Anda di halaman 1dari 18

MAK 101 Kelas A

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

SAP 7

“Kerangka Konseptual menurut FASB”

OLEH:

KELOMPOK 8

Anggota : S. Agus Andy Surya Dharma (2181611009)

I Gusti Agung Bagus Putra Prameswara (2181611010)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KERANGKA KONSEPTUAL MENURUT FASB

ASOBAT, APB Statement 4, Komite Trueblood Report dan SATTA memiliki


pengaruh penting dalam pengembangan kerangka kerja konseptual oleh FASB.
Kerangka kerja konseptual akuntansi sampai saat ini terdiri atas delapan pernyataan
yang disebut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC). Kedelapan SFAC
tersebut adalah:
1. SFAC No. 1 (1978), Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Entitas Bisnis.
2. SFAC No. 2 (1980), Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi.
3. SFAC No. 3 (1980), Elemen-elemen Laporan Keuangan Suatu Entitas Bisnis.
4. SFAC No. 4 (1980), Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi Nonbisnis.
5. SFAC No. 5 (1984), Pengakuan dan Pengukuran Dalam Laporan Keuangan
Suatu Entitas Bisnis.
6. SFAC No. 6 (1985), Elemen-elemen Laporan Keuangan: Menggantikan SFAC
No. 3 dan Memperluas SFAC No. 3 Dengan Memasukkan Organisasi Nirlaba.
7. SFAC No. 7 (2000), Penggunaan Present Value dan Informasi Cash Flows
Dalam Pengukuran-pengukuran Akuntansi.
8. SFAC No. 8 (2010), Kerangka Kerja Konseptual Laporan Keuangan.

A. Kerangka Kerja Konseptual


Sebelum membahas tentang SFAC lebih lanjut, kita akan membahas tentang
discussion memorandum FASB. Discussion memorandum FASB yang sebagian besar
dipengaruhi oleh Komite Trueblood, memuat tentang tiga pandangan tentang
akuntansi keuangan dan laporan keuangan, serta tentang garis besar beberapa
pendekatan pemeliharaan modal. Ada hal baru dan penting dari discussion
memorandum FASB yang belum dipertimbangkan secara luas di empat dokumen
sebelumnya. Hal tersebut adalah tentang pemeliharaan modal, yaitu bagaimana
pendapatan diukur dalam konteks menjaga modal (asset dan liabilitas) di awal periode
agar tetap utuh.
SFAC tidak membuat GAAP dan tidak melibatkan Rule 203 dari Rule of
Conduct of the AICPA yang melarang penyimpangan dari GAAP. Namun, kelemahan
ini justru menimbulkan dua keutungan, yaitu: (1) dapat menghindari kemungkinan
terjadinya krisis yang disebabkan oleh kegagalan dalam mempraktekkan peraturan,
serta (2) masyarakat menjadi lebih paham bahwa proses pembuatan struktur yang
dapat dipraktekkan dan utilitarian-metatheoritical merupakan proses yang lambat,
sehingga adanya trial error serta sifat sementara peraturan yang menyebabkan
peraturan tersebut menjadi mudah disesuaikan merupakan hal yang wajar.

B. SFAC No. 1
Dalam SFAC No. 1, tujuan akuntansi adalah untuk menyajikan informasi yang
berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi sebagai suatu pilihan yang
rasional diantara alternatif yang ada dengan kendala kelangkaan sumber daya. Karena
karakteristik para pengguna adalah heterogen, maka laporan keuangan harus melayani
semua kebutuhan secara umum (general purpose) dan para pengguna laporan
keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan untuk memahami laporan keuangan
(kebalikan dari kemampuan terbatas yang digagas Komite Trueblood). Statement ini
masih menekankan pentingnya stewardship (penatagunaan) untuk menilai seberapa
biak pelaksanaan tugas manajemen kepada pemilik dan pihak terkait, meskipun
stewardship beralih ke konsep yang lebih luas, tidak hanya pada penjagaan asset,
yaitu akuntabilitas. Ada beberapa nilai keputusan yang penting, yaitu:
1. Manfaat penggunaan infromasi harus lebih besar dari biaya pembuatannya.
2. Laporan akuntansi bukan satu-satunya sumber informasi tentang perusahaan.
3. Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning
power dan aliran kas perusahaan.
4. Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun para pengguna harus
menggunakan prediksi dan penilaian mereka sendiri.
Tujuan pelaporan keuangan oleh entitas bisnis adalah untuk menyediakan informasi:
1. Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit,
2. Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan
potensial, serta pengguna lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidak
pastian arus kas masa depan,
3. Tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan
perubahan di dalamnya.
Tujuan dimulai dengan fokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan
kreditor dalam membuat keputusan, kemudian menyempit pada kepentingan investor
dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka, dan akhirnya tujuan
berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk
menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yang dikenal sebagai
kegunaan keputusan (decision usefulness).

