OLEH:
KELOMPOK 2
a. Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan
asumsi-asumsi yang berhubungan dengan future event dan ketidakpastian
yang akan datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan asset atau
kelompok asset dalam transaksi kas jangka panjang.
b. Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan
asumsi-asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam
cash flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin
telah dihitung ganda atau keliru.
c. Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus
bebas dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset
dan liabilitas bersangkutan, serta harus merefleksikan rentang outcome yang
masuk akal dibanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka
yang mungkin.
Pengukuran dengan present value dimulai dari set future cash flows, tapi
dibutuhkan penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan
yang berbeda dalam menentukannya. Pencaharian rate yang tepat dan sepadan
dengan resiko setidaknya membutuhkan dua tahapan analisis yaitu: (1) asset atau
liabilitas di pasaran, dan (2) tingkat bunganya dapat diamati serta asset dan liabilitas
yang dimiliki terukur.
4) Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi
Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inherent
estimasi tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan pengukuran sendiri
merupakan potret jumlah aliran kas aau nilai present value-nya. Estimasi cash flow
untuk masa depan biasanya tidak sesuai dengan realisasinya. Konsep pelaporan
menyatakan bahwa meskipun informasi tersebut berbeda, namun memiliki tingkat
relevansi yang tinggi walau tidak andal. Relevansi dan reabilitas haruslah seimbang
terhadap isu-isu yang membedakan satu dengan yang lainnya. Penting untuk
dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas tersebut akan memberikan beban
yang berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks
d i b a n d i n g dengan future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi
sederhana. Para akuntan mungkin menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait
dengan jumlah dan saat atau waktu future cash flows dan penyesuaian yang
simetris dengan ketidakpastian dan risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara
prospek suatu pengukuran undiscounted yang membuat aset atau kewajiban tampak
dapat diperbandingkan.
5) Pengukuran Hutang dengan Menggunakan Pendekatan Present Value
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South Western College
Publishing.