php/pasirlaut/index
Jurnal Pasir Laut
Vol. 4 No.1 : 16 – 21 Februari 2020
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648
Available online at https://ejournal.undip.ac.id/index.php/pasirlaut
Jurnal Pasir Laut
Vol. 4 No. 1 Februari 2020
DAFTAR ISI
Paper: Halaman
1. ANALISIS TOTAL BAKTERI Vibrio sp. DI SEDIMEN PADA KERAPATAN MANGROVE YANG 1-8
BERBEDA DI PANTAI UJUNG PIRING, JEPARA
Oleh: Ayu Lailatussyifa, Niniek Widyorini dan Oktavianto Eko Jati
2. IDENTIFIKASI MOLEKULER SPESIES BAKTERI KANDIDAT PROBIOTIK YANG DIISOLASI 9 - 15
DARI USUS UDANG VANAME (Litopanaeus vannamei) KOLEKSI DARI KABUPATEN
SUBANG, JAWA BARAT
Oleh: Siwi Sarastiti, Suminto, Sarjito
3. HUBUNGAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DENGAN TEKSTUR SEDIMEN BAR, DAN 16 - 21
BAHAN ORGANIK DI PERAIRAN PANTAI MANGKANG WETAN, SEMARANG
Oleh: Adhi Nugroho, Max Rudolf Muskananfola , Bambang Sulardiono
4. ANALISIS KELIMPAHAN BAKTERI Pseudomonas sp. DI PERAIRAN DESA BEJALEN RAWA 22 - 27
PENING, JAWA TENGAH
Oleh: Estri Nur’aini, Niniek Widyorini, Oktavianto Eko Jati
5. KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA SEDIMEN DI DESA MANGUNHARJO, KECAMATAN 28 -35
TUGU, KOTA SEMARANG
Oleh: Qadarina Nur Laila, Pujiono Wahyu Purnomo, Oktavianto Eko Jati
6. PENGARUH BERBAGAI TEMPERATUR TERHADAP PELEPASAN DENSITAS ZOOXANTHEL- 36 - 41
LAE PADA KARANG ACROPORA SP. DALAM SKALA LABORATORIUM
Oleh: Maya Sri Mulyani, Pujiono Wahyu Purnomo dan Supriharyono
7. ASPEK BIOLOGI Emerita emeritus (Linnaeus 1767) DI PANTAI GLAGAH, PANTAI PA- 42 - 51
RANGTRITIS, DAN PARANGKUSUMO
Oleh: Irzani Hamzah Setya Rahmatuloh, Agus Hartoko, Bambang Sulardiono
8 HUBUNGAN TUTUPAN KARANG DENGAN KEANEKARAGAMAN ECHINODERMATA DI 52 - 59
PULAU KARIMUNJAWA, JEPARA
Oleh: Ainun Fitriyah, Suryanti, Siti Rudiyanti
Available online at https://ejournal.undip.ac.id/index.php/pasirlaut
Jurnal Pasir Laut
Vol. 4 No. 1 : 1-8 Februari 2020
ABSTRAK
Mangrove merupakan ekosistem tumbuhan tingkat tinggi yang sangat produktif karena menyediakan sejumlah
besar bahan organik dalam bentuk detritus dan hewan hidup ke perairan peisir di sekitarnya. Kerapatan man-
grove diketahui memiliki peran penting dalam proses dekomposisi serasah. Semakin rapat kawasan mangrove
maka serasah yang dihasilkan pun semakin tinggi, dengan demikian proses dekomposisi juga lebih tinggi.
Keberadaan mikroorganisme pada sedimen memiliki peranan penting yaitu membantu proses dekomposisi
serasah yang akan meningkatkan kandungan bahan organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kerapatan mangrove, kelimpahan total bakteri Vibrio sp., bahan organik, nitrat, serta parameter lingkungan
sedimen, dan juga untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan bakteri Vibrio sp. di sedimen dengan ke-
rapatan mangrove yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2019 di kawasan mangrove
Pantai Ujung Piring Jepara. Pengambilan sampel sedimen menggunakan teknik purposive sampling. Analisa
data menggunakan metode regresi linier berganda, untuk mengestimasi total bakteri di sedimen mangrove
dengan kerapatan yang berbeda. Tipe kerapatan dibedakan menjadi rapat, sedang, dan jarang. Hasil yang
didapatkan yaitu pada tipe rapat berkisar dari 4,0 x 104 - 8,4 x 104 CFU/gr, di tipe sedang berkisar 1,5 x 104-
5,9 x 104 CFU/gr, dan di tipe jarang berkisar 0,6 x 104 - 5,9 x 104 CFU/gr. Hasil dari analisis data yang telah
dilakukan yaitu memiliki korelasi yang tergolong sedang dengan nilai korelasinya sebesar 0,637.
