Anda di halaman 1dari 24

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

RINGKASAN MATA KULIAH


KERANGKA KONSEPTUAL MENURUT FASB

OLEH:
KELOMPOK 2

Made Cahyadi Wiranata Kusuma (2181611021)


Ida Ayu Surya Antari (2181611022)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang
koheren (terpadu) dari tujuan dan prinsip dasar yang dapat mendorong standar yang konsisten
dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Tujuan akan mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi sedangkan
prinsip dasar adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk
dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas, dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan. Kerangka konseptual
dipandang sebagai teori akuntansi yang terstruktur (Belkaouli,1993). Hal ini disebabkan
struktur rerangka konseptual sama dengan struktur teori akuntansiyang di dasarkan pada
proses penalaran logis (logical normative). Atas dasar penalaran ini,teori merupakan proses
pemikiran menurut rerangka konseptual tertentu untuk menjelaskanapa yang harus di lakukan
apabila ada fakta atau fenomena baru.Ada beberapa pihak yang memandang kerangka
konseptual sebagai “ konstitusi” (Undang-Undang Dasar), yang merupakan landasan
dalam proses penentuan standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberi pedoman bagi
badan yang berwenang dalam memecahkan masalah yang muncul selama proses
penentuan standar. Hal ini di lakukan dengan cara mempersempit permasalahan
sehingga dapat di tentukan apakah standar tertentu sesuai dengan kerangka konseptual.
DISCUSSION MEMORANDUM
Sebuah memorandum diskusi tentu bukan produk akhir dari pertimbangan FASB.
Tetapi memo diskusi untuk conceptual framework ini merupakan sebuah studi besar-besaran
dan mungkin studi yang paling luas yang pernah diterbitkankan FASB, yang disebarluaskan
dan dipublikasikan. Memo tersebut disertai dokumen yang disertai dokumen lain yang
berhubungan dengan kesimpulan sementara pada tujuan yang terdapat pada Trueblood
report. Laporan ini menerima konsep orientasi pengguna seperti halnya Trueblood Report
serta menekankan pada arus kas dengan sedikit substansi tambahan. Memorandum Diskusi
membawa dua isu baru:
a) Tiga pandangan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
b) Sebuah garis besar tentang berbagai pendekatan dalam pemeliharaan modal.
Merupakan isu yang paling penting, yaitu mengenai pengukuran pendapatan. dalam
kaitannya dengan pemeliharaan modal perusahaan (aset dikurangi liabilitas) yang
ada pada awal periode agar tetap utuh.
STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT
SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework. Statement
ini dapat disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek: tidak membentuk
prinsip-prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan sebagaimana
Rule 203 pada Rules of Conduct of AICPA yang melarang penyimpangan dari
GAAP. Kelemahan ini mungkin mengecewakan, meskipun demikian memiliki beberapa
manfaat penting
a) Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti standar
b) Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi dalam
penyusunan struktur metateori
Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan bermanfaat harus
diakui sebagai proses yang pelan (sebuah proses evolusi). Trial and error dapat diperkirakan
dengan pasti. Selain itu, sifat sementara dari statement memudahkan dalam mengubah
komponen yang perlu dikembangkan. Sayangnya tedapat kemungkinan bahwa statement ini
hanya akan memiliki dampak perias.

 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 1


Pada level pertama rerangka konseptual menjelaskan tujuan pelaporan keuangan dan
menjelaskan dimensi pelaporan keuangan (financial reporting) yang memiliki cakupan yang
berbeda dengan laporan keuangan (financial statement). SFAC No. 1, disebutkan bahwa
tujuan pelaporan keuangan (financial reporting) tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan
(financial statement) tetapi juga media pelaporan lainnya. SFAC No.1 berhubungan dengan
tujuan pelaporan keuangan bisnis. Tujuan secara keseluruhan adalah untuk informasi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi (paragraf 9).
Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara umum
merupakan versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan beberapa pertimbangan nilai penting.
Melanjutkan tradisi ber-orientasi pengguna sebagaimana dokumen yang ditinjau pada bab 6,
walaupun mengakui keragaman pengguna eksternal, statemen ini menyatakan bahwa
karakteristik inti yang sama dari semua pengguna eksternal adalah kepentingan untuk
memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas pada masa yang akan datang.
a. SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus lebih bersifat general purpose
daripada mengarah pada kebutuhan kelompok pengguna tertentu
b. Mengasumsikan pengguna mempunyai pengetahuan tentang informasi dan pelaporan
keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi Trueblood report yang menyatakan
‘kemampuan yang terbatas’ pengguna laporan keuangan.
c. Seperti Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki ‘wewenang yang
terbatas’.
d. Statemen juga mencatat ‘the importances of stewardship’ yang menentukan seberapa
baik manajemen menjalankan kewajiban dan obligasi pada pemilik dan kelompok
kepentingan lainnya. Gagasan ini muncul karena penafsairan yang sempit terhadap
pemeliharaan sumberdaya perusahaan yang layak untuk pertanggungjawaban.
Beberapa pertimbangan nilai penting dalam laporan ini antara lain :
a) Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkannya.
b) Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi tentang
perusahaan
c) Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning power
dan cash flow perusahaan.
d) Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat prediksi
dan penilaian masing-masing.
SFAC 1 tidak menjelaskan secara spesifik laporan yang harus digunakan maupun
bentuk dari laporan tersebut. Laporan hanya menyebutkan pelaporan keuangan
seharusnya relatif menyediakan informasi sumberdaya ekonomi perusahaan, obligasi, dan
ekuitas pemilik (paragraf 41). Selain itu, kinerja perusahaan disajikan dengan mengukur
earnings dan komponennya (paragraf 43) maupun bagaimana kas diperoleh dan dibayarkan
(paragraf 49). Karenanya SFAC 1 secara ekstrem merupakan himbauan yang hati-hati dari
tujuan komite Trueblood dan mempertahankan tingkat keumuman yang tinggi.

 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 2


SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi.
Istilah qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi konsep yang
dibahas berasal dari ASOBAT. Pembuat keputusan berada di puncak diagram, menunjukkan
orientasi fungsi akuntansi keuangan adalah melayani kebutuhan keputusan pengguna. SFAC
1 mengasumsikan laporan keuangan harus ditujukan pada inti yang sama dari kebutuhan
informasi yang serupa dan pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
terhadap informasi dan laporan keuangan. Karenanya kemampuan untuk mengerti pada
SFAC 2 disebut ‘user-spesific quality’.
Meskipun pengguna dianggap memiliki pengetahuan yang memadai, informasi itu
sendiri memiliki tingkat komprehensibitas yang berbeda. Kualitas pemahaman
(undertandability) merupakan karakteristik yang dipengaruhi baik oleh pengguna maupun
penyaji informasi akuntansi. Selain itu, hal yang lebih penting dari pemahaman
yaitu pervasive constraint dimana manfaat informasi keuangan harus melebihi biayanya.
Pentingnya ide ini terlihat dari letaknya pada diagram. Karakteristik kualitas akuntansi yang
spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di bawah judul ‘decision usefulness’ dengan penekanan
pada pembuat keputusan dan kebutuhannya.
a) Benefit > Cost
Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari conceptual framework untuk
diterapkan dalam praktik. Manfaat (benefit) informasi akuntansi dinyatakan dengan
kegunaan informasi akuntansi tersebut untuk berbagai kelompok pemakai (terutama
inverstor dan kreditur) dalam proses pengambilan keputusan. Biaya langsung (direct
cost) informasi adalah biaya dalam memperoleh, menyajikan dan menyebarkan informasi
(misalnya: biaya yang muncul dalam penerapan SFAS No.33). Biaya tidak langsung (indirect
cost) meliputi kerugian dalam kompetisi disebabkan oleh informasi yang dipublikasikan
(misalnya SFAS 14 dan SFAS 5)
Banyak fakta menunjukkan pengungkapan tambahan dari SFAS 33 tidak dipahami
dengan baik oleh pengguna, karena informasi yang dihasilkan relatif menjadi mahal akibat
kurangnya pemahaman. Masalah lain berhubungan dengan melimpahnya informasi adalah
kemampuan pribadi dan pasar untuk menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan
konsekuensi ekonomi. Banyak konsekuensi ekonomi yang muncul dari informasi
akuntansi sulit dievaluasi. Beberapa di antaranya adalah legitimasi dan akseptabilitas.
Misalnya, maksud SFAS 106 adalah membukukan biaya layanan kesehatan para pensiunan
pada cash basis seperti yang dianjurkan standar. Kita pasti menemukan kasus bahwa
informasi yang bermanfaat untuk memprediksi atau untuk tujuan pertanggungjawaban bagi
seluruh kelompok pengguna. Masalah penilaian yang muncul adalah haruskah kita
mengukur beban dan hutang pada currently existing cost atau mencoba meng-estimasi
biaya yang akan terjadi bila hal tersebut terjadi saat ini (men-diskon pada present value). Jika
kita menggunakan future costs, yang mungkin lebih besar dari present cost,
beberapa kemungkinan konsekuensinya:
1) Bonus manajemen mungkin terpengaruh secara negatif bila didasarkan pada laba
yang dilaporkan
2) Evaluasi terhadap kerja manajemen dalam mengelola akan dinilai yang rendah
karena pendapatan yang dilaporkan lebih rendah
3) Dividen yang dibagikan pada pemegang saham akan terpengaruh secara
negatif karena pendapatan yang lebih rendah tidak berpengaruh secara negatif
pada debt equity ratio
4) Pemegang obligasi harus diproteksi akibat kemungkinan 1 dan 3
5) Karena kemungkinan 1, 2 dan 3, manfaat pensiun akan berkurang dan hal ini akan
merugikan karyawan.
Masalah-masalah di atas menimbulkan masalah bagi penyusun standar. Pembahasan
tentang pervasive constrain pada paragraf 133-144 pada SFAC 2 hanya sedikit membantu
mengatasi masalah di atas. Sebuah upaya yang telah dilakukan lebih memperhatikan
representational faithfulness/keyakinan yang representatif daripada konsekuensi ekonomi.
Hubungan keduanya akan dibahas secara singkat.
b) Relevance
Relevansi adalah kualitas yang diambil dari ASOBAT dan diungkapkan agak janggal
pada SFAC menjadi “mampu menciptakan perbedaan dalam sebuah keputusan
dengan membantu pengguna membentuk prediksi tentang outcome masa lalu, sekarang, dan
masa yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi”.
Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan feedback value, serta 1 aspek
tambahan: ketepatan waktu.
1) Predictive value. Seperti dalam dokumen sebelumnya, predictive value merujuk
pada kegunaan input untuk prediksi seperti cash flow dan earnings
power.Feedback value.
2) Feedback value. Berhubungan dengan mengkonfirmasi atau mengoreksi
ekspektasi yang sebelumnya dibuat oleh pembuat keputusan. Jika ditinjau lebih
luas, feedback value sangat berkaitan dengan pertanggungjawaban. Informasi
yang menyediakan kualitas feedback value juga mempengaruhi atau
berdampak pada s. Karenanya, muncul dua pengertian pada istilah feedback
value yang agak membingungkan. Walaupun hal tersebut tidak mempengaruhi
keterkaitan antara predictive dan feedback value.
3) Timeliness. Ketepatan waktu sebenarnya merupakan sebuah batasan terhadap
kedua aspek utama relevansi. Agar relevan, sebuah informasi harus tepat
waktu, artinya harus ‘tersedia untuk pembuat keputusan sebelum (informasi
tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan’. Terdapat
pertentangan antara ketepatan waktu dengan dua aspek utama relevansi karena
