masa lalu, saat ini, dan masa depan. Relevansi memiliki tiga aspek, yaitu nilai
prediktif (dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa
depan), nilai umpan balik (mampu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa
lalu), serta ketepatan waktu (informasi harus ada sebelum manfaatnya bagi
pengambilan keputusan hilang).
b. Keandalan (reliability)
Informasi keuangan dianggap handal jika dapat diversifikasi atau diuji (informasi
harus dapat diuji kebenarannya berdasarkan keobyektifan dan konsensus. Namun,
standar akuntansi tidak menjelaskan berapa batas verifikasi laporan keuangan),
disajikan secara tepat (angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan
mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi) , serta bersifat netral (bebas dari
usaha-usaha untuk menguntungkan kelompok pengguna tertentu, harus faktual dan
tidak memiliki bias).

3
1.2.2 Kualitas Sekunder
a. Dapat dibandingkan
Informasi akuntansi lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan
horizontal), atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang
berbeda (perbandingan vertikal).
b. Konsistensi
Perusahaan dikatakan konsisten jika menggunakan standar atau metode akuntansi
yang sama untuk kejadian-kejadian yang sama dari periode ke periode.
Ada beberapa kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, yaitu:
a. Pertimbangan manfaat-biaya
Untuk menghasilkan informasi yang sesuai karakteristik kualitatif, dibutuhkan
biaya yang mahal. Karena biaya dan manfaat tidak bisa diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi kendala.
b. Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Suatu item dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian atau keputusan
para pengguna.
c. Praktek industri
Sifat unik sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan
dari teori dasar.
d. Konservatisme
Jika diaplikasikan secara tepat, tujuan konservatisme ini adalah menyediakan
pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit. Pada saat ragu, pilihlah solusi
yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva
terlalu tinggi.

1.3 SFAC No. 3


SFAC No 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan yang merupakan resolusi dari
definisi yang disajikan di discussion memorandum. Ini merupakan resolusi dari definisi yang
disajikan dalam memorandum diskusi untuk proyek kerangka konseptual. Dengan demikian
definisi dalam laporan tampaknya menjadi pemandangan pertama dalam menentukan isi dari
4
laporan keuangan. SFAC No 3 membuat pembalikan resmi dengan menetapkan pendapatan
sebagai istilah untuk menunjukkan perubahan komprehensif atau total aset bersih yang terjadi
selama periode sebagai akibat dari operasi.
Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga nirlaba.
Elemen-elemen laporan keuangan untuk perusahaan yang berorientasi laba adalah asset,
liabilitas, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif,
pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Sedangkan untuk perusahaan nirlaba ada 7
elemen, yaitu asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. SFAC No.
3 ini kemudian diganti oleh SFAC No.6 tentang Elemen-elemen Laporan Keuangan dengan
memasukkan organisasi nirlaba.

1.4 SFAC No. 4


SFAC No. 4 berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan non bisnis. Karakteristik
organisasi non-bisnis antara lain:
a. Menerima sumber daya dalam jumlah yang signifikan dari penyedia yang tidak
mengharapkan menerima pembayayan kembali atau manfaat ekonomi sebanding
dengan sumber daya yang disediakan
b. Tujuan operasional utama adalah selain untuk menyediakan barang dan jasa sebagai
laba.
c. Tidak mendefenisikan kepentingan pemilik yang dapat dijual, ditransfer atau
diperoleh kembali atau hak membagi sisa distribusi sumber daya pada saat likuidasi
organisasi.
SFAC No. 4 menekankan organisasi non bisnis tidak memiliki indikator tunggal kinerja
organisasi yang dapat dibandingkan dengan pengukuran income pada sektor profit.

