Anda di halaman 1dari 22

JURNAL SEDIAAN LIKUID DAN SEMI SOLID

“GEL Na DIKLOFENAC 1%”

Disusun oleh :
1. Lara Karlina
2. Annisa Kurnia Suci
3. Thalita Adelia
4. Adelia Ovi Marseli
5. Nafila Oktavia
6. Ilham Sefryadi

Dosen :
Drs.Sadakata Sinulingga,Apt,M.Kes

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
PRAKTEK TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMI SOLIDA
PEMBUATAN “GEL Na DIKLOFENAL 1%”
GEL NATRIUM DIKLOFENAK 1%

I. Tujuan
1. Mahasiswa mampu merancang formula sediaan gel
2. Mahasiswa mampu membuat dan melakukan evaluasi sediaan gel
3. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh penggunaan gelling agent terhadap stabilitas
sediaan gel

II. Dasar Teori


1. Gel

Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu
dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang
besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 2008). Berdasarkan jumlah fasenya gel dibedakan
menjadi fase tunggal dan fase ganda. Gel fase tunggal dapat dibuat dari bahan pembentuk
gel seperti tragakant, Na-Alginat, gelatin, metilselulosa, Na CMC, karbopol, polifinil,
alcohol, metilhidroksietil selulosa, hidroksietil selulosa dan polioksietilen-
polioksipropilen. Gel fase ganda dibuat dari interaksi garam aluminium yang larut, seperti
suatu klorida atau sulfat, dengan larutan ammonia, Na-karbonat, atau bikarbonat
(Sulaiman dan Kuswahyuning, 2008).

Berdasarkan bahan pembentuk gel, gel dibedakan menjadi gel anorganik dan gel
organik. Gel anorganik biasanya berupa gel fase ganda, misal gel aluminium hidroksida
dan bentonit magma. Gel organik biasanya berupa gel fase tunggal dan mengandung
polimer sintetik maupun alami sebagai bahan pembentuk gel, seperti karbopol, tragakan
dan Na CMC (Sulaiman dan Kuswahyuning, 2008).

2. Gelling agent

Gelling agent adalah bahan tambahan yang digunakan untuk mengentalkan dan
menstabilkan berbagai macam sediaan obat, dan sediaan kosmetik. Beberapa bahan
penstabil dan pengental juga termasuk dalam kelompok bahan pembentuk gel. Jenis-jenis
bahan pembentuk gel biasanya merupakan bahan berbasis polisakarida atau protein.
Contoh dari gelling agent antara lain Na CMC, metil selulosa, asam alginat, sodium
alginat, kalium alginat, kalsium alginat, agar, karagenan, locust bean gum, pektin dan
gelatin (Raton dkk., 1993). Gelling agent merupakan komponen polimer dengan bobot
molekul tinggi yang merupakan gabungan molekul-molekul dan lilitan-lilitan dari
molekul polimer yang akan memberikan sifat kental dan gel yang diinginkan. Molekul
polimer berikatan melalui ikatan silang membentuk struktur jaringan tiga dimensi dengan
molekul pelarut terperangkap dalam jaringan (Clegg, 1995).
Pemilihan gelling agent dalam sediaan farmasi dan kosmetik harus inert, aman,
tidak bereaksi dengan komponen lain. Penambahan gelling agent dalam formula perlu
dipertimbangkan yaitu tahan selama penyimpanan dan tekanan tube selama pemakaian
topikal. Beberapa gel, terutama polisakarida alami peka terhadap penurunan derajat
mikrobial. Penambahan bahan pengawet perlu untuk mencegah kontaminasi dan
hilangnya karakter gel dalam kaitannya dengan mikrobial (Lieberman dkk., 1996).

3. Jenis - jenis gelling agent

Menurut Sulaiman dan Kuswahyuning (2008) gelling agent digolongkan menjadi


beberapa golongan antara lain:
1. Golongan protein contohnya: kolagen dan gelatin,
2. Golongan polisakarida contohnya: alginat, karagen, asam hialuronat, pektin, amilum,
tragakan, xantum gum, gellan gum dan guar gum,
3. Golongan polimer semi sintetik atau turunan selulosa contohnya: karboksimetil selulosa,
metil selulosa dan Na CMC,
4. Golongan polimer sintetik contohnya: polaxomer, polyacrylamid, polyvinyl alkohol dan
karbopol,
5. Golongan anorganik contohnya: aluminium hidroksida, smectite dan bentonit.

Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan gel, yaitu (Troy, B. David dan Paul
Beringer, 1885) :
- Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi,
dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk gel koloid yang
mempunyai struktur  tiga dimensi.
- Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik pada
kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik
(terjadi inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut).
- Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan
komponen lain dalam formulasi.
- Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet sebab polisakarida bersifat
rentan terhadap mikroba.
- Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi sifat soliditas
tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan
topikal.
- Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan
viskositas saat disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol.
- Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat penyimpanan dapat
terjadi penurunan konsentrasi polimer yang dapat menimbulkan syneresis (air
mengambang diatas permukaan gel)
- Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila  daya adhesi antar
pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi antar gel maka sistem gel akan rusak.

4. Pembuatan sediaan semi padat

Menurut Sulaiman dan Kuswahyuning (2008) metode pembuatan sediaan semi


padat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Metode pencampuran/incorporation

Bahan obat yang larut dalam air, maka dilarutkan dalam air, sedangkan bahan
obat yang larut dalam minyak dilarutkan dalam minyak. Larutan tersebut ditambahkan
(incorporated) ke dalam bahan pembawa (vehicle) bagian per bagian sambil diaduk
sampai homogen. Bahan obat yang tidak larut (kelarutanya sangat rendah), maka partikel
bahan obat harus di perkecil ukuran partikelnya, dan kemudian disuspensikan ke dalam
bahan pembawa (vehicle). Tujuan pengecilan ukuran partikel adalah untuk memudahkan
dalam mendispersikan dan untuk menjamin homogenitas dari produk yang dihasilkan.
Penambahan bahan yang berupa cairan harus memperhatikan sifatsifat sediaannya.
Contoh cairan yang bersifat hidrofilik akan sukar ditambahkan ke dalam basis berlemak,
kecuali dalam jumlah kecil atau dibantu dengan menggunakan emulgator. Pembuatan
sediaan gel harus memperhatikan jumlah bagian yang berupa cairan, sehingga dapat
dihasilkan sediaan semipadat dengan konsistensi sesuai yang diharapkan.

b. Metode peleburan/fusion

Metode peleburan dilakukan dengan meleburkan/memanaskan semua atau beberapa


komponen dari formula, kemudian basis atau komponen lain yang berbentuk cair
dicampurkan ke dalam basis sambil didinginkan dan terus diaduk. Apabila terdapat
komponen yang mudah menguap, tidak tahan pemanasan dan komponen yang volatil,
maka komponen tersebut ditambahkan pada saat campuran komponen yang dileburkan
setelah mencapai suhu yang cukup rendah atau suhu kamar. Metode peleburan digunakan
bila basis berupa material padat, yang untuk pencampurannya harus dilebur terlebih
dahulu. Semua bahan dan obat yang tahan pemanasan dapat dilebur bersama, kemudian
ditambahkan komponen lain yang tidak dilebur dan diaduk sampai homogen dan
mencapai suhu kamar.
-

III. Monografi Zat Berkhasiat dan Tambahan Dalam emulsi Percobaan


A. Na Diklofenak (FI IV halaman 1405, USP halaman 32)
Pemerian : Serbuk hablur putih hingga hamper putih, higroskopik
Nama Lain : Natrii-diklofenak. Diclofenac sodium
Nama Kimia : Natrium [0-(2,6-dikloroanilino)fenil] asetat
Rumus Molekul :C14H10C12NNaO2
Berat Molekul : 318,13
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol, larut dalam etanol, agak sukar larut
dalam air, praktis larut dalam kloroform dan dalam eter
pH : 4,0 – 7,5
Titik Leleh : 284°C
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah kedap dan tertutup rapat
Stabilitas : Gel 1% Na Diklofenak harus disimpan pada suhu 25°C dan
terlindung dari panas. Stabil tanpa adanya O2 dan dalam buffer pH
7,6
Sifat Khusus : Sedikit higroskopis
Koefisien Partisi : 4,5

B. Viscolam
Pemerian : Seperti cairan susu pada suhu 25°C dengan bau akrilik ringan
Nama Lain : Acrylates copolymer
pH : 6,4-7,0
Titik Leleh :-
Wadah dan Penyimpanan : Disimpan pada suhu + 5°C dan + 40°C, terlindung dari
cahaya langsung
Stabilitas : Dosis bervariasi dari konsentrasi 5-8%. Penambahan viscolam ke
air de-terionisasi dengan pengaduk moderat, penambahan
surfaktan jenis anionic
Inkompatibilitas : Tidak boleh dalam keadaan beku
C. Propilen Glikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak
berbau, menyerap air pada udara lembab
Nama Lain : Propilen glycolum, metil-glikol
Struktur Kimia :