ABSTRACT
Mangroves is a higher level plant ecosystem which recognized as highly productive ecosystem because it
provide large amount of organic matter in the form of detritus and living organism its surrounding coastal
waters. The density of mangroves have important role in the process of litter decomposition. The denser the
mangroves, the higher the litter production thus increasing the decomposition process. The existence of the
microorganisms in sediment has an important role in litter decomposition process because it will increase the
organic matter content. The purpose of this study is to investigate the density of mangroves, the abundance of
Vibrio sp., organic matter, nitrate, the other environmental parameters and to investigate the correlation
between the abundance of Vibrio sp., in sediment and the density of the mangroves. This study was conducted
from March to April 2019 in Ujung Piring Beach mangrove area, Jepara. The collection of sediment samples was
using purposive sampling technique. The data were analyzed using multiple linear regression method to
estimate the total bacteria abundance in mangrove sediment with different density. The mangrove density type
was previously categorized into three types which were dense, medium, and rare. The results showed the
abundance of total bacteria in dense type mangrove were 4,0 x 104 - 8,4 x 104 CFU/gr, in medium type
mangrove 1,5 x 104 - 5,9 x 104 CFU/gr, and in rare type mangrove 0,6 x 104 - 5,9 x 104 CFU/gr. Thus, the
correlation etween the abundance of Vibrio sp. and mangrove density was medium with value 0.637.
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648
Jurnal Pasir Laut Vol.4 No.1: 1-8, Februari 2020 2
Analisis Total Bakteri Vibrio sp. di Sedimen pada Kerapatan Mangrove
beberapa saat kemudian diamati berapa suhu media didiamkan hingga suhunya turun atau sudah
sedimen di stasiun tersebut. Pengukuran pH hangat. Dalam pembuatan media TCBS tidak
dilakukan secara ex situ, yaitu dengan mengambil dilakukan sterilisasi menggunakan autoclave, sesuai
sedimen yang kemudian dimasukkan ke dalam plastik dengan teknik pembuatan media TCBS di
zipper. Sampel di bawa ke laboratorium, kemudian Laboratoium Mikrobiologi BBPBAP Jepara. Hal ini
pengukuran pH dilakukan dengan memasukkan ujung disebabkan media TCBS merupakan media selektif
pH meter ke dalam sampel sedimen, ditunggu pertumbuhan bakteri Vibrio sp. Setelah itu, media
beberapa saat dan nilai pH akan keluar dari pH TCBS tersebut dituang ke dalam petri dish dan
meter. Pengukuran salinitas dilakukan secara ex situ, selama penuangan harus di dekat nyala api bunsen
yaitu sampel sedimen yang sudah diambil dimasuk- untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Media
kan pada spuit suntik yang sudah terisi kertas saring, TCBS kemudian diinkubasi di laminar air flow selama
spuit suntik ditekan hingga keluar air dan diletakkan satu malam hingga memadat.
pada refraktometer kemudian dilihat skala salini- Isolasi bakteri Vibrio sp. dilakukan dengan
tasnya. menggunakan metode pengenceran bertingkat.
Metode perhitungan bahan organik yang Tabung yang berisi sedimen diberi tanda 100.
dilakukan yaitu menggunakan Metode Gravimetri. Pengenceran sedimen dilakukan dengan
Pengukuran kadar nitrat pada sedimen dilakukan menghomogenkan sedimen dengan larutan trisalt
secara ex situ yaitu dengan mengambil sampel dengan perbandingan 1:9, yaitu 1 gr sedimen dan 9
sedimen kemudian dianalisa di laboratorium. ml larutan trisalt yang didapatkan pengenceran 10-1.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Sebanyak 1 ml dari 10-1 diambil menggunakan mikro
spektrofotometer Brusin Sulfat (SNI 06-2480-1991). pipet dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan trisalt
Media Thiosulphate Citrat Bile Salt Sucrose dan akan didapatkan pengenceran 10-2. Menurut
(TCBS) terdiri dari 0,75 gr KCl; 6,94 gr MgSO4; 18,4 Wasteson dan Hornes (2009), tujuan dari pengenc-
gr NaCl; 88 gr TCBS, dan aquades. Pembuatan media eran bertingkat adalah mengurangi jumlah mikroba
TCBS yaitu dengan mencampurkan semua bahan, dalam cairan.
kemudian media TCBS dihomogenisasi menggunakan Isolasi bakteri Vibrio sp. bertujuan untuk me-
hotplate magnetic stirrer hingga mendidih. Kemudian numbuhkan bakteri Vibrio sp. pada media TCBS dari
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648
Jurnal Pasir Laut Vol.4 No.1: 1-8, Februari 2020 4
Analisis Total Bakteri Vibrio sp. di Sedimen pada Kerapatan Mangrove
sampel yang telah diencerkan. Sampel yang ditanam KEPMEN LH No. 201 Tahun 2004 yang dijelaskan
adalah sampel yang berasal dari pengenceran 10-2. pada Tabel 1 sebagai berikut:
Penanaman bakteri pada media TCBS menggunakan
teknik spread plate yakni dengan menambahkan 0,1 Tabel 1. Hasil Perhitungan Kerapatan Mangrove
ml air sampel ke dalam media agar dengan cara (ind/ha) Rhizophora sp.
meratakan sampel pada permukaan media dengan Stasiun Kerapatan Kriteria
menggunakan drigalski. Sampel bakteri yang telah (ind/ha)
diisolasi pada media TCBS diinkubasi selama 24 jam I. 12.300 Rapat
pada inkubator.
Perhitungan jumlah koloni bakteri dilakukan II. 5.030 Sedang
dengan menggunakan metode Total Plate Count
(TPC) dengan menggunakan rumus : III. 2.867 Jarang
1
𝐴= 𝑥 ∑𝑘𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑥 ∑𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 Berdasarkan hasil pengamatan, pada masing-
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑜𝑘𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
masing stasiun memiliki jumlah pohon dan tipe ke-
Keterangan : rapatan yang berbeda. Hasil perhitungan pada sta-
A = Kelimpahan bakteri (CFU/gr) siun 1 terdapat 12.300 individu/ha dan termasuk da-
lam kategori rapat. Pada stasiun 2 terdapat 5.030
Analisis Data individu/ha dan termasuk dalam kategori kerapatan
Analisis data pada penelitian ini sedang. Sedangkan pada stasiun 3 terdapat 2.867
menggunakan software SPSS Statistic 23.0; untuk individu/ha dan termasuk dalam kategori kerapatan
melihat apakah distribusi data normal atau tidak, jarang.
dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov – Hasil perhitungan total bakteri Vibrio sp. di
Sminorv Test. Sedangkan untuk melihat apakah sedimen pada ketiga stasiun dijelaskan dalam Tabel
terdapat hubungan antara total bakteri Vibrio sp. 2:
dengan kerapatan mangrove dan parameter
lingkungan lainnya menggunakan analisis regresi Tabel 2. Hasil Perhitungan Total Bakteri Vibrio sp.
linier berganda. Korelasi antara total bakteri Vibrio sp. (CFU/g) pada Sedimen
dengan kerapatan mangrove dan parameter Total Bakteri Vib-
Stasiun Pengulangan
lingkungan lainnya menggunakan Pearson Correla- rio sp. (CFU/g)
tions. I 1 7,8 x 104
2 8,4 x 104
HASIL DAN PEMBAHASAN 3 4,8 x 104
4 4,0 x 104
Hasil
II 1 5,9 x 104
Kawasan Pantai Ujung Piring terpapar berbagai
macam aktivitas masyarakat yang dilakukan di sekitar 2 1,5 x 104
ekosistem mangrove. Aktivitas tersebut seperti pem- 3 4,5 x 104
bukaan lahan tambak, dan juga keramba penangkap 4 3,1 x 104
ikan. Spesies mangrove yang paling sering ditemukan III 1 0,6 x 104
yaitu jenis Rhizophora apiculata. Banyaknya spesies 2 4,1 x 104
yang ditemukan dalam kawasan Ujung Piring diduga 3 5,9 x 104
karena vegetasi mangrove berada di sempadan 4 1,2 x 104
merupakan lokasi yang baik untuk pertumbuhan
mangrove karena masih dipengaruhi oleh pasang
Pengambilan sampel untuk perhitungan total
surut. Menurut Mauludin et al. 2018, vegetasi di ka-
bakteri Vibrio sp. dilakukan sebanyak 4 kali pengu-
wasan ini masuk ke dalam jenis fringing mangrove
langan pada tiap stasiun. Berdasarkan pengamatan
forest atau sempadan pantai, vegetasi di kawasan ini yang telah dilakukan (Tabel 2) dari 4 kali pengulan-
relatif tertutup dari pengaruh energi gelombang dari
gan tersebut menunjukkan hasil yang berbeda di se-
laut karena adanya breakwater di kawasan ini, secara
tiap stasiunnya. Berdasarkan tabel tersebut, dapat
keseluruhan Rhizopora sp. mendominasi di semua
dilihat bahwa terjadi fluktuasi hasil perhitungan total
lokasi penelitian dalam semua kategori. Sedangkan
bakteri Vibrio sp. di sedimen mangrove. Terjadinya
Sonneratia alba hanya ditemukan di dua lokasi yaitu fluktuasi hasil total bakteri tersebut diperkirakan
Jambu dan Sekuro pada kategori pohon dan anakan.
adanya pengaruh dari faktor lingkungan maupun ke-
Hasil perhitungan kerapatan mangrove pada
jadian-kejadian lain.
kawasan mangrove Pantai Ujung Piring Desa Blebak,
Berikut merupakan hasil analisis data yang te-
Kecamatan Mlonggo Jepara yaitu berdasarkan
lah dilakukan menggunakan software SPSS Statistic
23.0 mengenai hubungan antara total Vibrio sp.
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648
5 Jurnal Pasir Laut Vol.4 No.1: 1-8, Februari 2020
Ayu Lailatussyifa, Niniek Widyorini dan Oktavianto Eko Jati
dengan kerapatan mangrove, bahan organik, nitrat, Nilai kandungan bahan organik yang didapat-
serta beberapa parameter lingkungan lainnya. kan, pada stasiun rapat berkisar 37,81 - 38,50%;
Dijabarkan dalam Tabel 3: pada stasiun sedang hasil yang didapatkan berkisar
dari 35,17 - 36,13%; dan pada stasiun jarang, hasil
Tabel 3. Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda yang didapatkan berkisar dari 24,66 - 28,93%.
Total Bakteri Vibrio sp. dengan Kerapatan Perbedaan nilai dari bahan organik pada tiap stasiun
Mangrove, Bahan Organik, dan Nitrat dapat disebabkan adanya pengaruh dari faktor lokasi,
Unstandardized Coef- Standarized kerapatan tegakan, tutupan kanopi, serta serasah
ficients Coefficients yang terdekomposisi. Nilai kandungan nitrat yang
Model B Std. Error Beta t Sig. didapatkan pada stasiun rapat yaitu berkisar 4,11 -
(Constant) -27723,44 114885,12 -0,241 0,815
5,20 mg/L; pada stasiun sedang berkisar 4,31 - 5,68
Kerapatan
1,637 2,698 0,279 0,607 0,561 mg/L; dan pada stasiun jarang berkisar 4,78 - 5,77
Mangrove
Bahan Or- mg/L.
1883,55 2400,38 0,383 0,785 0,455
ganik Nilai P value X1 yang didapatkan yaitu sebesar
Nitrat -709,57 14040,82 -0,016 -0,051 0,961 0,561 > 0,05; artinya yaitu tidak terdapat pengaruh
signifikan antara total bakteri Vibrio sp. dengan ke-
rapatan mangrove. Nilai P value X2 yang didapatkan
Tabel 4. Model Summary Persamaan Regresi Linier yaitu sebesar 0,455 > 0,05; artinya tidak terdapat
Berganda Total Bakteri Vibrio sp. dengan pengaruh signifikan antara total bakteri Vibrio sp.
Kerapatan Mangrove, Bahan Organik, dan dengan bahan organik. Nilai P value X3 yang
Nitrat didapatkan yaitu sebesar 0,961 > 0,05; artinya tidak
Std. Error terdapat pengaruh signifikan total bakteri Vibrio sp.
Model R Adjusted R of the Es- Durbin- dengan nitrat.
R Square Square timate Watson Hasil output SPSS Statistic 23.0 menunjukkan
1 0,637a 0,406 0,183 22330,364 2,057 nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,637 yang berarti
bahwa kerapatan mangrove, bahan organik, dan ni-
Hasil perhitungan parameter lingkungan di sed- trat mempunyai hubungan yang tergolong sedang.
imen pada ketiga stasiun dijelaskan dalam Tabel 5: Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,406. Nilai
ini menunjukkan bahwa sebesar 40,6% total bakteri
Tabel 5. Hasil Perhitungan Parameter Lingkungan Vibrio sp. dipengaruhi kerapatan mangrove, bahan
pada Sedimen organik, dan nitrat. Sisanya sebesar 59,4% di-
Titik Sam- BO Nitrat Suhu Salinitas pH pengaruhi oleh faktor lain, yang diduga faktor fisika
pling kimia yang ada di lingkungan perairan.
I 38,30 5,20 28 22 6,73
II 38,56 4,48 27 21 6,97 Pembahasan
Rapat Berdasarkan pengamatan dan hasil yang
III 38,05 4,11 28 25 6,81
didapatkan dari perhitungan kerapatan tersebut,
IV 37,81 5,04 28 22 6,85 diketahui bahwa di kawasan mangrove Pantai Ujung
I 36,13 5,68 26 21 6,48 Piring Jepara sudah mengalami kerusakan. Hal ini
diduga disebabkan karena pengaruh arus, gelombang
II 35,17 4,47 27 25 6,70
Sedang dan juga aktivitas masyarakat di sekitar kawasan
III 35,31 4,31 27 22 6,59 mangrove. Beberapa aktivitas yang diketahui dil-
IV 35,74 5,18 28 22 6,67 akukan di sekitar kawasan mangrove terdapat pem-
ukiman warga, kegiatan budidaya, rekreasi, dan juga
I 24,66 5,77 28 25 6,80
keramba jaring apung. Penurunan kualitas dan ke-
II 28,76 4,92 27 24 6,65 rapatan mangrove menyebabkan berubahnya
Jarang
III 28,93 4,78 27 22 6,68 struktur komposisi vegetasi tersebut yang secara
IV 26,43 5,61 28 25 6,71 langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap
struktur komunitas biota yang hidup di dalamnya
(Genisa, 2006).
Hasil yang didapatkan dari pengukuran suhu
Tiap tipe kerapatan memiliki kondisi lingkungan
yang telah dilakukan yaitu berkisar 26 - 280C. Nilai
yang berbeda, termasuk pengaruhnya terhadap
salinitas sedimen yang didapatkan pada stasiun rapat
kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada sedimen man-
yaitu berkisar 21-25 ‰; stasiun sedang sebesar 21-
grove. Kerapatan mangrove mempengaruhi cahaya
25 ‰; dan pada stasiun jarang berkisar 22-25 ‰.
yang masuk ke dalam permukaan sedimen, hal ini
Nilai pH yang didapatkan pada stasiun rapat yaitu
berpengaruh juga terhadap parameter yang lain sep-
berkisar dari 6,73 – 6,97; pada stasiun sedang
erti suhu, bahan organik, nitrat, pH, serta salinitas.
berkisar dari 6,48 – 6,70; dan pada stasiun jarang
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
yaitu berkisar dari 6,65 – 6,80.
kelimpahan total bakteri Vibrio sp. memiliki korelasi
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648
Jurnal Pasir Laut Vol.4 No.1: 1-8, Februari 2020 6
Analisis Total Bakteri Vibrio sp. di Sedimen pada Kerapatan Mangrove
yang tergolong kuat terhadap suhu, salinitas, dan pH. penguraian bahan organik sehingga akan mengikat
Diketahui juga bahwa hasil perhitungan menunjukkan karbondioksida pada perairan.
bahwa salinitas memiliki pengaruh signifikan ter- Kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh
hadap kerapatan mangrove (p value < 0,05). mikroorganisme di kawasan mangrove dapat di-
Menurut Aksornkoae (1993), baik struktur maupun pengaruhi oleh tutupan kanopi mangrove. Apabila
fungsi dari ekosistem hutan mangrove sangat di- tutupan kanopi mangrove terlalu rapat, maka akan
pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan sebagai beri- menghambat cahaya matahari masuk ke lingkungan
kut: fisiografi pantai, curah hujan, pasang surut, om- mangrove sehingga diduga berpengaruh juga ter-
bak dan gelombang, salinitas, oksigen terlarut, tanah, hadap keberadaan bakteri pada sedimen. Perubahan
dan nutrien. suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan
Menurut Arief (2003), kerapatan pohon mampu biologi badan air. Peningkatan suhu menyebabkan
meredam atau menetralisir peningkatan salinitas, peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi
karena perakaran yang rapat akan menyerap unsur- organisme air (Effendi, 2003).
unsur yang mengakibatkan meningkatnya salinitas. Peningkatan suhu juga mengakibatkan vis-
Penurunan tingkat salinitas juga disebabkan oleh ter- kositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi. Na-
jadinya pengenceran air di dalam tanah pada waktu mun, peningkatan suhu juga menyebabkan
surut. Menurut Lekatompessy dan Alfredo (2010), penurunan kelarutan gas dalam air misalnya gas O 2,
salinitas tanah juga dapat berpengaruh terhadap CO2, N2, dan CH (Haslam, 1995). Menurut Ningsih et
zonasi dari hutan mangrove. Sebagian besar spesies al. (2014), kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
mangrove dapat tumbuh dengan baik pada salinitas pertumbuhan bakteri Vibrio sp. yaitu pada kondisi
rendah sampai menengah (25 permil). aerob dan dapat tumbuh baik pada suhu 250C, tetapi
Semakin rapat tegakan mangrove, diduga sebagian dapat tumbuh pada suhu 300C.
bahwa semakin tinggi pula total bakteri Vibrio sp. di Nilai pH mempengaruhi proses biokimiawi
sedimen mangrove tersebut. Akan tetapi, berdasar- perairan misalnya proses nitrifikasi. Menurut pen-
kan hasil yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa dapat Hardjowigeno (1987), bahwa kisaran pH antara
hasil total bakteri Vibrio sp. yang didapatkan tidak 6,0 – 6,5 merupakan pH yang cukup netral dan pH
berbanding lurus dengan kerapatan mangrove. Telah asam akan berpengaruh sekali pada penghancuran
dilakukan analisa data regresi linier berganda bahan organik yang menjadi lambat.
menggunakan SPSS Statistic 23.0, dan hasil yang Rata-rata kerapatan yang didapatkan pada tipe
diperoleh yaitu bahwa kerapatan mangrove tidak rapat yaitu sebesar 12.300 (ind/ha), tipe sedang
memiliki hubungan yang signifikan dengan total bak- sebesar 5.030 (ind/ha), dan pada tipe jarang sebesar
teri Vibrio sp.(p value > 0,05) akan tetapi memiliki 2.867 (ind/ha). Menurut Taqwa (2010), kerapatan
korelasi yang sedang (0,637). Menurut Arta et al. mangrove sangat mempengaruhi produksi serasah.