1.5 SFAC No. 5


Penantian panjang pada SFAC No. 5 berakhir Desember 1984, tepat 4 tahun setelah
SFAC No. 4. Karena statement ini menguraikan isu-isu sulit pengakuan dan pengukuran,
sehingga akan menjadi tiang penentu kesuksesan atau kegagalan keseluruhan proyek. Kriteria
pengakuan dan panduan dalam statemen ini secara umum konsisten dengan current practise
(praktik berlaku) dan tidak termasuk perubahan yang radikal. Tidak tertutup kemungkinan
perubahan praktik pada masa yang akan datang. Dewan bermaksud perubahan pada masa yang
akan datang terjadi secara bertahap, cara evolusi telah terkarakter dalam perubahan yang lalu.

5
1.5.1 Scope of the Statement
SFAC No. 5 menjelaskan konsep yang dibahas diterapkan secara kaku pada laporan
keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan yang lain. Walaupun tidak secara tegas,
SFAC No. 5 kelihatan menyangkal salah satu prinsip utama dalam hipotesis pasar efesien yaitu
pengungkapan di luar laporan keuangan lebih efektif daripada pengungkapan dengan laporan
keuangan. Sejumlah kritikan pada hipotesis pasar efesien menjustifikasi opini FASB. Variasi
format penyajian informasi keuangan diilustrasikan dengan baik dalam SFAC No.5.

1.5.2 Earnings and Comprehensive Income


Salah satu prinsip yang diperhatikan SFAC No. 5 adalah format dan penyajian
perubahan pada ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik. Hal ini
mengacu pada pentingnya pengungkapan. Earnings diganti dengan net income dan berbeda
dari yang terakhir, dengan meniadakan dampak komulatif pada tahun sebelum perubahan
prinsip akuntansi, seperti menukar dari depresiasi garis lurus ke depresiasi jumlah angka tahun.
Earnings akan menjadi indikator yang lebih baik untuk current operating performance
daripada net income. Menyertai statement of earnings akan menjadi statement of
comprehensive income. Yang terakhir, saat ini diharapkan akan menjadi sebuah laporan yang
mencakup semua perubahan ekuitas pemilik sepanjang periode selain transaksi dengan
pemilik. Dampak komulatif dari perubahan prinsip akuntansi akan terlihat, juga beberapa
dampak terhadap income dari rugi atau laba (yang diakui) surat-surat berharga yang tidak
tergolong aktiva lancar, misalnya penyesuaian mata uang asing. Hanya ada 2 item yang
digolongkan sebagai penyesuaian periode sebelumnya yang dimasukkan ke dalam
comprehensive income statement.
Penilaian kinerja terhadap earnings dan comprehensive income pada SFAC No. 5
merupakan hasil dari ketidakmampuan mengatasi masalah pengukuran. Earnings, lebih kurang
adalah sebuah upaya menjaga status quo income dan kemungkinan yang terbuka pada masa
yang akan datang untuk memasukkan unrealized holding gains pada comprehensive income.

1.5.3 Recognition Criteria


Kriteria pengakuan merujuk kepada ketika suatu asset, liabilitas, beban, pendapatan,
laba atau rugi harus dicatat pada perkiraan. Kriteria pengakuan yang mendasar berasal dari
bagian permulaan kerangka konseptual, yaitu:
1) Defenisi: item tersebut memiliki defenisi dari elemen laporan keuangan.
2) Measuribilitas: memiliki atribut yang relevan dengan reliabilitas yang cukup.
6
3) Relevansi: informasi mengenai kemampuannya membuat informasi yang berbeda
pada keputusan pengguna.
4) Reliability: informasi secara representatif meyakinkan, verifiabilitas dan netral.
Dalam mengaplikasikan kriteria pengakuan pada pendapatan dan situasi laba,
pengakuan membutuhkan asset yang diterima, direaliasi atau dapat direalisasi dan pendapatan
yang harus diterima. Demikian juga kriteria pengakuan pada beban dan situasi rugi terjadi
karena asset digunakan atau tidak ada manfaat berikutnya yang diharapkan. Metoda pengakuan
untuk beban "include matching" dengan pendapatan. Write-off sepanjang periode ketika kas
yang dikeluarkan atau liabilitas yang terjadi untuk item beban berumur pendek atau prosedur
rasional sistemetis lainnya.
Walaupun secara logis statement sebelumnya mendekati siklus, SFAC No. 5 harus
membutuhkan lebih banyak kerja untuk kriteria pengakuan, misalnya defenisi eleemen dari
SFAC No. 3 dan SFAC No. 6 jelas lebih unggul dari sebelumnya, tetapi tidak lengkap. Contoh
serupa dari tidak lengkapnya defenisi liablitas yang diaplikasikan pada deferred taxes dan
definisi asset mengenai tingkat aggregasi (full costing atau succesful effort) pada akuntansi
untuk biaya eksplorasi minyak dan gas.