C. SFAC No. 2
Seperti yang tertulis di SFAC No. 1, para pengguna diasumsikan telah
memahami laporan keuangan, namun informasi itu sendiri memiliki derajat
komprehensif yang berbeda karena dipengaruhi oleh pembuat dan pengguna.
Meskipun demikian, laporan keuangan dimengerti atau tidak, tetap saja ada pembatas
pervasive dimana benefit laporan keuangan harus lebih besar daripasa costnya
(informasi ekonomi). Benefit laporan keuangan dapat dilihat dari utilitas informasi
dalam pengambilan keputusan bagi beberapa kelompok pengguna (terutama investor
dan kreditor) serta seberapa berguna informasi akuntansi terhadap tujuan prediksi dan
akuntabilitas. Sedangkan cost laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu direct
cost (kos untuk mengumpulkan, menyiapkan dan menyebarkan informasi) dan
indirect cost (terkait bahwa nantinya informasi tersebut menimbulkan persaingan
yang merugikan, serta terkait dengan informasi tambahan yang tidak dipahami dan
kelebihan informasi).
Agar berguna dalam pengambilan keputusan, informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas, yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Penjelasannya
adalah sebagai berikut.
1. Kualitas Primer
a) Relevansi
Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan terhadap
keputusan dengan membantu pengguna untuk membuat prediksi tentang hasil
di masa lalu, saat ini, dan masa depan. Relevansi memiliki tiga aspek, yaitu
nilai prediktif (dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di
masa depan), nilai umpan balik (mampu menjustifikasi dan mengoreksi
harapan masa lalu), serta ketepatan waktu (informasi harus ada sebelum
manfaatnya bagi pengambilan keputusan hilang).
b) Keandalan (reliability)
Informasi keuangan dianggap handal jika dapat diversifikasi atau diuji
(informasi harus dapat diuji kebenarannya berdasarkan keobyektifan dan
konsensus. Namun, standar akuntansi tidak menjelaskan berapa batas
verifikasi laporan keuangan), disajikan secara tepat (angka-angka dan
penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan
terjadi) , serta bersifat netral (bebas dari usaha-usaha untuk menguntungkan
kelompok pengguna tertentu, harus factual dan tidak bias).

2. Kualitas Sekunder
1. Dapat dibandingkan
Informasi akuntansi lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan
horizontal), atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang
berbeda (perbandingan vertikal).
2. Konsistensi
Perusahaan dikatakan konsisten jika menggunakan standar atau metode
akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang sama dari periode ke
periode.

Ada beberapa kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti


yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu:
1. Pertimbangan manfaat-biaya
Untuk menghasilkan informasi yang sesuai karakteristik kualitatif, dibutuhkan
biaya yang mahal. Karena biaya dan manfaat tidak bisa diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi kendala.
2. Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Suatu item dianggap material jika
pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah
penilaian atau keputusan para pengguna.
3. Praktek industri
Sifat unik sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan
penyimpangan dari teori dasar.
4. Konservatisme
Jika diaplikasikan secara tepat, tujuan konservatisme ini adalah menyediakan
pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit. Pada saat ragu, pilihlah
solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba
dan aktiva terlalu tinggi.

D. SFAC No. 3
Statement ini menjelaskan tentang sepuluh elemen utama laporan keuangan,
yang merupakan resolusi dari definisi yang disajikan di discussion memorandum.
Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga nirlaba.
Elemen-elemen laporan keuangan untuk perusahaan yang berorientasi laba adalah
asset, liabilitas, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Sedangkan untuk
perusahaan nirlaba ada 7 elemen, yaitu asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian. SFAC No. 3 ini kemudian diganti oleh SFAC No.6 tentang
Elemen-elemen Laporan Keuangan dengan memasukkan organisasi nirlaba.

