Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA

“MASALAH MENOUPOSE YANG DILIHAT DARI ASPEK


PSIKOLOGI DAN ASPEK MEDIS”
Dosen Pengampu :
Eka Handayani, S. ST., M.Kes

Kelompok 1
Disusun Oleh :
NAMA NPM
Sulis Setiawati 18.07.0005
Astin Fujianti 18.07.0030
M. Rejeki 18.07.0073
Rahmina Safitri 18.07.0136
Helmiah 18.07.0220

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD
ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga memberikan kami kemudahan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami membuat makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi Lanjut Usia yang
dibimbing oleh Ibu Eka Handayani, S. ST., M.Kes.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi kita semua. Amiin
Ya Rabbal Alamiin.

Banjarmasin, 13 Oktober 2021

Kelompok 1

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Definisi Menopause ......................................................................................... 3
B. Periode Menopause .......................................................................................... 4
C. Tahap-tahap Dalam Menopause ...................................................................... 4
D. Tanda dan Gejala Klinis Menopause ............................................................... 5
E. Perubahan-perubahan Masa Menopause ........................................................ 10
F. Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Menopause ....................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 18
A. Kesimpulan .................................................................................................... 18
B. Saran .............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak
lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 58
tahun. Pada masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena akan
mengalami perubahan kesehatan fisik yang akan mempengaruhi kesehatan
psikologisnya. Akibat dari perubahan ini, keadaan fisik seorang
perempuan sangat mempengaruhi keadaan psikologisnya dalam
mengahadapi hal normal sebagaimana yang dialami oleh semua
perempuan (Harlow, 2012).
Menopause menandakan bahwa masa menstruasi dan reproduksi
seorang wanita telah berakhir. Hal ini terjadi karena indung telur
mengalami penuaan. Penuaan ovarium ini menyebabkan produksi hormon
estrogen menurun sehingga terjadi kenaikan hormon FSH dan
LH.Peningkatan hormon FSH ini menyebabkan fase folikular dari siklus
menstruasi memendek sampai menstruasi tidak terjadi lagi. Menopause
menurut WHO berarti berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi
wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap bulan, yang
disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat,
sampai tidak tersedia.
Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan
fisik maupun psikologis bagi wanita. Pada masa ini sangat kompleks bagi
wanita karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain
wanita mengalami stress fisik dapat juga mengalami stress psikologi yang
mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal normal sebagaimana
yang dialami semua wanita. Perubahan fisik ini dapat berupa hot flushes,
keringat malam yang banyak, menstruasi tidak teratur sampai tidak terjadi

1
lagi, mudah tersinggung, mudah lelah, daya ingat menurun, serta nyeri saat
senggama (Prawirohardjo, 2008).
Sedangkan perubahan psikis yang terjadi adalah sikap mudah
tersinggung, suasana hati yang tidak menentu, mudah lupa dan sulit
berkonsentrasi. Hasil penelitian Sugiyanto (2014) perubahan fisik pada
wanita menopause dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi seperti
mudah tersinggung, kecemasan, stress, daya ingat menurun, dan depresi.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi menopause
2. Periode menopause
3. Tahap-tahap dalam menopause
4. Tanda dan gejala klinis menopause
5. Perubahan-perubahan masa menopause
6. Cara mengatasi gangguan psikologi pada masa menopause
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu menopause
2. Untuk mengetahui berapa periode menopause
3. Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap dalam menopause
4. Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala klinis menopause
5. Untuk mengetahui apa saja perubahan-perubahan masa menopause
6. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan psikologi pada masa
menopause