1.5.4 Measurement Attributes


Lima atribut pengukuran secara ekstensif didiskusikan dalam memorandum diskusi
tahun 1976, dikemukakan dan dimasukkan ke dalam SFAC No. 5, yaitu:
a) Historical cost
b) Current cost (replacement cost)
c) Current market value (exit value)
d) Net realizable value (selling cost less any cost to complete or dispose)
e) Present (discounted) value of future cash flow
SFAC No. 5 harus mempertimbangkan banyak masukan jika tidak ingin mengalami
kegagalan, beberapa masukan di antaranya, Sterling (1985) mengatakan FASB melakukan hal
yang terbalik dengan meletakkan pengakuan di depan pengukuran. Masalahnya pada saat
mengakui sebuah elemen, tidak akan bisa dibahas sampai mengetahui karakteristik pengukuran
yang harus diakui. Miller (1990) menganalisa SFAC No. 5 tidak membawa perubahan radikal
sebagaimana SFAC No. 1-3.

7
1.5.5 SFAC No. 6
SFAC No. 6 sebagai pengganti dari SFAC No. 3. SFAC No. 6 sebenarnya identik
dengan SFAC No. 3, karena SFAC No. 6 juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
organisasi non bisnis. SFAC No. 6 tidak ada tambahan lebih lanjut untuk kerangka kerja
konseptual dari pandangan organisasi bisnis. SFAC No. 6 mendefinisikan 10 elemen dalam
laporan keuangan, antara lain:
1) Asset adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang (future
economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu
sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
2) Liabitilies adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi (probable
future sacrifies) dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu
entitas untuk mentrasfer asset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
3) Equity adalah hak sisa (residual interest) atas asset suatu entitas setelah dikurangi
dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
4) Investasi oleh pemilik (investment by owners) adalah kenaikan asset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas
sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau
ekuitas) dalam perusahaan tersebut.
5) Distribusi pada pemilik (distribution to owners) adalah penurunan asset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer asset, penyerahan jasa, atau penambahan
utang oleh perusahaan kepada pemilik.
6) Comprehensive income adalah perubahan ekuitas (asset neto) suatu entitas selama
satu periode yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari
sumber yang bukan berasal dari pemilik.
7) Revenue adalah aliran masuk kenaikan asset suatu entitas atau penurunan utang
suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan
lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
8) Expenses adalah aliran keluar atau pemakaian asset suatu entitas, atau penambahan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal
dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan
lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

8
9) Keuntungan (gains) adalah kenaikan ekuitas (asset neto) dari transaksi insidentil
suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari
pendapatan dan investasi oleh pemilik.
10) Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas (asset neto) dari transaksi insidentil
suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya
dan distribusi pada pemilik.
Definisi ini adalah peningkatan atas pendahulunya mereka, definisi melingkar dan
berlebihan dari APB Statement No. 4, tetapi perbaikan lebih lanjut belum dapat terjadi.