informasi akan lebih lengkap dan akurat jika batasan waktunya dilonggarkan.
Karenanya sering terjadi trade-off antara ketepatan waktu dengan kedua aspek
utama relevansi tersebut.
4) Possible Inconsistency Beetween Predictive Value and Feedback Value.
Predictive Value dan Feedback Value yang merupakan karakteristik kualitatif
diturunkan dari tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk
memprediksi cash flow dan untuk pertanggungjawaban. Sejak Trueblood
Report sampai SFAC 1 dan kemudian SFAC 2, (penjelasan) yang sedikit lebih
detail ditambahkan pada setiap dokumen yang menggantikan (dokumen terbaru).
Melalui ketiga dokumen ini ditekankan pentingnya pengambilan keputusan oleh
pengguna eksternal. Jelaslah kemampuan memprediksi sangat dekat kaitannya
dengan pembuatan keputusan. SFAC 2 mencatat bahwa stewardship (feedback)
juga terkait dengan pembuatan keputusan. Feedback value berhubungan dengan
dua tujuan pengguna.
a. Tujuan penilaian kinerja manajemen (menentukan seberapa baik
manajemen telah bekerja, dinyatakan sebagai menyetujui atau tidak
menyetujui ekspektasi relatif pada pertanggungjawabannya)
b. Tujuan pembuatan keputusan. Predictive value tidak berkaitan langsung
dengan tujuan penilaian kinerja manajemen (tetapi hanya berhubungan
dengan prediksi aliran kas). Hal inilah yang dapat menyebabkan pertentangan
antara keduanya.
c) Reliability
Reliabilitas terdiri dari verifiability, representational faithfullness, dan neutrality.
1) Verifiability.
Verifiabilitas pada SFAC 2 (sebagaimana dokumen sebelumnya) diartikan
sebagai tingkat kesepakatan diantara pengukur (degree of consensus among
measurer). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya
tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. Oleh karena itu, veriabilitas
berhubungan dengan teori pengukuran (measurement theory). Tidak seperti
aspek-aspek relevansi, pada verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat
dikuantifikasi (quantifiable), tetapi –tidak diragukan- sulit mengukurnya.
2) Representational Faithfulness.
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan. Representational faithfulness juga berhubungan dengan teori
pengukuran.Sebuah contoh sederhana dari baseball mungkin memudahkan dalam
memahami konsep ini. Jika seseorang ingin menentukan siapa ‘pitcher tercepat’,
sebuah senapan radar dapat mengukur kecepatan pitch dalam mil/jam, dengan
sebuah keyakinan yang representatif. Sebuah pengukuran, misalnya jumlah
rata-rata strike per inning tidak akan memerlukan keyakinan yang representatif,
karena kecepatan bukan satu-satunya komponen matrik strike-out. Seorang
slow-ball pitcher mungkin memiliki rasio strikeout-per-inning yang tinggi.
Dalam akuntansi, penilaian aktiva tetap mungkin dihitung dengan
menggunakan depresiasi garis lurus untuk 20 tahun tanpa nilai sisa, akan
terdapat kadar verifiablitas yang tinggi, tetapi menghasilkan nilai yang –dalam
banyak kasus– tidak representatif dari atribut biaya yang tidak diamortisasi jika
karakter ini dianggap menjadi indikasi proporsi historical cost yang masih
memiliki manfaat ekonomi. Secara individu skedul depresiasi yang ditetapkan
dapat memperlihatkan sebuah perhitungan yang lebih baik dari dari atribut
biaya yang disebutkan sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika replacement cost
dipilih untuk properti yang akan diukur –jika tersedia nilai pasar aktual– akan
menyelesaikan representatif faithfulness, sehingga tidak banyak
perusahaan yang dapat menjual assetnya.
Trade-off tidak hanya terjadi antara aspek relevansi dan reliabilitas, tetapi
juga pada relevansi dan reliabilitas sebagai konsep yang utuh. Misalnya, current
value mungkin lebih relevan untuk tujuan prediktif daripada historical cost, tetapi
historical cost lebih verifiabel daripada current value dalam mengukur. Bila future
salaries yang dijadikan pertimbangan yang relevan untuk tujuan prediktif pada
akuntansi pensiun, pilihan tersebut kurang verifiabel (reliabel) daripada current
salaries.
3) Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan terutama
dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas, bukan dampak sebuah standar atau
aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna yang spesifik. Atau dengan
kata lain, informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada
kebutuhan pihak tertentu. Netralitas berhubungan dengan laporan keuangan
‘apa adanya’, bukan bagaimana yang disukai kelompok pengguna tetentu, seperti
manajemen dan pemegang saham.
Netralitas adalah satu-satunya karakteristik kualitatif bersinggungan
secara menyeluruh dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan secara
langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
Tujuan netralitas menurut Wyatt dan Brown adalah sebagai sebuah
upaya sadar untuk mencegah interfensi oleh kelompok yang mempunyai
sebuah kepentingan pada laporan keuangan dan standar akuntansi yang
mendasarinya. Sebagaimana yang kita lihat peran netralitas menemui banyak
kontroversi.
d) Comparability and Consistency
Kedua karakter ini dipandang sebagai karakter yang berorientasi output, karenanya
keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang dapat berjalan, bukan
bagian dari struktur teori.
e) Materiality
Pertanyaah yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup besar untuk
mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima sebagai karakteristik kuantitatif,
serta merupakan konsep relatif dan bukan konsep absolut.

