Oleh:
WAHLUL NASRULLOH
(2014111017)
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kata magnet berasal dari kata magnesia (bahasa Yunani) yang berarti batu
Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang
kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu
magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Batu magnet yang
ditemukan pertama merupakan magnet alam (magnet tetap). Magnet yang sekarang
ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan
Magnet adalah benda yang dapat menarik suatu benda tertentu misalnya, besi atau
baja yang ada didekatnya. Magnet memiliki berberapa bentuk dan ukuran. Bentuk
yang paling sederhana berupa batang lurus (magnet batang). Bentuk lainnya yaitu
tapal kuda atau magnet ladam (magnet U), magnet jarum, magnet silinder dan magnet
cakram.
Kemagnetan adalah suatu aspek elektromagnet, yang merupakan suatu gaya alami
yang paling dasar. Gaya magnet dihasilkan oleh gerakan partikel bermuatan listrik
seperti elektron,yang mengindikasikan hubungan yang erat antara listrik dan magnet.
Pembahasan yang menyatudari kedua teori ini dikenal dengan mana teori
elektromegnetik (radiasi elektromegnetik).Pengertian yang lebih familiar dari magnet
adalah sesuatu yang dapat menarik benda-bendamagnetik seperti besi.
1. Menyelidiki adanya medan magnet di sekitar kawat yang dialiri arus listrik.
TINJAUAN PUSTAKA
Gaya yang diberikan magnet satu kemagnet yang lain dapat digambarkan seperti
medan-medan listrik, sehingga arah yang diberikan oleh medan magnet
bersinggungan dengan garis medan pada setiap titik dan jumlah garis pada persatuan
luas sebanding dengan kekuatan medan magnet (Giancolli, 2014).
Kemagnetan adalah suatu sifat zat yang teramati sebagai suatu gaya tarik atau gaya
tolak antara kutub-kutub tidak senama atau senama. Daya tarik terbesar magnet
terdapat pada ujung-ujung magnet (Kuswanti, 2008).
Walaupun gaya-gaya magnet yang terkuat terletak pada kutub-kutub magnet, gaya-
gaya magnet tidak hanya berada pada kutub-kutubnya. Gaya-gaya magnet juga timbul
di sekitar magnet. Daerah di sekitar magnet yang terdapat gaya-gaya magnet disebut
medan magnet. (Gusnawati, 2008)
Penemuan Oerstad mengenai hubungan listrik dan magnet yaitu bahwa suatu muatan
listrik dapat berinteraksi dengan magnet ketika muatan itu bergerak. Penemuan ini
membuktikan teori tentang “muatan” magnet, yaitu bahwa magnet terdiri dari muatan
listrik (Rizkita, 2009).
Hukum Faraday menyatakan bahwa tegangan gerak elektrik induksi dalam sebuah
simpal tertutup sama dengan negative dari kecepatan perubahan fluks magnetik
terhadap waktu yang melalui simpal tersebut. Tanda negative dalam hukum Faraday
berkenaan dengan arah GGL. Induksinya yang kemudian dinyatakan oleh dalam
hukum Lenz (Tipler, 2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Buka saklar
4.1 Hasil
Hasil tahap 1
Hasil tahap 2
Percobaan tahap 1, jumlah lilitan yang digunakan adalah 1500, 2000, dan
3000.Galvanometer digunakan untuk mengukur kuat arus.Pada jumlah lilitan 1500,
kuat arus yang didapatkan 𝐼1 = 0,002 𝐴; 𝐼2 = 0,004 𝐴; 𝐼3 = 0,006 𝐴 dan rata-rata =
0,0015. Pada jumlah lilitan 2000, kuat arus yang didapatkan 𝐼1 = 0,0015 𝐴; 𝐼2 =
0,003 𝐴; 𝐼3 = 0,0045 𝐴 dan rata-rata = 0,003 Pada jumlah lilitan 3000, kuat arus
yang didapatkan 𝐼1 = 0,001 𝐴; 𝐼2 = 0,002 𝐴; 𝐼3 = 0,003 𝐴 dan rata-rata = 0,002
Percobaan pertama menggunakan tegangan 3 V, dengan kuat arus 0,15 A, besar sudut
yang digunakan yaitu 40˚, panjang besi 5 cm, dan panjang pola 3,5 cm. Dengan
menyamakan satuan ke meter lalu masukan ke rumus diatas maka didapatkan nilai
Induksi Magnetik B = 3,91× 10−7
Percobaan kedua menggunakan tegangan 6 V, dengan kuat arus 0,3 A, besar sudut
yang digunakan yaitu 40˚, panjang besi 5 cm, dan panjang pola 3,5 cm. Dengan
menyamakan satuan ke meter lalu masukan ke rumus diatas maka didapatkan nilai
Induksi Magnetik B = 7,86 × 10−7
Percobaan kedua menggunakan tegangan 9 V, dengan kuat arus 0,45 A, besar sudut
yang digunakan yaitu 40˚, panjang besi 5 cm, dan panjang pola 3,5 cm. Dengan
menyamakan satuan ke meter lalu masukan ke rumus diatas maka didapatkan nilai
Induksi Magnetik B = 1,17 × 10−6
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan
beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena
komponen internalnya tidak mendukung. Galvanometer dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer
dipasang hambatan eksteral (hambatan depan). Prinsipnya adalah dengan
menghasilkan lendutan putar karena merespon dari arus listrik yang mengalir melalui
koil di medan magnet yang konstan.
Kutub-kutub magnet adalah bagian ujung magnet yang memiliki kekuatan paling kuat
untuk menarik logam besi dibandingkan bagian magnet yang lain. Setiap magnet
memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Garis lurus pada magnet
yang menghubungkan dua kutub disebut sumbu magnet.
Sifat magnet sangatlah unik, yaitu jika kedua kutub yang sejenis disatukan atau
didekatkan mereka akan saling tolak menolak. Jika kedua kutub yang berbeda
disatukan mereka akan tarik menarik.
Di dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet. Kumparan atau
magnet yang berputar menyebabkan terjadinya perubahan jumlah garis-garis gaya
magnet dalam kumparan. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya GGL
induksi pada kumparan.
Energi mekanik yang diberikan generator dan dinamo diubah ke dalam bentuk
energi gerak rotasi. Hal itu menyebabkan GGL induksi dihasilkan secara terus-
menerus dengan pola yang berulang secara periodik.
BAB V
KESIMPULAN
Medan magnet di sekitar kawat berarus listrik ditemukan secara tidak sengaja
oleh Hans Christian Oersted (1770-1851), ketika akan memberikan kuliah bagi
mahasiswa. Oersted menemukan bahwa di sekitar kawat berarus listrik magnet
jarumkompas akan bergerak (menyimpang).
Penyimpangan magnet jarum kompas akan makin besar jika kuat arus listrik yang
mengalir melalui kawat diperbesar. Arah penyimpangan jarum kompas bergantung
arah arus listrik yang mengalir dalam kawat.Gejala itu terjadi jika kawat dialiri arus
listrik. Jika kawat tidak dialiri arus listrik, medan magnet tidak terjadi sehingga
magnet jarum kompas tidak bereaksi.
Arah medan magnet di sekitar kawat berarus ditentukan dengan aturan atau kaidah
tangan kanan, yaitu arah ibu jari dimisalkan menyatakan arah aliran arus listrik (I),
sedangkan arah lipatan jari-jari yang lainnya menyatakan arah medan magnet (B)
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Gusnawati, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu dan Kontekstual SMP
Kelas IX. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Nur Kuswanti, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning IPA SMP Kelas IX
Edisi 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta