Anda di halaman 1dari 17

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

KERANGKA KONSEPTUAL MENURUT FASB

Dosen: Dr. Ida Bagus Putra Astika, S.E., M.Si., Ak., CA.

OLEH:

KELOMPOK 4

Ni Luh Putu Ika Satia Devi 2181611017/17

Ni Kadek Ida Isha Pahlawan 2181611018/18

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021

1
Pengertian Kerangka Konseptual (Conceptual Framework)
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem
yang koheren (terpadu) dari tujuan dan prinsip dasar yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Perlunya Kerangka Konseptual antara lain dapat digunakan sebagai
pedoman dalam menentukan standar akuntansi, sebagai kerangka referensi untuk
memecahkan masalah akuntansi apabila standar yang sekarang ada, tidak mengatur isu-
isu yang baru muncul, sebagai dasar membuat pertimbangan (judgement) dalam
menyajikan laporan keuangan, dan meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi
berbagi alternatif metode akuntansi yang ada.

Perumusan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dimulai dari penentuan tujuan, yang merupakan landasan


untuk menyusun elemen yang lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi, elemen
laporan keuangan dan pengakuan/pengukuran.

Hasil kerja dan tulisan tersebut akhinya dihasilkan rerangka konseptual dan diberi
nama Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) sebagai berikut :

Number Statement Year

No. 1 Objectives Of Financial Reporting By Business Enterprises 1978


(Sfac No. 1)

No. 2 Qualitative Characteristics Of Accounting Information 1980


(Sfac No. 2)

No. 3 Elements Of Financial Statements Of Business Enterprises 1980


(Sfac No. 3)

No. 4 No. 4. Objectives Of Financial Reporting By Nonbusiness 1980


Organizations (Sfac No. 4)
No. 5 No. 5. Recognition And Measurement In Financial 1984
Statements Of Business Enterprises (Sfac No. 5)

No. 6 No. 6. Elements Of Financial Statements; Merupakan 1985


Pengganti Fasb Concepts Statement N. 3, Dan Juga
Merupakan Amandemen Dari Fasb Concepts Statement No.
2 (Sfac N. 6)

No. 7 No. 7. Using Cash Flow Information And Present Value In 2000
Accounting Measurements (Sfac No. 7)

No. 8 No. 8. Conceptual Framework For Financial Reporting, A 2010


Replacement Of Sfac No. 1 And No. 2

Discussion Memorandum

Sebuah memorandum diskusi tentu bukan produk akhir dari pertimbangan FASB.
Memorandum Diskusi membawa dua isu baru:

1. Tiga pandangan akuntansi keuangan dan laporan keuangan


2. Sebuah garis besar tentang berbagai pendekatan dalam pemeliharaan modal.
Merupakan isu yang paling penting, yaitu mengenai pengukuran pendapatan
dalam kaitannya dengan pemeliharaan modal perusahaan (aset dikurangi
liabilitas) yang ada pada awal periode agar tetap utuh.

Pada kedua isu tersebut memorandum mencoba memperlihatkan alternatif dan


kemungkinan yang terbuka untuk diterapkan tanpa menentukan sikap perusahaan, agar
dapar perhatian dari profesi. Memorandum ini juga menyajikan berbagai defenisi untuk
istilah dasar seperti aktiva, liabilitas, pendapatan, beban, dan labarugi.

Statement of Financial Accounting Concepts

SFAC adalah bagian yang telah diselesaikan dari conceptual framework.


Statement ini dapat disamakan dengan APB Statement 4, dalam satu aspek: tidak
membentuk prinsip-prinsip akuntansi berterima umum (GAAP) dan tidak ditujukan
sebagaimana Rule 203 pada Rules of Conduct of AICPA yang melarang penyimpangan
dari GAAP. Kelemahan ini mungkin mengecewakan, meskipun demikian memiliki
beberapa manfaat penting

1. Menghindari munculnya krisis akibat kegagalan dalam mengikuti standar


2. Lebih terbuka untuk perubahan yang mendukung proses evolusi dalam
penyusunan struktur metateori

Proses menghadirkan struktur metateori yang dapat berjalan dan bermanfaat harus
diakui sebagai proses yang pelan (sebuah proses evolusi). Trial and error dapat
diperkirakan dengan pasti. Selain itu, sifat sementara dari statement memudahkan dalam
mengubah komponen yang perlu dikembangkan. Sayangnya tedapat kemungkinan bahwa
statement ini hanya akan memiliki dampak perias.