Nama Kimia : 1,2-propanediol


Rumus Molekul :C3H8O2
Berat Molekul : 76,09
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan
kloroform. Lart dalam beberapa minyak esensial dan dalam eter,
tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak
Titik Didih : 188°C
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Pada suhu tinggi akan teroksidasi menjadi propionaldehid, asam
laktat, asam piruvat dan asam asetat
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan reagen pengoksidasi seperti potassium
permanganat
D. Nipagin (Handbook of Pharmaceutical Excipient Edisi 6 Hal 442, FI IV Hal 551)
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwana, atau serbuk hablur putih, tidak
berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar
Nama Lain : Metilparaben, Metagin, Metil paraept, aseptoform, metyl
cemosept
Struktur Kimia :

Nama Kimia : Methyl-4-hydrobenzoate


Rumus Molekul : C8H8O3
Berat Molekul : 152,15
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena, dan dalam karbon
tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan eter
Titik Lebur : 125◦C - 128◦C
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan bentonit, magnesium trisilikat, talk,
tragacant, sodium alginate, minyak esensial, sorbitol, dan atropine.
Stabilitas : Pada ph 3-6 larutan nipagin cair dapat disterilkan dengan autoklaf
pada suhu 120◦C selama 20 menit. Stabil pada pH 3-6 pada suhu
ruangan.
E. Nipasol (Handbook of Phmarmaceutical Excipient Hal 596, FI IV Hal 713)
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
Nama Lain : Propyl Paraben, Propagin, Propyl Cemosept, Propyl Parasept,
Solbrol P, Tegosept
Struktur Kimia :

Nama Kimia : Propyl-4-hydroxibenzoate


Rumus Molekul : C10H12O3
Berat Molekul : 180,20
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan
dalam eter, sukar larut dalam air mendidih
Titik Lebur : 95◦C - 98◦C
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wada tertutup baik
Stabilitas : Larutan nipasol cair pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan
autoklaf, tanpa dekomposisi. Pada pH 3-6, larutan nipasol cair
stabil sampai ste lebuh sekitar 4 tahun pada suhu ruangan. Apabila
pada pH 8 atau di atasnya maka akan cepat terhidrolisis (10% atau
lebih setelah 60 hari pada suhu ruangan)
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan mgnesium aluminium silikat, magnesium
trisilikat, besi kuning oksida
F. Aquadest
Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa
Nama Lain : Dihidrogen OksidaAqua, aqua purificata
Nama Kimia : Dihidrogen oksida
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 16,02
Kelarutan :-
pH :7
Titik Didih : 100◦C
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

IV. USULAN FORMULASI

Laporan praktikum Mochtaromi Tri Yanto dkk


Formulasi acuan
Gel Na diklofenak 1%
Nama Bahan Rentangan Kadar Kadar Formulasi Fungsi
(HOPE, 2009)
Na Diklofenak - 1% Bahan aktif
Viscolam 0,5% - 10% 10 % Gelling Agent
Propilen Glikol 15% 15% Humectan
5% - 80% 5% Pelarut sediaan
Topikal
(kosolven)
Methyl Paraben 0,12% - 0,18% 0,18% Pengawet
Propyl Paraben 0,02% - 0,05% 0,02% Pengawet
Trietanolamin 1% 1% Alkalizing Agent
Aquades bebas CO2 - Ad 100% Pembawa
(hydrogel)

Formulasi yang diterapkan

Nama Bahan Rentangan Kadar Kadar Formulasi Fungsi


(HOPE, 2009)
Na Diklofenak - 1% Bahan aktif
Viscolam 0,5% - 10% 10 % Gelling Agent
Propilen Glikol 15% 15% Humectan
5% - 80% 5% Pelarut sediaan
Topikal (kosolven)
Methyl Paraben 0,12% - 0,18% 0,18% Pengawet
Propyl Paraben 0,02% - 0,05% 0,02% Pengawet
Trietanolamin 1% 1% Alkalizing Agent
Aquades bebas CO2 - Ad 100% Pembawa (hydrogel)

III PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN BAHAN


a. Perhitungan Bahan

No. Nama bahan Untuk 20g/1tube Gel Na diklofenak 1%


1. Natrium diklofenak 1 % 1/100 x 20 g = 0,2 g

2. Viscolam 10 % 10/ 100 x 20 g = 2 g

3. Propylene Glycol 15 % 15 / 100 x 20 g= 3g

4. Metil paraben 0.18 % 0,18 / 100 x 20 g = 0,036 g

5. Propil paraben 0.02 % 0,02/100 x 20 g= 0,004 g

6. Air bebas CO2 ad 100 100 % - ( 1 % + 10 % + 15 % + 0.18 % +


% 0.02 % + 5 %) = 68.8 % x 20 ml

=13,76 ml
No. Nama bahan Untuk 3 tube Gel Na diklofenak 1%
1. Natrium diklofenak 1 % 1/100 x 65 g= 0,65 g

2. Viscolam 10 % 10/ 100 x 65 g = 6,5 g

3. Propylene Glycol 15 % 15 / 100 x 65 g= 9,75 g

4. Metil paraben 0.18 % 0,18 / 100 x 65 g = 0,117 g

5. Propil paraben 0.02 % 0,02/100 x 65 g = 0,013 g

6. Air bebas CO2 ad 100 100 % - ( 1 % + 10 % + 15 % + 0.18 % +


% 0.02 % + 5 %) = 68.8 % x 65 ml

= 44, 72ml

b. Penimbangan Bahan
BAHAN kadar Bobot 1 tube Bobot 3 tube + 5 %
Na diklofenak 1% 200 mg 650 mg
viscolam 10 % 2g 6,5 g
Metil paraben 0.18 % 3g 9,75 g
Propil paraben 0.02 % 36 mg 117 mg
Propilen glikol 15 % 4 mg 13 mg
Air bebas CO2 Ad 100 % 13,76 ml 44,72 ml

c. Alat

Mortir - Erlenmeyer - Sudip

Stemper - Neraca Gram - Sendok plastik

Timbangan - Neraca Miligram - Kertas perkamen

Kaca arloji - Anak timbangan kasar - Etiket

Cawan - Anak timbangan halus - Pinset

Tube - Label - Gelas Ukur

Lap - Beaker Gelas - Kotak kemasan

Batang Pengaduk

V. PEMBUATAN
1. Didihkan air sebanyak 45 ml dan dinginkan dengan keadaan tertutup

2. Campur viscolam sedikit demi sedikit kedalam air bebas CO2 lau digerus ad
homogen (massa 1)

3. Campur metil paraben profil paraben dan sedikit propilenglikol diaduk ad larut, lalu
masukkan ke massa 1lalu digerus ad homogen (massa 2)

4. Na Diklofenac dilarutkan pada sisa propilenglikol dan diaduk ad larut, lalu


tambahkan ke massa 2 gerus ad homogen

5. Tambah tea gerus ad homogen

6. Dikemas dan dilakukan evaluasi

VI. EVALUASI SEDIAAN


A. HASIL PENGAMATAN
Untukmengujikestabilansediaansirupdilakukanbeberapaevaluasi, yaitu :

1. Evaluasi Organoleptis
Prinsip:
Diamati apakah sediaan yang dibuat sesuai dengan standar gel
Tujuan :
Untuk dapat mengevaluasi organoleptis sediaan
Metode :
1. Bau : mengenali aroma atau bau sediaan gel dengan mencium aroma
sediaan.
2. Warna : melihat warna dari sediaan gel
3. Bentuk : mengenali bentuk dari sediaan.
4. Konsistensi : dirasakan konsistensi dari gel
Penafsiran Hasil :
Sediaan gel yang dihasilkan akan memiliki bentuk semisolid, warna bening dan
tidak berbau serta konsistensinya halus.

2. Evaluasi Homogenitas
Prinsip :
Sebagian sampel diamati pada gelas objek secara visual
Tujuan :
Untuk mengetahui distribusi partikel/granul dari suatu gel
Metode:
Susunan partikel yang terbentuk dari sediaan akhir diamati secara visual.
Metodenya sampel diambil pada bagian atas, tengah atau bawah. Sampel
diletakkan pada gelas objek dan diratakan dengan gelas objek lain hingga lapisan
tipis terbentuk. Setelah itu susunan partikel yang terbentuk diamati visual (FI III,
Hal 33).
Penafsiran hasil :
Sediaan gel yang dihasilkan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran
partikel yang sama di bagian manapun

3. Evaluasi Daya Sebar


Prinsip :
Uji daya sebar dengan menggunakan lempeng kaca dan anak timbangan gram
Tujuan:
Untuk mengetahui daya sebar gel
Metode:
Krim ditimbang ±0,5 gram, diletakkan pada kaca bundar bagian rengah diatas
diberi anak timbangan sebagai beban dan dibiarkan 1menit. Diameter krim yang
menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi),
diukur. 50 gram, 100 gram,200 gram, 300gram, 400 gram dan 500 gram
digunakan sebagai beban, pada setiap penambahan beban didiamkan selama 1
menit dan diukur diameter krim yang menyebar (Ansel, 1989).
Penafsiran Hasil :
Daya sebar gel dengan bertambahnya beban akan bertambah besar pula
diameternya.

