Anda di halaman 1dari 6

SITI HOFIFAH

1835060030

REVIEW MATERI 1-6

Menurut pandangan saya, partai politik merupakan sebuah organisasi yang dibentuk oleh
sekumpulan orang yang memiliki tujuan untuk mendapatkan sebuah kekuasaan dalam
pemerintahan dan menjadi penghubung antara masyarakat sipil dengan pemerintah, yang
memberikan informasi secara bottom up maupun top down.

Yang ingin saya ketahui tentang kepartaian adalah bagaimana mekanisme dan cara kerja
dari partai, mulai dari perekrutan anggota hingga adanya kongres besar seperti yang selama ini
saya lihat di televisi. Saya sendiri sangat minim sekali informasi secara spesifik mengenai
internal partai politik, dan yang bikin saya penasaran bagaimana kiat kiat yang dilakukan oleh
parpol untuk menjalin koalisi dengan parpol lain untuk menarik masa dan pendukung suatu bakal
calon pemimpin. Selain itu, saat ini banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh parpol untuk
menaikkan elektabilitas sehingga kerja sama team sangat diperlukan. Untuk itu saya ingin
mengatahui lebih mendalam mengenai kepartaian jika dalam menghadapi keadaan positif atau
negatif.

Dalam materi studi kepartaian ada materi yang berjudul Teori Tiga Wajah Partai Politik, yaitu :
1. Partai diranah parlemen dan pemerintahan (party in public office)

2. Partai di akar rumput (party on the ground)

3. Pengelolaan internal lembaga (party central office)

Yang akan saya jabarkan pada pertemuan ke 3 adalah teori partai di akar rumput menurut
saya wajah partai politik akar rumput bermula di sebuah desa, kabupaten atau kota yang
memiliki budaya demokrasi yang tinggi. Sebab partai poltik akar rumput akan tumbuh dari
bawah hingga keatas sesuai dengan tingkatan. Indonesia memiliki daerah daerah dan memiliki
adat istiadat yang berbeda disetiap daerah. Maka dari itulah timbul pemimpin adat yang
menguasasi politik dan dianggap paling bermartabat didaerah tertentu. Keberadaan politik lokal
sendiri sebenarnya dapat menjadi ancaman bagi keutuhan negara karena sewaktu-waktu
masyarakat daerah akan memberontak dan menuntut kepada pemerintah. Contoh adanya partai
politik lokal adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia
yang berdomisili di Aceh secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) / Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/ Kota
(DPRK), Gubernur dan Wakil Gubernur, serta bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil
walikota. Setelah Partai Politik Lokal (Parlok) di Aceh dibentuk ada beberapa parlok yang sudah
terdaftar di Kanwil Departmen Hukum dan HAM di Aceh adalah Partai GAM, Partai Generasi
Aceh Beusaboh Thaat dan Taqwa (Gabhat), Partai Serambi Persada Nusantara Serikat (PS-PNS),
Partai Darussalam, Partai Rakyat Aceh (PRA), Partai Aceh Meudaulat (PAM), Partai Lokal
Aceh (PLA), Partai Daulat Aceh (PDA) dan Partai Pemersatu Muslimin Aceh (PPMA).

Setelah mengetahui teori dalam partai politik studi kepartaian juga memiliki materi
Tipologi Partai Politik. Dalam tipologi partai politik memiliki 3 klasifikasi yaitu :

1. Sistem partai tunggal yaitu sistem dimana terdapat satu partai berkuasa atau satu partai yang
mendominasi dan menguasasi perpolitikan suatu negara.

2. Sistem dwi-partai yaitu sistem dimana terdapat dua partai yang selalu unggul dalam fair
competition dan partai-partai lain tidak ebrdaya menghadapi kedua partai yang unggul tersebut.

3. Sistem multipartai yaitu sistem dimana terdapat banyak partai yang ikut dalam konsistensi
politik yang adil dan berbagai ideologi dan kepentingan.

Sistem kepartaian yang cocok dengan Indonesia adalah sistem multi partai, karena
Indonesia negara yang luas dengan jumlah penduduk 267,7 juta jiwa maka dari itu partai politik
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak, juga cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota,
masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan negara. Sistem multipartai (sistem
banyak partai) adalah suatu sistem manakala mayoritas mutlak dalam lembaga perwakilan
rakyatnya dibentuk atas krajasama dari dua kekuatan atau lebih atau eksekutifnya bersifat
heterogen. Penerapan sistem multipartai sendiri tidak tertuang secara langsung dalam konstitusi
tetapi pada pasal 6A (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Pasangan Presiden dan Wakil
Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Masyrakat yang ada di
Indonesia terdiri dari baik agama, ras, etnis, yang berbeda-beda. Keberagaman Indonesia ini
tentunya sistem multi partai ini terasa lebih cocok digunakan di dalam perpolitikan Indonesia.
Hal ini karena keberagaman itu juga menimbulkan berbagai macam aspirasi-aspirasi yang ada
sehingga aspirasi ini dapat di akomodir dengan baik oleh partai partai yang ada. Jika Indonesia
menggunakan sistem dwipartai atau bahkan sistem partai tunggal itu akan semakin
menyempitkan dari keberagaman aspirasi yang ada didalam masyarakat itu sendiri.

Sistem multipartai ini tumbuh disebabkan oleh dua hal yaitu:

1) Kebebasan yang tanpa restriksi untuk membentuk partai-partai politik, seperti halnya di
Indonesia setelah adanya Maklumat Pemerintah Tanggal 3 November 1945.