 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 3


SFAC No.3 mendefenisikan 10 elemen-elemen dari laporan keuangan. Hal ini benar-
benar suatu resolusi dari defenisi yang disajikan dalam diskusi memorandum untuk
perencanaan kerangka konseptual. Ketika defenisi-defenisi ini berkembang dalam SFAC
No. 6, mereka akan menyajikannya dalam diskusi dari dokumen. Beberapa observasi
telah dibuat secara luas, khususnya tentang apakah SFAC No.3 tidak tercakup. Yang pertama,
hampir tidak disebutkan tiga pandangan dari akuntansi keuangan dalam diskusi
memorandum. Hal ini juga tidak menetapkan jenis dari konsep pemeliharaan modal dari
karyawan. Demikian juga, hal ini tidak ditujukan pada masalah-masalah dari pengakuan
(realisasi) dan pengukuran sebaik “ditampilkan” dalam laporan keuangan.
SFAC No. 3 juga mengungkapkan suatu kebalikan dari terminologi. Seluruh diskusi
memorandum dan SFAC No.1, kata laba telah diganti dengan lebih umum digunakan yaitu
pendapatan. Dalam SFAC no.2, laba telah dihilangkan dan pendapatan telah digunakan
dalam paragraph 90 dan 94. Akhirnya SFAC No. 3 dibuat para pejabat dengan petunjuk
pendapatan sebagai istilah yang mengindikasikan keterpaduan atau perubahan total dalam
aktiva bersih yang terjadi sepanjang periode sebagai hasil dari operasi. Laba telah diterima
semungkin komponen dari pendapatan, untuk ditetapkan pada tanggal berikutnya.

 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 4


SFAC No. 4 berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan non-bisnis. Perusahaan
non-bisnis memiliki karakteristik diantaranya:
a. Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari penyedia yang tidak
mengharapkan memperoleh pembayaran atau keuntungan ekonomis yang
proporsional dari penyediaan sumber daya.
b. Tujuan utama operasionalnya bukan untuk menghasilkan keuntungan dari
penyediaan barang atau jasa.
c. Ketidakadaan penetapan bunga pemilik yang bisa di jual, di transfer atau di
dapatkan kembali, atau penyampaian hak untuk pembagian distribusi sumberdaya
residual pada saat likuidasi perusahaan.
SFAC No. 4 juga mencatat bahwa organisasi non-bisnis (nirlaba) tidak memiliki
indikator tunggal atas kinerja perusahaan yang dapat dibandingkan seperti pengukuran
pendapatan pada sektor bisnis.

