Anda di halaman 1dari 21

KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

DI SUSUN

OLEH

Nama : Widya Sandi

Nim : 0309182077

Dosen Pengampu : Dr. Amiruddin, M.pd

Mata Kuliah : Kepemimpinan Pendidikan

PROGRAM STUDI S1 ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN 2020
IDENTITAS PENULIS

Nama : Widya Sandi


Nim : 0309182077
Tempat/Tanggal Lahir : Bandar Setia, 14 September 1999
Alamat : Jln. Terusan, Dusun II Desa Bandar Setia
Pendidikan : Kuliah di Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara
Email : widyasandi14@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah yang Maha Esa, karena Rahmat-
Nyalah saya bisa menyelesaikan artikel ini yang berjudul “KEPEMIMPINAN
DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN, yaitu Bapak Dr. Amiruddin, M.pd yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta masukan yang bermanfaaat dalam proses
penyusunan artikel ini. Rasa terima kasih juga saya sampaikan kepada teman-teman
yang telah memberi kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Harapan saya semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman
bagi saya dan juga para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk serta isi
artikel ini sehingga kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Medan, 20 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama


dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia.
Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-
kelompok manusia dalam rangka untuk mempertahankan hidupnya menentang
kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama
tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang
yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling
kuat dan pemberani sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya
seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet,
pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin
harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak
kelompok.

Zaman sekarang berbeda kalau dibandingkan dengan zaman dahulu. Pemimpin


sekarang tidak mungkin mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan. Sekarang yang
dibutuhkan bukan lagi pemimpin yang mampu menyelesaikan tugas itu, tetapi seorang
pemimpin harus mempunyai kemampuan membuat rencana, melaksanakan rencana dan
memutuskan segala sesuatu yang perlu.1

. Saliman, M.pd. KEPEMIMPINAN (Konsep, pendekatan dan strategi) https://www.google.com/search?


1

q=jurnal+syarat-syarat+kepemimpinan&oq=jurnal+syarat-
syarat+kepemimpinan&aqs=chrome..69i57j0l7.14342j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran
sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan
bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen
dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif/prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah. Secara umum, kepala sekolah
tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya sekolah, terutama
sumberdaya manusia, untuk mencapai tujuan sekolah.

Untuk menjadi pemimpin pendidikan yang efektif harus mampu


mengkombinasikan dan menciptakan sinergi kedua aspek tersebut. Selain itu,
pemimpin pendidikan harus mampu menggunakan berbagai sumberdaya material
dan manusia secara kreatif, melibatkan anggota organisasi sesuai peran masing-
masing

dalam pengambilan kebijakan (pendekatan partisipatif).2

. Slamet Lestari. Perspektif kepemimpinan pendidikan.


2

https://www.google.com/search?
q=kepemimpinan+dalam+manajemen+pendidikan&oq=kepemimpinan+dalam+manajemen+pendidikan&
aqs=chrome..69i57.9434j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#
B. Rumusan Masalah

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam artikel ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:

1. Apa itu manajemen tenaga pendidik/kependidikan?


2. Apa itu manajemen kesiswaan?
3. Apa itu manajemen sarana prasarana?
4. Apa itu manajemen kurikulum?
5. Apa itu manajemen pembiayaan/keuangan?
6. Apa itu manajemen hubungan masyarakat?
7. Apa itu manajemen layanan khusus?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan artikel ini akan membahas beberapa
masalah yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu manajemen tenaga pendidik/kependidikan.


2. Untuk mengetahui apa itu manajemen kesiswaan.
3. Untuk mengetahui apa itu manajemen sarana prasarana.
4. Untuk mengetahui apa itu manajemen kurikulum.
5. Untuk mengetahui apa itu manajemen pembiayaan/keuangan.
6. Untuk mengetahui apa itu manajemen hubungan masyarakat.
7. Untuk mengetahui apa itu manajemen layanan khusus.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen Tenaga Pendidik/Kependidikan

Manajemen adalah seni atau keterampilan dalam merencanakan, mengarahkan,


mengelola dan mengawasi agar segala aktivitas berjalan dengan baik dan menghasilkan
tujuan yang ingin dicapai bersama. UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelanggaran pendidikan sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisispasi dalam
menyelenggarakan pendidikan ( Idris, 2014: 53).

Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan


diangkat untuk menunjang penyelanggaraan pendidikan yang termaksud dalam tenaga
kependidikan adalah:

1. Kepala satuan pendidikan

Yaitu orang-orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin
satuan pendidikan.

2. Pendidik Pendidik

Yaitu tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam penyelanggaraan


pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik.

3. Tenaga kependidikan lainnya

Yaitu orang yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan, walaupun


secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus
dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi
pendidik sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan,
seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidik dan
latihan/pengembangan dan pemberhentian.3

B. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala aspek


aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik
(siswa) sampai keluarnya peserta didik (siswa) tersebut dari suatu sekolah atau suatu
lembaga pendidikan. Manajemen peserta didik (kesiswaan) keberadaanya sangat
dibutuhkan di lembaga pendidikan karena siswa merupakan subjek sekaligus objek
dalam proses transformasi ilmu dan keterampilan. Keberhasilan dalam penyelenggaraan
pendidikan akan sangat bergantung dengan perkembangan potensi fisik, kecerdasan
intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Manajemen peserta didik tidak
semata pencatatan data peserta didik kan tetapi meliputi aspek yang lebih luas yaitu
dapat membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan di sekolah.4

. Suarga. (2019). Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Vol. 3. No. 1
3

https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1366&bih=657&sxsrf=ALeKk0276_VUmpxQs2etd9vISUOvRT7zNg
%3A1605876632815&ei=mLu3X4agMYLaz7sPx4qs2A8&q=jurnal+manajemen+pendidik
%2Fkependidikan&oq=jurnal+manajemen+pendidik
%2Fkependidikan&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzIGCAAQFhAeMgYIABAWEB46BAgAEEc6BAgjECc6
AggAOgQIABBDOgcIIxCwAhAnOgQIABANUPMUWM3RBGDo1ARoB3ACeACAAekDiAHbNJIB
CjAuMS4xNS40LjOYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6yAEIwAEB&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwiGzIHSlJHtAhUC7XMBHUcFC_s4ChDh1QMIDA&uact=5#
. Ria Sita Ariska. (2015). Manajemen Kesiswaan. Vol. 9 No. 6
4

https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1366&bih=657&sxsrf=ALeKk02ewdZRtrlcEi6cI8Ab3JIlZV2hFg
%3A1605876717537&ei=7bu3X4C5IIHe9QON1JegBQ&q=jurnal+manajemen+kesiswaan&oq=jurnal+
manajemen+kesiswaan&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzICCAAyAggAMgIIADIGCAAQFhAeMgYIABAW
EB4yBggAEBYQHjIGCAAQFhAeMgYIABAWEB46BAgAEEc6BAgjECdQ3N9aWLODW2D0hltoA
HACeAGAAbQDiAHyH5IBCTAuOC42LjEuMpgBAKABAaoBB2d3cy13aXrIAQjAAQE&sclient=psy
-ab&ved=0ahUKEwjA47T6lJHtAhUBb30KHQ3qBVQQ4dUDCAw&uact=5#
Untuk mewujudkan tujuan sekolah manajemen kesiswaan meliputi empat
kegiatan, yaitu: pertama, penerimaan siswa baru, kedua, kegiatan kemajuan belajar,
ketiga, bimbingan dan, keempat, pembinaan disiplin serta monitoring.

1. Penerimaan siswa baru

Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan
sehingga harus dikelola sedemikian rupa supaya kegiatan belajar mengajar sudah dapat
dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.

2. Pendataan kemajuan belajar siswa

Keberhasilan kemajuan untuk prestasi belajar para siswa memerlukan data yang
otentik, terpercaya dan memiliki keabsahan. Data ini diperlukan untuk mengetahui dan
mengontrol keberhasilan atau prestasi oleh kepala sekolah sebagai manajer pendidikan
di sekolah. Kemajuan belajar siswa secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua
sebagai masukan untuk berprestasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya
dalam belajar baik di rumah maupun disekolah.5

3. Bimbingan dan pembinaan disiplin siswa

Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas


perkembangan pendidikan. Tujuan bimbingan dan penyuluhan di sekolah tidak lepas
dari tujuan pendidikan dan pengajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Yaitu yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dalam Bab II Pasal 3
yang berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada TuhanYang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.6

4. Kegiatan-kegiatan bimbingan

. Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,(Bandung: Angkasa,
5

1989), hal. 90.


. Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, (Bandung:
6

Citra Umbara, 2003), hal. 7


Ada beberapa kegiatan dalam bimbingan di sekolah, di antaranya adalah:

a. Bimbingan pendidikan adalah bertujuan untuk membantu seseorang dalam


memilih program yang tepat
b. Bimbingan belajar ialah memberikan bantuan kepada individu dalam
memecahkan kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar
c. Bantuan dalam kesulitan belajar maksudnya agar siswa dapat memperoleh
sukses dalam belajar secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
d. Bantuan dan mekanisme bimbingan dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara
teratur dan mencapai tujuan diperlukan adanya administrasi yang baik serta
perlengkapannya.
e. Fasilitas dan anggaran merupakan penunjang bagi terlaksananya program
bimbingan di sekolah, seperti ruangan yang memberikan kesan yang nyaman,
menyenangkan untuk pelaksanaan bimbingan.7

C. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang
secara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
. Hendrat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Surabaya:
7

Usaha Nasional, 1982), hal. 134.


mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. .Menurut keputusan menteri P dan K No
079/ 1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :

1) Bangunan dan perabot sekolah.


2) Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium.
3) Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil.

Supaya semua sarana dan prasarana ini memberikan manfaat demi keberhasilan
dalam pencapaian tujuan pelajaran perluh dilakukan proses pengaturan yang efisien,
sebagaimana yang dikemukan dalam buku pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah dikemukan langkah-langkah dalam penataan
perlengkapan atau sarana dan prasarana sebagai berikut :

1) Perencanaan
2) Pengadanan
3) Penyimpanan dan penyaluran
4) Pemeliharaan
5) Penginventarisasian dan penghapusan
6) Tata perlengkapan sekolah

Tujuan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, secara umum adalah


memberikan fasilitas dan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana
di Sekolah dalam rangka terealisasinya proses pendidikan di sekolah secara efektif dan
efisien.

Manfaat manajemen sarana prasarana:

1) Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentukan dan menyusun


rencana kebutuhan barang.
2) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam
pengarahan pengadaan barang
3) Memberikan data dan informasi untuk deijadikan bahan atau pedoman dalam
penyaluran barang
4) Memberikan data dan informasi dalam menetukan keadaan barang (tua, rusak
atau kebih) sebagai dasar sebagai dasar ditambah atau dikuranginya barang
5) Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan
pengendalian barang
6) Memberikan data dan imformasi dalam rangka pengontrolan dan pengevaluasian
saran prasarana dalam sebah lembaga tersebut.

Adapun hubungan sarana dan prasarana dengan proses pendidikan, dapat


dikatakan bahwa sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses
kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien.

D. Manajemen Kurikulum

Kurikulum ialah merupakan sebuah system yang tersusun oleh komponen-


komponen, diantara komponen tersebut memiliki hubungan yang erat dan saling
menunjang satu sama lain. Komponenkomponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan,
materi pembelajaran, metode dan evaluasi.

Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum yang


kooperatif, komperhensif, sistematik, sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan dari kurikulum sendiri.

Adapun prinsip, terdiri dari lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu:

1. Produktivitas, yakni hasil yang akan diproleh dalam kegiaitan kurikulum


merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.
Pertimbangan mengenai tentang bagaimana peserta didik dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan kurikulum.
2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen yang dilakukan harus berdasarkan
demokrasi.
3. Kooperatif, yakni pentingnya sifat kerja sama yang positif dari setiap pihak yang
ikut terlibat dalam melaksanakan manajemen kurikulum.
4. Evektifitas dan evisiensi
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen harus dapat memperkuat dan mengrahkan visi, misi dan tujuan
kurikulum.

Pelaksanaan kurikulum itu sendiri ialah proses belajar dan mengajar yang sesuai
dengan prinsiprinsip kurikulum yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kurikulum dibagi
menjadi dua tingkatan yakni pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, dan tingkat kelas.
Dalam tingkat sekolah yang berperan ialah kepala sekolah, sedngkan di tingkat kelas
yang berperan ialah guru.8

E. Manajemen Pembiayaan/Keuangan

Pemerintah memiliki delapan standar untuk menciptakan pendidikan yang


berkualitas, salah satunya yaiutu melalui standar pembiayaan pendidikan. Dalam
pencapaian tujuan pendidikan standar pembiayaan memiliki peran yang sangat penting,
yang masuk dalam kategori delapan standar pendidikan pemerintah. Pembiayaan

. Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada


8
pendidikan meliputi pada tiga hal a) biaya satuan pendidikan b) biaya penyelenggaraan
dan pengelolaan pendidikan c) biaya pribadi peserta didik.

Mengingat pentingnya peran pembiayaan dan keuangan dalam proses


pembelajaran, maka tidak dapat dihindari adanya tata kelola keuangan yang baik dalam
penyelenggaraan pendidikan. Tata kelola keuangan ini selanjutnya disebut sebagai
manajemen pembiayaan /keuangan.

Banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar mengajar secara
optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk menggaji guru maupun untuk
mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran. Dalam hal ini, maupun tuntutan
reformasi adalah pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang
berkualitas senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak.9

Pembiayaan merupakan salah satu kebutuhan pendidikan yang dapat menunjang


segala aktivitas pendidikan baik formal maupun informal. Pembiayaan menjadi
komponen pendidikan yang mempunyai peran penting atas berjalannya proses
pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan yang didukung dengan pembiayaan
memadai akan berakibat pada berlangsungnya pembelajaran yang maksimal.

Sebaliknya, tanpa pembiayaan, proses pembelajaran tidak akan dapat berjalan


dengan baik. “Pembiayaan dan keuangan merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan, merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-
kegiatan dalam proses pembelajaran bersama komponen yang lain”. Komponen
keuangan dan pembiayaan pendidikan, terutama di madrasah/sekolah, selayaknya
dikelola secara efektif. Pembiayaan pendidikan yang ada di madrasah/sekolah diatur,

. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.


9

193.
direncanakan dan dipergunakan secara baik dan tepat pada sasaran kebutuhan, dapat
bermanfaat secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan.

Dari uraian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa manajemen


pembiayaan pendidikan merupakan proses mendapatkan dan mengatur pengeluaran
berupa uang, barang, atau jasa melalui sumber daya manusia lewat fungsi manajemen
yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi, untuk membiayai seluruh
aktifitas atau kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan sehingga tercapainya mutu pendidikan mutu pendidikan
yang diharapkan.

F. Manajemen Hubungan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dengan masyarakat di sekitarnya sangat penting. Di


satu sisi sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program yang
relevan, sekaligus memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan program
tersebut. Di lain pihak, masyarakat memerlukan jasa sekolah untuk mendapatkan
program-program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. Hubungan dengan
masyarakat akan tumbuh jika masyarakat juga merasakan manfaat dan keikutsertaannya
dalam program sekolah.

Dengan demikian, maka hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan


proses dengan masyarakat dan merupakan proses yang direncanakan dan sungguh-
sungguh serta pembinaannya yang dilakukan secara kontinyu untuk mendapat simpati
dari masyarakat, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif
dan efisien.

Pengelolaan manajemen humas tidak serta merta melakukan pengelolaan tanpa


memperhatikan situasi dan kondisi yang ada dilingkungan sekitar, sehingga pelaksanaan
program humas nantinya lebih terarah, oleh karena itu sebelum melakukan pengelolaan
humas kita harus memperhatikan beberapa proses pendukung utama dalam pengelolaan
manajemen humas.

Pelaksanaan disebut sebagai upaya menggerakkan juga merangsang para


anggota agar melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab
yang tinggi, dalam kegiatan ini meliputi bimbingan, serta pengarahan sedemikian rupa,
sehingga para anggota kelompok mempunyai kreaktifitas dalam melaksanakan rencana
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan humas dilembaga pendidikan
mempunyai peranan penting, adapun tugas humas itu sendiri secara umum, antara lain:

a. Memberikan informasi dan menyampaikan gagasan kepada masyarakat, agar


diketahui maksud dan tujuannya serta kegiatankegiatannya termasuk
kemungkinan dipetik manfaatnya oleh pihak-pihak diluar organisasi.
b. Membantu pemimpin yang karena tugasnya tidak dapat langsung memberikan
informasi kepada masyarakat.10

G. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus di suatu sekolah merupakan bagian penting dalam


Manajemen Berbasis Sekolah yang efektif dan efisien. Untuk memenuhi tugas dan
tanggung jawab sekolah memerlukan suatu manajemen layanan khusus yang dapat

10
. Diki Hidayat. (2017). Manajemen Humas dalam Meningkatkan Hubungan Kerja Sama Sekolah
Dengan Masyarakat di SMP Nahdatul Ulama Medan.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/benchmarking/article/view/1115/861
mengatur segala kebutuhan peserta didiknya sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat
tercapai. Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di
organisasikan untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat
memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Pelayanan khusus diselenggarakan di
sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.

Manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk


memudahkan atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan
khusus siswa di sekolah. Diantaranya meliputi: manajemen layanan bimbingan
konseling, layanan perpustakaan sekolah, layanan kesehatan, layanan asrama, dan
manajemen layanan kafetaria/kantin sekolah. Layanan-layanan tersebut harus di kelola
secara baik dan benar sehingga dapat membantu memperlancar pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah.

Pelayanan khusus yang diberikan sekolah kepada peserta didik, antar sekolah
satu dengan sekolah lainnya pada umumnya sama, tetapi proses pengelolan dan
pemanfaatannya yang berbeda. Beberapa bentuk manajemen layanan khusus yang ada
di sekolah antara lain yaitu:

a) Layanan perpustakaan
b) Layanan kesehatan
c) Layanan asrama
d) Layanan bimbingan dan konseling
e) Layanan cafeteria peserta didik
f) Layanan laboraturium
g) Layanan koperasi
h) Layanan keamanan11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
11
. Kusmintardjo. Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I). Malang: IKIP Malang. 1992
manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan
mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidik
sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi,
penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidik dan latihan/pengembangan
dan pemberhentian

Manajemen kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala aspek aktivitas
yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik (siswa)
sampai keluarnya peserta didik (siswa) tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga
pendidikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk
mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.

Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum yang kooperatif,


komperhensif, sistematik, sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
dari kurikulum sendiri.

Manajemen pembiayaan pendidikan merupakan proses mendapatkan dan mengatur


pengeluaran berupa uang, barang, atau jasa melalui sumber daya manusia lewat fungsi
manajemen yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi, untuk membiayai
seluruh aktifitas atau kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan sehingga tercapainya mutu pendidikan mutu
pendidikan yang diharapkan.

Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan proses dengan


masyarakat dan merupakan proses yang direncanakan dan sungguh-sungguh serta
pembinaannya yang dilakukan secara kontinyu untuk mendapat simpati dari
masyarakat, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan
efisien.

Manajemen layanan khusus di sekolah pada dasarnya ditetapkan dan di organisasikan


untuk mempermudah atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi
kebutuhan khusus siswa di sekolah.
B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan pada penulisan artikel ini akan tetapi
pada kenyataannnya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki lagi. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu krtik dan juga saran
penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Diki Hidayat. (2017). Manajemen Humas dalam Meningkatkan Hubungan Kerja Sama Sekolah Dengan
Masyarakat di SMP Nahdatul Ulama Medan.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/benchmarking/article/view/1115/861

E. Mulyasa, 2005, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya

Hendrat Soetopo dan Wasty Sumanto, 1982,Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional

Kusmintardjo, 1989, Pengelolaan Layanan Khusus di Sekolah (Jilid I). Malang: IKIP Malang. 1992
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ria Sita Ariska. (2015). Manajemen Kesiswaan. Vol. 9 No. 6


https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1366&bih=657&sxsrf=ALeKk02ewdZRtrlcEi6cI8Ab3JIlZV2hFg
%3A1605876717537&ei=7bu3X4C5IIHe9QON1JegBQ&q=jurnal+manajemen+kesiswaan&oq
=jurnal+manajemen+kesiswaan&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzICCAAyAggAMgIIADIGCAAQ
FhAeMgYIABAWEB4yBggAEBYQHjIGCAAQFhAeMgYIABAWEB46BAgAEEc6BAgjEC
dQ3N9aWLODW2D0hltoAHACeAGAAbQDiAHyH5IBCTAuOC42LjEuMpgBAKABAaoBB
2d3cy13aXrIAQjAAQE&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwjA47T6lJHtAhUBb30KHQ3qBVQQ4dUDCAw&uact=5#

Saliman, M.pd. KEPEMIMPINAN (Konsep, pendekatan dan strategi) https://www.google.com/search?


q=jurnal+syarat-syarat+kepemimpinan&oq=jurnal+syarat-
syarat+kepemimpinan&aqs=chrome..69i57j0l7.14342j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#

Suarga. (2019). Tugas dan Fungsi Manajemen Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Vol. 3. No. 1
https://www.google.com/search?
safe=strict&biw=1366&bih=657&sxsrf=ALeKk0276_VUmpxQs2etd9vISUOvRT7zNg
%3A1605876632815&ei=mLu3X4agMYLaz7sPx4qs2A8&q=jurnal+manajemen+pendidik
%2Fkependidikan&oq=jurnal+manajemen+pendidik
%2Fkependidikan&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzIGCAAQFhAeMgYIABAWEB46BAgAEEc6BAgjECc6
AggAOgQIABBDOgcIIxCwAhAnOgQIABANUPMUWM3RBGDo1ARoB3ACeACAAekDiAHbNJIB
CjAuMS4xNS40LjOYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6yAEIwAEB&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwiGzIHSlJHtAhUC7XMBHUcFC_s4ChDh1QMIDA&uact=5#

Slamet Lestari. Perspektif kepemimpinan pendidikan.


https://www.google.com/search?
q=kepemimpinan+dalam+manajemen+pendidikan&oq=kepemimpinan+dalam+manajemen+pe
ndidikan&aqs=chrome..69i57.9434j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#

Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya,
(Bandung: Citra Umbara, 2003), hal. 7

Anda mungkin juga menyukai