E. SFAC No. 4
Statement ini mebahas tentang tujuan pelaporan keuangan organisasi
nonbisnis. Adapun ciri-ciri sebagai berikut.
1. Penerimaan sumber daya dalam jumlah yang signifikan dari pihak yang tidak
mengharapkan pengembalian atau manfaat ekonomi dari sumber daya
tersebut,
2. Tujuan operasinya selain untuk menyediakan barang dan jasa,
3. Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindahkan atau ditebus
atau yang merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat
dilikuidasi.

F. SFAC No. 5
1. Konsep Pengakuan dan Pengukuran
SFAC No. 5 diterbitkan untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
pengakuan (proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu item ke dalam
laporan keuangan suatu entitas sebagai asset, liabilitas, pendapatan, biaya, atau
sejenisnya) dan pengukuran (pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran
akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi). Kriteria pengakuan pada umumnya
konsisten dengan praktik akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan radikal.
Sedangkan pengungkapan dengan menggunakan media pelaporan yang lain diluar
pelaporan keuangan bukan merupakan suatu pengakuan.

2. Kriteria Pengakuan dan Pengukuran


Dalam SFAC No. 5 disebutkan bahwa ada empat faktor yang digunakan untuk
mengikuti elemen laporan keuangan, yaitu:
a) Definisi, yaitu pos akan diakui apabila memenuhi definisi elemen laporan
keuangan.
b) Keterukuran, yaitu pos tersebut memiliki atribut yang dapat diukur dengan
cukup andal.
c) Relevan, yaitu informasi memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan
dalam pengambilan keputusan.
d) Keandalan, yaitu informasi menggambarkan keadaan sebenarnya secara wajar,
dapat diuji kebenarannya dengan netral.
FASB melalui discussion memorandum mengakui adanya lima dasar pengukuran
yang digunakan untuk menentukan nilai asset dan liabilitas, yaitu:
a) Cost historis, yaitu jumlah kas atau setaranya yang dikeluarkan untuk
memperoleh asset sampai siap untuk digunakan.
b) Cost pengganti terkini, yaitu jumlah kas atau setaranya yang harus dibayar jika
asset yang sejenis atau sama diperoleh pada saat sekarang.
c) Nilai pasar terkini, yaitu yaitu jumlah kas atau setaranya yang diperoleh
dengan menjual aset kegiatan penjualan normal.
d) Nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu jumlah kas atau setaranya (tanpa
pendiskontoan) yang diperoleh jika aset diharapkan akan dijual setelah
dikurangi dengan biaya langsung (biaya produksi dan penjualan).
e) Nilai sekarang aliran kas mendatang, yaitu nilai sekarang aliran kas masa
mendatang yang akan diperoleh seandainya aset dijual pada masa yang akan
datang.

G. SFAC No. 6
SFAC No. 6 merupakan pengganti SFAC No. 3 dengan tambahan cakupan
sampai organisasi nonbisnis. Definisi-definisi tersebut merupakan pengembangan dari
definisi yang ada pada APB Statement 4. Jadi, karakteristik informasi akuntansi pada
SFAC No. 2 juga berlaku untuk organisasi nonbisnis. Berikut SFAC No. 6
mendefinisikan sepuluh elemen laporan keuangan:
1. Aset adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang
diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi
atau peristiwa masa lalu.
2. Liabilitas adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa
mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk
mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang
sebagai akibat transaksi masa lalu.
3. Ekuitas adalah hak sisa atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan utang.
Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
4. Investasi oleh pemilik adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang
bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas)
dalam perusahaan tersebut.
5. Distribusi pada pemilik adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang
berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh
perusahaan kepada pemilik.
6. Laba komprehensif adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selama
satu periode yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari
sumber yang bukan berasal dari pemilik.
7. Pendapatan adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau
pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan
secara terus menerus.
8. Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau
pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan
secara terus menerus.
9. Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari
pendapatan dan investasi oleh pemilik.
10. Kerugian adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari
biaya dan distribusi pada pemilik.

H. SFAC No. 7
Selain memakan waktu yang sangat lama, yaitu 15 tahun dalam penerbitannya,
SFAC No. 7 ini memuat masalah pengukuran khusus dan bukannya masalah
konseptual yang lebih luas, sehingga sering dipandang sebagai bagian dari SFAC No.
5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia
sehingga harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting
mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk
mensimulasi fair value. Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate
harus diikutkan dalam perhitungan credit standing perusahaan. Pengukuran asset dan
liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat
dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur
liabilitas tidak dapat demikian. SFAC No. 7 ini menyediakan:
1. kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flows sebagai basis
pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode
interest dalam penentuan amortisasi,
2. prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value terutama
ketika jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat
ketidakpastiannya,
3. pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present
value dalam akuntansi.
Tujuan SFAC No. 7 adalah:
1. Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat
digunakan untuk menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara
aliran kas ekspektasian di masa yang akan datang.
2. Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena
present value menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan
liabilities secara logis.
H.1 International Accounting Standard 37
IAS 37 adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh
IASB yang menetapkan persyaratan akuntansi dan pengungkapan untuk ketentuan,
kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi, dengan beberapa pengecualian,
menetapkan prinsip penting bahwa ketentuan yang harus diakui hanya jika entitas
memiliki ketentuan kewajiban. Pada tahun 1998 IASC mengagendakan proyek riset
terkait dengan pentingnya penggunaan present value dalam akuntansi keuangan.
Bentuk statement yang menyediakan kerangka dasar penggunaan basis future cash
flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu: (1) menggambarkan tujuan
pengukuran-pengukuran dalam present value dalam akuntansi, dan (2) menyediakan
prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengtur penggunaan present
value, khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan masanya atau waktu yang
penuh dengan ketidakpastian.
Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang
menyangkut time value of money yang secara sederhana dapat dikatakan sebagai
teknik-teknik present value yang menangkap suatu nilai yang akan diterima oleh
entitas di masa yang akan datang. Tujuan pengadopsian present value adalah untuk
kepentingan pengukuran yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya
perbedaan diantara tahapan-tahapan future cash flow. Penggunaan present value
dalam pengukuran akan menangkap secara penuh perbedaan-perbedaan ekonomik
dari masing-masing asset termasuk elemen-elemennya. Konvensi-konvensi akuntansi
yang memiliki scope dan penanganan yang berbeda terkait dengan pengukuran
diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Fair value measurement, mengisyaratkan bahwa 5 elemen digunakan untuk
menangkap ekspektasi maupun estimasi-estimasi ketika pelaku pasar akan
menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana asset yang dibeli atau yang
dijual dalam current transaction diantara berbagai pihak.
2. Value-in-use and entity-specific measurements, berusaha menangkap nilai-
nilai asset dan keajiban dalam hubungannya dengan entitas tertentu.
3. Effective-settlement measurement, menggambarkan jumlah current amount
dari asset jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang
akan memberikan future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows
untuk setiap kewajiban tertentu.
4. Cost-accumulation or cost-accrual measurement mencoba untuk menangkap
kos (khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang
akan dikenakan dalam perolehan suatu asset.

H.2 Present Value dan Fair Value


Merupakan satu-satunya tujuan, saat digunakan dalam pengukuran akuntansi,
khususnya pada pengukuran awal, dan pengukuran segera dalam mengestimasi fair
value. Pernyataan yang membedakan dimana present value dibentuk untuk
menangkap elemen-elemen yang diambil bersama-sama yang akan menggambarkan
market price, dan jika salah satu tidak ada, maka akan menggambarkan fair value.
Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik diantara jenis-jenis asset dan
liabilitas adalah:
1. Estimasi tentang future cash flow, dimana kasus-kasus yang lebih komplek
memunculkan serangkaian future flows yang bebeda dari waktu ke waktu.
2. Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang
mungkin dalam jumlah atau waktu dari keseluruhan cash flow.
3. The time value of money yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas
risiko.
4. Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau
liabilitas.
5. Lain-lain aset dan liabilitas yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor
mencakup likuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.

H.3 Prinsip-prinsip Umum


Prinsip-prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-
teknik present value dalam pengukuran asset dan kewajiban, yaitu:
1. Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan
asumsi-asumsi yang berhubungan dengan future event dan ketidakpastian yang
akan datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan asset atau
kelompok asset dalam transaksi kas jangka panjang.
2. Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan
asumsi-asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam
cash flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan
mungkin telah dihitung ganda atau keliru.
3. Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus
bebas dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset
dan liabilitas bersangkutan, serta harus merefleksikan rentang outcome yang
masuk akal dibanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka
yang mungkin.
Pengukuran dengan present value dimulai dari set future cash flows, tapi dibutuhkan
penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan yang berbeda dalam
menentukannya. Pencaharian rate yang tepat dan sepadan dengan resiko setidaknya
membutuhkan dua tahapan analisis yaitu: (1) asset atau liabilitas di pasaran, dan (2)
tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan liabilitas yang dimiliki terukur.

H.4 Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi


Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inherent
estimasi tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan pengukuran sendiri
merupakan potret jumlah aliran kas aau nilai present value-nya. Estimasi cash flow
untuk masa depan biasanya tidak sesuai dengan realisasinya. Konsep pelaporan
menyatakan bahwa meskipun informasi tersebut berbeda, namun memiliki tingkat
relevansi yang tinggi walau tidak andal. Relevansi dan reabilitas haruslah seimbang
terhadap isu-isu yang membedakan satu dengan yang lainnya. Penting untuk
dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas tersebut akan memberikan beban
yang berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding dengan
future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para akuntan
mungkin menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait dengan jumlah dan saat atau
waktu future cash flows dan penyesuaian yang simetris dengan ketidakpastian dan
risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara prospek suatu pengukuran undiscounted
yang membuat aset atau kewajiban tampak dapat diperbandingkan.

H.5 Pengukuran Hutang Dengan Menggunakan Pendekatan Present Value


Pengukuran liabilitas kadang melibatkan permasalahan yang berbeda
dibangkan asset, sehingga memerlukan terknik yang berbeda pada fair value-nya.
Ketika memakai terknik present value untuk menaksir fair value kewajiban,
tujuannya adalah menaksir asset yang diakui sekarang untuk menjamin liabilitas
tersebut yang melibatkan pemilik, atau untuk mengakui liabilitas tersebut di dalam
entitas dengan jumlah yang dapat diperbandingkan.
Untuk mengestimasi fait value atas catatan yang dimiliki entitas, para akuntan
mencoba menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas lain yang
mengakui liabilitas tersebut sebagai asset. Prosesnya sama seperti pengukuran asset,
namun liabilitas pada kelas individu tidak selalu disertai penjualan asset yang mereka
miliki.

H.6 Pengukuran Hutang dan Posisi atau Sisa Kredit


Ukuran liabilitas yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang
dimiliki entitas yang wajib dilunasi. Mereka memegang kewajiban entitas tersebut
sebagai aset pernyataan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan jumlah yang
menentukan harga atau nilai yang akan mereka bayar. Suatu entitas yang memiliki
posisi kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang berhubungan
dengan janji untuk membayar dibanding dengan enitas yang memiliki posisi kredit
lemah.
Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value liabilitas
tertentu tergantung kemampuan entitas membayar pada ketentuan kewajiban yang
memberikan perlindungan kepada pemilik. Peran posisi kredit yang dimiliki entitas
secara umum penting, namun sedikit yng bersifat langsung. Transaksi penyelesaian
liabilitas melibatkan entitas sebagai pihak yang diwajibkan.

I. SFAC No. 8
SFAC No. 8 dibuat untuk menggantikan SFAC No. 1 dan 2, yang
dimaksudkan untuk menetapkan tujuan dan konsep fundamental yang akan menjadi
dasar pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. Secara umum, isi
dan tujuan SFAC No. 8 yaitu; (1) bagian pertama hasil proyek dengan IASB dalam
merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan, (2) menggantikan SFAC No. 1 dan 2,
serta (3) terdiri dari tiga bab, yaitu bab 1 (tujuan umum pelaporan keuangan), bab 2
(entitas laporan) dan bab 3 (karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat).
Namun yang akan dibahas hanya bab 1 dan bab 3.

I.1 Bab 1 (Tujuan Umum Pelaporan Keuangan)


