DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
1. Diabetes Mellitus type insulin, Insulin Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) yang
dahulu dikenal dengan nama Juvenil Onset Diabetes (JOD), penderita tergantung pada
Biasanya pada anak-anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
2. Diabetes Mellitus type II, Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus (NIDDM), yang
dahulu dikenal dengan nama Maturity Onset Diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
a. Non obesitas
b. Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pancreas, tetapi biasanya
resistensi aksi insulin pada jaringan perifer.Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih
ETIOLOGI
Diabetes tipe II:
Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes
mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang
menderita diabetes mellitus mencapai 8,33 % dan 5,33 % bila dibandingkan dengan
keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.
Faktor non genetik
Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai
predisposisi genetic terhadap diabetes mellitus.
Nutrisi
Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
Malnutrisi protein
Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
Stress
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hyperglikemia sementara.
Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,
akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena
konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar
katekolamin meningkat.
ETIOLOGI
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti
dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa Diabetes Mellitus adalah
merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu:
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetas melitus tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin dan juga
terspat beberap faktor resiko teetentu yang berhubngan dengan proses terjadinya
Obesitas
Riwayat keluarga
Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi
Nutrisi
Malnutrisi protein
Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali karena
Diabetes Melitus Tipe 2 adalah suatu kondisi dimana sel-sel Betha pankreas relatif
tidak mampu mempertahankan sekresi dan produksi insulin sehingga menyebabkan
kekurangan insulin. Menurut Dona C Ignativius dalam bukunya Medical Surgical
menyatakan bahwa “Diabetes Melitus (DM) diakibatkan oleh 2 faktor utama, yaitu obesitas
dan usia lanjut.” Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan dimana intake kalori
berlebihan dengan sebagian besar berbentuk lemak-lemak sehingga terjadi defisiensi hidrat
arang. Hal ini menimbulkan penumpukan lemak pada membran sel sehingga mengganggu
transport glukosa dan menimbulkan kerusakan atau defek selular yang kemudian
menghambat metabolisme glukosa intrasel. Gangguan-gangguan tersebut terjadi pula pada
post reseptor tempat insulin bekerja, jika gangguan ini terjadi pada sel-sel pankreas maka
akan terjadi hambatan atau penurunan kemampuan menghasilkan insulin. Hal ini diperberat
oleh bertambahnya usia yang mempengaruhi berkurangnya jumlah insulin dari sel-sel beta,
lambatnya pelepasan insulin dan atau penurunan sensitifitas perifer terhadap insulin.
Penurunan produksi insulin dan menurunnya sensitifitas insulin menyebabkan terjadinya
NIDDM.
Pada Diabetes Mellitus (DM) type 2 atau NIDDM, terdapat kekurangpekaan dari sel
beta dalam mekanisme perangsangan glukosa. Sedangkan pada pasien yang obesitas dengan
NIDDM terdapat penurunan jumlah reseptor insulin pada membran sel otot dan lemak.
Pasien yang obesitas mensekresi jumlah insulin yang berlebihan tetapi tidak efektif karena
penurunan jumlah reseptor. Jika terdapat defisit insulin, terjadi 4 perubahan metabolik yang
menyebabkan timbulnya hipergikemik,yaitu :
Transport glukosa yang melintasi membran sel-sel berkurang
Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
Glikolisis meningkat, sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke dalam
darah dari hasil pemecahan asam amino dan lemak.
MANIFESTASI KLINIS
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana
gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga penderita mengeluh banyak
kencing.
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi
(lapar).
Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan
kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama
mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein.
Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang
Glukosa tidak dapat masuk ke sel Sel kekurangan glukosa Gangguan fungsi imun
(bahan bakar metabolisme)
Diuresis osmotik
Poli uri
Poli dipsi
Resiko Ketidakseimbangan cairan
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
KOMPLIKASI
Akut
Hypoglikemia
Ketoasidosis
Diabetik
Kronik
diabetic.
DIAGNOSA:
INTERVENSI:
GANGGUAN LUARAN: INTEGRITAS
PERAWATAN INTEGRITAS
INTEGRITAS KULIT
KULIT (I.11353), PERAWATAN
KULIT/ JARINGAN DAN JARINGAN (L.14125)
LUKA (I.14564)
(D.0129)
Definisi: Kerusakan Definisi: Keutuhan kulit Definisi: Mengidentifikasi dan
kulit (dermis dan/atau (dermis dan/atau epidermis) merawat kulit untuk menjaga
epidermis) atau atau jaringan (membrane, keutuhan, kelembaban dan
jaringan (membran, mukosa, kornea, fasia, otot, mencegah perkembangan
mukosa, kornea, fasia, tendon, tulang, kartilago, mikroorganisme
otot, tendon, tulang, kapsul sendi dan/atau ligamen) Tindakan:
kartilago, kapsul Setelah dilakukan intervensi Observasi:
sendindan atau selama Identifikasi penyebab gangguan
ligamen) _____________________maka integritas luka (mis. Perubahan
Penyebab: integritas kulit/jaringan sirkulasi, perubahan status
Perubahan meningkat dengan kriteria nutrisi, penurunan mobilitas)
sirkulasi hasil : Monitor karakteristik luka ( mis.
Perubahan status Elastisitas meningkat Drainase, warna, ukuran, bau)
nutrisi (kelebihan Hidrasi meningkat Monitor tanda-tanda infeksi
atau kekurangan) Perfusi jaringan meningkat Terapeutik:
Kekurangan Kerusakan jaringan Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
/kelebihan volume menurun baring
cairan Kerusakan lapisan kulit Lakukan pemijatan pada area
Penurunan menurun penonjolan tulang jika perlu
mobilitas Nyeri menurun Bersihkan perineal dengan air
Bahan kimia Perdarahan menurun hangat terutama selama periode
iritatif Kemerahan menurun diare
Faktor mekanis Hematoma menurun Gunakan produk berbahan
(mis. Tekanan Jaringan parut menurun petroleum atau minyak pada kulit
pada tonjolan Nekrosis menurun kering
tulang,gesekan) Abrasi kornea menurun Gunakan produk berbahan ringan
atau faktor elektris atau alami dan hipoalergic pada
Suhu kulit membaik
(elektrodiatermi, kulit sensitive
Sensasi membaik
energi listrik Hindari produk berbahan dasar
bertegangan Tekstur membaik
alkohol pada kulit kering
tinggi) Pertumbuhan rambut
Perawatan luka
Efek samping membaik
Lepaskan balutan dan plester
terapi radiasi secara perlahan
Menurun =1
Neuropati perifer Cukur rambut disekitar daerah
Cukup Meningkat = 2
Kurang terpapar luka jika perlu
Sedang =3
informasi tentang Bersihkan dengan caiaran Nacl
Cukup Menurun = 4
upaya atau pembersih non toksik sesuai
Meningkat =5
mempertahankan / kebutuhan
melindungi Bersihkan jaringan nekrotik
integritas jaringan Berikan salep yang sesuai ke
Gejala dan Tanda kulit/lesi jika perlu
Mayor Pasang balutan sesuai jenis luka
Data Subjektif: Pertahankan teknik steril saat
Tidak Ada melakukan perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
Berikan diet dengan kalori sesuai
Data Objektif: kebutuhan
Kerusakan
jaringan Edukasi:
dan/atau lapisan Anjurkan menggunakan
kulit pelembab (mis. Lotion, serum)
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan
Gejala dan Tanda buah dan sayur
Minor Anjurkan mandi dan
Data Subjektif: menggunakan sabun secukupnya
Tidak Ada Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi
Data Objektif:
makanan tinggi kalori dan
Nyeri protein
Perdarahan Ajarkan prosedur perawatan luka
Kemerahan secara mandiri
Hematoma Kolaborasi:
TD : Kolaborasi prosedur debridement
N: Kolaborasi pemberian antibiotik
R:
SB:
Anjurkan menghindari
olahraga saat kadar
glukosa darah lebih dari
250 mg/dL
Anjurkan monitor kadar
glukosa darah secara
mandiri
Anjurkan keperluan
terhadap diet dan
olahraga
Ajarkan indikasi dan
pentingnya pengujian
keton urine, jika perlu
Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis.
penggunaan insulin,
obat oral, monitor
asupan
cairan,penggantian
karbohidrat,dan bantuan
professional kesehatan)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
insulin
Kolaborasi pemberian
cairan IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian
kalium