Statement Of Financial Accounting Concept No. 1 (Level Pertama : Tujuan


Pelaporan Keuangan).

Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara umum
merupakan versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan beberapa pertimbangan nilai
penting. SFAC No.1 berfokus pada tujuan pelaporan keuangan. Tujuan secara
keseluruhan yaitu memberikan informasi yang berguna bagi pembuatan keputusan
ekonomi dan bisnis. Oleh karena itu, SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan
harus lebih bersifat general purpose daripada mengarah pada kebutuhan kelompok
pengguna tertentu. SFAC No. 1 Mengasumsikan pengguna mempunyai pengetahuan
tentang informasi dan pelaporan keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi Trueblood
report yang menyatakan ‘kemampuan yang terbatas’ pengguna laporan keuangan. Seperti
Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki ‘wewenang yang terbatas’.
Statemen ini juga mencatat ‘the importances of stewardship’ yang menentukan seberapa
baik manajemen menjalankan kewajiban dan obligasi pada pemilik dan kelompok
kepentingan lainnya. Gagasan ini muncul karena penafsairan yang sempit terhadap
pemeliharaan sumberdaya perusahaan yang layak untuk pertanggungjawaban. Beberapa
pertimbangan nilai penting dalam laporan ini antara lain :

1. Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk


mendapatkannya.
2. Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi tentang
perusahaan
3. Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning
power dan cash flow perusahaan.
4. Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat
prediksi dan penilaian masing-masing.

Statement Of Financial Accounting Concept No.2

SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi.


Istilah qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi konsep yang
dibahas berasal dari ASOBAT. SFAC No.1 mengasumsikan bahwa laporan keuangan
harus ditujukan pada inti yang sama dari kebutuhan informasi yang serupa dan pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai terhadap informasi dan laporan
keuangan. Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC No.2 disebut user-spesific
quality.

Meskipun pengguna dianggap memiliki pengetahuan yang memadai, informasi


memiliki tingkat komprehensibitas yang berbeda. Kualitas pemahaman merupakan
karakteristik yang dipengaruhi baik oleh pengguna maupun penyaji informasi akuntansi.
Karakteristik kualitas akuntansi yang spesifik pada SFAC No.2 diletakkan di bawah judul
“decision usefulness” dengan penekanan pada pembuat keputusan dan kebutuhannya.

1. Benefit > Cost

Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak langsung


berhubungan dengan konsekuensi ekonomi. Banyak konsekuensi ekonomi yang
muncul dari informasi akuntansi sulit dievaluasi. Jika kita menggunakan future
costs, yang mungkin lebih besar dari present cost, beberapa kemungkinan
konsekuensinya:

a. Bonus manajemen mungkin terpengaruh secara negatif bila didasarkan pada


laba yang dilaporkan
b. Evaluasi terhadap kerja manajemen dalam mengelola akan dinilai yang rendah
karena pendapatan yang dilaporkan lebih rendah
c. Dividen yang dibagikan pada pemegang saham akan terpengaruh secara
negatif karena pendapatan yang lebih rendah tidak berpengaruh secara negatif
pada debt equity ratio
d. Pemegang obligasi harus diproteksi akibat kemungkinan 1 dan 3
e. Karena kemungkinan 1, 2 dan 3, manfaat pensiun akan berkurang dan hal ini
akan merugikan karyawan.
2. Relevance

Relevansi adalah kualitas yang diambil dari ASOBAT dan diungkapkan agak
janggal pada SFAC menjadi “mampu menciptakan perbedaan dalam sebuah
keputusan dengan membantu pengguna membentuk prediksi tentang outcome
masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau
memeriksa ekpektasi”. Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan
feedback value, serta 1 aspek tambahan: ketepatan waktu.

a. Predictive value, Seperti dalam dokumen sebelumnya, predictive value


merujuk pada kegunaan input untuk prediksi seperti cash flow dan earnings
power.
b. Feedback value, berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi
ekspektasi yang sebelumnya dibuat oleh pembuat keputusan. Hal ini merujuk
pada menentukan posisi perusahaan dan tumpeng tindih dengan sejauh mana
manajemen telah menjalankan fungsinya.
c. Timeliness, Ketepatan waktu sebenarnya merupakan sebuah batasan terhadap
kedua aspek utama relevansi. Agar relevan, sebuah informasi harus tepat
waktu, artinya harus ‘tersedia untuk pembuat keputusan sebelum (informasi
tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan’.
3. Possible Inconsistency Beetween Predictive Value and Feedback Value

Predictive Value dan Feedback Value merupakan karakteristik kualitatif yang


diturunkan dari tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk
memprediksi cash flow dan untuk pertanggungjawaban. Predictive value tidak
berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja manajemen (tetapi hanya
berhubungan dengan prediksi aliran kas). Hal inilah yang dapat menyebabkan
pertentangan antara keduanya.
4. Reliability

Reliabilitas terdiri dari verifiability, representational faithfullness, dan neutrality.

a. Verifiability, pada SFAC No.2 diartikan sebagai tingkat kesepakatan diantara


pengukur atau berhubungan dengan teori pengukuran (measurement theory).
Tidak seperti aspek-aspek relevansi, pada verifiablitas terdapat sebuah elemen
yang dapat dikuantifikasi (quantifiable), tetapi –tidak diragukan- sulit
mengukurnya.
b. Representational Faithfulness, berhubungan dengan teori pengukuran.
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Representational faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran.
c. Neutrality, merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan
terutama dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas, bukan dampak
sebuah standar atau aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna yang
spesifik. Netralitas adalah satu-satunya karakteristik kualitatif bersinggungan
secara menyeluruh dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan secara
langsung dengan aspek spesifik dari informasi itu sendiri.
5. Representational Faithfulness Versus Economic Consequences
Representational framework adalah bagian dari kerangka konseptual sedangkan
economic concequences bukan.
6. Conservatism
Konservatisme dibahas pada SFAC No.2. SFAC No.2 tidak menyokong
pengaturan “pelaporan yang lebih rendah” atau “pelaporan yang lebih tinggi”
asset atau income. Konservatisme diasosiasikan dengan kebutuhan terhadap
pelaporan yang bijak dimana pembaca diberi informasi ketidakpastian dan resiko.
Konservatisme berhubungan dengan pengungkapan sebuah konsep penting yang
tidak dibahas dalam SFAC No.2.
7. Comparability and Consistency
Kedua karakter ini dipandang sebagai karakter yang berorientasi output,
karenanya keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang
dapat berjalan, bukan bagian dari struktur teori.
8. Materiality

Pertanyaan yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup besar
untuk mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima sebagai
karakteristik kuantitatif, serta merupakan konsep relatif dan bukan konsep
absolut.

Statement Of Financial Accounting Concept No. 3 (Elemen-elemen laporan


keuangan)

SFAC No.3 mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan. Karena SFAC


No.3 akan diamandemen oleh SFAC No. 6, maka pembahasan mengenai hal tersebut
akan dibahas pada pembahasan statement No.6. Beberapa observasi yang belum
dimasukkan dalam SFAC No.3 diantaranya adalah:

1. Hampir tidak menyebutkan tiga pandangan mengenai akuntansi keuangan


(revenue-expense, assets-liability, and non articulated).
2. Tidak menjelaskan tipe konsep pemeliharaan modal yang digunakan.
3. Tidak menyebutkan mengenai permasalahan pengakuan (realisasi) dan
pengukuran dan penyajiannya dalam laporan keungan.

Statement No 4 (tujuan pelaporan keuangan bagi organisasi nirlaba)


Karakteristik organisasi nirlaba menurut SFAC No. 4:
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa dan memberikan pelayanan tanpa bertujuan
memupuk laba.
3. Tidak ada kepemilikan yang dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya
entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
SFAC No.4 menekankan organisasi non bisnis tidak memiliki indicator tunggal
kinerja organisasi yang dapat dibandingkan dengan pengukuran income pada sector
profit.
Statement Of Financial Accounting Concept No.5

Penantian panjang SFAC No. 5 berakhir pada Desember 1984, tepat 4 tahun
setelah SFAC 4. Statement ini menguraikan isu-isu sulit mengenai pengakuan dan
pengukuran (recognition and measurement), sehingga akan menjadi tonggak penentu
kesuksesan atau kegagalan keseluruhan proyek. Pernyataan dalam paragraf 2
menunjukkan tidak adanya usaha yang lebih ekstensif untuk memecahkan masalah
pengakuan dan pengukuran. Kriteria pengakuan dan panduan dalam statemen ini secara
umum konsisten dengan current practice (praktik berlaku) dan tidak menyatakan
perubahan yang radikal. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan praktik
pada masa yang akan datang. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap dan evolusioner
(perubahan bertahap menuju “fair value”)

1. Scope of the Statement


SFAC 5 memperjelas bahwa konsep yang dibahas diterapkan secara tegas pada
laporan keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan (disclosure) di luar
tubuh (body) dari laporan keuangan.
2. Earnings and Comprehensive Income
Salah satu prinsip yang diperhatikans SFAC 5 adalah format dan penyajian
perubahan pada ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik.
Hal ini mengacu pada pentingnya ‘pengungkapan’.
3. Recognition Criteria
Kriteria Pengakuan merujuk kepada ‘ketika suatu asset, liabilitas, beban,
pendapatan, laba atau rugi harus dicatat pada perkiraan’. Kriteria pengakuan yang
mendasar berasal dari bagian permulaan conceptual framework, yaitu:
1) Definition : item tersebut memiliki defenisi dari elemen
laporan keuangan
2) Measurability : memiliki atribut relevan yang dapat diukur dengan
reliabilitas yang cukup
3) Relevance : informasi mengenai kemampuannya membuat
perbedaan pada keputusan pengguna.
4) Reliability : informasi secara representatif meyakinkan, dapat
diverifikasi, dan netral.
4. Measurement Attributes
Lima atribut pengukuran secara ekstensif didiskusikan dalam memorandum
diskusi tahun 1976, dikemukakan dan dimasukkan ke dalam SFAC 5, yaitu
a. historical cost
b. current cost (replacement cost)
c. current market value (exit value)
d. net realizable value (selling cost less any cost to complete or dispose)
e. present (discounted) value of future cash flow

SFAC No.5 harus mempertimbangkan banyak masukan jika tidak ingin mengalami
keegagalan, beberapa masukan diantaranya, Sterling (1985) mengatakan FASB
melakukan hal yang terbalik dengan meletakkan pengakuan di depan pengukuran.
Statemen mengalami kemunduran dalam mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
perubahan kriteria, dimana menyarankan untuk tetap menggunakan measurement
attributes yang ada dan bergantung pada pendekatan evolusioner.

Statement Of Financial Accounting Concept No. 6

SFAC No 6 merupakan pengganti dari SFAC No 3. SFAC No 6 sebenarnya


identik dgn SFAC No 3, kecuali SFAC No 6 juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan
dengan organisasi non bisnis. Karateristik kualitatif informasi akuntansi dalam SFAC No
2 juga diperluas untuk organisasi non bisnis. SFAC No 6 tidak menambahkan lebih lanjut
kerangka kerja konseptual dari sudut pandang organisasi bisnis. SFAC No 6
mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan sebagai berikut.

1. Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang
(future economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas
tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
2. Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
(probable future sacrifies) dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban
sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas
lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
3. Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak
pemilik.
4. Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah kenaikan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas
sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan
(atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.
5. Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah penurunan aset neto
suatu perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau
penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.
6. Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah perubahan ekuitas (aset
neto) suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa
dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.
7. Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau
penurunan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda,
yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau
pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan
secara terus menerus.
8. Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau
penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda,
yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau
pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara
terus menerus.
9. Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil
suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari
pendapatan dan investasi oleh pemilik.
10. Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil
suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya
dan distribusi pada pemilik.

Statement Of Financial Accounting Concept No. 7

Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu
konseptual yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian
dari Statement No. 5. SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market
value tidak tersedia sehingga harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang.
SFAC No.7 menyediakan :

1. Kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flow sebagai basis
pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode
interest dalam penentuan amortisasi
2. Prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value terutama
Ketika jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat
ketidakpastiannya
3. Pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present
value dalam akuntansi

Statements No.8 Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan (Conceptual


Framework for Financial Reporting)

SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk
akuntansi dan pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru
yang menggantikan SFAC No.1, tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises,
dan SFAC No.2, karakteristik kualitatif informasi akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan
untuk menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi
dasar untuk pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan. Secara umum
isi dan tujuan SFAC No.8 adalah :

1. Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep
dasar akuntansi keuangan.
2. Menggantikan SFAC No.1 dan 2
3. Terdiri atas tiga bab :
1) Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum.
2) Bab 2, entitas pelaporan
3) Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat

Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan adalah :

a. Sikap pelaporan keuangan

Menurut FASB dalam SFAC No.1 maupu SFAC No.8, pelaporan dan laporan
keuangan posisinya adalah sebagai berikut :

1) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan


2) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan
keuangan.
3) Komponen lain pelaporan keuangan
• Supplementary information, seperti : (1) disklosur pengaruh
perubahan tingkat harga dan (2) informasi cadangan minyak dan
gas.
• Other means of financial reporting, seperti : (1) management
discussion and analysis dan (2) letters to stockholders.

b. Tujuan pelaporan keuangan

SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu:

1) Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang


bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah
ada maupun yang potensial dalam membuat keputusan mengenai
penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor.
2) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas,
investor yang sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta
kreditur lain yang membutuhkan informasi tentang sumber daya
entitas, klaim terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun
efektif manajemen entitas melakukan pengelolaan dan
komisarisbyang telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk
menggunakan sumber daya entitas.
3) Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang
posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang
sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi
tersebut dalam pelaporan entitas.

c. Primary users

Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang dirkomendasikan


dalam SFAC No.8 maka tampak bahwa para pengguna informasi keuangan
yang kepentingannya diutamakan yaitu : (1) para investor dan calon investor
serta (2) para kreditor dan calon kreditor. Investor dan kreditor merupakan
pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi tidak
memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.

d. Informasi yang dibutuhkan

Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor
yaitu :

1) Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu


mereka menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa
mendatang.
2) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai
sumber daya entitas, klaim atas entitas tersebut, dan apakah
manajemen telah mengelola sumber daya yang dimiliki entitas secara
efektif dan efisien.

e. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas,


perubahan dan klaim atas sumber daya

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi


keuangan suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan juga menyediakan
informasi tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain
yang mengubah sumber daya ekonomi suatu entitas dan klaim.

f. Perubahan dan klaim atas sumber daya

Agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik,


entitas pelaporan harus menyediakan informasi tentang sumber daya dan
klaim atas sumber daya juga harus menyediakan informasi tentang perubahan
atas sumber daya serta klaim atas perubahan tersebut. Terdapat beberapa
pemikiran terhadap hal tersebut, antara lain :

1) Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim
kepada entitas yang bersangkutan berasal dari kinerja dan transaksi-
transaksi serta kejadian lain seperti penerbitan instrument hutang dan
ekuitas.
2) Pengguna informasi keuangan suatu entitas perlu mengetahui
perbedaan antara kedua sumber perubahan tersebut yaitu apakah
perubahan tersebut berasal dari kinerja entitas dan transaksi-transaksi
atau dari hutang dan ekuitas.
3) Implikasi atas gambaran tersebut maka terdapat beberapa laporan
yaitu: laporan laba rugi, posisi keuangan, serta perubahan ekuitas.

Kerangka Konseptual sebagai Dokumen Kodifikasi

Pendekatan postulat dan prinsip dalam ARS No. 1&3 dikenal sebagai dasar
pembuatan standar karena pendekatan tersebut mencoba menyediakan dasar logika untuk
mendapatkan pembenaran deduktif atau penyesuaian terhadap standar akuntansi. Dalam
pandangan codificational pengaturan standar, kerangka kerja konseptual masuk akal
karena dapat mendukung dan mempromosikan sifat rasional alami dari proses itu. GAA
melihat kerangka konseptual mewujudkan aspek konstitusi dan teori. Kerangka
konseptual dalam pandangaan Gaa, memiliki aspek teoritis karena memberikan kriteria
untuk pilihan Ketika mengevaluasi alternatif akuntansi. Kriteria ini membantu FASB,
tetapi mereka tidak dapat menjamin hasil terbaik meskipun pedoman konstitusi untuk
informasi yang berguna bagi calon investor, kreditur, dan pengguna di luar lainnya.
Menurut padangan condificational, tidak hanya standar yang ditingkatkan, tetapi
kerangka konseptual itu sendiri juga tunduk pada koreksi dan perbaikan.

Studi Empiris pada Rerangka Konseptual

Kerangka konseptual juga pernah menggunakan riset empiris, misalnya pada


verifiability, pengukuran manfaat dan biaya dan pentingnya karakteristik kualitatif bagi
penyaji, auditor dan pengguna.

Menilai Rerangka Konseptual

Banyak opini dikeluarkan terhadap rerangka konseptual dimana sebagian besar


menilai negatif. Semua opini sepakat bahwa SFAC No.5 adalah titik terendah dari
rerangka konseptual.
DAFTAR PUSTAKA

Astika, IB Putra. 2016. Konsep-Konsep Akuntansi Keuangan. Denpasar: Udayana


University Press.
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western
College Publishing.

Anda mungkin juga menyukai