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Menopause
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti
yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani
yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini
merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi
karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium
(indung telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya
adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai
menopause pada umur 30-an (Prawirohardjo Sarwono, 2003).
Produksi hormon estrogen menurun disebabkan oleh folikel indung
telur (kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan yang lebih
cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan kerusakan
folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu zat yang
dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH
(Folokel Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar
estrogen perempuan akan meningkat pada masa pra menopause.
Kadar tersebut tidak berkurang selama kurang dari satu tahun
sebelum periode menstruasi berakhir. Estrogen utama yang dihasilkan
dalam tubuh wanita adalah estradiol.Namun selama pra menopause,
estrogen yang dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda yaitu estrogen
yang dihasilkan didalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar
progesteron mulai menurun tajam selama pra menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak lagi menjadi hal utama di usia
ini, peran hormone-hormon tersebut yang berkaitan dengan kesehatan
tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap penting, misalnya untuk
mempertahankan tulang yang kuat dan sehat.Selain itu juga bermanfaat
untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang

3
lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk
mempertahankan lapisan kalogen yang sehat pada kulit.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menopause
merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai
menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul
lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan (Aqila, 2010 ).
B. Periode Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) ada tiga periode
menopause, yaitu:
1.      Klimaterium
Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan
pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang
tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif
banyak.
2.      Menopause
Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya
menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila
telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium
umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
3.      Senium
Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu
menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami
gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami
berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon.
C. Tahap-Tahap Dalam Menopause
Menurut (Prawirohardjo Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
1.      Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium.
Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus

4
haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah
darah yang banyak, serta nyeri haid.
2.      Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause.
Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus
haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
3.      Menopause
Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam
tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada
menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur,
siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina,
perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi,
mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi,
serta depresi.
D. Tanda dan gejala klinis menopause
Menopause ternyata memberi pengaruh ketidaknyaman. Gejala
menopause dapat dikelompokkan menjadi gejala vasomotor, gejala psikis,
dan gejala urogenital. Berikut dikemukakan beberapa gejala yang sering
muncul pada kondisi menopause, antara lain: (Aqila, 2010)
1. Gejala Vasomotor (Fisik)
a. Hot flashes
Hot flashes yaitu perasaan panas,gerah bahkan rasa seperti
terbakar pada Area wajah, lengan, leher, dan tubuh bagian atas serta
munculnya keringat berlebih khususnya pada malam hari. Kondisi
ini adalah kondisi yang paling sering dikeluhkan dan menjadi
pemberat utama dalam menghadapi masa klimakterium. Keadaan ini
umumnya berlangsung selama 3 sampai 5 menit, walaupun intesitas
dan durasinya bisa bervariasi pada tiap wanita. Pada beberapa orang
keluhan ini bisa disertai oleh gejala palpitasi, rasa berdenyut pada
kepala dan leher, nyeri kepala, kadang mual, dan ansietas. Perubahan
fisiologis yang dapat terlihat adalah peningkatan temperatur tubuh,

5
denyut, nadi dan nafas (Reid, 2014). Hot flashes terjadi akibat
peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher,
dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai
keringat yang berlebihan. Sekitar 75 % wanita mengalaminya selama
1 tahun, dan 25-50% mengalaminya selama lebih dari 5 tahun. Hot
flashes dapat berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit. Keluhan
hot flush mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar
estrogen yang rendah. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi
efektif dalam meredakan keluhan hot flush pada 90% kasus (Suparni,
2016).
b. Kesulitan Tidur
Secara normal kebutuhan tidur orang dewasa pertengahan
adalah tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur Rapist Eye Movement
(REM), mungkin mengalami Insomnia dan sulit untuk dapat tidur.
Sedangkan kebutuhan tidur dewasa tua adalah sekitar 6 jam sehari,
20-25% tidur REM, mungkin mengalami insomnia dan sering
terbangun sewaktu tidur di malam hari. Gangguan tidur atau dapat
diistilahkan insomnia sering menjadi keluhan pada wanita
menopause (Sihombing, 2010).
Menurut Lumbantobing (2007), insomnia merupakan suatu
keadaan dimana seseorang yang ingin tidur, tetapi mengalami
kesulitan untuk memulai tidur (jatuh tidur), sulit mempertahankan
keadaan tidur dan bangun terlalu pagi. Keluhan lain yang sering
terjadi adalah sering terbangun dari tidur dan sulit untuk tidur lagi
setelah bangun malam. Kurang nyenyak dalam tidur dapat
menurunkan kualitas hidup seseorang. estrogen memiliki efek
terhadap kualitas tidur dan reseptor estrogen ditemukan dalam otak
yang mengatur tidur (Baziad, 2003).
Gilly A, (2003) mengatakan insomnia yang menimpa rasa
menopause dapat diakibatkan juga karena adanya keringat yang
berlebih pada malam hari sehingga menimbulkan rasa panas dan

