Ipi478604
Ipi478604
Abstract
Edamame is a species of soybean (Glycine max) that contains isoflavone which has
tyrosinase inhibitory activity. The aims of this study were to determine the effect of
formulation on genistein content and the effect of storage temperature (25 °C and 50 °C)
on oil in water (o/w) and water in oil (w/o) cream physicochemical characteristics (viscosity,
spreadability, and pH). Genistein level was determined using thin layer chromatography
(TLC) densitometry method and stability test was determined using stress testing method.
The result showed that formulation gave no effect on genistein content in o/w and w/o
cream with recovery values of 95.4178 ± 2.2815 % and 101.8276 ± 5.0063 %,
respectively. The storage at 25 °C gave no effect on physicochemical characteristic, while
the storage at 50 °C decreased viscosity value and increased spreadability value of cream.
Abstrak
Edamame merupakan spesies kedelai (Glycine max) yang mengandung senyawa isoflavon
sebagai penghambat enzim tirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
formulasi terhadap kadar genistein dan pengaruh suhu penyimpanan (25 °C dan 50 °C)
terhadap karakteristik fisika dan kimia (viskositas, daya sebar, dan pH) sediaan krim
minyak dalam air (m/a) dan air dalam minyak (a/m). Penetapan kadar genistein dalam
sediaan krim menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) densitometri dan
pengujian stabilitas sediaan krim menggunakan metode stress testing. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa formulasi tidak mempengaruhi kadar genistein dalam sediaan krim
m/a dan a/m dengan perolehan kembali kadar genistein berturut-turut sebesar 95,4178 ±
2,2815 % dan 101,8276 ± 5,0063 %. Penyimpanan pada suhu 25 °C tidak mempengaruhi
karakteristik fisika kimia, sedangkan penyimpanan pada suhu 50 °C mengakibatkan
penurunan nilai viskositas dan peningkatan nilai daya sebar kedua krim.
Tabel 4. Hasil pengujian viskositas krim F1 dan F2 dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Formula Viskositas Viskositas Viskositas metode analisis yang digunakan bersifat presis
sebelum setelah suhu setelah suhu dan akurat.
(dPa.s) 25 °C (dPa.s) 50 °C (dPa.s)
Hasil penetapan kadar yang didapatkan
F1 127,33 ± 2,08a 128,00 ± 2,65a 92,33 ± 2,52b menunjukkan bahwa kadar genistein dalam
F2 181,00 ± 2,65a 182,00 ± 3,61a 117,67 ± 2,52b sediaan krim yang dibuat seragam. Hal
Keterangan: Data disajikan sebagai rata-rata ± SD tersebut ditunjukkan dengan nilai RSD pada
(n=3), notasi huruf yang berbeda replikasi pembuatan memenuhi RSD yang
dalam satu baris menunjukkan dipersyaratkan yaitu tidak melebihi 11 % [18].
perbedaan yang bermakna antar
sampel (uji LSD, p<0,05). Berdasarkan hasil penetapan kadar diperoleh
perolehan kembali kadar genistein rata-rata
Tabel 5. Hasil pengujian daya sebar krim F1 dan F2 dalam F1 dan F2 berturut-turut sebesar
Formula Daya sebar Daya sebar Daya sebar 95,4178 % dan 101,8276 %. Nilai tersebut
sebelum (cm) setelah suhu setelah suhu berada pada rentang perolehan kembali yang
25 °C (cm) 50 °C (cm)
telah dipersyaratkan yaitu 80 % - 110 % [18].
F1 6,77 ± 0,15a 6,83 ± 0,21a 8,00 ± 0,01b
F2 6,10 ± 0,26a 6,13 ± 0,21a 6,90 ± 0,10b Pengujian stress testing
Evaluasi karakteristik fisika kimia
Keterangan: Data disajikan sebagai rata-rata ± SD
(n=3), notasi huruf yang berbeda
sediaan krim ekstrak etanol edamame
dalam satu baris menunjukkan dilakukan dengan tujuan mendapatkan
perbedaan yang bermakna antar sediaan krim yang memenuhi karakteristik
sampel (uji LSD, p<0,05). fisika kimia sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Pengujian karakteristik fisika
Tabel 6. Hasil pengujian pH krim F1 dan F2 kimia ini meliputi viskositas, daya sebar, dan
Formula pH sebelum pH setelah pH setelah 50 pengukuran pH. Setelah dilakukan evaluasi
25 °C °C sediaan, selanjutnya dilakukan uji stress
testing untuk mengetahui stabilitas awal
F1 6,77 ± 0,07a 6,74 ± 0,10a 6,58 ± 0,21a sediaan krim ekstrak etanol edamame.
F2 5,84 ± 0,06a 5,82 ± 0,06a 5,67 ± 0,07a Pada hasil pengujian nilai viskositas
Keterangan: Data disajikan sebagai rata-rata ± SD diketahui bahwa semua formula memenuhi
(n=3), notasi huruf yang berbeda nilai viskositas yang diinginkan, yaitu 50 - 200
dalam satu baris menunjukkan dPa.s [14]. Nilai viskositas sesudah
perbedaan yang bermakna antar penyimpanan suhu 50 °C mengalami
sampel (uji repeated ANOVA, penurunan, baik pada F1 maupun F2.
p<0,05). Penurunan viskositas terjadi karena adanya
panas berlebih terhadap krim, sehingga
Pembahasan menyebabkan peleburan pada beberapa
Penetapan kadar genistein dalam sediaan bahan penyusun krim. Bahan yang
Pada hasil uji presisi diperoleh kadar dimungkinkan mengalami peleburan adalah
lanolin hidrat dan setil alkohol, karena bahan-
genistein rata-rata dalam sediaan krim
bahan tersebut memiliki titik lebur pada
sebesar 0,0003607 % b/b. Kriteria penerimaan
rentang suhu 45 - 55 °C [19]. Pernyataan
RSD untuk konsentrasi analit 0,0003607 % b/b tersebut didukung oleh hasil uji statistik yang
adalah tidak melebihi 11 % [18]. Pada uji menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu
presisi diperoleh nilai RSD sebesar 0,7295 % 50 °C memberikan pengaruh terhadap nilai
dan nilai ini memenuhi persyaratan RSD yang viskositas krim F1 dan F2 jika dibandingkan
ditetapkan. Kriteria penerimaan perolehan dengan nilai viskositas krim F1 dan F2
sebelum penyimpanan dan sesudah
kembali kadar genistein untuk konsentrasi
penyimpanan suhu 25 °C.
analit 0,0003607 % b/b harus berada pada Pada hasil pengujian nilai daya sebar
rentang 80 % - 110 % [18]. Pada hasil uji diketahui bahwa semua formula memenuhi
akurasi didapatkan perolehan kembali kadar nilai daya sebar yang diinginkan yaitu 5 - 7 cm,
genistein rata-rata dalam sediaan krim kecuali nilai daya sebar F1 sesudah
sebesar 97,7291 % dan nilai ini berada pada penyimpanan suhu 50 °C [15]. Nilai daya
rentang perolehan kembali yang sebar sesudah penyimpanan suhu 50 °C
mengalami peningkatan, baik pada F1
dipersyarakan. Berdasarkan penilaian
maupun F2. Daya sebar krim erat kaitannya
parameter presisi dan akurasi yang telah
dengan nilai viskositas krim. Semakin kecil [3] Gillbro JM, Olsson MJ. The
viskositas krim maka semakin kecil tahanan melanogenesis and mechanisms of skin-
atau hambatan sediaan krim untuk menyebar, lightening agents–existing and new
sehingga nilai daya sebar meningkat [20]. approaches. Int J Cosmet Sci. 2011:
Pada pengujian viskositas terjadi penurunan 33(3): 210–21.
nilai viskositas sesudah penyimpanan suhu 50 [4] Chang T-S, Ding H-Y, Lin H-C.
°C, sehingga mengakibatkan peningkatan nilai Identifying 6, 7, 4′-trihydroxyisoflavone
daya sebar sesudah penyimpanan suhu 50 as a potent tyrosinase inhibitor. Biosci
°C. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil Biotechnol Biochem. 2005: 69(10):
uji statistik yang menunjukkan bahwa 1999–2001.
penyimpanan pada suhu 50 °C memberikan [5] Mebrahtu T, Mohamed A, Wang CY,
pengaruh terhadap nilai daya sebar krim F1 Andebrhan T. Analysis of isoflavone
dan F2 jika dibandingkan dengan nilai daya contents in vegetable soybeans. Plant
sebar krim F1 dan F2 sebelum penyimpanan Foods Hum Nutr. 2004: 59(2): 55–61.
dan sesudah penyimpanan suhu 25 °C. [6] Bhagwat S, Haytowitz DB, Holden JM.
Hasil pengujian pH sediaan krim ekstrak USDA database for the isoflavone
etanol edamame menunjukkan bahwa semua content of selected foods. Beltsville:
formula memiliki pH yang memenuhi kriteria Department of Agriculture; 2008.
yang diinginkan yaitu 5 - 7 cm [16]. Hasil uji [7] Konovsky J, Lumpkin TA, McClary D.
statistik juga menunjukkan bahwa Edamame: the vegetable soybean.
penyimpanan pada suhu yang berbeda tidak Underst Jpn Food Agrimarket
memberikan pengaruh terhadap pH sediaan Multifaceted Oppor. 1994: 173–81.
krim F1 dan F2. [8] Dewi ENA. Pengaruh perbedaan metode
ekstraksi terhadap kadar genistein dan
Simpulan dan Saran aktivitas hambatan tirosinase edamame
(Glycine max) [Skripsi]. [Jember]:
Formulasi tidak mempengaruhi kadar Universitas Jember; 2015.
genistein dalam sediaan krim m/a dan a/m. [9] Ansel HC. Pengantar bentuk sediaan
Perolehan kembali kadar genistein berturut- farmasi. Edisi 4. Jakarta: UI Press; 2008.
turut sebesar 95,4178 ± 2,2815% dan [10] Huynh K. Handbook of stability testing in
101,8276 ± 5,0063 %. Penyimpanan sediaan pharmaceutical development. New York:
krim pada suhu 25 °C tidak mempengaruhi Springer; 2008.
karakteristik fisika kimia, sedangkan [11] Fatmawaty A, Tjendra A, Riski R, Nisa
penyimpanan pada suhu 50 °C M. Formulasi, evaluasi fisik dan
mengakibatkan penurunan nilai viskositas dan permeasi krim pemutih asam kojat
peningkatan nilai daya sebar pada kedua krim. dengan variasi enhancer. Maj Farm Dan
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah Farmakol. 2012:16(3):139–42.
dilakukan uji efektivitas krim sebagai pemutih [12] Lachman L, Lieberman HA, Kang JL.
dan penetapan kadar total isoflavon dalam Teori dan praktek farmasi industri II.
sediaan krim setelah pengujian stress testing. Edisi 3. Jakarta: Universitas Indonesia
Press;1994.
Ucapan Terimakasih [13] Yuan D, Chena Y, Baia X, Pana Y,
Kanob Y. TLC and HPLC analysis of soy
Kepada Dirjen Dikti yang telah mendanai
isoflavones in semen sojae praeparatum.
penelitian ini melalui Program Kreativitas
Asian J Trad Med. 2006:1:3–4.
Mahasiswa Penelitian tahun 2014.
[14] Langenbuchner, Lange. Reologi
farmasetik. Dalam: Lachman, L.,
Daftar Pustaka Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L. Teori
[1] Badan Pengawas Obat dan Makanan. dan praktik farmasi industri II. Edisi 3.
Persyaratan teknis bahan kosmetik: Jakarta: UI-Press; 2007.
keputusan kepala badan pengawas obat [15] Garg A, Aggarwal D, Garg S, Singla AK.
dan makanan RI No. Spreading of semisolid formulations: an
HK.00.03.1.23.08.11.07517; 2011. update. Pharm Technol. 2002: 26(9):
[2] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 84–105.
Kosmetik mengandung bahan [16] Standar Nasional Indonesia 164954.
berbahaya dan zat warna yang dilarang : Krim pemutih kulit. Jakarta: Badan
keputusan kepala badan pengawas obat Standarisasi Nasional; 1998.
dan makanan RI No. [17] Dahlan S. Statistik untuk kedokteran dan
HK.00.01.432.6081; 2007. kesehatan. Jakarta: Salemba Medika;
2009.