Anda di halaman 1dari 9

Makalah teori administrasi negara

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA DI INDONESIA

Disusun Oleh

DESI PUSPITA ARANTIKA : 140802011

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU PEMERINTAHAN


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2015/2016
Makalah
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA DI INDONESIA
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Menurut R.Bintarto desa merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan
pengaruh timbal balik dengan daerah lain. Sedangkan Kartohadikusumo yang mengatakan
bahwa desa merupakan kesatuan hukum tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah
camat.
Sejauh ini administrasi pemerintahan desa telah terselenggara cukup lama, namun hal
ini masih kurang tertib administrasi serta terdapat banyak kekurangan dalam kinerjanya. Hal
ini dapat dilihat seperti dalam pengurusan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga
(KK), surat pengantar dan lain sebagainya yang melibatkan peran pemerintah desa. Selama
ini, masyarakat menganggap bahwa administrasi hanya dihubungkan dengan Tata Usaha dan
Keuangan, namun sebenarnya administrasi tidak hanya mencakup mengenai hal itu saja
melainkan segala hal yang berkaitan dengan proses dan kegiatan pembangunan desa.
Administrasi desa dianggap penting karena merupakan suatu keharusan bagi pemerintah desa
untuk mengetahui pelayanan administrasi yang ada di desa, karena masih terdapat banyak
permasalahan di desa yang berkaitan dengan administrasi desa yang dilakukan untuk
memeberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Rumusan masalah
1. Sistem Administrasi Masyarakat di Tingkat Desa?
2. Hak, Wewenang, dan Kewajiban Perangkat Desa?
3.Sumber Keuangan Desa?

PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
PEMBAHASAN
1. Sistem Administrasi Masyarakat di Tingkat Desa
Syafiie (1997) mengemukakan bahwa desa merupakan suatu wilayah yang ditempati
oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat, termasuk di dalamnya kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan langsung di bawah camat dan
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Perkembangan perkotaan, beberapa wilayah desa yang berada di
perkotaan dijadikan kelurahan, kepala kelurahan tidak dipilih, tidak dapat secara otonom
membuat keputusan sendiri, tidak dapat menetapkan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran
Keuangan Desa (APPKD) sendiri, sehingga tidak perlu dibentuk Lembaga Musyawarah Desa
(LMD).
Lurah sebagai kepala kelurahan diangkat diangkat secara vertikal sebagai kepala
wilayah dalam waktu yang tidak ditentukan, tetapi tetap sebagai penyelenggara dan
penanggung jawab pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di wilayahnya masing-
masing. Keberadaannya diambil dari pegawai negeri yang diangkat bupati/walikota madya
ataupun walikota administratif. Dengan demikian kelurahan dapat didefinisikan sebagai suatu
wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah, langsung di bawah camat, tetapi tidak berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiri.
Untuk membantu kepala desa dalam menjalankan hak, wewenang, dan kewajiban
selaku pimpinan pemerintahan desa, maka dibentuklah Sekretariat Desa selaku unsur staf,
dikepalai sekretaris desa yang membawahi kepala-kepala urusan seperti:
1.) Kepala Urusan Administratif (TU).
2.) Kepala Urusan Keamanan.
3.) Kepala Urusan Ekonomi.
4.) Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat.
5.) Kepala Urusan Keuangan.
Apabila kepala desa berhalangan maka sekretaris desa menjalankan tugas dan
wewenang sehari-hari kepala desa. Sistem administrasi masyarakat di tingkat desa di
Indonesia sudah memiliki tata struktur yang baik dari mulai adanya kepala desa sampai staf-
staf pembantu kepala desa. Hampir di seluruh desa dalam wilayah Indonesia menerapkan
sistem pemerintahan desa yang sama antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, dan
antara desa yang satu dengan desa yang lain, sehingga tatanan pemerintahan di tingkat desa
bisa berjalan dengan baik dan tersistem.
2. Hak, Wewenang, dan Kewajiban Perangkat Desa
Perangkat desa merupakan seperangkat warga desa yang bekerja di balai desa. Ada
berbagai macam jabatan di dalam perangkat desa yaitu; kepala desa, sekretaris desa,
bendahara desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), ketua RT/RW, dan sebagainya.
1. Kepala Desa
Hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa dibagi dua jenis golongan besar yaitu
hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang penyelenggaraan rumah tangga desa
dan hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang tugas pembantuan.
A. Hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang penyelenggaraan rumah tangga
desa meliputi yaitu:
1. Bidang pemerintahan
a. Menetapkan keputusan desa bersama LMD.
b. Menetapkan keputusan kepala desa.
c. Membina LMD.
d. Melaksanakan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa (APPKD).
e. Mengusulkan calon sekretaris desa.
f. Mengusulkan calon kepala urusan.
g. Membina perangkat desa.
h. Menyelenggarakan rapat-rapat desa.
i. Mengendalikan jumlah penduduk desa.
j. Melayani tamu desa (pemerintah dan masyarakat).
k. Membina RT dan RK.
l. Pertanggung jawaban terhadap LMD.
m. Mendata kekayaan desa.
n. Mengawasi pertanahan desa (perkuburan, mutasi).
o. Berkonsultasi dengan bidangnya mengenai hal-hal teknis yang menyangkut pembangunan
dan pengembangan desa.
2. Bidang pembangunan
Memelihara pekerjaan umum desa, misalnya:
- Jalan
- Jembatan
- Kegotongroyongan
- Pasar
- Air bersih
- Rumah ibadah dan lain-lain.
Peningkatan tahap desa.
Pembinaan rumah jompo dan yatim piatu.
Membina partisipasi pembangunan LMD.
.Mebina kerukunan beragama.
Peningkatan kecerdasan warga desa.
Membina pengembangan berbagai kegiatan, misalnya:
- Karang taruna
- PKK
- Majelis taklim dan lain-lain.
Membina potensi ekonomi desa.
Membina perkoperasian.
Menjaga kelancaran hasil produksi.
Memanfaatkan sumber daya alam.
Melestarikan lingkungan hidup serasi.
Meningkatkan keterampilan warga desa, misalnya:
- Kelompok Tani
- Mitra Cai
- Perindustrian dan lain-lain.
Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
B. Hak, wewenang, dan kewajiban kepala desa di bidang tugas pembantuan meliputi yaitu:
1. Bidang Pembantuan Program Pemerintah Pusat
Pelaksanaan KB.
Pelaksanaan kesehatan.
Pelaksanaan santunan fakir miskin.
Pelaksanaan koperasi.
Pelaksanaan penghijauan.
Pelaksanaan Inpres bantuan desa.
Pelaksanaan MTQ.
Pelaksanaan wajib belajar.
2. Sekretaris Desa
Sekretaris desa bertugas membantu kepala desa di bidang pembinaan administrasi dan
memberikan pelayanan teknis administrasi kepala seluruh perangkat desa. Pada umumnya,
tugas sekretaris desa adalah menulis surat dan mengatur dan menyimpan dokumen penting
dari surat yang dikeluarkan oleh kelurahan dan surat yang diterima kelurahan atas persetujuan
kepala desa. Sekretaris desa selalu menggantikan posisi kepala desa secara sementara apabila
kepala desa sedang ada tugas keluar kota atau tuntutan yang lain yang mengharuskan kepala
desa tidak berada di tempat (kelurahan), sehingga kapan saja warga desa membutuhkan surat
atau keterangan apapun dari desa atau kelurahan setempat, bisa secara langsung ditangani
oleh sekretaris desa. Hal itu dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sekretaris desa, maka
jalannya perangkat desa tetap berjalan dengan lancar walaupun kepala desa sedang tidak ada
ditempat (balai desa).

3. Bendahara desa
Bendahara desa diarahkan pada upaya mewujudkan pengelolaan keuangan desa yang
tertib dan dapat dipertanggungjawabkan serta mengacu pada Pedoman Administrasi
Keuangan Desa. Tugas dan wewenang bendahara desa yaitu:
a.) Memimpin dan menyelenggarakan kegiatan pengelolaan keuangan desa yang meliputi
penerimaan, pengeluaran dan pembukuan
b.) Mengeluarkan uang atas persetujuan Kepala Desa
c.) Membagi tugas diantaraa wakil bendahara dan anggota pengurus bendahara lainnya.
d.) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh wakil bendahara
e.) Memberikan saran dan pertimbangan yang dipandang perlu kepada ketua/ wakil ketua
baik diminta maupun tidak diminta
f.) Menyiapkan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran yang sah sesuai dengan ketentuan
ysng berlaku. Untuk diverifikasi satu kali dalam satu tahun atau sewaktu-waktu diperlukan.
4. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah. BPD mempunyai tugas dan wewenang
yaitu:
a.) Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa
b.) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala
Desa
c.) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa
d.) Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa
e.) Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat
f.) Member persetujuan pemberhentian/ pemberhentian sementara perangkat desa
g.) Menyusun tata tertib BDP

BPD juga mempunyai hak yaitu:


Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa
Menyatakan pendapat
Mengajukan rancangan Peraturan Desa
Mengajukan pertanyaan
Menyampaikan usul dan pendapat
Memilih dan dipilih
Memperoleh tunjangan

3.Sumber Keuangan Desa


Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila
penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan
yang cukup kepada daerah, dengan mengacu kepada Undang-Undang yang mengatur
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dimana besarnya
disesuaikan dan diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pemerintah dan Daerah.
Semua sumber keuangan yang melekat pada setiap urusan pemerintah yang diserahkan
kepada daerah menjadi sumber keuangan daerah.
Daerah diberikan hak untuk mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa
kepastian tersedianya pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang
diserahkan. Kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah dan hak
untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di daerah dan
dana perimbangan lainnya. Hak untuk mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-
sumber pendapatan lain yang sah serta sumber-sumber pembiayaan.
Dengan pengaturan tersebut, dalam hal ini pada dasarnya pemerintah menerapkan
prinsip uang mengikuti fungsi. Di dalam Undang-Undang yang mengatur Keuangan Negara,
terdapat penegasan di bidang pengelolaan keuangan, yaitu bahwa kekuasaan pengelolaan
keuangan negara adalah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan, dan kekuasaan
pengelolaan keuangan negara dari presiden sebagian diserahkan kepada
gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah
dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Ketentuan tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan daerah, yaitu
bahwa Kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) adalah pemegang kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah dan bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian
dari kekuasaan pemerintahan daerah. Dalam melaksanakan kekuasaannya, kepala daerah
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaan keuangan daerah kepada para pejabat
perangkat daerah. Dengan demikian pengaturan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan daerah melekat dan menjadi satu dengan pengaturan pemerintahan daerah, yaitu
dalam Undang-Undang mengenai pemerintahan daerah.
Sumber pendapatan desa antara lain:
1.) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi:
(a) hasil pajak daerah;
(b) hasil retribusi daerah;
(c) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
(d) lain-lain PAD yang sah.
2.) Dana perimbangan yang meliputi: Dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi
khusus
3.) Hibah dan sumbangan dari pihak ke tiga yang tidak mengikat. APB Desa terdiri atas
bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan APB Desa dibahas dalam
musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala desa bersama BPD menetapkan APB
Desa setiap tahun dengan peraturan desa.
4.) Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman
hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah pusat setelah memperoleh
pertimbangan Menteri Dalam Negeri. Pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal
pada suatu Badan Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Pemerintah daerah dapat
memiliki BUMD yang pembentukan, penggabungan, pelepasan kepemilikan, dan/atau
pembubarannya ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada peraturan
perundangundangan. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD
merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung
mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Kepala daerah mengajukan rancangan
Perda tentang APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada
DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sistem administrasi masyarakat di tingkat desa di Indonesia sudah memiliki tata
struktur yang baik dari mulai adanya kepala desa sampai staff-staff pembantu kepala desa.
Hampir di seluruh desa dalam wilayah Indonesia menerapkan sistem pemerintahan desa yang
sama antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain, dan antara desa yang satu dengan
desa yang lain, sehingga tatanan pemerintahan di tingkat desa bisa berjalan dengan baik dan
tersistem.
Hak, wewenang, dan kewajiban dari perangkat desa sudah dibagi sedemikian rupa
sesuai dengan kedudukan jabatan masing-masing agar pelaksanaan tatanan administrasi di
tingkat desa berjalan dengan baik, tertata, dan tidak menyimpang dari hukum yang berlaku.
Sumber keuangan desa tidak hanya didapat dari iuran warga desa setempat melainkan
sumber keuangan desa juga mendapat sumbangan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana
perimbangan, dana hibah, bantuan keuangan dari pemerintah, dan lain-lain.

2. Saran
(1) Untuk kepala desa
Bagi kepala desa disarankan untuk menjadi pemimpin yang baik (tidak
menyalahgunakan jabatan) dan dapat mengayomi bawahannya serta ikut berperan aktif dalam
pembangunan desa demi terwujudnya kemajuan desa.
(2) Untuk sekretaris desa
Bagi sekretaris desa disarankan untuk menjadi sekretaris yang jujur, dan tidak
memanfaatkan jabatannya ketika kepala desa sedang tidak ditempat.
(3) Untuk bendahara desa
Bagi bendahara desa disarankan untuk menjadi bendahara yang adil dalam mengatur
keuangan dan tidak menyalahgunakan pembuatan laporan dengan unsur-unsur Kolusi
Korupsi Nepotisme (KKN).
(4) Untuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Bagi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) disarankan untuk tidak membeda-bedakan
lapisan elemen masyarakat sehingga, dituntut adil dalam member pelayanan kepada warga
desa setempat.
DaftarPustaka
Syafiie, Inu Kencana. 1997. Ilmu administrasi publik. Jakarta: Rineka cipta.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Desa, diakses 23 November 2011

Anda mungkin juga menyukai