 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 5


SFAC No. 5 diterbitkan pada bulan Desember 1984, tepat 4 tahun setelah
diterbitkannya SFAC No. 4. SFAC No. 5 diterbitkan untuk mengatasi masalah yang
berkaitan dengan pengakuan (proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu item
ke dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai asset, liabilitas, pendapatan, biaya, atau
sejenisnya) dan pengukuran (pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran akuntansi
pada item tertentu dari suatu transaksi). Kriteria pengakuan pada umumnya konsisten
dengan praktik akuntansi berjalan dan tidak ada perubahan radikal. Sedangkan
pengungkapan dengan menggunakan media pelaporan yang lain diluar pelaporan keuangan
bukan merupakan suatu pengakuan.
a. Pendapatan dan Laba Komprehensif
Salah satu prinsip yang diperhatikan FASB adalah format dan penyajian
perubahan modal pemilik yang tidak berasal dari transaksi pemilik. Hal tersebut
nampak dari laba operasi (earning) dan laba bersih (net income) yang
mengakibatkan pengaruh komulatif tiap tahun pada perubahan prinsip akuntansi.
Untuk tujuan pengukuran kinerja operasi menjadikan laba operasi lebih baik untuk
digunakan dari pada laba bersih.
Laba komprehensif mengakomodasi keseluruhan perubahan modal pemilik
kecuali transaksi dengan pemilik dalam setiap periode akuntansi. Laba ini
dipengaruhi oleh dampak pendapatan yaitu keuntungan (gain) dan kerugian (losses).
b. Kriteria Pengakuan.
Kriteria pengakuan menunjuk kepada ketika terjadi pencatatan ke dalam
perkiraan-perkiraan dari unsur-unsur laporan keuangan. Adapun kreteria pengakuan
adalah sebagai berikut :
1) Definisi, setiap transaksi harus dapat didifinisikan kedalam elemen laporan
keuangan.
2) Dapat diukur, setiap transaksi harus dapat diukur dengan atribut pengukuran
yang relevan dan andal.
3) Relevan, menyangkut informasi yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan oleh para pemakai yang berbeda.
4) Keandalan, untuk menjadi reliabel informasi harus disajikan secara wajar,
dapat diuji kebenarannya dengan netral serta tidak bias sehingga bisa
digunakan dalam pengambilan keputusan.
c. Kriteria Pengukuran
Atribut-atribut pengukuran akuntansi yang digunakan setelah kejadian
ekonomik suatu entitas diakui. Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan
keuangan bisa diukur dengan atribut yang berbeda, tergantung pada sifat dari item
tersebut serta pengukurannya dengan atribut yang relevan. Pengukuran selama ini
dijumpai dan atau digunakan dalam praktik akuntansi serta direkomendasi oleh
FASB adalah sebagai berikut:
1) Harga perolehan (historical cost), aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas
atau ekuivalennya yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva atau terjadinya
hutang.
2) Harga kini atau nilai ganti (current of replacement cost), aktiva dan hutang
diakui sebesar jumlah kas atau ekuivalennya yang harus dibayar jika aset yang
sama atau ekuivalen diperoleh sekarang.
3) Nilai pasar (current market value), aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas
atau ekuivalennya yang akan diterima jika aktiva itu dijual.
4) Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable or settlement value),
jumlah kas atau ekuivalennya yang tidak didiskon di mana aktiva dan hutang
diharapkan untuk dikonversi dengan jumlah tersebut dimasa yang akan datang.
5) Nilai sekarang atau nilai yang telah diidiskontokan dari nilai arus kas di masa
yang akan datang (present or discounted value of futue cash flows), nilai arus
kas masuk di masa datang yang didiskontokan yang akan digunakan sebagai
dasar konversi aktiva dan hutang.
 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 6
SFAC No. 6 menggantikan SFAC No. 3. Ini mendefinisikan pada hakekatnya
indentik dengan SFAC No. 3, kecuali diperluas untuk organisasi non-bisnis (nirlaba). Begitu
pula dengan karakteristik kuantitatif dari informasi akuntansi dalam SFAC No. 2 juga
diperluas untuk perusahaan nirlaba. Secara jelas, SFAC No. 6 tidak menambahkan
apapun untuk kerangka kerja konseptual dari perspektif perusahaan bisnis. Dalam beberapa
hal, definisi dari 10 elemen laporan keuangan yang disajikan dalam SFAC No. 6 (dengan
sangan sedikit modifikasi dari SFAC No. 3) yang mengikuti:
a. Aset (assets) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang
diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau
peristiwa masa lalu.
b. Liabilitas (liability) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk
mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai
akibat transaksi masa lalu.
c. Ekuitas atau aktiva bersih (equity) merupakan nilai sisa aktiva suatu entitas setelah
dikurangi dengan kewajiban. Dalam suatu entitas bisnis, modal adalah kepentingan
pemilik, namun dalam organisasi nirlaba tidak terdapat kepentingan
kepemilikan yang sama seperti halnya dalam entitas bisnis.
d. Investasi (investment by owners) oleh para pemilik akan dapat meningkatkan jumlah
modal dari suatu entitas bisnis, dapat melalui transfer dari entitas lain sehingga
memberikan nilai atau peningkatan kepentingan kepemilikan dalam kelompok entitas
tersebut. Pemilik modal biasanya menerima menerima aktiva atas investasi yang
dilakukan atau dalam bentuk lain berupa pelayanan jasa, kepuasan, kompensasi atau
kewajiban entitas tersebut.
e. Distribusi kepada para pemilik (distribution to owners) akan menurunkan jumlah
modal dari suatu entitas bisnis dapat melalui pemindahan aktiva, pelayanan jasa
atau pengeluaran kewajiban oleh perusahaan kepada para pemilik. Distribusi kepada
para pemilik dapat mengurangi kepemilikan dalam suatu entitas bisnis.
f. Laba komprehensif (comprehensive income) adalah jumlah perubahan modal suatu
entitas bisnis dalam satu periode dari transaksi atau kejadian lain yang bukan
bersumber dari pemilik.
g. Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan
lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
h. Biaya (expense) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau
penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus
menerus.
i. Keuntungan (gains) adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari
transaksi-transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi
lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut selama satu periode, kecuali berasal dari
pendapatan atau investasi oleh pemilik.
j. Kerugian (losses) adalah penurunan dalam ekuitas ekuitas (aktiva bersih) dari
transaksi-transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi
lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut selama satu periode, kecuali berasal dari
biaya atau distribusi oleh pemilik.
Unsur-unsur dari pelaporan keuangan adalah suatu hubungan kelompok dengan
suatu kenyataan dasar, pada aktiva, kewajiban dan unsur lainnya yang berhubungan dengan
ukuran kinerja dalam suatu keadaan.
 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 7
Selain memakan waktu yang sangat lama, yaitu 15 tahun dalam penerbitannya, SFAC
No. 7 ini memuat masalah pengukuran khusus dan bukannya masalah konseptual yang lebih
luas, sehingga sering dipandang sebagai bagian dari SFAC No.
5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga
harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting mengenai
pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk mensimulasi fair
value. Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate. harus diikutkan dalam
perhitungan credit standing perusahaan. Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan
SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten. Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara
terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian.
SFAC No. 7 ini menyediakan:
a. Kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flows sebagai basis
pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode interest
dalam penentuan amortisasi,
b. Prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value terutama ketika
jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat ketidakpastiannya,
c. Pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present value
dalam akuntansi.
Tujuan SFAC No. 7 adalah:
a. Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan
untuk menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas
ekspektasian di masa yang akan datang.
b. Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena present
value menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan liabilities secara
logis.
1) International Accounting Standard 37
IAS 37 adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh
IASB yang menetapkan persyaratan akuntansi dan pengungkapan untuk ketentuan,
kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi, dengan beberapa pengecualian, menetapkan
prinsip penting bahwa ketentuan yang harus diakui hanya jika entitas memiliki ketentuan
kewajiban. Pada tahun 1998 IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan
pentingnya penggunaan present value dalam akuntansi keuangan. Bentuk statement
yang menyediakan kerangka dasar penggunaan basis future cash flows sebagai dasar
pengukuran akuntansi, yaitu: (1) menggambarkan tujuan pengukuran-pengukuran
dalam present value dalam akuntansi, dan (2) menyediakan prinsip-prinsip akuntansi
yang berterima umum yang mengtur penggunaan present value, khususnya jumlah
future cash flows sesuai dengan masanya atau waktu yang penuh dengan ketidakpastian.
Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang
menyangkut time value of money yang secara sederhana dapat dikatakan sebagai teknik-
teknik present value yang menangkap suatu nilai yang akan diterima oleh entitas
di masa yang akan datang. Tujuan pengadopsian present value adalah untuk kepentingan
pengukuran yang sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan diantara
tahapan-tahapan future cash flow. Penggunaan present value dalam pengukuran akan
menangkap secara penuh perbedaan-perbedaan ekonomik dari masing-masing asset
termasuk elemen-elemennya. Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki scope dan
penanganan yang berbeda terkait dengan pengukuran diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Fair value measurement, mengisyaratkan bahwa 5 elemen digunakan untuk
menangkap ekspektasi maupun estimasi-estimasi ketika pelaku pasar akan
menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana asset yang dibeli atau yang dijual
dalam current transaction diantara berbagai pihak.
b. Value-in-use and entity-specific measurements, berusaha menangkap nilai-nilai
asset dan keajiban dalam hubungannya dengan entitas tertentu.
c. Effective-settlement measurement, menggambarkan jumlah current amount
dari asset jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang akan
memberikan future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows untuk
setiap kewajiban tertentu.
d. Cost-accumulation or cost-accrual measurement mencoba untuk menangkap
kos (khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang
akan dikenakan dalam perolehan suatu asset.
2) Present Value dan Fair Value
Merupakan satu-satunya tujuan, saat digunakan dalam pengukuran akuntansi,
khususnya pada pengukuran awal, dan pengukuran segera dalam mengestimasi fair
value. Pernyataan yang membedakan dimana present value dibentuk untuk
menangkap elemen-elemen yang diambil bersama-sama yang akan menggambarkan
market price, dan jika salah satu tidak ada, maka akan menggambarkan fair value.
Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik diantara jenis-jenis asset dan
liabilitas adalah:
a. Estimasi tentang future cash flow, dimana kasus-kasus yang lebih komplek
memunculkan serangkaian future flows yang bebeda dari waktu ke waktu.
b. Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang
mungkin dalam jumlah atau waktu dari keseluruhan cash flow.
c. The time value of money yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.
d. Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau
liabilitas.
e. Lain-lain aset dan liabilitas yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor
mencakup likuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.
3) Prinsip-prinsip Umum

