Anda di halaman 1dari 5

Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan salah satu transfer dana pemerintah kepada pemerintah daerah

yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

DAU bersifat Block Grant yang berarti penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas
dan kebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah.

Dasar Hukum

1. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
2. PP No.5 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

Alokasi DAU

1. DAU dialokasikan untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota.


2. Besaran DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Netto
yang ditetapkan dalam APBN.
3. Proporsi DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah kabupaten/kota ditetapkan sesuai
dengan imbangan kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota.

Tahapan Penghitungan DAU

Tahapan Akademis. Konsep awal penyusunan kebijakan atas implementasi formula DAU dilakukan oleh
Tim Independen dari berbagai universitas dengan tujuan untuk memperoleh kebijakan penghitungan
DAU yang sesuai dengan ketentuan UU dan karakteristik Otonomi Daerah di Indonesia.

Tahapan Administratif. Dalam tahapan ini Kemenkeu melakukan koordinasi dengan instansi terkait
untuk penyiapan data dasar penghitungan DAU termasuk didalamnya kegiatan konsolidasi dan verifikasi
data untuk mendapatkan validitas dan kemutakhiran data yang akan digunakan.

Tahap Teknis. Merupakan tahap pembuatan simulasi penghitungan DAU yang akan dikonsultasikan
Pemerintah kepada DPR RI dan dilakukan berdasarkan formula DAU sebagaimana diamanatkan UU
dengan menggunakan data yang tersedia serta memperhatikan hasil rekomendasi pihak akademis.

DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA.


2016. “Dana Alokasi Umum”, http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?p=1776, diakses pada 18 Oktober
2021.

Dana Alokasi Umum merupakan sejumlah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat kepada
masing-masing daerah otonom yang terdiri dari Provinsi, Kabupaten atau Kota di Indonesia yang
diselenggarakan setiap tahun yang digunakan sebagai dana pembangunan.
Dana Alokasi Umum ini adalah salah satu bagian belanja untuk daerah otonom dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) dan menjadi bagian dari pendapatan di Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah ( APBD ).

Tujuan dan Kategori Dana Alokasi Umum

Sebagai salah satu jenis dari dana perimbangan, Dana Alokasi Umum ini memiliki beberapa tujuan,
antara lain sebagai berikut :

1. Dana Alokasi Umum ini memiliki tujuan sebagai pemerataan kemampuan keuangan di setiap
daerah untuk mendanai berbagai kebutuhan dari daerah-daerah tersebut.
2. Untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintah pusat dengan pemerintah
pusat dan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang semuanya diatur dalam UU 33/
Tahun 2004.
3. Untuk mengurangi kesenjangan fiskal di setiap daerah di Indonesia.

Selain memiliki beberapa tujuan diatas, DAU ini juga merupakan contoh paling tepat transfer pusat ke
daerah dalam melakukan pemerataan horizontal. Untuk kategori dari Dana Alokasi Khusus, secara
umum terdiri dari :

1. Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi


2. Dana Alokasi Umum Daerah Kota/Kabupaten
Langkah awal dalam mekanisme pengalokasian DAU yaitu Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah
( DPOD ) memberikan pertimbangan tentang rancangan kebijakan formula serta perhitungan DAU
kepada Presiden sebelum disampaikannya Nota Keuangan dan RAPBN di tahun berikutnya.

Selanjutnya Menteri Keuangan melakukan perumusan terhadap formula dan perhitungan Dana Alokasi
Umum dengan memperhatikan DPOD yang dibuat sebelumnya.

Dana Alokasi Umum dari suatu daerah dialokasikan berdasar pada formula yang terdiri dari celah fiskal
serta alokasi dasar, celah fiskal sendiri merupakan selisih dari kapasitas dan kebutuhan fiskal.
Kebutuhan fiskal sendiri diukur dengan menggunakan beberapa variabel seperti jumlah penduduk,
indeks kemahalan konstruksi, luas wilayah, produk domestik regional bruto per kapita serta indeks
pembangunan sumber daya manusia.

Sedangkan kapasitas fiskal dapat diukur berdasarkan pendapatan asli setiap daerah dan dana bagi hasil.
Kemudian alokasi dasar dihitung dari jumlah gaji PNS Daerah tersebut.

Pintek. 2021. “Manfaat Dana Alokasi Umum Dalam Meningkatkan Sarana dan Prasarana Sekolah di
Indonesia”, https://pintek.id/blog/dana-alokasi-umum/, diakses pada 18 Oktober 2021.

Dana Alokasi Umum (DAU) bertujuan untuk membiayai pelayanan dasar kepada masyarakat daerah,
karena DAU merupakan transfer pusat ke daerah otonom yang penggunaannya ditetapkan sendiri oleh
daerah. Adanya DAU ini adalah untuk menciptakan pemerataan kemampuan keuangan daerah, sehingga
daerah yang kurang mampu dari segi pembiayaan urusannya akan memperoleh alokasi DAU yang relatif
besar.

Ada beberapa prinsip yang dipertimbangkan agar DAU menjadi efektif dan sesuai dengan tujuannya
antara lain: (1) memenuhi norma hukum dalam UU No. 25/1999, (2) kejelasan hubungan antara
kebutuhan dan potensi daerah, (3) besarnya DAU paling tidak sama dengan besarnya bantuan SDO dan
Inpres, (4) rumus DAU harus mudah dipahami dan logis, (5) rumus berdasarkan atas variabel-variabel
yang datanya tersedia dan akurat.

Simanjuntak. 2003. “Model Dana Alokasi Umum”, https://www.lpem.org/id/model-dana-alokasi-


umum/, diakses pada 18 Oktober 2021.

Dana Alokasi Umum. DAU merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU no.33 tahun 2004). DAU bertujuan untuk pemerataan
kemampuan keuangan antardaerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan
keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi
daerah. Secara definisi DAU diartikan sebagai berikut (Sidik, dalam Kuncoro, 2004). Salah satu
komponen dari Dana Perimbangan pada APBN, yang pengalokasiannya didasarkan atas konsep
Kesenjangan Fiskal atau Celah Fiskal (Fiscal Gap), yaitu selisih antara Kebutuhan Fiskal dengan Kapasitas
Fiskal. 2) Instrumen untuk mengatasi horizontal imbalance, yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah di mana penggunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh
daerah. 3) Equalization grant, yaitu berfungsi untuk menetralisasi ketimpangan kemampuan keuangan
dengan adanya PAD, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang diperoleh daerah. Adapun
cara menghitung DAU menurut ketentuan adalah sebagai berikut: 1) Dana alokasi Umum ditetapkan
sekurang-kurangnya 26% dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan APBN. 2) Dana alokasi umum
untuk daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota ditetapkan masing-masing 10% dan 90 % dari dana
alokasi umum yang ditetapkan diatas. Dari dana alokasi umum untuk suatu daerah kabupaten/kota
tertentu ditetapkan berdasarkan perkalian jumlah dana alokasi umum untuk daerah kabupaten/kota
yang ditetapkan APBN dengan porsi daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. Porsi daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud diatas merupakan proporsi bobot daerah kabupaten/kota
diseluruh Indonesia.

Menurut Undang Undang Republik Indonesia no 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah mengatakan bahwa: Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 25
Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah pasal 7 ayat (4) dan
ayat (5) Rumus Dana Alokasi Umum sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah:

Jumlah Umum Untuk Daerah Propinsi = Bobot Daerah Propinsi Yang Bersangkutan / Jumlah Bobot Dari

Seluruh Daerah Propinsi

Ayat (6) dan ayat (7). Rumus Dana Alokasi Umum sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah: Dana
Alokasi Umum untuk satu Kabupaten / Kota tertentu = Menurut PP No.6 Tahun 2011 pasal (1) nomor 3,
yaitu:

Jumlah Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota = Bobot Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan /

Jumlah bobot dari seluruh Daerah Kabupaten/Kota

Hidayah & Setiawati. 2014. “PENGARUH DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA LANGSUNG DI PROPINSI JAWA TENGAH” Jurnal
Akuntansi/Volume XVIII, No. 01. Jakarta: Universitas Mercu Buana Jakarta.

file:///C:/Users/User/Downloads/73667-ID-pengaruh-dana-alokasi-umum-dana-alokasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai