Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah sesuatu yang mahal harganya. Bermacam-macam
penyakit tersebar dimana-mana. Salah satu cabang ilmu yang mengalami
perkembangan adalah biologi molekuler. Sebuah ilmu pengetahuan yang
mempelajari fungsi dan peran sel suatu makhluk hidup. Keterlibatan gen
dan protein di dalam perjalanan penyakit dan respon tubuh terhadap obat
telah lama menjadi perhatian para praktisi baik bidang kedokteran
mapupun farmasi. Semakin banyak informasi yang diketahui tentang
peranan genetik dalam respon obat khususnya pada tingkat molekuler akan
membantu para peneliti dalam pengembangan obat.
Oleh karena itu disusunlah makalah yang berjudul “peranan biologi
molekuler dalam penemuan obat baru”, yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan tentang pentingnya biologi molekuler dalam bidang
kesehatan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana strategi penemuan obat baru berdasarkan biologi
molekuler?
2. Bagaimana kandidat gen dan pengembangan obatnya?

C. Tujuan
1. Menjelaskan strategi penemuan obat baru berdasarkan biologi
molekuler.
2. Menjelaskan kandidat gen dan pengembangan obatnya
D.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Penemuan Obat


Beberapa gen yang bertanggung jawab terhadap metabolisme obat adalah
gen P450, yang menyandi ekspresi dari enzim-enzim metabolisme obat.
Variasi struktur dan fungsi dari enzim dapat menyebabkan meningkatnya efek
samping dari berbagai jenis obat. Peranan biologi molekuler dalam
pengembangan obat diyakini tidak saja mampu mempercepat penemuan obat,
akan tetapi juga mampu menjelaskan proses-proses perkembangan penyakit
pada tingkat molekuler dan genetik, sehingga dapat ditentukan cara yang
dipilih untuk intervensi penyakit tersebut dengan obat yang akan
dikembangkannya.
Ada dua cara yang digunakan untuk penemuan obat baru:
1. Skrining secara acak
Cara ini memerlukan proses yang panjang. Tetapi saat ini teknologi
telah berkembang dan dilakukan secara otomatis menggunakan
teknologi combinatorial chemistry dan high throughput screening
(HTS).
2. Pendekatan struktur molekul obat yang disesuaikan dengan struktur
target
Struktur target ini dapat diasumsikan sebagai suatu protein baik
dalam bentuk reseptor, enzim, ataupun DNA yang dapat ditentukan
dengan menggunakan perangkat bioinformatik atau aktivitas
farmakologinya. Jika suatu struktur target telah diketahui, misalnya
dengan spektroskopi NMR, maka akan dapat ditentukan molekul obat
yang akan masuk ke dalam struktur target. Struktur target yang baik
adalah yang mampu menyeleksi beberapa calon molekul obat yang
secara aktif dapat berinteraksi dengan target dan obat tersebut dapat
efektif.
Beberapa produk pengobatan yang diproduksi dengan teknologi DNA
rekombinan adalah sebagai berikut:

No Produk Kegunaan
.
1 Hormone adenococorticotropic Pengobatan penyakit reumatik
2 Alfa dan gamma interferon Terapi kanker dan infeksi virus
3 Sel beta factor pertumbuhan Pengobatan kelainan imun
4 Erythropoietin Pengobatan anemia
5 Hormon pertumbuhan manusia Terapi defisiensi pertumbuhan pada
anak
6 Lympotoxin Anti tumor
7 Vaksin hepatitis B Mencegah hepatitis B
8 Interleukin-2 Pengobatan kanker, merangsang
sistem imun
9 Antibody monoklonal Terapi kanker dan rejeksi
transplantasi
10 Nerve growth factor Memperbaiki saraf yang rusak
11 praurokinase Antikoagulan, terapi serangan jantung
12 Platelat derivate growth factor Mengobati artherosclerosis

B. Kandidat Gen dan Pengembangan Obat


Dewasa ini berbagai gen yang bertanggung jawab terhadap munculnya
penyakit telah dipetakan di dalam kromosom, dan beberapa mutasi gen yang
menyebabkan berbagai kondisi penyakit sudah teridentifikasi.
Dalam penelitian, Respon penggunaan 5-FU sebagai kemoterapi untuk
kanker kolon ternyata sangat bervariasi. Target enzim untuk 5-FU ini adalah
thymidilate synthetase. Enzim ini sangat penting dalam sintesis DNA yaitu
merubah deoksiuridilat menjadi deoksitimidilat. Ekspresi yang rendah dari
mRNA TS berhubungan dengan meningkatnya kemungkinan sembuh dari
penderita kanker yang diobati dengan 5-FU. Sedangkan penderita yang
ekspresi mRNA TS tinggi ternayat tidak memperlihatkan respon.
BAB III

KESIMPULAN

Pemahaman tentang interaksi antara mekanisme kerja obat sangat penting


dalam rangka memberikan pengobatan yang optimal. Strategi penemuan obat ada
dua yaitu screening secara acak dan pendekatan struktur molekul obat yang
disesuaikan dengan struktur target. Dalam pembuatan obat perlu diperhatikan
reaksi yang akan timbul jika diberikan pengobatan tersebut, hal ini dikarenakan
setiap orang memiliki kemampuan respon yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

Beckham, Simone, A. et al. 2009. A major chatepsin B protease from the liver
fluke Fasciola hepatica has atypical active site features and a potential role
in the digestive tract of newly excysted juvenile parasites. The International
Journal of Biochemistry and Cell Biology 41, page. 1601-1612.

Masula, Atim Febri, dkk. Docking Molekuler Senyawa Metabolit Sekunder


Sebagai Antiinflamasi terhadap Enzim COX-1. Jurnal Biota, Vol. 4, No.2,
hal.79-83.

Radji, Maksum. 2005. Pendekatan Farmakogenomik dalam Pengembangan Obat


Baru. Jurnal Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No. 1, hal. 1-11.

Anda mungkin juga menyukai