Prinsip-prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-


teknik present value dalam pengukuran asset dan kewajiban, yaitu:

a. Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan
asumsi-asumsi yang berhubungan dengan future event dan ketidakpastian
yang akan datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan asset atau
kelompok asset dalam transaksi kas jangka panjang.
b. Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan
asumsi-asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam
cash flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin
telah dihitung ganda atau keliru.
c. Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus
bebas dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset
dan liabilitas bersangkutan, serta harus merefleksikan rentang outcome yang
masuk akal dibanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka
yang mungkin.
Pengukuran dengan present value dimulai dari set future cash flows, tapi
dibutuhkan penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan
yang berbeda dalam menentukannya. Pencaharian rate yang tepat dan sepadan
dengan resiko setidaknya membutuhkan dua tahapan analisis yaitu: (1) asset atau
liabilitas di pasaran, dan (2) tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan liabilitas
yang dimiliki terukur.
4) Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi
Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inherent
estimasi tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan pengukuran sendiri
merupakan potret jumlah aliran kas aau nilai present value-nya. Estimasi cash flow
untuk masa depan biasanya tidak sesuai dengan realisasinya. Konsep pelaporan
menyatakan bahwa meskipun informasi tersebut berbeda, namun memiliki tingkat
relevansi yang tinggi walau tidak andal. Relevansi dan reabilitas haruslah seimbang
terhadap isu-isu yang membedakan satu dengan yang lainnya. Penting untuk
dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas tersebut akan memberikan beban
yang berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks
d i b a n d i n g dengan future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi
sederhana. Para akuntan mungkin menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait
dengan jumlah dan saat atau waktu future cash flows dan penyesuaian yang
simetris dengan ketidakpastian dan risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara
prospek suatu pengukuran undiscounted yang membuat aset atau kewajiban tampak
dapat diperbandingkan.
5) Pengukuran Hutang dengan Menggunakan Pendekatan Present Value

Pengukuran liabilitas kadang melibatkan permasalahan yang berbeda


dibangkan asset, sehingga memerlukan terknik yang berbeda pada fair value-nya.
Ketika memakai terknik present value untuk menaksir fair value kewajiban,
tujuannya adalah menaksir asset yang diakui sekarang untuk menjamin liabilitas
tersebut yang melibatkan pemilik, atau untuk mengakui liabilitas tersebut di dalam
entitas dengan jumlah yang dapat diperbandingkan.
Untuk mengestimasi fait value atas catatan yang dimiliki entitas, para akuntan
mencoba menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas lain yang
mengakui liabilitas tersebut sebagai asset. Prosesnya sama seperti pengukuran asset,
namun liabilitas pada kelas individu tidak selalu disertai penjualan asset yang mereka
miliki.
6) Pengukuran Hutang dan Posisi atau Sisa Kredit
Ukuran liabilitas yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang
dimiliki entitas yang wajib dilunasi. Mereka memegang kewajiban entitas tersebut
sebagai aset pernyataan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan jumlah yang
menentukan harga atau nilai yang akan mereka bayar. Suatu entitas yang memiliki
posisi kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang berhubungan
dengan janji untuk membayar dibanding dengan enitas yang memiliki posisi
kredit lemah.
Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value liabilitas
tertentu tergantung kemampuan entitas membayar pada ketentuan kewajiban
yang memberikan perlindungan kepada pemilik. Peran posisi kredit yang dimiliki
entitas secara umum penting, namun sedikit yng bersifat langsung. Transaksi
penyelesaian liabilitas melibatkan entitas sebagai pihak yang diwajibkan.

 Statement of Financial Accounting Concept Nomor 8


SFAC No. 8 dibuat untuk menggantikan SFAC No. 1 dan 2, yang dimaksudkan untuk
menetapkan tujuan dan konsep fundamental yang akan menjadi dasar pengembangan
akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. Secara umum, isi dan tujuan SFAC No. 8
yaitu; (1) bagian pertama hasil proyek dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar
akuntansi keuangan, (2) menggantikan SFAC No. 1 dan 2, serta (3) terdiri dari tiga bab, yaitu
bab 1 (tujuan umum pelaporan keuangan), bab 2 (entitas laporan) dan bab 3 (karakteristik
kualitatif informasi keuangan bermanfaat). Namun yang akan dibahas hanya bab 1 dan bab
3.
1) Bab 1, Tujuan Umum Pelaporan Keuangan
a. Sikap pelaporan keuangan
(1) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan
(2) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan keuangan
(3) Komponen lain pelaporan keuangan: (1) Supplementary information
(disklosur pengaruh perubahan tingkat harga dan informasi cadangan
minyak dan gas), dan (2) Other means of financial reporting (management
discussion and analysis dan letters to stockholders)
b. Tujuan pelaporan keuangan, ada 3, yaitu:
(1) Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi investor dan kreditor
dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas
pelapor.
(2) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas,
investor dan kreditor yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas,
klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif
manajemen entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang telah
menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.
(3) Menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas,
yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya
ekonomi tersebut dalam pelaporan entitas.
c. Primary users
Para pengguna informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu: (1) para
investor dan calon investor, serta (2) para kreditor dan calon kreditor. Investor dan
kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas
tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.
d. Infromasi yang dibutuhkan investor dan kreditor ada dua, yaitu:
(1) Informasi yang dapat membantu mereka menilai prospek aliran kas bersih suatu
entitas di masa mendatang.
(2) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber daya
entitas, klaim atas entitas tersebut, dan apakah manajemen telah mengelola
sumber daya yang dimiliki entitas secara efektif dan efisien.
e. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan
klaim atas sumber daya
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi
keuangan suatu entitas pelaporan. Selain itu, laporan keuangan juga menyediakan
informasi tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa- peristiwa lain yang
mengubah sumber daya ekonomi suatu entitas dan klaim.
f. Perubahan dan klaim atas sumber daya
(1) Perubahan atas sumber daya entitas dan klaim kepada entitas berasal dari
kinerja dan transaksi serta kejadian lain seperti penerbitan instrument
hutang dan ekuitas.
(2) Pengguna perlu mengetahui perbedaan antara kedua sumber perubahan
tersebut, yaitu apakah perubahan tersebut berasal dari kinerja entitas dan
transaksi atau dari hutang dan ekuitas.
(3) Implikasinya ada tiga, yaitu: laporan laba rugi, posisi keuangan, serta
perubahan ekuitas.
2) Bab 3, Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat
a. Karakteristik kualitatif fundamental
(1) Relevansi, Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki
kriteria unsur kualitas, yaitu: nilai prediksi (jika dapat digunakan sebagai
masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil
masa depan) dan nilai konfirmatori (jika dapat memberikan umpan balik
mengenai evaluasi sebelumnya atau keduanya).
(2) Representasi, ada tiga karakteristik, yaitu: lengkap (mencakup semua
informasi yang diperlukan pengguna untuk memahami fenomena yang sedang
digambarkan termasuk semua deskripsi yang diperlukan dan penjelasannya)
netral (penyajian informasi keuangan tanpa bias untuk meningkatkan
probabilitas bahwa informasi keuangan akan diterima baik atau tidak oleh
pengguna) dan bebas dari kesalahan (tidak ada kesalahan dalam deskripsi
fenomena dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang
dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam
proses).
b. Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Proses yang paling efisien dan efektif untuk menerapkan karakteristik
kualitatif fundamental biasanya harus memenuhi syarat sebagai berikut.
(1) Mengidentifikasi fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi
berguna bagi para pengguna.
(2) Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan relevan jika
tersedia dan dapat setia diwakili.
(3) Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.
c. Meningkatkan karakteristik kualitatif
(1) Dapat dibandingkan, memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan
memahami kesamaan dan perbedaan antara item-item laporan keuangan.
(2) Dapat diverifikasi, berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan
independen yang berbeda bisa mencapai konsensus meskipun tidak selalu
perjanjian yang lengkap, bahwa penggambaran tertentu merupakan
representasi setia.
(3) Ketepatan waktu, berarti memiliki informasi yang tersedia untuk mengambil
keputusan dalam waktu yang akan mampu memperbaharui keputusan mereka.
Semakin lama informasi maka informasi tersebut menjadi kurang berguna.
(4) Dapat dipahami, yaitu mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan
menyajikan informasi secara jelas dan ringkas akan membuat informasi dapat
dimengerti.
d. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif merupakan proses
berulang yang tidak mengikuti perintah yang ditentukan. Meningkatkan
karakteristik kualitatif harus sejauh mungkin dimaksimalkan baik secara individu
maupun kelompok.
e. Kendala manfaat dan biaya pada pelaporan keuangan
Kendala yang paling luas atas informasi adalah kendala biaya. Ada beberapa
jenis biaya dan manfaat yang perlu dipertimbangkan. Penyedia informasi
keuangan mengeluarkan sebagian besar usaha untuk mengumpulkan, mengolah,
memverifikasi, dan menyebarluaskan informasi keuangan, namun para pengguna
yang akhirnya menanggung biaya dalam bentuk berkurangnya return.
Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan representatif akan membantu
pengguna untuk membuat keputusan. Karena subjektivitas, maka penilaian individu atas
biaya dan manfaat dari pelaporan barang-barang tertentu atas informasi keuangan akan
bervariasi. Oleh karena itu dewan berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat
dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum dan tidak hanya dalam kaitannya
dengan entitas pelaporan individu.