1.6 SFAC No. 7


Dua poin penting harus segera dibuat tentang SFAC No. 7. Pertama, mengingat
pentingnya Laporan Trueblood Coinmittee dengan penekanannya pada pentingnya arus kas,
mengejutkan bahwa butuh waktu selama ini (15 tahun setelah SFAC No 6) untuk pernyataan
ini muncul, meskipun pekerjaan telah dimulai pada proyek pada tahun 1988. Kedua, standar
ini menyangkut masalah pengukuran khusus daripada masalah tipe konseptual yang lebih luas,
oleh karena itu dapat dilihat sebagai bagian dari SFAC No 5. SFAC No. 7 berlaku untuk situasi
di mana jumlah yang ditentukan pasar saat ini, seperti uang tunai yang diterima atau dibayar
dan biaya saat ini atau nilai pasar, tidak tersedia pada titik pengakuan. Sebaliknya, estimasi
arus kas masa depan harus digunakan untuk pengukuran aset atau kewajiban.
Dalam SFAC No. 7, Dewan mengakui bahwa metode penilaian saat ini diterapkan
secara tidak konsisten dalam berbagai standar. Untuk mengambil dua contoh, dalam Opini
APB No. 16 tentang kombinasi bisnis, aset yang diperoleh dengan menimbulkan kewajiban
harus dibukukan pada nilai sekarang tanpa menentukan bagaimana menentukan tarif,
sedangkan dalam kasus sewa, penyewa menggunakan inkrementalnya sendiri. suku bunga
pinjaman kecuali jika suku bunga implisit lessor dapat ditentukan dan lebih rendah dari suku
bunga inkremental lessee. SFAC No. 7 hanya berlaku untuk pengakuan awal dan bukan
revaluasi berikutnya yang disebut sebagai "pengukuran awal baru".50 SFAC dibagi menjadi
dua bagian: pengukuran aset dan pengukuran liabilitas.
1.6.1 Pengukuran Aset Nilai Sekarang
Poin terpenting tentang pengukuran aset adalah bahwa pengukuran nilai sekarang
dimaksudkan untuk mensimulasikan nilai wajar daripada nilai sekarang tertentu dari aset bagi
perusahaan itu sendiri. Misalnya, aset mungkin memiliki nilai yang lebih tinggi bagi
9
perusahaan karena memiliki proses manufaktur khusus atau preferensi lain yang meningkatkan
nilai aset ke perusahaan tertentu." Jadi, setiap nilai yang melekat pada perusahaan tertentu
harus direalisasikan. dalam bentuk penghematan biaya selama penggunaan daripada penilaian
awal yang lebih tinggi.Oleh karena itu, jika perusahaan tidak mengetahui nilai pasar spesifik
dari aset tertentu, ia akan berusaha untuk tingkat diskonto yang akan mengarah sedekat
mungkin ke estimasi nilai wajar. . Tingkat diskonto juga harus mencakup risiko dan
ketidakpastian yang akan mencerminkan penilaian pasar terhadap nilai aset." Penting untuk
dicatat bahwa preferensi FASB untuk nilai wajar daripada penilaian perusahaan tertentu
menekankan keterpisahan aset.
Satu teknik pengukuran khusus harus disebutkan. Jika aset tertentu memiliki beberapa
kemungkinan arus kas dalam tahun-tahun tertentu, arus kas yang diharapkan harus ditentukan
(arus kas individu harus dikalikan dengan probabilitas yang diharapkan) daripada
menggunakan arus kas tunggal yang paling mungkin (mode).

1.6.2 Pengukuran Kewajiban Nilai Sekarang


Poin kunci tentang pengukuran kewajiban adalah bahwa tingkat diskonto harus
dikaitkan dengan posisi kredit perusahaan. Nilai tercatat dari kewajiban awal terkait dengan
posisi kredit perusahaan. Ini berarti bahwa jika reputasi kredit perusahaan memburuk,
penilaian kewajiban menurun (karena reputasi kredit yang lebih buruk berarti tingkat bunga
[diskon] yang berlaku akan naik). Oleh karena itu setiap perusahaan yang memperoleh
kewajiban dari kreditur asli akan membayar lebih sedikit untuk memperoleh kewajiban karena
reputasi kredit debitur yang memburuk.
Pengukuran aset dan kewajiban berdasarkan SFAC No. 7 tidak konsisten. Aset dapat
dilihat dan, oleh karena itu, dinilai secara terpisah dari perusahaan yang memilikinya tetapi
kewajiban tidak dapat dilihat secara terpisah. Dengan kata lain, suatu kewajiban pada akhirnya
harus dilunasi oleh debitur. Nilai aset bagi orang lain terpisah dari pemiliknya.

1.6.3 Revaluasi Selanjutnya


Sementara SFAC No. 7 tidak membahas pengukuran "awal baru" yang terjadi setelah akuisisi
awal, SFAC No. Jika estimasi arus kas dari suatu aset atau kewajiban berubah, tingkat diskonto
awal akan diterapkan pada arus kas yang direvisi." FASB mengacu pada metode ini sebagai
"pendekatan mengejar".

10
2. THE CONCEPTUAL FRAMEWORK AS A CONDIFICATIONAL DOCUMENT
Pendekatan postulat dan prinsip dalam ARS No. 1 & 3 dikenal sebagai dasar pembuatan
standar karena pendekatan tersebut mencoba menyediakan dasar logika untuk mendapatkan
pembenaran deduktif atau penyesuaian terhadap standar akuntansi. Dalam pandangan
codificational pengaturan standar, kerangka kerja konseptual masuk akal karena dapat
mendukung dan mempromosikan sifat rasional alami dari proses itu. Gaa melihat kerangka
konseptual mewujudkan aspek konstitusi dan teori. Kerangka konseptual dalam pandangan
Gaa, memiliki aspek teoritis karena memberikan kriteria untuk pilihan ketika mengevaluasi
alternatif akuntansi. Ini termasuk faktor-faktor seperti relevansi, keandalan, dan kendala
manfaat-biaya dibahas dalam SFAC No. 2, serta definisi disediakan di SFAC No. 6. Kriteria
ini dapat membantu atau membimbing FASB, tetapi mereka tidak dapat menjamin hasil terbaik
meskipun pedoman konstitusi untuk informasi yang berguna calon investor, kreditur, dan
pengguna di luar lainnya. Menurut pandangan codificational, tidak hanya standar yang
ditingkatkan, tapi kerangka konseptual itu sendiri juga tunduk pada koreksi dan perbaikan.
2.1 The Jurisprudential View
Pandangan jurisprudential yang bersangkutan dengan proses legitimasi dan
penerimaan dari kerangka konseptual yang bertentangan dengan "teori" yang sebenarnya yang
terkandung dalam dokumen. Archer mempertanyakan apakah dokumen teoritis yang solid
dapat dikembangkan di satu sisi sementara sisi lain untuk pengaturan memanfaatkan konsensus
di antara berbagai kelompok yang terkena dampak dengan cara sistem memorandum diskusi
dan pemaparan draft.
Michael Power, kritikus konstruktif lain dari kerangka konseptual, melihat dokumen
sebagai salah satu yang mampu memberikan bantuan untuk standar tapi tidak memberikan
jawaban final dan konklusif (ini juga berlaku dari Archer). Kerangka konseptual bukan
landasan utama dalam arti klasik tapi titik acuan dalam jaringan standar dan praktik akuntansi
yang berfungsi untuk mengatur agar berpikir tentang kedua hal tersebut.
Archer dan Power memberikan kritik yang berguna untuk pembangunan kerangka
konseptual. Pendekatan evolusioner tentu tidak bertentangan dengan Archer dan Power, dan
mewujudkan pendekatan kodifikasi dibahas oleh Gaa. Secara khusus, evolusi pendekatan
dengan kerangka kerja konseptual memiliki kedua aspek deduktif dan induktif mirip dengan
saran Power.

11
3. EMPIRICAL RESEARCH ON THE CONCEPTUAL FRAMEWORK
Telah ada jumlah terbatas riset empiris dilakukan pada kerangka konseptual. Dalam
sebuah eksperimen yang melibatkan 28 mantan anggota FASB dan APB yang berusaha untuk
menggunakan karakteristik kualitatif SFAC No 2, hanya verifiability dan biaya. Hudack dan
McAllister melakukan pemeriksaan analisis isi pertama pada 117 SFAS. Mereka menemukan
bahwa Dewan menekankan, lebih atau kurang merata, baik relevansi dan keandalan dari SFAC
No. 2.
Studi lain dari SFAC No. 2 yang prihatin dengan pentingnya karakteristik kualitatif
untuk tiga kelompok, yaitu preparers, auditor, dan users. Users dan preparers memberi bobot
lebih untuk relevansi daripada auditor. Hasilnya tidak berbeda secara signifikan antara tiga
kelompok dalam kategori keandalan, meskipun auditor memberikan lebih penting untuk
netralitas daripada dua kelompok lain. Keandalan adalah lebih penting bagi auditor dari
relevansi. Materialitas, sebagai kendala meresap, bahkan dengan relevansi dan keandalan
dalam setiap dari tiga kelompok.

4. ASSESSING THE CONCEPTUAL FRAMEWORK


Banyak pendapat telah diungkapkan tentang kerangka konseptual dengan sebagian
besar menjadi negatif." Tentu saja ada beberapa hal baik dalam SFACS termasuk karakteristik
kualitatif (SFAC No. 2) dan definisi elemen (SFAC No. 6) , dan penyempurnaan pengukuran
nilai sekarang (SFAC No.7). Mungkin agak frustasi mencoba mengevaluasi proyek ini ketika
di kata pengantar setiap pernyataan konsep Dewan menyatakan bahwa SFACS tidak "(a)
memerlukan perubahan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum yang ada; (b) mengubah,
memodifikasi, atau menafsirkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.. atau (c)
membenarkan baik mengubah praktik akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum yang ada."
Tentu saja orang mungkin berharap bahwa aset dan kewajiban pajak tangguhan (PSAK No.
109) akan menjadi didiskon tapi disclaimer ini memberitahu kita untuk tidak menahan napas.
Di sisi lain, orang mungkin berharap bahwa FASB hanya memotong sendiri beberapa
kelonggaran dan bahwa hal-hal baik pada akhirnya akan terjadi. (Namun, satu pertanda baik
relatif terhadap kemungkinan penggunaan dari kerangka konseptual yang timbul di bidang
sewa (lihat Bab 16).Pertanda baik lainnya adalah bahwa dimulai dengan PSAK No. 141,
ringkasan masing-masing standar utama memiliki bagian pendek berjudul, "Bagaimana
Kesimpulan dalam Pernyataan Terkait dengan Kerangka Konseptual.")
Pendapat hampir bulat bahwa SFAC No. 5 tentang pengakuan dan pengukuran adalah
titik terendah dari kerangka konseptual. Namun, di bidang-bidang seperti surat berharga
12
(PSAK No. 115), derivatif (PSAK No. 133), dan aset yang mengalami penurunan nilai (PSAK
No. 121), FASB telah menerapkan beberapa aspek nilai wajar (saat ini). Sebuah kasus yang
kuat dapat dibuat bahwa setelah kegagalan PSAK No. 33 dan surutnya tekanan inflasi secara
bertahap, nilai wajar hanya dapat dilembagakan secara evolusioner. Dan itu mungkin tempat
terbaik untuk meninggalkannya. Jika Ulysses akhirnya dapat menemukan jalan kembali ke
Ithaca, maka mungkin standar akuntansi pada akhirnya dapat menyelaraskan lebih dekat
dengan kerangka kerja konseptual yang dapat diperbaiki dan disempurnakan dari waktu ke
waktu seperti yang terjadi dengan SEAC No. 7.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wolk, Harry. I., et al.. 2004. Accounting Theory: Conceptual Issues in a Political and
Economic Environment, Sixth Edition. South-Western: Thomson

Anda mungkin juga menyukai