Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SAP 7
OLEH:
KELOMPOK 8
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KERANGKA KONSEPTUAL MENURUT FASB
B. SFAC No. 1
Dalam SFAC No. 1, tujuan akuntansi adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi sebagai suatu pilihan yang
rasional diantara alternatif yang ada dengan kendala kelangkaan sumber daya. Karena
karakteristik para pengguna adalah heterogen, maka laporan keuangan harus melayani
semua kebutuhan secara umum (general purpose) dan para pengguna laporan
keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan untuk memahami laporan keuangan
(kebalikan dari kemampuan terbatas yang digagas Komite Trueblood). Statement ini
masih menekankan pentingnya stewardship (penatagunaan) untuk menilai seberapa
biak pelaksanaan tugas manajemen kepada pemilik dan pihak terkait, meskipun
stewardship beralih ke konsep yang lebih luas, tidak hanya pada penjagaan asset,
yaitu akuntabilitas. Ada beberapa nilai keputusan yang penting, yaitu:
1. Manfaat penggunaan infromasi harus lebih besar dari biaya pembuatannya.
2. Laporan akuntansi bukan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan.
3. Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning
power dan aliran kas perusahaan.
4. Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun para pengguna harus
menggunakan prediksi dan penilaian mereka sendiri.
Tujuan pelaporan keuangan oleh entitas bisnis adalah untuk menyediakan informasi:
1. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit,
2. Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan
potensial, serta pengguna lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidak
pastian arus kas masa depan,
3. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan
perubahan di dalamnya.
Tujuan dimulai dengan fokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan
kreditor dalam membuat keputusan, kemudian menyempit pada kepentingan investor
dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka, dan akhirnya tujuan
berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk
menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yang dikenal sebagai
kegunaan keputusan (decision usefulness).
C. SFAC No. 2
Seperti yang tertulis di SFAC No. 1, para pengguna diasumsikan telah
memahami laporan keuangan, namun informasi itu sendiri memiliki derajat
komprehensif yang berbeda karena dipengaruhi oleh pembuat dan pengguna.
Meskipun demikian, laporan keuangan dimengerti atau tidak, tetap saja ada pembatas
pervasive dimana benefit laporan keuangan harus lebih besar daripasa costnya
(informasi ekonomi). Benefit laporan keuangan dapat dilihat dari utilitas informasi
dalam pengambilan keputusan bagi beberapa kelompok pengguna (terutama investor
dan kreditor) serta seberapa berguna informasi akuntansi terhadap tujuan prediksi dan
akuntabilitas. Sedangkan cost laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu direct
cost (kos untuk mengumpulkan, menyiapkan dan menyebarkan informasi) dan
indirect cost (terkait bahwa nantinya informasi tersebut menimbulkan persaingan
yang merugikan, serta terkait dengan informasi tambahan yang tidak dipahami dan
kelebihan informasi).
Agar berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas, yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Penjelasannya
adalah sebagai berikut.
1. Kualitas Primer
a) Relevansi
Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan terhadap
keputusan dengan membantu pengguna untuk membuat prediksi tentang hasil
di masa lalu, saat ini, dan masa depan. Relevansi memiliki tiga aspek, yaitu
nilai prediktif (dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di
masa depan), nilai umpan balik (mampu menjustifikasi dan mengoreksi
harapan masa lalu), serta ketepatan waktu (informasi harus ada sebelum
manfaatnya bagi pengambilan keputusan hilang).
b) Keandalan (reliability)
Informasi keuangan dianggap handal jika dapat diversifikasi atau diuji
(informasi harus dapat diuji kebenarannya berdasarkan keobyektifan dan
konsensus. Namun, standar akuntansi tidak menjelaskan berapa batas
verifikasi laporan keuangan), disajikan secara tepat (angka-angka dan
penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan
terjadi) , serta bersifat netral (bebas dari usaha-usaha untuk menguntungkan
kelompok pengguna tertentu, harus factual dan tidak bias).
2. Kualitas Sekunder
1. Dapat dibandingkan
Informasi akuntansi lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan
horizontal), atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang
berbeda (perbandingan vertikal).
2. Konsistensi
Perusahaan dikatakan konsisten jika menggunakan standar atau metode
akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang sama dari periode ke
periode.
D. SFAC No. 3
Statement ini menjelaskan tentang sepuluh elemen utama laporan keuangan,
yang merupakan resolusi dari definisi yang disajikan di discussion memorandum.
Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga nirlaba.
Elemen-elemen laporan keuangan untuk perusahaan yang berorientasi laba adalah
asset, liabilitas, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Sedangkan untuk
perusahaan nirlaba ada 7 elemen, yaitu asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian. SFAC No. 3 ini kemudian diganti oleh SFAC No.6 tentang
Elemen-elemen Laporan Keuangan dengan memasukkan organisasi nirlaba.
E. SFAC No. 4
Statement ini mebahas tentang tujuan pelaporan keuangan organisasi
nonbisnis. Adapun ciri-ciri sebagai berikut.
1. Penerimaan sumber daya dalam jumlah yang signifikan dari pihak yang tidak
mengharapkan pengembalian atau manfaat ekonomi dari sumber daya
tersebut,
2. Tujuan operasinya selain untuk menyediakan barang dan jasa,
3. Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindahkan atau ditebus
atau yang merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat
dilikuidasi.
F. SFAC No. 5
1. Konsep Pengakuan dan Pengukuran
SFAC No. 5 diterbitkan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
pengakuan (proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu item ke dalam
laporan keuangan suatu entitas sebagai asset, liabilitas, pendapatan, biaya, atau
sejenisnya) dan pengukuran (pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran
akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi). Kriteria pengakuan pada umumnya
konsisten dengan praktik akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan radikal.
Sedangkan pengungkapan dengan menggunakan media pelaporan yang lain diluar
pelaporan keuangan bukan merupakan suatu pengakuan.
G. SFAC No. 6
SFAC No. 6 merupakan pengganti SFAC No. 3 dengan tambahan cakupan
sampai organisasi nonbisnis. Definisi-definisi tersebut merupakan pengembangan dari
definisi yang ada pada APB Statement 4. Jadi, karakteristik informasi akuntansi pada
SFAC No. 2 juga berlaku untuk organisasi nonbisnis. Berikut SFAC No. 6
mendefinisikan sepuluh elemen laporan keuangan:
1. Aset adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang
diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi
atau peristiwa masa lalu.
2. Liabilitas adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk
mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang
sebagai akibat transaksi masa lalu.
3. Ekuitas adalah hak sisa atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan utang.
Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
4. Investasi oleh pemilik adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang
bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas)
dalam perusahaan tersebut.
5. Distribusi pada pemilik adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh
perusahaan kepada pemilik.
6. Laba komprehensif adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selama
satu periode yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari
sumber yang bukan berasal dari pemilik.
7. Pendapatan adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau
pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan
secara terus menerus.
8. Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau
pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan
secara terus menerus.
9. Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari
pendapatan dan investasi oleh pemilik.
10. Kerugian adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari
biaya dan distribusi pada pemilik.
H. SFAC No. 7
Selain memakan waktu yang sangat lama, yaitu 15 tahun dalam penerbitannya,
SFAC No. 7 ini memuat masalah pengukuran khusus dan bukannya masalah
konseptual yang lebih luas, sehingga sering dipandang sebagai bagian dari SFAC No.
5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia
sehingga harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting
mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk
mensimulasi fair value. Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate
harus diikutkan dalam perhitungan credit standing perusahaan. Pengukuran asset dan
liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat
dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur
liabilitas tidak dapat demikian. SFAC No. 7 ini menyediakan:
1. kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flows sebagai basis
pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode
interest dalam penentuan amortisasi,
2. prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value terutama
ketika jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat
ketidakpastiannya,
3. pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present
value dalam akuntansi.
Tujuan SFAC No. 7 adalah:
1. Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat
digunakan untuk menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara
aliran kas ekspektasian di masa yang akan datang.
2. Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena
present value menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan
liabilities secara logis.
H.1 International Accounting Standard 37
IAS 37 adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh
IASB yang menetapkan persyaratan akuntansi dan pengungkapan untuk ketentuan,
kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi, dengan beberapa pengecualian,
menetapkan prinsip penting bahwa ketentuan yang harus diakui hanya jika entitas
memiliki ketentuan kewajiban. Pada tahun 1998 IASC mengagendakan proyek riset
terkait dengan pentingnya penggunaan present value dalam akuntansi keuangan.
Bentuk statement yang menyediakan kerangka dasar penggunaan basis future cash
flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu: (1) menggambarkan tujuan
pengukuran-pengukuran dalam present value dalam akuntansi, dan (2) menyediakan
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengtur penggunaan present
value, khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan masanya atau waktu yang
penuh dengan ketidakpastian.
Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang
menyangkut time value of money yang secara sederhana dapat dikatakan sebagai
teknik-teknik present value yang menangkap suatu nilai yang akan diterima oleh
entitas di masa yang akan datang. Tujuan pengadopsian present value adalah untuk
kepentingan pengukuran yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya
perbedaan diantara tahapan-tahapan future cash flow. Penggunaan present value
dalam pengukuran akan menangkap secara penuh perbedaan-perbedaan ekonomik
dari masing-masing asset termasuk elemen-elemennya. Konvensi-konvensi akuntansi
yang memiliki scope dan penanganan yang berbeda terkait dengan pengukuran
diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Fair value measurement, mengisyaratkan bahwa 5 elemen digunakan untuk
menangkap ekspektasi maupun estimasi-estimasi ketika pelaku pasar akan
menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana asset yang dibeli atau yang
dijual dalam current transaction diantara berbagai pihak.
2. Value-in-use and entity-specific measurements, berusaha menangkap nilai-
nilai asset dan keajiban dalam hubungannya dengan entitas tertentu.
3. Effective-settlement measurement, menggambarkan jumlah current amount
dari asset jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang
akan memberikan future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows
untuk setiap kewajiban tertentu.
4. Cost-accumulation or cost-accrual measurement mencoba untuk menangkap
kos (khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang
akan dikenakan dalam perolehan suatu asset.
I. SFAC No. 8
SFAC No. 8 dibuat untuk menggantikan SFAC No. 1 dan 2, yang
dimaksudkan untuk menetapkan tujuan dan konsep fundamental yang akan menjadi
dasar pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. Secara umum, isi
dan tujuan SFAC No. 8 yaitu; (1) bagian pertama hasil proyek dengan IASB dalam
merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan, (2) menggantikan SFAC No. 1 dan 2,
serta (3) terdiri dari tiga bab, yaitu bab 1 (tujuan umum pelaporan keuangan), bab 2
(entitas laporan) dan bab 3 (karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat).
Namun yang akan dibahas hanya bab 1 dan bab 3.
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College
Publishing