Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

TUGAS “RESUME :SIANOSIS”

Disusun Oleh:

Tegar Wira. D
(1710201263)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS „AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
1. Pengertian Sianosis
Sianosis adalah warna kebiruan pada kulit dan mukosa yang disebabkan karena
kekurangan suplai oksigen dalam darah. Di dalam darah, oksigen terikat pada senyawa
Hemoglobin (Hb) yang berada di dalam sel darah merah.
Sel darah merah berguna untuk memasok suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh. Sel
darah merah yang kaya akan oksigen berwarna merah terang, sedangkan sel darah
merah yang kekurangan oksigen berwarna merah tua kebiruan.

2. Penyebab Medis Sianosis


Ada beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan seseorang
mengalami sianosis, yaitu:
a. Gangguan pada Paru-paru
Ketika fungsi atau kinerja paru-paru bermasalah, tubuh akan sulit untuk
memperoleh oksigen dan membuang karbon dioksida. Hal inilah yang dapat
memicu terjadinya sianosis.Ada beberapa masalah pada paru-paru yang sering
menyebabkan perubahan warna kulit, kuku, dan bibir menjadi kebiruan, yaitu
asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi paru-paru atau pneumonia,
bronkiektasis, acute respiratory distress syndrome (ARDS), pembengkakan paru
(edema paru), dan pneumotoraks.
b. Gangguan pada jalan napas
Sianosis juga dapat muncul ketika jalan napas terganggu atau terhambat, misalnya
akibat tersedak, tercekik, atau kemasukan benda asing. Kondisi ini kerap dialami
oleh balita dan anak-anak.Selain itu, sianosis akibat gangguan pada jalan napas
juga bisa disebabkan oleh pembengkakan atau penyempitan jalan napas akibat
infeksi atau reaksi alergi berat (anafilaksis).
c. Gangguan pada jantung
Pada kasus tertentu, perubahan warna kulit menjadi kebiruan bisa disebabkan oleh
masalah pada jantung. Beberapa jenis gangguan pada jantung yang dapat
menimbulkan sianosis, antara lain penyakit jantung bawaan, serangan jantung, dan
gagal jantung.
d. Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer dapat terjadi akibat penyumbatan di pembuluh darah,
misalnya akibat trombosis atau bekuan darah, atheroma, dan emboli. Kondisi ini
dapat membuat suplai darah ke kaki dan tungkai berkurang. Akibatnya, kadar
oksigen dalam darah yang ada di kaki pun ikut berkurang sehingga menyebabkan
sianosis.
e. Deep vein thrombosis
Sama halnya dengan penyakit arteri perifer, terhambatnya aliran pembuluh vena
akibat pembekuan darah atau deep vein thrombosis (DVT) juga bisa membuat
aliran darah berkurang.DVT lebih sering terjadi di tungkai, namun terkadang bisa
berpindah dan menimbulkan penyumbatan pada organ atau bagian tubuh lain
sehingga memicu terjadinya sianosis.
f. Kekurangan hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang terkandung dalam darah dan bertugas membawa
oksigen melalui darah ke seluruh organ tubuh. Ketika jumlah hemoglobin
berkurang, tubuh akan kekurangan oksigen sehingga akan tampak pucat dan
kebiruan.Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah dapat disebabkan oleh
berbagai hal, di antaranya anemia, penyakit ginjal, kanker, gangguan fungsi hati,
hingga perdarahan di saluran pencernaan.
g. Methemoglobinemia
Methemoglobinemia merupakan kondisi ketika hemoblogin tetap membawa
oksigen, namun tidak bisa melepaskannya ke organ dan jaringan tubuh dengan
efektif. Akibatnya, kebutuhan oksigen pada organ tubuh pun tidak tercukupi.Selain
akibat berbagai kondisi dan penyakit di atas, sianosis juga dapat disebabkan oleh
kelainan sirkulasi darah, syok, hingga efek samping obat-obatan tertentu, misalnya
obat golongan beta blocker dan antibiotik golongan sulfa.

3. Cara pemeriksaan Sianosis


Diagnosis sianosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan
untuk memastikan penyebab sianosis. Berikut adalah beberapa jenis pemeriksaan yang
mungkin dilakukan untuk mendiagnosis penyebab sianosis:
a. Pemeriksaan kardiovaskular Jika sianosis dicurigai disebabkan oleh kelainan
jantung bawaan, pemeriksaan ekokardiografi seperti transthoracic echocardiogram
(TTE) atau transesophageal echocardiogram (TEE) dapat dilakukan untuk
mengevaluasi sistem kardiovaskular. Pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan
adalah seperti Doppler jantung, kateterisasi jantung, CT scan, dan MRI jantung.
b. Pemeriksaan paru-paru Pemeriksaan paru-paru dilakukan jika sianosis diduga
disebabkan oleh gangguan paru-paru. Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi
rontgen, CT scan, dan ultrasonografi dada.
c. Pulse oxiometry dan analisis gas darah Pemeriksaan ini dilakukan apabila sianosis
kemungkinan disebabkan oleh hipoksia. Hipoksia adalah kondisi kekurangan
oksigen dalam jaringan sehingga tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik.
d. Elektroforesis hemoglobin Elektroforesis hemoglobin adalah tes darah untuk
memeriksa tipe-tipe hemoglobin yang ada dalam darah. Pemeriksaan ini dilakukan
jika kelainan hemoglobin diduga sebagai penyebab sianosis.

4. Pertimbangan Keperawatan
Berikut adalah beberapa pengobatan untuk sianosis:
a. Pemberian bantuan oksigen, dapat dilakukan untuk penanganan sianosis yang
disebabkan oleh hipoksia.
b. Obat-obatan, contohnya seperti pemberian methylene blue untuk mengatasi
methemoglobinemia.
c. Intervensi beda, dilakukan untuk mengatasi sianosis pada bayi yang disebabkan
oleh penyakit jantung bawaan.

Anda mungkin juga menyukai