4. Evaluasi Daya Lekat


Prinsip :
Sampel diukur kecepatan waktu saat terlepas dari antara dua gelas objek yang
diberi beban tertentu.
Tujuan:
Untuk mengetahui daya lekat gel
Metode:
Sejumlah sampel ±0,25 gram dilekatkan diantara dua gelas objek kemudian
ditekan dengan beban 1kg selama 5 menit. Setelah itu beban diambil kemudian
gelas objek diangkat menggunakan tangan dan dihitung waktu gelas objek jatuh
(terlepas antara keduanya) (Miranti,2009).
Penafsiran Hasil :
Sediaan gel memiliki daya lekat yang tinggi sehingga memberikan efek terapi
yang lebih lama.

5. Evaluasi pH
Prinsip:
Pengukuran pH sediaan dengan menggunakan kertas pH meter
Tujuan :
Untuk dapat menentukan pH dari sediaan
Metode :
Penetapan pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH meter. Yakni kertas pH
meter dicelupkan ke dalam sediaan kemudian dicocokkan kertas pH dengan
indikatornya sehingga diperoleh pH akhir.(FI IV, hal. 1039).
Penafsiran hasil :
Sediaan krim yang dihasilkan akan memiliki pH 4,5-7,5

6. Evaluasi Bobot Jenis Sediaan


Prinsip:
Menentukan bobot sediaan dengan menimbang sediaan
Tujuan :
Untuk menetapkan bobot sediaan
g
0
2
Bobot sediaan seragam dengan bobot rata-rata masing-masing pot adalah 30
Menimbang pot beserta penutupnya lalu menimbang pot yang telah berisi gel

o
t
t
e
N
Komposisi :
D 30 g Diclofam Gel
Indikasi : untuk
Rheumatoid
ICLOF mengandung
arthritis dan
300mg zat aktif
AM Gel Na diclofenac osteoarthritis
akut dan
Cara kronis ,dan
Netto 20 g Penyimpanan : ankylosing
Simpan pada sondylitis
suhu 25 derajat Peringatan :
Natrium C tapi bisa Hindari kontak
beserta tutupnya dan dicatat bobot sediaan.

dipaparkan pada dengan mata,


Diclofenac 1% luka terbuka, lesi
rentang
temperatur, terinfeksi atau
mulai dari 0 l dermatitis
Diproduksi derajat C, Gel Na eksfoliaif
oleh:
e No. Reg :
Diclofenac tidak
membeku G P DTL7200130029
T A1
M .
Penafsiran hasil :

A C

PENGEMASAN
F A

A. Kotak Obat
R
Metode :

O
M
gram.
L
I
C
L
A
I
D
M

VII.
E
D
I
K
A
P
a
Browsur
DICLOFAM Gel

Komposisi :

20g Diclofam Gel mengandung 200 mg zat aktif Na diclofenac 1%

Indikasi :

Natrium diklofenak dalam bentuk gel diindikasikan untuk: Rheumatoid arthritis dan
osteoarthritis akut dan kronis. Dan Ankylosing spondylitis

Kontraindikasi:

hipersensitivitas terhadap diklofenak. Pasien yang mengalami serangan asma,


urtikaria, atau reaksi sensitivitas lain yang disebabkan oleh asam asetilsalisilat atau
NSAIA lain.

Cara Pemakaian:
Sejumlah cukup gel, sesuai dengan luas area yang sakit, dioleskan pada sendi yang
sakit. Diberikan pijatan secara perlahan untuk memastikan pemakaian gel merata
pada seluruh sendi yang sakit. Daerah yang baru dioleskan sediaan didiamkan
selama 10 menit
sebelum ditutupi dengan pakaian dan 60 menit sebelum mandi. Tangan harus segera
dicuci setelah dioleskan gel Na-diklofenak, kecuali bila tangan tersebut adalah
daerah yang diobati.

Efek Samping :
dermatitis pada daerah yang diolesi obat. Selain itu, terjadi juga pruritus, eritema,
kekeringan atau iritasi.

Peringatan :
Hindari kontak dengan mata, luka terbuka, lesi terinfeksi atau dermatitis eksfoliatif.

Cara Penyimpanan :
disimpan pada suhu 25C (25 derajat celcius), tetapi bisa dipaparkan pada rentang
temperatur, mulai dari O'C. Gel diklofenak tidak membeku.

No. Reg : DTL7200130029A1


No. Batch :1070602
Mfg. date : Juni 2021
Exp. date : Juli2023
Komposisi :
20 g Diclofam
DICLOFA
Gel
M Gel mengandung
200mg zat aktif
Na diclofenac
Netto 20 g
Natrium
Diclofenac
Diproduksi
oleh:

B. ETIKET
P
T
.
C
A
R
M
I
L
A
M
E
D
I
K
A
P
a
l
e
m
b
a
n
g
DICLOFAM Gel DICLOFAM Gel
Komposisi : Komposisi :
20g Diclofam Gel mengandung 200 mg zat aktif Na 20g Diclofam Gel mengandung 200 mg zat aktif Na
diclofenac 1% diclofenac 1%

Indikasi : Indikasi :
Natrium diklofenak dalam bentuk gel diindikasikan Natrium diklofenak dalam bentuk gel diindikasikan
untuk: Rheumatoid arthritis dan osteoarthritis akut dan untuk: Rheumatoid arthritis dan osteoarthritis akut dan
kronis. Dan Ankylosing spondylitis kronis. Dan Ankylosing spondylitis

Kontraindikasi: Kontraindikasi:
hipersensitivitas terhadap diklofenak. Pasien yang hipersensitivitas terhadap diklofenak. Pasien yang
mengalami serangan asma, urtikaria, atau reaksi mengalami serangan asma, urtikaria, atau reaksi
sensitivitas lain yang disebabkan oleh asam asetilsalisilat sensitivitas lain yang disebabkan oleh asam asetilsalisilat
atau NSAIA lain. atau NSAIA lain.

Cara Pemakaian: Cara Pemakaian:


Sejumlah cukup gel, sesuai dengan luas area yang sakit, Sejumlah cukup gel, sesuai dengan luas area yang sakit,
dioleskan pada sendi yang sakit. Diberikan pijatan dioleskan pada sendi yang sakit. Diberikan pijatan
secara perlahan untuk memastikan pemakaian gel merata secara perlahan untuk memastikan pemakaian gel merata
pada seluruh sendi yang sakit. Daerah yang baru pada seluruh sendi yang sakit. Daerah yang baru
dioleskan sediaan didiamkan selama 10 menit dioleskan sediaan didiamkan selama 10 menit
sebelum ditutupi dengan pakaian dan 60 menit sebelum sebelum ditutupi dengan pakaian dan 60 menit sebelum
mandi. Tangan harus segera dicuci setelah dioleskan gel mandi. Tangan harus segera dicuci setelah dioleskan gel
Na-diklofenak, kecuali bila tangan tersebut adalah Na-diklofenak, kecuali bila tangan tersebut adalah
daerah yang diobati. daerah yang diobati.

Efek Samping : Efek Samping :


dermatitis pada daerah yang diolesi obat. Selain itu, dermatitis pada daerah yang diolesi obat. Selain itu,
terjadi juga pruritus, eritema, kekeringan atau iritasi. terjadi juga pruritus, eritema, kekeringan atau iritasi.

Peringatan : Peringatan :
Hindari kontak dengan mata, luka terbuka, lesi terinfeksi Hindari kontak dengan mata, luka terbuka, lesi terinfeksi
atau dermatitis eksfoliatif. atau dermatitis eksfoliatif.

Cara Penyimpanan : Cara Penyimpanan :


disimpan pada suhu 25C (25 derajat celcius), tetapi bisa disimpan pada suhu 25C (25 derajat celcius), tetapi bisa
dipaparkan pada rentang temperatur, mulai dari O'C. Gel dipaparkan pada rentang temperatur, mulai dari O'C. Gel
diklofenak tidak membeku. diklofenak tidak membeku.

No. Reg : DTL7200130029A1 No. Reg : DTL7200130029A1


No. Batch :1070602 No. Batch :1070602
Mfg. date : Juni 2021 Mfg. date : Juni 2021
Exp. date : Juli2023 Exp. date : Juli2023

Diproduksi Oleh : Diproduksi Oleh :


PT. CARMILA MEDIKA PT. CARMILA MEDIKA
Palembang-Indonesia Palembang-Indonesia

Anda mungkin juga menyukai