6
ketidaknyamanan, selain itu juga bisa diakibatkan oleh intensitas
buang air kecil yang sering.
c. Keringat Berlebih
keringat berlebih atau disebut juga hiperhidrosis nocturnal
sering terjadi pada malam hari meskipun kondisi tubuh sedang rileks
dan cuaca tidak panas. Penurunan hormon noradrenalin
menimbulkan vasodilitasi pembuluh darah kulit, temperatur kulit
sedikit meningkat dan menimbulan perasaan panas selain itu pada
malam hari akan keluar keringat yang berlebih. Vasodilatasi dan
pengeluaran keringat tersebut menyebabkan pengeluaran panas tubuh
sehingga kadang-kadang beberapa wanita menopause mengalami
kedinginan (Reid, 2014).
d. Palpitasi
Palpitasi adalah suatu kondisi ketika jantung berdetak cepat
berulang kali tanpa ada tanda-tanda berhenti. Kontraksi prematur
menyebabkan jantung berdenyut dua kali dengan sangat cepat
sehingga mengakibatkan lebih banyak darah yang memasuki jantung
pada denyutan ketiga. peningkatan jumlah darah ini mengakibatkan
jantung lebih banyak berkontraksi dan memiliki denyutan yang kuat.
Palpitasi pada masa menopause dapat disebabkan karena adanya
penrunan hormon estrogen yang memengaruhi saraf simpatis dan
parasimpatis (Reid, 2014).
e. Gangguan punggung dan tulang
Rendahnya kadar estrogen menjadi salah satu penyebab
proses osteoporosis pada wanita menopause. Kadar estrogen yang
berkurang pada saat menopause, akan diikuti dengan penurunan
penyerapan kalsium yang terdapat pada makanan. Tubuh mengatasi
masalah ini dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam
tulang. Akibatnya, tulang menjadi keropos dan rapuh. Linu dan nyeri
yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan
kurangnya penyerapan kalsium. Berdasarkan literatur yang ada

7
diketahui bahwa kita kehilangan sekitar 1% tulang dalam setahun
akibat proses penuaan. Tetapi setelah menopause, terkadang wanita
akan kehilangan 2% tulang dalam setahun (Reid, 2014).
2. Gejala Psikologis
Selain gejala fisik seperti yang dikemukakan diatas, terdapat pula
gejala psikis yang menonjol pada wanita menopause seperti mudah
tersinggung, susah tidur, kecemasan, gangguan daya ingat, stress,
depresi, tertekan, gugup dan kesepian. Ada juga wanita yang kehilangan
harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, merasa tidak
dibutuhkan. Semua tanda dan gejala diatas mulai datang pada waktu
yang lebih awal yaitu sekitar 3–5 tahun sebelum menopause atau
sebanding dengan usia 40–45 tahun (Reid, 2014).
Gejala ini merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek
psikologis maupun kognitif wanita (Dita Andira, 2010, p.66)
diantaranya:
a. Perubahan Emosi
Perubahan emosi disini tampak pada kelelahan mental, menjadi lekas
marah, dan perubahan suasana hati yang begitu cepat. Biasanya
perubahan yang terjadi tidak disadari oleh wanita tersebut. Maka
diperlukan pendekatan khusus seperti obrolan ringan dengan sahabat
atau siapa saja yang pernah mengalami hal yang sama sering kali
dapat menjadi dukungan emosi terbaik.
b. Mudah Lelah
Fatigue atau bisa diebut juga mudah lelah sering kali muncul ketika
menjelang masa premenopause karena terjadi perubahan hormonal
pada wanita, yaitu terutama hormon estrogen (Proverawati, 2010).
c. Penurunan Daya Ingat dan Mudah Tersinggung
Penurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmiter
yang ada di otak. neurotransmiter yang terdapat di otak antara lain:
dopamin, serotonin, dan endorfin. dopamin mempunyai fungsi untuk
mempengaruhi emosi, sistem kekebalan tubuh, dan seksual. kadar

8
dopamin dipengaruhi oleh estrogen, selain itu endorfin dapat
merangsang terbentunya dopamin. serotonin berfungsi untuk
mempengaruhi suasana hati dan aktivitas istirahat. sedangkan
endorfin menjalankan fungsi yang berhub ungan dengan ingatan dan
persaan seperti rasa nyeri, sakit. Penurunan kadar endorfin, dopamin,
dan serotonin tersebut dapat mengakibatkan gangguan yang berupa
menurunnya daya ingat dan suasana hati yang sering berubah atau
mudah tersinggung (Proverawati, 2010).
d. Depresi
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan
kemurungan dan kesedihan. Wanita menopause yang mengalami
depresi akan lebih sering merasa sedih karena kehilangan
kemampuan reproduksinya. Pada masa menopause, anak-anak yang
sudah tumbuh dewasa cenderung sibuk dengan urusan masing-
masing, saat itulah wanita menopause benar- benar merasa
kehilangan perannya. Wanita menopause terjadi perubahan suasana
hatiatauemosional yang berlangsung drastis, merasa tertekan,
terpuruk. Gejala depresi diantaranya murung atau letih, sulit tidur
pulas terutama menjelang dini hari, lelah terus-menerus, sulit
membuat keputusan, rasa bersalah, rasa sedih dan dorongan untuk
menangis, terkadang penderita depresi cenderung suka makan,
minum, merokok, dan terkadang bisa pula kehilangan nafsu makan
(Dita Andira,2010).
3. Gejala Urogenital
a. Vagina Kering
Vagina kering akibatnya sakit saat melakukan hubungan seks.
Keringnya vagina dapat terjadi karena penurunan produksi hormon
estrogen yang secara berangsur–angsur meminimalkan pengeluaran
cairan vagina. Selain itu otot– otot vagina juga semakin kendur dan
daya kontraksinya lebih rendah. Hal ini secara tidak langsung
nantinya berdampak pada menurunnya libido (Reid, 2014).

9
Penurunan kadar estrogen menyebabkan vagina menjadi kering dan
kurang elastis. Oleh karena itu sebagian wanita menopause akan
merasakan sakit saat berhubungan seksual. Biasanya wanita
menopause juga akan merasakan gatal pada daerah vagina. Kondisi
tersebut menyebabkan wanita menopause rentan terhadap infeksi
vagina (Reid, 2014).
b. Masalah pada Kandung dan Saluran Kemih
Kadar estrogen yang rendah akan menimbulkan penipisan pada
jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Menurunnya kadar
estrogen juga akan menyebabkan terjadinya penurunan kontrol dari
kandung kemih sehingga sulit untuk menahan untuk buang air kecil.
Adanya gejala lemahnya otot disekitar kandung kemih, akan
meningkatkan resiko terkena infeksi saluran kemih (Reid, 2014).
E. Perubahan-perubahan masa menopause
a. Perubahan fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami
ketidak nyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara
tiba-tiba disekujur tubuh (Spencer, 2006). Beberapa keluhan fisik
merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu :
1) Ketidakteraturan siklus haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala
haid muncul tepat waktu tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah sangat
banyak, tidak seperti volume darah haid yang normal (Ibrahim, 2002).
2) Gejolak rasa panas
Arus panas biasanya timbul pada saat haid mulai berkurang dan
berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flases
ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah menjalar ke
beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua atau
tiga menit yang disertai pula oleh keringat banyak (Ibrahim, 2002).
3) Kekeringan vagina

10
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresi
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan
liang vagina menjadi tipis, lebih kering, dan kurang elastis alat kelamin
mulai mengerut. Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri
pada waktu senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing.
Keadaan ini membuat hubungan seksual terasa sakit dan tidak nyaman
(Suparto, 2000).
4) Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti, maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama
pada daerah wajah, leher dan lengan. Kulit dibagian bawah mata
menjadi mengembang seperti kantong dan lingkaran hitam dibagian ini
menjadi lebih permanen dan jelas (Suparto, 2000).
5) Keringat dimalam hari
Berkeringat dimalam hari, bangun bersimpuh peluh. Sehingga perlu
mengganti pakaian dimalam hari, mengganggu pasangan tidur.
Akibatnya diantara keduanya mudah lelah dan tersinggung, karena
tidak dapat tidur nyenyak (Reitz, 1993).
6) Sulit tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada masa menopause, tetapi
mungkin hal ini ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat
pada malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain (Reitz,
1993).
7) Perubahan pada mulut
Kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka,
sementara mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah
tanggal (Indarti, 2004).
8) Kerapuhan tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporoses
(kerapuhan tulang). Osteoporoses merupakan penyakit kerangka yang
paling umum dan merupakan persoalan bagi yang berumur, paling

11
banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita
kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (Indarti,
2004 ).
9) Badan menjadi gemuk
Banyak wanita menjadi gemuk dalam menopause. Rasa letih yang
dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang
sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada
masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan dan kurang
olahraga (Indarti, 2004).
10) Penyakit
Beberapa penyakit yang sering kali dialami oleh wanita menopause
diantaranya adalah penyakit jantung, dan kanker rahim (Indarti, 2004).
b. Perubahan psikologi
Aspek psikologi yang terjadi pada wanita menopause amat
penting perananya pada kehidupan sosial, terutama dalam menghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun, hilangnya jabatan, atau
pekerjaan sebelumnya sangat menjadi kebanggaan (Brien,1994).
Beberapa gejolak psikologi yang menonjol ketika menopause adalah
mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar,
tegang, cemas dan depresi sampai kehilangan harga diri karena
menurunnya daya tarik fisik dan seksual (Brien, 1994). Menurut buku
Populer Nirmala (2003) beberapa keluhan psikologi yang merupakan
tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1) Ingatan menurun
Gejala ini terlihat bahwa sebelumnya wanita menopause dapat
menginat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause
terjadi kemunduran dalam mengingat, bahwa sering lupa pada hal-hal
yang sederhana, padahal sebelumnya otomatis langsung ingat.
2) Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekawatiran pada ibu-ibu menopause yang bersifat relatif, artinya ada

12
orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang, setelah
mendapat semangat atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan tetapi
banyak juga wanita mengalami menopause namun tidak mengalami
perubahan yang tidak berarti dalam kehidupannya. Menopause
rupanya mirip atau sama saja dengan pubertas yang dialami oleh
seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi,
dimana ada remaja yang cemas, ada yang kawatir, namun juga yang
biasa-biasa saja sehingga tidak menimbulkan gejolak (Nirmala, 2003).
Adapun gejolak-gejolak psikologi adanya kecemasan bila ditinjau dari
beberapa aspek, menurut Wade (2007) adalah :
a. Suasana hati
Yaitu keadaan yang menunjukkan ketidak tenangan psikis seperti
mudah marah dan perasaan sedang.
b. Pikiran
Yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu seperti khawatir, sukar
konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman,
memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
c. Motivasi
Yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti menghindari situasi,
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
d. Perilaku gelisah
Yaitu keadaan diri yang tidak terkendali, seperti gugup,
kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi. Reaksi-
reaksi biologi yang tidak terkendali.
e. Gangguan kecemasan
Dianggap berasal dan suatu mekanisme pertahanan diri yang dipilih
secara alamiah oleh mahluk hidup bila menghadapi sesuatu yang
mengancam dan berbahaya.
f. Mudah tersinggung

13
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita
menopause lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu
yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu.
g. Stress
Tidak ada orang bisa lepas sama sekali dan was-was dari rasa cemas,
termasuk para menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu
beredar dalam lingkungan pekerjaan. Pergaulan sosial, kehidupan
rumah tangga dan bahkan menyelusup kedalam tidur.
h. Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih. Karena
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan
daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh
perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang
menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami
supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia.
Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa
yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu
pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat
sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari
kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun
psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
F. Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Pada Masa Menopause
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan
dengan dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan
keterampilan emosi yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia
akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran
yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat
menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami
pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk
berkonsentrasi ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih. Ohman &

14
Soares (1998) melakukan penelitian yang menghasilkan kesimpulan
bahwa sistem emosi mempercepat sistem kognitif untuk mengantisipasi
hal buruk yang mungkin akan terjadi. Stimuli yang relevan dengan rasa
takut menimbulkan reaksi bahwa hal buruk akan terjadi. Terlihat bahwa
rasa takut mempersiapkan individu untuk antisipasi datangnya hal tidak
menyenangkan yang mungkin akan terjadi. Secara otomatis individu akan
bersiap menghadapi hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila muncul rasa
takut. Ketika individu memasuki fase lanjut usia, gejala umum yang
nampak yang dialami oleh orang lansia adalah “perasaan takut menjadi
tua”. Ketakutan tersebut bersumber dari penurunan kemampuan yang ada
dalam dirinya. Kemunduran mental terkait dengan penurunan fisik
sehingga mempengaruhi kemampuan memori, inteligensi, dan sikap
kurang senang terhadap diri sendiri.
Adapun beberapa cara untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa
menopause adalah sebagai berikut :
1. Terapi Sulih Hormon ( TSH )
  Pengaruh obat hormon dalam terapi sulih hormon ( TSH ) bagi wanita
menopause hingga saat ini mengandung pro dan kontra. Sementara
penelitian tentang TSH masih terus dilakukan.
2. Pola Hidup Sehat
Upaya menciptakan pola hidup sehat terutam di lakukan dengan
mengatur menu makanan dan pola makan seimbang. Banyak menu
makan sayuran hijau, buah biji – bijian , vitamin dan serat makanan itu
akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh. Selain itu juga,
makanan yang dianjurkan adalah makanan yang rendah lemak jenuh,
rendah kolesterol, kadar gula dan garam yang tidak berlebihan, cukup
kalsium dan zat besi, serta cukup vitamin dan serat.
3. Olahraga
Merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mempertahankan
kebugaran. Olahraga yang teratus akan menyehatkan jantung dan

15
tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan memperbaiki
suasana hati.
4. Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat
dihindari dan masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah
yang dialami oleh setiap wanita.
5. Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan
prioritasnya.
6. Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan
khawatir itu dihilangkan dan memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang
sangat berbeda dan menyenangkan.
7. Menulis memo untuk diri sendiri untuk mengeluarkan semua unek-unek
mengenai situasi perubahan fisik dan psikologik yang menimbulkan
kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan anda. Anda akan merasa
lebih enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah emosi-emosi negatif
yang mendasari kekhawatiran bisa terekspresikan dalam memo itu.
8. Menyesuaikan sikap.
Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari saat
masa menopause harus dihadapi. Letakkan stressor tersebut dalam
perspektif yang benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai
diri dan hindari sikap pesimis.
9. Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang
monoton.
10. Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil
cantik.
11. Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan
banyak kegiatan yang positif dan kreatif. Dengan mengembangkan
minat baru dan mempelajari keahlian yang baru akan memberikan
perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
12. Masuk kegiatan politik atau aktif di kegiatan sosial, serta dapat
memiliki atau menciptakan pekerjaan yang menarik, atau mempunyai
pekerjaan dengan penghasilan yang tetap, akan dapat membuat

16
seseorang merasa dirinya berguna bagi orang lain dan meningkatkan
penghargaan terhadap diri sendiri.
13. Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat,
tehnik-tehnik meditasi, yoga.
14. Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu
konsultasi dengan psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan
keluhan yang dialaminya.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menopause merupakan keadaan dimana seorang perempuan tidak


lagi mengalami menstruasi yang terjadi pada rentang usia 50 sampai 58
tahun. Menopause menurut WHO berarti berhentinya siklus menstruasi
untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi
setiap bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia
terus meningkat, sampai tidak tersedia. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa menopause terlihat dari aspek medis yaitu ada gejala fisik
seperti hot flashes atau gejolak rasa panas bahkan seperti rasa terbakar
pada area wajah, lengan, leher dan tubuh bagian atas yang disertai keringat
berlebih, kesulitan tidur, keringat berlebihan atau hiperhidrosis nocturnal
saat malam hari meskipun cuaca tidak panas dan kondisi tubuh sedang
rileks, palpitasi yaitu kondisi ketika jantung berdetak cepat berulang kali
tanpa ada tanda-tanda berhenti, perubahan kulit, badan menjadi gemuk dan
kerapuhan tulang. Untuk gejala urogenital yaitu terjadi masalah pada
kandung dan saluran kemih yang disebabkan kadar estrogen yang rendah
sehingga menimbulkan penipisan jaringan, serta kekeringan vagina terjadi
kerena leher rahim sedikit sekali mensekresi lendir. Aspek psikologi yang
terjadi pada wanita menopause amat penting perananya pada kehidupan
sosial, terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan
dengan pensiun, hilangnya jabatan, atau pekerjaan sebelumnya sangat
menjadi kebanggaan (Brien,1994). Beberapa gejolak psikologi yang
menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur,
tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, cemas dan depresi sampai
kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual
(Brien, 1994). Adapun hal yang perlu di siapkan ketika memasuki masa
menopause :

18
1. Dengan kenghindari kebiasaan buruk seperti minum alkohol, begadang
dan merokok.
2. Dengan mengkonsumsi makanan yg mengandung nutrisi, dan
menghindari yang memiliki kadar lemak yg tinggi
3. Menerapkan pola hidup sehat
4. Istirahat yang cukup
5. Olahraga yang teratur, sehingga saat diusia tuanya terbiasa untuk
berolahraga dan sehat saat usia bertambah tua.
B. Saran

Semakin bertambahnya usia menjadi tua dan keriput memang hal


yang sering ditakuti oleh wanita. Namun, hal ini bukan berarti wanita
kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar bahwa wanita
yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru sebagai
wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat
dipungkiri bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan
fisik dan emosi atau kejiwaannya. Oleh karena itu, masa menopause
merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri dan pengertian dari
berbagai pihak, terutama keluarga. Penting diingat bahwa gaya hidup kita
semasa muda sangat mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan
kelak.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unimus.ac.id/2738/4/BAB%20II.pdf
http://eprints.ums.ac.id/ 46220/24/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5116
Harlow, Sioban D, PhD. 2012. Executive summary of the Stages of Reproductive
Aging Workshop + 10: addressing the unfinished agenda of staging reproductive
aging. Menopause: The Journal of The North American Menopause Society Vol.
19, No. 4, pp. 000/000 DOI: 10.1097/gme.0b013e31824d8f40
http://sitimujirahayu.blogspot.com/2016/05/cara-mengatasi-gangguan-psikologi-
pada.html?m=1
https://bidanjasmine.blogspot.com/2011/02/cara-mengatasi-gangguan-psikologi-
pada.html

20

Anda mungkin juga menyukai