KERANGKA KONSEPTUAL SEBAGAI DOKUMEN KODIFIKASI


Pandangan yurisprudensi berkaitan dengan proses legitimasi dan penerimaan
kerangka konseptual yang bertentangan dengan teori sebenarnya yang terkandung dalam
dokumen. Archer menimbulkan beberapa poin yang sangat tajam dibandingkan dengan
bagaimana kerangka konseptual dikembangkan. Dia mempertanyakan apakah dokumen
teoritis yang solid dapat dikembangkan di satu sisi, sementara di sisi lain beralih ke
pengaturan memanfaatkan konsensus di antara kelompok-kelompok yang terkena dampak
berbagai (mempersiapkan, pengguna, dan auditor) dengan cara sistem memorandum
diskusi dan draft paparan. Pendekatan ini, tentu saja, akan penuh dengan kesulitan
tersendiri.
Archer, sebagai lawan Dopuch dan Sunder, sama sekali tidak menentang kerangka
konseptual. Archer, pada kenyataannya menikmati penggunaan kerangka konseptual tetapi
berharap bahwa itu akan menjadi lebih sistematis dan filosofis (yurisprudensi) dalam
penyusunan nya. Kerangka konseptual bukan merupakan landasan utama dalam arti klasik
tapi titik acuan dalam jaringan standar dan praktik akuntansi yang berfungsi untuk mengatur
mengenai cara berpikir. Power akan menggunakan kombinasi dasarnya penalaran deduktif
dan induktif untuk menentukan standar akuntansi dengan kerangka kerja konseptual
memainkan parsial dalam penentuan standar akuntansi. Aspek deduktif pendekatan Power
akan menjadi kerangka kerja konseptual tetapi akan digunakan dalam hubungannya dengan
praktik akuntansi yang akan menjadi aspek induktif proses penetapan standar.
Archer dan Power memberikan kritik yang berguna untuk pembangunan kerangka
kerja konseptual. Namun, terdapat kerangka konseptual dan masalahnya adalah bagaimana
hal itu dapat ditingkatkan sehingga akan melakukan peran yang lebih berguna dalam
proses penetapan standar. Pendekatan evolusioner ini tentunya tidak bertentangan dengan
kedua Archer dan Power dan mewujudkan pendekatan codificational dibahas oleh GAA.
Secara khusus, pendekatan evolusioner untuk kerangka kerja konseptual bisa memiliki
kedua aspek induktif dan deduktif mirip dengan saran Power. Bagaimanapun, kami
percaya bahwa kerangka konseptual diperbarui akan bermanfaat untuk proses penetapan
standar.

RISET EMPIRIS DALAM KERANGKA KONSEPTUAL


Telah ada beberapa penelitian empiris pada kerangka konseptual. Dalam sebuah
percobaan yang melibatkan 28 mantan anggota FASB dan APB yang mencoba untuk
menggunakan karakteristik kualitatif SFAC No. 2, hanya veriability dan biaya. Meskipun
hasil ini tidak menggembirakan, para peneliti mencatat bahwa pemahaman konsep sebelum
publikasi SFAC No. 2 bisa saja jauh lebih rendah. Studi lain berkaitan dengan pentingnya
karakteristik kualitatif SFAC No.2 tiga kelompok: mempersiapkan, auditor, dan pengguna.
Sampel yang dipilih adalah 600 CPA di Pennsylvania yang diidentifikasi, berdasarkan
sebagian besar pengalaman kerja mereka sebagai pembuat, auditor, atau pengguna (55
persen responden diidentifikasi sebagai auditor dengan pengingat merata antara dua kategori
lainnya). Pengguna dan mempersiapkan memberi bobot lebih untuk relevansi dari auditor.
Hasil tidak berbeda secara signifikan antara ketiga kelompok dalam kategori keandalan
meskipun auditor memberikan lebih penting untuk netralitas dari urutan dua kelompok.
Keandalan adalah lebih penting bagi auditor dibandingkan adalah relevansi. Materialitas,
sebagai kendala bahkan dengan relevansi dan keandalan dalam setiap dari tiga kelompok.
REFERENSI

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South Western College
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai