DISUSUN OLEH
M.Rizaldi hudala
192170070
1.2. Tujuan
Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang macam macam fluida, ruang lingkup
mekanika fluida, konsep konsep dasar, statika fluida, serta pendekatan dengan mengembangkan
pemodelan matematika dalam bentuk integral untuk volume atur, dan analisa dimensi, keserupaan dan
studi model.
Univesitas Sriwijaya
BAB 2 MEKANIKA FLUIDA
2.1. Konsep Tentang Fluida
Fluida adalah zat alir adalah zat dalam keadaan bisa mengalir dan memberikan sedikit hambatan
terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Ada dua macam fluida yaitu cairan dan gas. Salah satu ciri fluida
adalah kenyataan bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini disebabkan
oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi. Gaya kohesi pernah kita pelajari saat kita berada di
bangku SMP gaya kohesi sendiri tersebut adalah gaya tarik antar partikel sejenis. Dalam kasus ini gaya
kohesi antara molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi antar molekul zat cair. Ini
mnyebabkan molekul-molekul gas menjadi relatif bebas sehingga gas selalu memenuhi ruang. Sebaliknya
molekul-molekul zat cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas
meskipun bentuknya sebagian ditentukan oleh wadahnya. Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya
untuk dimampatkan. Gas bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit. Gas jika dimampatkan
dengan tekanan yang cukup besar akan berubah manjadi zat cair. Mekanika gas dan zat cair yang
bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi dalam keadaan diam keduanya mempunyai
perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam statika fluida. Fluida terbagi atas dua jenis, yakni fluida tak
mengalir (hidrostatika) dan flida mengalir (hidrodinamika). Penerapannya dalam peralatan teknik di
kehidupan sehari-hari saat ini banyak sekali contohnya dari mulai yang sangat sederhana seperti pompa
angin hingga sistem pengeboran minyak lepas pantai.
Univesitas Sriwijaya
2.1.2. Fluida Dinamis
Fluida statis adalah fluida yang diam, sedangkan fluida dinamis adalah fluida yang
bergerak atau dalam hal ini fluida yang mengalir. Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi
dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran
mulus, karena setiap partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan. Salah satu contoh aliran
laminar adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur (mulus),
beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi berubah menjadi aliran
turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya linkaran- lingkaran kecil dan menyerupai pusaran
dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh lain dari aliran turbulen adalah pusaran air. Ciri-ciri dari
aliran fluida:
1. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-steady). Maksudnya apa sich
aliran tunak dan tak-tunak,dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suat u titik selalu
sama. Katakanlah partikel fluida mengalir melewati titik A dengan kecepatan tertentu, lalu partikel
fluida tersebut mengalir dengan kecepatan tertentu di titik B. nah, ketika partikel fluida lainnya yang
nyusul dari belakang melewati titik A, kecepatan alirannya sama dengan partikel fluida yang bergerak
mendahului mereka. Hal ini terjadi apabila laju aliran fluida rendah alias partikel fluida tidak kebut-
kebutan. Contohnya adalah air yang mengalir dengan tenang. Lalu bagaimanakah dengan aliran tak-
tunak ? aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi kecepatan partikel fluida di suatu titik
yang sama selalu berubah. Kecepatan fluida di titik yang berbeda tidak sama.
2. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran tak-termapatkan
(incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika
fluida tersebut ditekan, maka aliran fluida itu disebut aliran termapatkan. Sebaliknya apabila jika
fluida yang mengalir tidak mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran
fluida tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair yang mengalir bersifat tak-
termampatkan.
3. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak (irrotational). untuk
memahaminya dengan mudah, dirimu bisa membayangkan sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam
air yang mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya adalah tak
berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita sebut berolak. Contoh
lain adalah pusaran air.
4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (non-viscous). Kekentalan dalam
fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental fluida, gesekan antara partikel fluida
makin besar. Mengenai viskositas alias kekentalan akan kita kupas tuntas dalam pokok bahasan
tersendiri.
Univesitas Sriwijaya
2.1.3. Terapan Fluida Dalam Kehidupan
.Manfaat dan terapan fluida baik fluida statis maupun fluida dinamis bagi kehidupan sangat
banyak antara lain yang sering digunakkan dongkrak hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, mesin hidrolik,
rem piringan hidrolik, hidrometer, kapal laut, kapal selam, balon udara, karburator, sayap pesawat terbang.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai penerapan- penerapan fluida di atas: Dongkrak Hidrolik Prinsip
kerja dongkrak hidrolik adalah penerapan dari hukum Paskal yang berbunyi tekanan yang diberikan pada
zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah. Tekanan yang kita berikan pada
pengisap yang penampangnya kecil diteruskan oleh minyak (zat cair) melalui pipa menuju ke pengisap
yang penampangnya besar. Pada pengisap besar dihasilkan gaya angkat yang mampu menggangkat
beban
Univesitas Sriwijaya
momentum, kekekalan energi dan hukum termodinamika yang kedua dalam bentuknya yang elementer
adalah dengan mendefinisikan suatu sistem.Tanpa langkah ini apa yang dinamakan gaya, massa, panas,
kerja, dan sebagainyaakan kabur artinya sampai apa yang dinamakan sistem didefinisikan dengan
jelas.Fluida sangat mudah bergerak, dan karena itu agak sukar untuk menganalisabatas dan sistem
fluida untuk waktu yang agak lama. Hal yang demikian kita jumpaidalam mesin turbo, dimana proses
yang rumit berlangsung dan dimana partikel fluidayang berbeda yang melalui mesin mengalami sejarah
yang berbeda. Karena itu, untuk fluida yang bergerak lebih mudah bila kita menggunakan suatu
konsep lain, dimanayang kita perhatikan adalah suatu volume dalam ruang yang tertentu, yang dilalui
olehaliran fluida, dan bukan fluida yang mempunyai partikel dengan identitas tetap.
Diferendial diartikan juga sebagai persamaan yang mengandung satu atau lebih fungsi (peubah
tak bebas) beserta turunannya terhadap satu atau lebih peubah bebas disebut turunan.
Univesitas Sriwijaya
1. Diferensial Biasa
Diferensial biasa adalah persamaan diferensial yangmengandung satu atau lebih fungsi
(peubah tak bebas) beserta turunannya terhadap satu peubah bebas.
2. Diferensial Parsial
Persamaan diferensial mengandung satu atau lebih fungsi (peubah tak bebas) beserta
turunannya terhadap lebih dari satu peubah bebas. Kebanyakan permasalahan dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi dapat direpresentasikan dalam bentuk persamaan diferensial parsial.
Persamaan tersebut merupakan laju perubahan terhadap dua atau lebih variable bebas yang biasanya
adalah waktu dan jarak (ruang).Bentuk umum persamaan diferensial order 2 dan dua dimensi adalah:
dengan a, b,c, d, e, f dan g merupakan fungsi dari variable x dan y dan variable tidak bebas φ.
Apabila kita ingin mencari suatu fungsi f(x) dari turunan atau derivatifnya, maka
dinamakan integral. Beberapa fungsi yang sering digunakan beserta integral fungsi dapat dilihat pada
tabel:
Univesitas Sriwijaya
Contoh:
Univesitas Sriwijaya
2.4. Deskripsi Euler dan Lagrange
Metode ini menguraikan hubungan antara kedudukan berbagai partikel fluida dengan waktu,
dimana fluida dianggap sebagai kontinum. Hal ini berlaku selama ukuran dari partikel fluida yang diamati
jauh lebih besar dari jarak lintasan bebas rata-rata dari molekul.
Ada dua cara dalam menerangkan gerak fluida atau bentuk persamaan medan dalam fluida,
yaitu metode Lagrange dan metode Euler. Perbedaannya terletak pada cara penentuan kedudukan dalam
medan, yang satu bersangkutan dengan apa yang terjadi pada partikel fluida dengan identitas tetap
selama waktu yang tertentu, bagaimana lintasannya, berapa besar kecepatan dan percepatannya.
Univesitas Sriwijaya
Atau
X = x (a, b, c, t)
Y = y (a, b, c, t)
Z = z (a, b, c, t)
pada waktu tertentu, yaitu sebesar . Cat : Huruf kapital menyatakan posisi initial mobil,
Univesitas Sriwijaya
2.4.2. Deskripsi Euler
Kita pertimbangkan kasus yang sama, sebuah mobil yang berjalan dari Jakarta ke Bandung.
Namun kali ini pengamatnya berbeda, anggap ada seorang polisi di sebuah pos polisi diantara Jakarta-
Bandung.
Polisi ini ingin mengetahui kecepatan si mobil tadi yang akan lewat di pos polisi yang dia jaga.
Pertama2, kita harus tahu letak kantor pos polisi tersebut, letaknya katakanlah ada di
.
Sehingga kemudian besarnya kecepatan mobil itu saat lewat didepan pos polisi tersebut adalah
sebesar . Disini kecepatan mobil yang ingin dicari adalah pada posisi
tertentu, sehingga tentunya posisi akhir mobil dan titik pengamatan, belum tentu berada pada satu titik
yang sama.
Kesimpulannya, dalam deskripsi Euler, yang kita amati adalah besaran pada suatu titik tertentu
yang kita tentukan. Dengan menggunakan deskripsi ini, posisi pengamat adalahfixed (tidak berpindah-
pindah).
Univesitas Sriwijaya
Dimensi–dimensi ini disajikan dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1. DIMENSI-DIMENSI POKOK DALAM SISTEM DAN BG
Dimensi Satuan Faktor konversi
Satuan BG
pokok SI
Panjang Meter (m) Kaki (ft) 1 ft = 0.3048 m
Massa Kilogram (kg) Slug 1 slug = 14.5939 kg
Waktu Sekon (s) Sekon (s) 1s=1s
Suhu Kelvin (k) Rankine (ºR) 1 K = 1.8ºR
Univesitas Sriwijaya
Gambar 1. Grafik fluida Newtonian dan non-Newtonian
Viskositas pada fluida newtonian secara deinisi hanya bergantung pada temperatur dan tekanan,
dan tidak bergantung pada gaya-gayayang bekerja pada fluida. Jika fluida bersifat inkompresibel
maka viskositas bernilai tetap diseluruh bagian fluida (Karyono, 2008).
Persamaan yang menggambarkan tegangan geser (dalam koordinat kartesian) adalah:
........................................................... (2.2)
dimana: ij = tegangan geser pada bidang ith dengan arah jth
V
i= kecepatan pada arah ith
X
j= koordinat berarah jth
Jika suatu fluida tidak memenuhi hubungan ini, fluida ini disebut fluida non-Newtonian.
Dimana fluida non-Newtonian viskositasnya akan berubah bila terdapat gaya yang bekerja pada fluida
(seperti pengadukan).
Univesitas Sriwijaya
3. tensiometer
4. cara capilary rise
Univesitas Sriwijaya
Gambar 2. Aliran Laminar
b. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen. Keadaan
peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan dan lain-lain yang menyangkut geometrii aliran
dimana nilai bilangan Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000) .
c. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari partikel-partikel fluida
sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida yang lain dalam skala yang
besar. Dimana nilai bilangan Renoldsnya lebih besar dari 4000 (Re>4000).
Univesitas Sriwijaya
2.7.1. Tekanan dengan luas bidang tersebutdi suatu titik
Tekanan rata-rata dihitung dengan membagi gaya normal (gaya tegak lurus) yang
mendorong suatu bidang datar dengan luas bidang tersebut. Tekann disuatu itik adalah limit
perbandingan gaya normal terhadap luas bidng bila bidang tersebut mendekati ukuran nol pada titik itu. Di
suatu titik fluida yang tidak bergerak mempunyai tekanan yang sama dalam semua arah. Hal ini berarti
bahwa suatu bidang elemen οA yang sangat kecil luasnya, yng bebas berputar terhadap pusatnya bila
terendam dalam fluida yang tidak, akan mendapat gaya besarnya konstan yang bekerja pada kedua sisinya,
bagaimanapun orientasinya.
Guna menunjukkan hal ini, kita memperhatikan suatu benda bebas kecil yang berbentuk baji
dengan lebar satuan di titik (x,y) dalam fluida yang tidak bergerak. Karena tidak dapat terjadi gaya geser,
maka gaya-gaya yang ada hanyalah gaya-gaya permukaan normal dan gaya berat, mk persamaan-
persamaan gerakan dalam arah x dan y masing-masing adalah :
Dimana Px, Py,Pa adalah tekanan rata-rata pada ketiga permukan, y ialah berat jenis fluida, p
kerapatannya, dan ax, ay percepatan. Bila diambil limitnya bila benda bebas tersebut diperkecil
mendekati ukuran nol dengan membuat permukaan miringnya mendekati (x,y) sambil mempertahan
sudut θ yang sama dan bila kita menggunakan hubungan geometri.
Suku terakhir persamaan yang kedua adalah kecil tak hingga dengan orde dengan kekecilan
yang tinggi dan dapat diabaikan. Bila persamaan-persamaan di atas dibagi masing- masin dengan oy dan
ox maka persamaan-persamaan tersebut dapat digabungkan: Ps=Px=Py ........................................2.1
Karena sudut θmerupakan sembarang sudut, maka persamaan ini membuktikan bahwa tekanan
adalah sama dalam semu arah disuatu titik dalam fluida static. Walaupun pembuktian tersebut
dilaksanakan untuk kasus dua dimensi, namun dapat dibuktikan bagi kasus tiga dimensi
Univesitas Sriwijaya
dengan persamaan-persamaan keseimbangan untuk sebuah bidang empat kecil fluida dengan tiga maka
dalam bidang-bidang koordinat dan muka keempat miring sembarang.
Jika fluida bergerak sedemikian hingga satu lapisan bergerak relative terhadap lapisan yang
berdekatan, terjadilah tegangan-tegangan besar, dan tegangangan normal disuatu titik rata rata sembarang
tiga tegangan tekan yang saling tegak lurus disutu titik.
Dimana ∂y ialah jarak dari pusat ke muka yang tegak lurus terhadap y. dengan menjumlahkan gaya-
gaya yang bereaksi terhadap elemen tersebut dalam arah y kita mendapat
Univesitas Sriwijaya
Untuk arah x dan z, karena tiadanya gaya badan yang beraksi,
Jika elemen tersebut diperkecil mendekati ukuran nol, setelah dibagi dengan rumus tersebut menjadi
eksak
Inilah gaya resultante per volume satuan disuatu titik, yang harus disamakan dengan nol untuk fluida
dalam keadaan diam. Besaran yang dalam kurung adalah gradient yang disebut V (del), pasal 8.2,
Dan gradient negative p, -Vp, adalah medan vector f untuk gaya tekanan permukaan per volume satuan,
F = -Vp (2.4.)
Maka hokum statika fluida tentang variasi tekanan adalah
F-jy = 0 (2.5.)
Univesitas Sriwijaya
Bagi fluida tak viskos yang bergerak, atau suatu fluida yang bergerak sedemikian hingga tegangan
gasar di mana-mananol, hokum newton yang kedua berbentuk
f-jy = pa (2.6.)
dengan a percepatan elem fluida tersebut f –jy adalah resutante gaya fluida apabila gaya berat
adalah satu stunya gaya badan yang bereaksi. Dalam bentuk komponen, pers (2.6.) menjadi
Turunan turunan parsial untuk variasi dalam arah horizontal merupakan suatu bentuk hokum
pascal, persamaan-persamaan itu menyatakan bahwa dua titik pada ketinggian yang sama dlam masa fluida
yang sama dan yang tidak bergerak memunyai tekanan yang sama. Karena p merupakan fungsi y saja,
Dp = - dy (2.7.)
Persamaan sederhana diferensial sederhana ini menghubungkan perubahan tekanan dengan
berat jenis serta perubahan ketinggian dan berlak untuk fluida yang mampu mampat maupun yang tak
mampu mampat. Bagi fluida yang dapat dianggap homogeny serta tak mampu mampat, adalah
konstan dan pers (2.7.) bila diintegrasikn menjadi
P = - y+ c
Dengan c konstan integrasi. Hokum hidrostatika tentang variasi tekanan seringkali ditulis dalam
bentuk p = h
Dengan h diukur vertical kebawah (h=-y) dari permukaan cairan bebas dan p adalah kenaikan
tekanan dari pada permukaan bebas itu. Persamaan (2.8.) dapat diturunkan dengan menggunakan sebuah
kolom pertikal cairan dengan tingi terbatas h yang permukaan atasnya terletak dipermukaan bebas
sebagai benda bebas fluida. Penurunan ini kami sediakan sebagai latihan bagi anda.
Univesitas Sriwijaya
dengan :
p = tekanan (N/m2)
F = gaya (N)
A = luas (m2)
Berdasarkan persamaan (3.1), jika tekanan pada suatu luasan diketahui, maka gaya tekanan
yang bekerja pada luasan tersebut adalah:
Tekanan dapat dinyatakan dengan mengacu kepada sembarang datum. Datum yang lazim ialah
nol absolut (nol mutlak) dan tekanan atmosfer 10kal.Bila suatu tekanan dinyatakan sebagai beda antara
nilainya dan hampa sempurna, maka tekanan tersebut dinamakan tekanan absolut. Bila tekanan itu
dinyatakan sebagai beda antara nilainya dan tekanan atmoster lokal. maka tekanan tersebut dinamakan
tekanan relative Gambar 2.3 melukiskan data serta hubungan autara:satuan-satuan ukuran tekanan yang
lazim.
Tekanan atmosfer standar adaIah takanan rata-rata pada permukaan Jaut, 29,92 inch H. Tekanan
yang dinyatakan dalam panjang kolom suatu cairan adalah setara dengan gaya pcrluas satuan di dasar
kolom itu. Hubungan untuk perubahan tekanan terhadap ketinggian dalam suatu cairan p = 'Yh.
menunjukkan hubungan antara tinggi tekan h.dalam panjang kolom fluida dengan berat jenis 'Y,dan
tekanan p. Satuan tekanan p dalam pascal, 'Y dalam newton per meter kubik, dan h daIam meter. Dengan
berat jenis setiap cairan yang dinyatakan dalam jenisnya S kali berat jenis air. Sehingga dapat ditulis :
Univesitas Sriwijaya
Dalam gambar 2-3 kita dapat menempatkan suatu tekanan pada diagram, yang
menunjukkan hubungannya dengan nol absolut dan dengan tekanan atmosfir lokal. Jika titik yang
bersangkutan berada di bawah garis tekanan-atmosfir lokal dan ditunjuk terhadap datum (acuan) relatif,
maka tekanan yang bersangkutan disebut negatif, hisap atau hampa. Perlu diperhatikan bahwa:
Sebuah permukaan datar (rata) dalam posisi horisontal dalam fluida yang tidak
Univesitas Sriwijaya
bergerak mengalami tekanan yang konstan. Besar gaya yang beraksi tcrhadap satu sisi permukaan
itu adalah
Gaya apung pada benda yang terendam adalah beda antara komponen vertical gaya tekanan
terhadap sisi atas benda tersebut. Dalam Gb 2.5 gaya ke atas pada sisi bawah samadengan berat
cairan, yang nyata atau yang khayali, yang terdapat vertical di atas permukaan ABC yang ditunjukkan oleh
berat cairan di-dalam ABCEFA. Gaya ke bawah pada permukaan atas sama dengan berat cairan
ADCEFA.Perbedaan antara kedua gaya torsobut adalah snatu gaya, yang vertikal ke atas disebabkan oleh
berat fluida ABCD yang djpindahkan olehbenda paat itu. Dalam bentuk persamaan FB = Vγ
Dengan FB gaya apung, v volume fluida yang dipindahkan, dan y adalah berat jenis fluida. Rumns
yang sarna bcrlaku untuk benda yang terapung bila sebagai v dipergunakan volume cairan yang dipindahkan.
Hal ini nyata dari pemeriksaan terhadap benda yang terapung dalam Gb 2.5
Univesitas Sriwijaya
Dalam Gb 2.6 gaya vertikal yang dilakukan terhadp suatu elemen benda tersebut yang berbentuk prisma
vertikaJ yang berpenampang δA adalah
δFB = (P2-P1) δA=γhδA = γ dv
Dengan δVvolume prisma. Integrasi pada seluruh benda menghasilkan
FB =
Untuk memecahkan masalah dalam mekanika fluida, maka kita harus terlebihdahulu
menentukan sistem yang akan dianalisa. Istilah sistem padatermodinamika dikenal dengan sistem
Univesitas Sriwijaya
tertutup dan sistem terbuka. Dalammateri ini kita akan menggunakan istilah sistem dan volume atur
(controlvolume).
Sistem adalah sejumlah massa yang tetap dan teridentifikasikan, batas sistemmembatasi sistem dari
sekelilingnya (lingkungannya). Batas sistem bisa tetapataupun berubah-ubah atau tidak tetap tetapi tidak ada
massa yang melintasinya. Seperti pada gambar menunjukkan bahwa gas yang ada di dalam
selinder dapat dikatakan sebagai suatu sistem. Batas sistem dapat bergerak ataupundiam tergantung
dari bergerak atau tidaknya piston. Volume atur adalah sembarang volume disuatu ruang dimana
aliran fluida melaluinya.
Piston
Pasangan Piston-Silinder
Volume atur adalah sembarang volume disuatu ruang dimana aliran fluida melaluinya.
Pipa
Arah Aliran
Contoh Surface
Hukum-hukum dasar yang dipakai dalam materi mekanika fluida dapat diformulasikan dalam
bentuk sistem-sistem yang kecil dan volume atur. Persamaan-persamaan yang akan dihasilkan akan
lain bentuknya. Untuk keadaan pertama akan menghasilkan bentuk persamaan- persamaan diferensial.
Pada keadaan kedua, persamaan-persamaannya akan berbentuk persamaan global, yaitu
persamaan-persamaan yang menunjukkan sifat global dari pada aliran. Kalau kita mempergunakan
pendekatan diferensial dalam memecahkan problem- problem gerakan fluida, maka kita akan dapatkan
sifat-sifat detail daripada aliran. Sering sekali kita hanya perlu mendapatkan sifat-sifat global darialiran
dan tidak perlu mendapatkan sifat-sifat detailnya.Untuk itu kita dapat mempergunakan formulasi
integral dalam pemecahan permasalahannya yang berarti pemecahannya adalah dengan pendekatansistem
dan volume atur.
Univesitas Sriwijaya
Metoda Deskripsi
Bila kita dapat dengan mudah mengikuti jejak gerakan dari satu massa yang sudah
teridentifikasikan maka kita dapat menggunakan metoda deskripsi mengikuti partikel fluida tersebut.
Pada metoda ini dapat dilakukan dengan mempergunakan metoda Lagrange dan Euler. Metoda Lagrange
Apa yang terjadi pada partikel fluida dengan identitas tetap selama waktu tertentu atau sejumlah
massa yang kecil, yang memenuhi anggapan kontinum, Misal : Bagaimana lintasan, kecepatan dan
percepatan.
Metoda Euler.
Mengetahui apa yang terjadi pada suatu titik di dalam ruang yang diisi fluida dan berapa
kecepatannya, percepatannya, dan seterusnya pada titik yang berbeda tempat dalam ruang. Walaupun
dengan metoda analisa Lagrange teridentifikasi, maka akan lebih mudah jika menggunakan metoda
Euler. Dengan metoda Euler menyatakan sifat dari aliran sebagai fungsi dari koordinat ruang dan waktu.
F= f (L.U. ρ. µ) …..1
Pada umumnya diperlukan sekitar 10 titik eksperimental untuk menentukan sebuah kurva. Untuk
menentukan pengaruh panjang benda L kita harus melakukan percobaan itu dengan 10 macam panjang.
Untuk masing-imasing panjang itu kita akan memerlukan 10 nilai untuk V, 10 nilai
untuk ρ dan 10 nilai untuk µ, sehingga total 10.000 percobaan. Kalau biaya Rp.5000 per
Univesitas Sriwijaya
percobaan nah anda tahu permasalahannya. Tetapi dengan analisis dimensi kita dapat segera menyederhanakan persm. (1)
menjadi bentuk yang setara.
=g
Atau,
C r = g (Re) …. 2
Disiniindeksm dan p berturut berarti model dan prototipe. Dari defenisi koefisien gaya, ini berarti bahwa
…. 4
=
Bentuk data yang diambil, dengan ρp Vp Lp/ ρp = ρmVmLm/ µm. Persamaan (5) adalah hukum
penyekalaan. Kalau gaya model diukur pada bilangan Reynolds model, maka ada bilangan Reynolds
yang sama gaya prorotipe besarnya sama dengan gaya model dari nisbah rapat kali kuadrat nisbah
kecepatan kali kuadrat panjang.
Univesitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Bruce R. Munson & Donald F. Young . 2005. Mekanika Fluida, Jilid 1. Jakarta. Erlangga.
Cengel, Yunus A. & Boles, Michael A. 2007. Thermodynamics: An Engineering Approach.
McGraw-Hill. New York.
Fogiel, M. 1986. The Fluid Mechanics and Dinamics Problem Solver. REA. New York
Fox,W Robert. 1994. Introduction to Fluid Mechanics, Fourth edition.
John Willey and Ginting, Hendra S dan Netti Herlina. 2002. Tegangan Permukaan Cairan Dengan Metode
Drop Out Dan Metode Buble. USU. Sumatera Utara.
Haliday, D. 1996. Fisika 2. Erlangga. Jakarta.
Henry, Nasution. 2008. Mekanika Fluida Dasar. Bung Hatta University Press Padang
Karyono, Iwan Yudi. 2008. Analisa Aliran Berkembang. FT UI. Jakarta.
Munson Bruce. 2002. Fundamental of Fluid Mechanics fourth edition.
Olson, R.M. and Wright, S.J. 1990. Dasar Mekanika Fluida Teknik. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Reynolds, William C. & Perkins, Henry C. 1987. Engineering Thermodynamics. McGraw-Hill. New York.
Soedradjat, S. 1983. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Nova. Bandung.
Wihantoro. 2006. Fisika Dasar Universitas. Universitas Jenderal soedirman. Purwokerto Sons. Inc White, F
M. 1996. Fluid Mechanics. Mcgraw-Hill. New York
Univesitas Sriwijaya