1. Sikap pelaporan keuangan
a) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan
b) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan keuangan
c) Komponen lain pelaporan keuangan: (1) Supplementary information
(disklosur pengaruh perubahan tingkat harga dan informasi cadangan
minyak dan gas), dan (2) Other means of financial reporting
(management discussion and analysis dan letters to stockholders)
2. Tujuan pelaporan keuangan, ada 3, yaitu:
a) Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi investor dan
kreditor dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya
kepada entitas pelapor.
b) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas,
investor dan kreditor yang membutuhkan informasi tentang sumber daya
entitas, klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun
efektif manajemen entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang
telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber
daya entitas.
c) menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu
entitas, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim terhadap
sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas.
3. Primary users
Para pengguna informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu:
(1) para investor dan calon investor, serta (2) para kreditor dan calon kreditor.
Investor dan kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya
bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang
dibutuhkan.
4. Infromasi yang dibutuhkan investor dan kreditor ada dua, yaitu:
a) Informasi yang dapat membantu mereka menilai prospek aliran kas bersih
suatu entitas di masa mendatang.
b) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber
daya entitas, klaim atas entitas tersebut, dan apakah manajemen telah
mengelola sumber daya yang dimiliki entitas secara efektif dan efisien.
5. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan
dan klaim atas sumber daya
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi
keuangan suatu entitas pelaporan. Selain itu, laporan keuangan juga
menyediakan informasi tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-
peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi suatu entitas dan klaim.
6. Perubahan dan klaim atas sumber daya
a) Perubahan atas sumber daya entitas dan klaim kepada entitas berasal dari
kinerja dan transaksi serta kejadian lain seperti penerbitan instrument
hutang dan ekuitas.
b) Pengguna perlu mengetahui perbedaan antara kedua sumber perubahan
tersebut, yaitu apakah perubahan tersebut berasal dari kinerja entitas dan
transaksi atau dari hutang dan ekuitas.
c) Implikasinya ada tiga, yaitu: laporan laba rugi, posisi keuangan, serta
perubahan ekuitas.

I.2 Bab 3 (Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat)


1. Karakteristik kualitatif fundamental
a) Relevansi, Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut
memiliki kriteria unsur kualitas, yaitu: nilai prediksi (jika dapat digunakan
sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk
memprediksi hasil masa depan) dan nilai konfirmatori (jika dapat
memberikan umpan balik mengenai evaluasi sebelumnya atau keduanya).
b) Representasi, ada tiga karakteristik, yaitu: lengkap (mencakup semua
informasi yang diperlukan pengguna untuk memahami fenomena yang
sedang digambarkan termasuk semua deskripsi yang diperlukan dan
penjelasannya) netral (penyajian informasi keuangan tanpa bias untuk
meningkatkan probabilitas bahwa informasi keuangan akan diterima baik
atau tidak oleh pengguna) dan bebas dari kesalahan (tidak ada kesalahan
dalam deskripsi fenomena dan proses yang digunakan untuk menghasilkan
informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada
kesalahan dalam proses).
2. Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Proses yang paling efisien dan efektif untuk menerapkan karakteristik
kualitatif fundamental biasanya harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a) Mengidentifikasi fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi
berguna bagi para pengguna.
b) Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan relevan jika
tersedia dan dapat setia diwakili.
c) Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.
3. Meningkatkan karakteristik kualitatif
a) Dapat dibandingkan, memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi
dan memahami kesamaan dan perbedaan antara item-item laporan
keuangan.
b) Dapat diverifikasi, berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan
independen yang berbeda bisa mencapai konsensus meskipun tidak selalu
perjanjian yang lengkap, bahwa penggambaran tertentu merupakan
representasi setia.
c) Ketepatan waktu, berarti memiliki informasi yang tersedia untuk
mengambil keputusan dalam waktu yang akan mampu memperbaharui
keputusan mereka. Semakin lama informasi maka informasi tersebut
menjadi kurang berguna.
d) Dapat dipahami, yaitu mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan
menyajikan informasi secara jelas dan ringkas akan membuat informasi
dapat dimengerti.
4. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif merupakan proses
berulang yang tidak mengikuti perintah yang ditentukan. Meningkatkan
karakteristik kualitatif harus sejauh mungkin dimaksimalkan baik secara
individu maupun kelompok.
5. Kendala manfaat dan biaya pada pelaporan keuangan
Kendala yang paling luas atas informasi adalah kendala biaya. Ada
beberapa jenis biaya dan manfaat yang perlu dipertimbangkan. Penyedia
informasi keuangan mengeluarkan sebagian besar usaha untuk
mengumpulkan, mengolah, memverifikasi, dan menyebarluaskan informasi
keuangan, namun para pengguna yang akhirnya menanggung biaya dalam
bentuk berkurangnya return.
Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan representatif akan
membantu pengguna untuk membuat keputusan. Karena subjektivitas, maka
penilaian individu atas biaya dan manfaat dari pelaporan barang-barang
tertentu atas informasi keuangan akan bervariasi. Oleh karena itu dewan
berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat dalam kaitannya
dengan pelaporan keuangan umum dan tidak hanya dalam kaitannya dengan
entitas pelaporan individu.
REFERENSI

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College
Publishing

Anda mungkin juga menyukai