(2009), dari hasil analisis statistik dengan korelasi Semakin tinggi kerapatan mangrove, maka produksi
dan regresi linear sederhana didapatkan hubungan serasah semakin besar. Besarnya produksi serasah
yang menjelaskan bahwa kerapatan mangrove mempengaruhi jumlah detritus dan unsur hara yang
dengan jumlah koloni bakteri memiliki hubungan dihasilkan. Banyaknya detritus berpengaruh terhadap
yang cukup kuat dan arah hubungannya adalah banyaknya fauna benthos yang memanfaatkannya
negatif. sebagai makanan.
Tingginya kelimpahan bakteri Vibrio sp. yang ` Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
diperoleh tersebut, diduga karena pengaruh dari fisi- didapatkan hasil bahwa H0 ditolak, yang berarti bah-
ka kimia dan juga faktor lingkungan kawasan man- wa terdapat pengaruh secara tidak langsung antara
grove. Salah satu yang diduga berpengaruh yaitu total bakteri dengan kerapatan mangrove. Hal ini
salinitas, hal ini karena bakteri Vibrio sp. dapat hidup dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, tera-
di lingkungan dengan salinitas yang ekstrim. Menurut kumulasinya material di dalam sedimen lebih lama
Ningsih et al. (2014), vibrio sp. merupakan jenis bak- dibandingkan dengan material pada permukaan atau
teri yang hidupnya saprofit di air dan tanah. Selain perairan, sehingga keberadaan bakteri menjadi tidak
itu, bakteri tersebut dapat hidup pada salinitas yang terpengaruh oleh kerapatan mangrove. Akan tetapi,
relatif tinggi, karena sebagian besar bersifat halofil meski demikian ekosistem mangrove memiliki ruang
yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40 tersendiri untuk proses dekomposisi oleh mikroorgan-
‰. isme yang tidak tergantung pada kerapatan tegakan
Bakteri Vibrio sp. bersifat anaerob fakultatif, mangrove. Menurut Sahoo dan Dhal (2009),
yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen, ekosistem mangrove menyediakan relung ekologi
akan tetapi lebih banyak hidup pada kondisi ling- untuk mikroba yang memiliki peran beragam dalam
kungan yang minim oksigen. Menurut Purnamawati daur ulang nutrien.
(2009), kelimpahan bakteri pada perairan dasar yang Kelimpahan bakteri Vibrio sp. diduga dapat di-
teridentifikasi sebagian besar termasuk dalam bakteri pengaruhi oleh tingginya kandungan bahan organik
anaerob fakultatif, yaitu membantu dalam proses pada sedimen. Kandungan bahan organik di sedimen
mangrove dapat dipengaruhi oleh keberadaan bakteri
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648
7 Jurnal Pasir Laut Vol.4 No.1: 1-8, Februari 2020
Ayu Lailatussyifa, Niniek Widyorini dan Oktavianto Eko Jati
pendekomposisi serasah mangrove. Produksi serasah itu, didapatkan pula referensi yang mengatakan bah-
selain mempengaruhi kandungan unsur hara dalam wa bakteri Vibrio sp. merupakan bakteri yang ber-
sedimen, yang menyebabkan tingginya bahan organ- peran dalam proses dekomposisi selulosa, sehingga
ik dalam sedimen juga dapat mempengaruhi dapat diduga bahwa proses dekomposisi serasah
keberadaan detritus atau organisme lain. Bakteri Vib- secara umum juga dapat dilakukan oleh organisme
rio sp. di sedimen mangrove diduga bersifat patogen lain yang berperan dalam proses dekomposisi.
oportunistik. Bakteri patogen oportunistik yang dalam Menurut Ningsih et al. (2014), proses penguraian
hal ini bakteri Vibrio sp. merupakan bakteri yang ma- selulosa sangat bergantung pada keberadaan
sa pertumbuhan terbaiknya pada saat kandungan mikroorganisme seperti bakteri pendegradasi selu-
bahan organik di suatu perairan tinggi. Hapit et al. losa. Bakteri memiliki peranan penting dalam proses
(2009), menyatakan, bahwa bakteri Vibrio sp. ber- dekomposisi bakteri bahan organik. Menurut Arta et
pendar merupakan bakteri yang mana pertumbuhan al. (2009), bahwa selain berfungsi sebagai bahan
terbaiknya adalah pada perairan yang mempunyai organik yang kaya akan bahan makanan bagi
bahan organik tinggi dan pada perairan yang di- mikroorganisme, serasah mangrove juga diketahui
perkaya oleh buangan limbah. Menurut Hawari et dapat menghambat perkembangan bakteri Vibri sp.
al., (2014), bahan organik sedimen yang dihasilkan Karena serasah mangrove mengandung senyawa ak-
dari daun yang gugur menjadi serasah sangat tif alami berupa flavanoid, steroid, fenol hidrokuinon
menentukan banyaknya unsur hara yang terdapat dan tanin yang dapat menghambat bahkan mem-
pada kawasan mangrove. Selain itu perairannya bunuh bakteri Vibrio sp.
relatif tenang dan berdekatan dengan pemukiman Berdasarkan analisis dari persamaan linier ber-
penduduk sehingga aktivitas yang dilakukan oleh ganda yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
penduduk setempat seperti limbah domestik rumah H0 diterima atau H1 ditolak, yang berarti bahwa ter-
tangga, area tambak dan sampah dapat meningkat- dapat pengaruh secara tidak langsung antara total
kan kandungan bahan organik. bakteri dengan kandungan nitat di sedimen man-
Terjadinya fluktuasi hasil kandungan bahan grove. Hal ini dapat dilihat dari hasil korelasinya se-
organik tersebut dapat dipengaruhi serasah yang dang (r=0,637) sedangkan nilai signifikannya menun-
jatuh sebelumnya, atau dapat juga dipengaruhi oleh jukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signif-
kondisi lingkungan kawasan mangrove ikan yaitu sebesar 0,961 (p value > 0,05). Tingginya
(autochtonous). Selain faktor tersebut, dapat nilai nitrat ini dapat dipengaruhi oleh adanya ma-
tingginya bahan organik juga dapat dipengaruhi oleh sukan dari limbah domestik. Menurut Hendrawati et
adanya masukan dari luar kawasan mangrove, seperti al. (2008), nitrat adalah bentuk utama nitrogen di
dari daratan maupun laut (allocthonous). Hasil perairan dan merupakan nutrien utama bagi pertum-
tersebut menunjukkan bahwa bahan organik di buhan tanaman dan alga. Nitrat nitrogen sangat mu-
sedimen mangrove pada semua stasiun tergolong dah larut dalam air dan bersifat stabil. Peningkatan
tinggi. Hal ini di perkuat juga oleh Hawari et al. kadar nitrat di perairan disebabkan oleh masuknya
(2014), yang menyatakan bahwa bahan organik limbah domestik atau pertanian (pemupukan) yang
sedimen yang dihasilkan dari daun yang gugur umumnya banyak mengandung nitrat.
menjadi serasah sangat menentukan banyaknya
unsur hara yang terdapat pada kawasan mangrove. KESIMPULAN
Selain itu perairannya relatif tenang dan berdekatan
dengan pemukiman penduduk sehingga aktivitas Berdasarkan penelitian yang telah diilakukan,
yang dilakukan oleh penduduk setempat seperti dapat disimpulkan sebagai berikut :
limbah domestik rumah tangga, area tambak dan 1. Kerapatan mangrove di Pantai Ujung Piring
sampah dapat meningkatkan kandungan bahan Jepara dibagi menjadi tipe yaitu rapat, sedang,
organik. dan jarang.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan 2. Hasil perhitungan total bakteri Vibrio sp. dan
diketahui bahwa terdapat pengaruh secara tidak bahan organik di sedimen mangrove yang pal-
langsung antara total bakteri Vibrio sp. dengan bahan ing dominan yaitu pada tipe rapat. Nilai nitrat
organik sedimen. Hal ini dikarenakan pada analisis yang paling dominan yaitu pada tipe jarang.
regresi linier berganda menggunakan SPSS Statistic 3. Tidak terdapat hubungan antara total bakteri
23.0, hasil yang didapatkan yaitu terdapat korelasi Vibrio sp. dengan kerapatan mangrove yang
sedan (r= 0,637) akan tetapi tidak terdapat hub- berbeda. Nilai korelasi yang didapatkan yaitu
ungan yang signifikan (p value > 0,05). Berdasarkan kategori sedang.
hasil yang diperoleh tersebut, dapat diketahui bahwa
meski kandungan bahan organik tinggi, akan tetapi UCAPAN TERIMA KASIH
tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kelim-
pahan bakteri Vibrio sp. Hal ini diduga bahwa ter- Penulis mengucapkan terima kasih kepada
dapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelim- seluruh pihak yang telah membantu dalam proses
pahan bakteri Vibrio sp. di sedimen mangrove. Selain
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648
Jurnal Pasir Laut Vol.4 No.1: 1-8, Februari 2020 8
Analisis Total Bakteri Vibrio sp. di Sedimen pada Kerapatan Mangrove
penyusunan dan memberikan semangat, kritik, dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hiduo Nomor
saran untuk terselesaikannya penelitian ini. 201 Tahun 2004, tentang Kriteria Baku dan
Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.
DAFTAR PUSTAKA Lekatompessy, S. T. A. dan A. Tutuhatunewa. 2010.
Kajian Konstruksi Model Peredam Gelombang
Aksornkoae, S. 1993. Ecology and Management of dengan Menggunakan Mangrove di Pesisir.
Mangroves. The Internatiomal Union for Con- ARIKA. 4(1) : 51-60.
servation of Nature and Natural Resource. Mauludin, M. R., R. Azizah, R. Pribadi, dan Suryono.
Thailand. 192 pg. 2018. Komposisi dan Tutupan Kanopi Man-
Arief, A. M. P. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan grove di Kawasan Ujung Piring Kabupaten
Manfaatnya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Jepara. Buletin Oseanografi Marina. 7(1) :29-
Arta, P. A., A. Maidie, dan G. Septiani. 2009. 36.
Pengaruh Kerapatan Vegetasi Mangrove ter- Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kuali-
hadap Populasi Bakteri Vibrio Sp. di Pesisir tatif. Bandung: Tarsito.
Bontang. Jurnal Kehutanan Tropika Humida. Ningsih, R. L., S. Khotimah, dan I. Lovadi. 2014. Bak-
2(2) : 133 – 142. teri Pendegradasi Selulosa dari Serasah Daun
Budiasih, R., Supriharyono, dan M. R. Muskananfola. Avicennia alba Blume di Kawasan Hutan Man-
2015. Analisis Kandungan Bahan Organik, Ni- grove Peniti Kabupaten Pontianak. Jurnal Pro-
trat, Fosfat pada Sedimen di Kawasan Man- tobiont. 3(1): 34-40.
grove Jenis Rhizophora dan Avicennia di Desa Purnamawati. 2009. Tingkat Perombakan Bahan Or-
Timbulsloko, Demak. Diponegoro Journal of ganik Sedimen Waduk Cirata Pada Kondisi An-
Maquares. 4(3) : 66-75. aerobik Skala Laboratorium. [Tesis]. Sekolah
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengel- Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor,
olaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. 100 hlm.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 249 hlm. Sahoo, K. dan N. K. Dhal. 2009. Potential Microbial
Genisa, A.S. 2006. Keanekaragaman Fauna Ikan di Diversity in Mangrove Ecosystem : a Review.
Perairan Mangrove Sungai Mahakam. J. Osea- Indian Journal of Marine Science. 38(2): 249-
nol. Limnol. Indon. 46: 39-51. 256.
Hapit, A., A. Maidie, dan G. Septiani. 2009. Populasi Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2480-1991) :
Bakteri Vibrio sp. Berpendar pada Berbagai Metode Pengujian Kadar Nitrat dalam Air
Pemanfaatan Lahan Mangrove di Wilayah dengan Alat Spektrofotmeter secara Brusin Sul-
Perairan Bontang. Jurnal Kehutanan Tropika fat.
Humida. 2(1): 1-11. Taqwa, A. 2010. Analisis Produktivitas Primer Fito-
Hardjowigeno. 1995. Ilmu Tanah. Akademi Perssindo, plankton dan Struktur Komunitas Fauna Mak-
Jakarta. robenthos Berdasarkan Kerapatan Mangrove di
Haslam, S. M. 1995. Biological Indicators of Freshwa- Kawasan Konservasi Mangrove dan Berkaitan
ter Pollution and Enviromental Management. Kota Tarakan, Kalimantan Timur. [TESIS] Mag-
London : Elsevier Applied Science Publisher. ister Manajemen Sumberdaya Pantai, Universi-
Hawari, A., B. Amin dan Efriyeldi. 2014. Hubungan tas Diponegoro. Semarang.
Antara Bahan Organik Sedimen dengan Kelim- Wasteson, Y. and Hornes, E. 2009. Pathogenic
pahan Makrozoobenthos di Perairan. Jom Peri- Escherichia Coli Found in Food. International
kanan dan Kelautan. 1(2) :15-23. Journal of Food Microbiology. 12 : 103-114.
Hendrawati., T. H. Prihadi dan N. N. Rohmah. 2008. Widhitama, S., P. W. Purnomo, dan A. Suryanto.
Analisis Kadar Phosfat dan N-Nitrogen 2016. Produksi dan Laju Dekomposisi Serasah
(Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau Mangrove Berdasarkan Tingkat Kerapatannya
Akibat Rembesan Lumpur Lapindo di Sidoarjo, di Delta Sungai Wulan, Demak, Jawa Tengah.
Jawa Timur. Jurnal Kimia Valensi. 1(3) : 135- Diponegoro Journal of Maquares. 5(4) : 311-
143. 319.
©
Copyright by Jurnal Pasir Laut, ISSN : 1858-1648