BILAS LAMBUNG
No. Halaman Ditetapkan Oleh ;
Dokumen 1/7
Kontra indikasi :
1. Keracunan oral lebih dari 1-4 jam
Bilas lambung tidak dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan
pasien
dengan keracunan. Bilas lambung dilakukan ketika pasien menelan
substansi toksik yang dapat mengancam nyawa, dan prosedur dilakukan
sebelum 4 jam
pengosongan lambung
2. Pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar (resiko
perforasi esophageal) serta keracunan bahan korosif (misalnya: hidrokarbon,
pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);
3. Pasien yang menelan benda asing yang tajam;
4. Pasien tanpa gangguan refleks atau pasien dengan pingsan (tidak sadar)
membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung untuk mencegah inspirasi.
5. Pasien kejang
6. Tumor paru-paru
7. Menelan alkali kuat
4 Definisi Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukan dan mengeluarkan air/cairan tertentu ke dalam lambung dan
mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang lambung (NGT). Menurut
Smelltzer dan Bare, Bilas lambung (gastric lavage) adalah aspirasi isi lambung
dan pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung
Fase kerja
Persiapan Alat
1. Selang NGT sesuai ukuran yang diperlukan (Set
NGT) Ukuran NGT :
a. no. 14-28 untuk ukuran dewasa
b. no. 8-16 untuk anak-anak
c. no.5-7 untuk bayi
2. Bengkok besar
3. Spuit NGT 50 cc
4. Perlak dan alasnya
5. Kom besar
6. Air hangat-dingin 1-2 liter/NaCl 0,9 % sesuai kebutuhan
7. Gelas ukur
8. Skort/celemek
9. Gelas berisi air matang
10. Pelicin/jelly
11. Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
12. Pinset anatomi
13. Obat-obatan (sulfat atropine, norit/susu yang diperlukan
dalam tempatnya)
Persiapan Pasien
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan, mengadakan
pendekatan kepada anak atau keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi.
2. Pasien di puasakan sampai dengan selesai tindakan
(puasa
minum), makan terakhir 4 jam sebelum tindakan.
3. Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien yang
keracunan, tidak ada persiapan khusus yang dilakukan oleh
perawat dalam melaksanakan Bilas lambung (gastric
lavage), akan tetapi pada waktu tindakan dilakukan untuk
mengambil specimen lambung sebagai persiapan operasi,
biasanya dokter akan menyarankan akan pasien puasa
terlebih dahulu atau berhenti dalam meminum obat
sementara
4. Pasien harus duduk senyaman mungkin di tempat tidur.
Tanyakan pasien apakah lubang hidungnya hidungnya
tersumbat atau bila ada kesulitan bernapas melalui hidung.
5. Pasien berbaring pada sisi kiri atau kanan dengan kepala
dimiringkan ke bawah 20̊, walaupun saat lavase lambung
dilakukan sebelum operasi pasien dapat didudukkan
dengan kemiringan 45̊. Pasien dan staf harus memakai
jubah yang tidak tembus air.
Cara Kerja
Prosedur bilas lambung pada kasus keracunan
1. Mencuci tangan
2. Identifikasi pasien
3. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
4. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan (semi fowler) saat
pemasangan NGT dan miring kiri serta kepala rendah
saat bilas lambung tanpa bantal
5. Perawat memasang skort/baju pelindung
6. Memasang perlak dibawah kepala dan alas di dada
pasien
7. Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien
8. Menentukan panjang selang NGT yang masuk ke dalam
lambung
9. Memberi jelly pada ujung selang NGT
10. Menutup pangkal selang NGT dengan cara menekuk /
diklem
11. Memasukkan selang NGT pelan-pelan ke dalam
lambung melalui hidung. Bagi pasien sadar dianjurkan
menelan selang perlahan-lahan sambil menarik nafas
dalam
12. Setelah yakin selang NGT ke lambung pasien, atur
posisi pasien miring tanpa batal dan letak kepala lebih
rendah
13. Meyakinkan selang NGT masuk ke dalam lambung
dengan cara : memasukkan ujung selang NGT sampai
terendam dalam kom berisi air dan tidak tampak
gelembung udara dan air
14. Bila dilakukan pada klien yang tidak sadar / stupor atau
jika induksi muntah dengan sirup pekak tidak berhasil.
15. Bila klien setengah sadar dan masih ada refleks muntah,
maka posisikan klien miring pada satu sisi untuk
memudahkan irigasi dan mencegah aspirasi.
16. Bila klien tidak sadar dan refleks muntah tidak ada, maka
klien harus dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan
bilas lambung.
17. Gunakan pipa nasogastrik berdiameter besar (>28Fr)
untuk memudahkan aliran irigasi cairan.
18. Sambungkan ujung NGT dengan Spuit 50 cc atau
corong. Lakukan irigasi/bilas lambung dengan
menggunakan NaCl. Cairan irigasi/bilas lambung yang
digunakan bisa berjumlah ± 200-500 cc pada dewasa
dengan posisi lebih tinggi dari kepala, pada anak-anak ±
50-100 cc. Pada anak-anak lebih baik air hangat dengan
cara memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan
kemudian mengeluarkannya dengan cara mengalirkan
atau diaspirasi menggunakan tekanan rendah.
19. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai
air/cairan yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak
berbau racun. Memberikan antidot (sesuai advice dokter)
bila perlu. Lalu, selang NGT dicabut secara pelan-pelan
dan diletakan dalam bengkok.
20. Setelah selesai pasien dirapikan,mulut dan sekitarnya
dibersihkan dengan kassa/tissue jelaskan pada pasien
bahwa prosedur yang dilakukan telah selesai.
21. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernapasan, dan
respons pasien
22. Mencuci tangan
23. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan. Lakukan
pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah,
karakteristik, Bau cairan yang dilakukan irigasi serta
reaksi klien.
Fase terminasi
1. Evaluasi respon klien :
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluai objektif
2. Tindak lanjut klien
3. Kontrak : topik/ waktu/ tempat
Sikap :
1. Bekerja dengan hati-hati saat memasukkan selang NGT
2. Peka terhadap reaksi pasien
3. Jumlah cairan yang masuk dan keluar
4. Sabar dan tidak tergesa-gesa
5. Bersikap sopan dan ramah
Catatan :