NIM : 162010300023
Prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk menilai risiko salah saji material
dalam laporan keuangan. Auditor melakukan pengujian pengendalian, pengujian
substantif transaksi, prosedur analitis, serta pengujian atas perincian saldo dalam
melakuan penilaian terhadap salah saji material sebagaimana diharuskan dalam
PSA 26 (SA 350). Gabungan dari keempat jenis prosedur audit lanjutan ini akan
memberikan dasar bagi opini auditor.
b. Pengujian Pengendalian
1
a. Melakukan tanya jawab yang memadai dengan personel klien.
Salah satu cara dimana auditor dapat membuktikan pencatatan transaksi adalah
dengan melakukan pengujian pengendalian. Jika pengendalian telah diterapkan
dalam transaksi penjualan dan penerimaaan kas, auditor dapat melakuakn
pengujian pengandalaian untuk menentukan apakah keenam tujuan audit terkait
transaksi untuk sikls tersebut telah terpenuhi.
2
adalah pengujian substantif transaksi, prosedur analitis substantif, serta pengujian
terperinci saldo.
d. Prosedur Analitis
Pengujian terperinci saldo memfokuskan pada saldo akhir buku besar baik untuk
akun-akun neraca maupun laba rugi. Penekanan utama dalam sebagian besar
pengujian atas perincian saldo adalah pada neraca. Pengujian saldo akhir sangat
penting karena bukti yang biasanya didapatkan dari suatu sumber yang
independen dipandang sangat dipercaya. Seperti halnya untuk transaksi, pengujian
auditor atas perincian saldo juga harus memenuhi semua tujuan audit terkait saldo
3
untuk setiap akun-akun neraca yang signifikan. Pengujian terperinci saldo
membantu menciptakan ketepatan moneter akun-akun yang tekait, sehingga
merupakan pengujian substantif.
4
mengikhtisarkan hubungan antara prosedur audit lanjutan dengan jenis bukti
audit. Kita dapat melakukan beberapa pengamatan berikut mengenai tabel
tersebut
Makin banyak jenis audit, yang jumlah totalnya adalah enam, digunakan
untuk menguji peperincian saldo di bandingkan untuk setiap jenis
pengujian lainnya.
Biaya-biaya Relatif
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian apakah yang harus dipilih untuk
mendapatkan bukti yang tepat, biaya bukti tersebut penting untuk
dipertimbangkan. Jenis-jenis pengjian yang disusun dalam daftar berikut
berdasarkan urutan biaya yang terendah ke yang tertinggi.
Prosedur analitis
Pengujian pengendalian
5
Pengujian subtantif transaksi
Prosedur analitis memakan biaya yang paling rendah karena relatif lebih mudah
untuk membuat perhitungan dan perbandingan-perbandingan. Sering kali,
informasi yang penting mengenai kemungkinan salah saji dapat diperoleh hanya
dengan membandingkan dua atau tiga angka.
Pengujian terperinci saldo hampir selalu lebih mahal di bandingkan dengan jenis
prosedur lainnya karena biaya prosedur seperti pengiriman konfirmasi dan
perhitungan persediaan. Karena biaya yang tinggi untuk menguji perincian saldo,
auditor biasanya mencoba untuk membuat perencanaan audit dengan
meminimalkan penggunaan kedua prosedur tersebut.
6
selanjutnya auditor harus melakukan pengujian subtantif transaksi atau pengujian
terperinci saldo untuk menentukan apakah salah saji rupiah yang material telah
terjadi.
7
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENGUJIAN AUDIT
PSA 07 (SA 326) dan PSA (SA 319) memberikan panduan bagi auditor dari
entitas-entintas yang menyebarkan, memproses dan menyimpan atau mengakses
informasi penting secara elektronik. Bukti pelaksanaan pengendalian otomatis,
seperti perbandingan komputer atas permintaan penjualan dengan batas kredit
pelanggan, juga dapat berupa format elektronik.
Standar audit mengakui bahwa ketika sejumlah besar bukti audit muncul dalam
bentuk elektronik, akan tidak praktis atau tidak mungkin untuk engurangi risiko
deteksi hingga ke tingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian
substantif. Meskipun beberapa pengujian substantif masih dibutuhkan, auditor
dapat secara signifikan mengurangi pengujian substantif jika hasil pengujian
pengendalian mendukung efektivitas pengendalian.
BUKTI GABUNGAN
Pilihan jenis pengujian mana yang akan digunakan dan seberapa luas pengujian
tersebut dilakukan dapat berbeda antara audit yang memiliki tingkat efektivitas
pengendalian dan risiko bawaan yang berbeda. Untuk mendapatkan bukti yang
tepat dengan memadai untuk menghadapi risiki-risiko yang teridentifikasi melalui
prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan kombinasi antara keempat jenis
8
pengujian lainnya. Kombinasi ini sering kali dinamai dengan bukti gabungan
(evidence mix).
Perlu diingat bahwa auditor juga merancang program audit untuk memenuhi
tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan. Sebagai tambahan di bagian
progam audit yang berisi prosedur penilaian risiko yang dilakukan dalam tahap
perencanaan, program audit bagi sebagian besar pengauditan dirancang dalam tiga
bagian utama. Ketiga bagian itu adalah pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi, prosedur analitis, dan pengujian perincian saldo.
9
pengendaliannya efektif dan risiko pengendalian dinilai rendah, auditor
memberikan penekanan yang lebih besar pada pengujian pengendalian. Beberapa
pengujian substantif transaksi juga akan dimasukkan.
Prosedur Audit
Prosedur Analitis
10
mendeteksi salah saji dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan jumlah
tahunan, dan perbandingan berdasarkan lini usaha biasanya lebih efektif daripada
perbandingan berdasarkan hubungan-hubungan yang sudah diprediksikan dengan
data nonkeuangan, auditor sering kali menggunakan informasi tersebut untuk
prosedur analitis.
Sebagai bagian dari mendapatkan pemaharnan atas bisnis dan industri klien,
auditor mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko bisnis klien yang
signifikan untuk menentukan apakah risiko-risiko tersebut mengakibatkan
meningkatnya risiko salah saji material dalam laporan keuangán. Jika setiap risiko
bisnis klien yang teridentifikasi memengaruhi piutang dagang, risiko tersebut
harus dimasukkan ke dalam evaluasi auditor dalam risiko bawaan atau risiko
pengendalian. Risiko-risiko tersebut kemudian akan berpengaruh pada keluasan
bukti yang tepat.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Mengukur Risiko Bawaan
Piutang Dagang
11
Untuk salah saji yang dapat diterima yang lebih rendah, lebih banyak pengujian
terperinci saldo yang diperlukan, dan sebaliknya. Beberapa auditor
mengalokasikan salah saji yang dapat diterirna pada setiap tujuan audit terkait-
saldo, narnun sehagian besar tidak demikian.
Risiko bawaan juga dapat diperluas untuk masing-masing tujuan audit terkaji
saldo. Sebagai contoh, kondisi perekonornian yang buruk dalam industri klien
dapat membuat auditor menyimpulkan adanya risiko ketertagihan piutang dagang
tinggi (tujuan nilai realisasi).
12
Merancang Pengujian Terperinci Akun Piutang Dagang untuk Memenuhi
Tujuan Audit Terkait Saldo
Salah satu bagian yang paling menantang dalam pengauditan adalah pada
penerapan faktor-faktor yang berpengaruh pada pengujian terperinci saldo dengan
tepat. Setiap faktor merupakan hal yang subjektjf. Selain itu, dampak dan setiap
faktor pada pengujian terperinci saldo juga sama subjektifnya.
Tingkat disagregasi ini terbentang mulai dan keseluruhan audit hingga ke tujuan
audit terkait saldo untuk setiap akun. Sebagai contoh, prosedur pengukuran risiko
yang terkait untuk mendapatkan informasi latar belakang mengenai bisnis dan
industri klien yang relevan dengan pengauditan. Auditor pertama kali akan
menggunakan informasi tersebut dalam mengukur risiko audit yang dapat
diterima untuk kontrak kerja secara keseluruhan. Auditor kemudian akan
menggunakan informasi mengenai bisnis dan industri klien yang ia dapatkan
melalui prosedur pengukuran risiko untuk menilai risiko bawaan untuk tujuan
audit tertentu.
13
Ketika audit berlangsung, auditor akan menggunakan informasi tersebut ketika
membuat keputusan mengenai pengujian terperinci saldo. Demikian pula, auditor
akan mengukur risiko kecurangan untuk keseluruhan pengauditan terlebih dahulu,
kemudian akan mempertimbangkan apakah setiap kecurangan yang muncul yang
dapat berpengaruh pada pengukuran risiko kecurangan pada akun-akun tertentu
dan prosedur audit serta ukuran sampel untuk pengujian terperinci saldo untuk
akun-akun yang terpengaruhi.
Program audit sering kali terkomputerisasi. Bentuk yang paling sederhana adalah
dengan mengetik program audit dalam program pengolah kata dan menyimpannya
dalam arsip dan tahun yang satu ke tahun berikutnya untuk memfasilitasi
perubahan dan pemutakhiran. Pendekatan yang lebih canggih adalah dengan
menggunakan perangkat lunak audit yang membantu auditor berpikir melalui
pertimbangan rencana dan rnemilih prosedur yang tepat dari suatu basis data
prosedur audit. Prosedur-prosedur tersebut kernudian diorganisasikan ke dalarn
suatu program audit.
14
D. HUBUNGAN TUJUAN AUDIT TERKAIT TRANSAKSI DENGAN
TUJUAN AUDIT TERKAIT SALDO SERTA TUJUAN AUDIT
TERKAIT PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Pengujian terperinci saldo harus dirancang untuk memenuhi tujuan audit terkait
saldo untuk setiap akun dan keluasan pengujian tersebut dapat dikurangi ketika
tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi dengan melalui pengujian
pengendalian atau pengujian substantif transaksi. Berikut adalah beberapa hal
yang diandalkan auditor untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo:
• Nilai realisasi
Pengujian substantif saldo tambahan juga hampir sama untuk tujuan audit terkait
saldo lainnya bergantung pada hasil-hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi.
15