2) Dipakainya sistem pemilihan umum yang proporsionil

Jadi, sistem multipartai serta sistem pemilu proporsional merupakan sistem yang tepat untuk
bangsa Indonesia yng heterogen, Karena multipartai maka dipakailah suatu sistem pemilu yang
proporsional.

Kelebihan dari sistem multi partai, yaitu :

1. Aspirasi masyarakat mampu menciptakan suatu partai

2. Demokrasi berjalan dengan baik

3. Rakyat bebas bersuara

4. Adanya oposisi antara partai satu dengan yang lain nya

Selain kelebihan ada pula kelemahan dari sistem multi partai, yaitu :

1. Adanya persaingan tidak sehat antara partai-partai lain

2. Saling menjatuhkan

3. Adanya oposisi juga dapat menghambat jalan nya roda pemerintahan karena dianggap sebagai
ancaman
Sistem multipartai dinilai cocok diterapkan di Indonesia. Tahun 2019 merupakan pesta
demokrasi atau bisa dibilang tahunnya kampanye, lalu bagaimanakah dinamika pemilu tahu
2019?

Partai politik perserta pemilu tahun 2019 berjumlah 14, ke 14 partai itu dianggap memenuhi
syarat administrasi dan verifikasi faktual secara nasional. Partai politik yang lolos jadi peserta
Pemilu 2019 adalah:

1. Partai Amanat Nasional

2. Partai Berkarya

3. PDI Perjuangan

4. Partai Demokrat

5. Partai Gerindra

6. Partai Gerakan Perubahan Indonesia

7. Partai Golkar

8. Partai Hanura

9. Partai Keadilan Sejahtera

10. Partai Kebangkitan Bangsa

11. Partai Nasional Demokrat

12. Partai Persatuan Indonesia

13. Partai Persatuan Pembangunan

14. Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Sistem pemilu yang berbeda membutuhkan pengaturan dan persiapan serta manajemen
pemilu yang berbeda. Peluang terbesar dari penyelenggara pemilu dengan dilaksanakannya
pemilu serentak adalah efisiensi anggaran pemilu, karena pemilu tidak lagi dilaksanakan berkali
kali. Sedangkan tantangannya, perubahan sistem pemilu dari pemilu bertahap menjadi pemilu
serentak membawa konsekuensi teknis penyelenggaraan pemilu yang cukup besar. Pelaksanaan
pemilu serentak membutuhkan kapabilitas dan profesionalitas penyelenggara pemilu yang baik.
Meskipun pemilu serentak rentang waktu pelaksanaan pemilu menjadi lebih pendek dan
penggunaan anggaran lebih efisien, namun persiapan penyelenggaraan pemilu membutuhkan
waktu yang cukup panjang. Aspek teknis penyelenggaraan pemilu menjadi lebih rumit. Logistik
pemilu menjadi lebih banyak, sehingga harus dipersiapkan secara matang agar pelaksanaan
pemilu tidak mengalami hambatan.

Materi terakhir pada pertemuan ke 6 membahas mengenai Sistem Pelembagaan Partai


Politik, menurut pendapat saya sistem pelembagaan sangat penting, sesuai dengan teori dari
Mainwaring dan Scully yang dikutip oleh Andrey A. Meleshevich mengatakan partai merupakan
aktor kunci dalam menentukan akses kekuasaan, pemilihan yang terbuka merupakan keniscayaan
proses politik dalam menentukan pemerintahan). Sistem kepartaian menduduki peran penting
dalam sistem demokrasi, sistem ketatanegaraan dan konsolidasi demokrasi. Sistem demokrasi
yang bercirikan kompetisi (kekuasaan), meniscayakan terjadinya perebutan kekuasaan dan
sumber-sumber kekuasaan melalui pemilihan, dan (hanya bisa) dilakukan oleh partai politik
untuk mengelola dan mengatur pemerintahan. Partai politik memiliki posisi sekaligus peran yang
sangat penting. Partai politik dianggap sebagai representasi resmi aspirasi masyarakat, menjadi
penghubung antara proses-proses yang terjadi di pemerintahan dengan dinamika sosial yang
terjadi di masyarakat, pelembagaan partai politik perlu diperkuat sebagai salah satu pilar
penyokong demokrasi, tujuannya tidak lain untuk menciptakan sistem politik yang demokratis.
Namun pelembagaan partai politik memiliki kelemahan yaitu belum menjalankan fungsinya
dengan baik, yang paling saya soroti adalah proses rekruitmen.

Pengertian dari penarikan (rekrutmen) merupakan suatu proses atau tindakan yang
dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan anggota melalui berbagai tahapan yang
mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber penarikan anggota, menentukan kebutuhan
tenaga kerja, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan anggota baru
bertujuan untuk menyediakan kader kader yang cukup agar manajemen atau organisasi dapat
memilih anggota partai yang memenuhi kualifikasi yang perlukan. Tantangan – tantangan dalam
proses seleksi calon anggota partai adalah masalah etik. Tantangan ini yang paling besar dan
berat karena hampir terjadi di mana- mana. Tantangan- tantangan yang melanggar etika ini
mencakup sistem keluarga atau titipan dari para pejabat, adanya komisi dan suap. Hal ini berarti
bahwa diterimanya seseorang bukan karena lulus seleksi yang berdasarkan kemampuan,
melainkan faktor-faktor tersebut karena keluarga atau kawan, titipan orang penting dan suap.
Proses seleksi semacam ini dapat dikatakan melanggar etik. Dan mengakibatkan tidak berjalan
nya fungsi partai dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai