Askep Kanker Kemoterapi
Askep Kanker Kemoterapi
Kanker
Definisi
Kanker adalah suatu kondisi di mana sel telah kehilangan pengendalian dan
cepat dan tidak terkendali. Sel-sel kanker akan terus membelah diri, dan tidak
adalah suatu penyakit sel yang ditandai dengan suatu pergeseran pada mekanisme
control yang mengatur proliferasi dan diferensiasi sel. Sel yang sudah mengalami
tampaknya merupakan tipe normal fetal dan mempunyai tanda lainnya dari
pengerasan dari rangkaian sel (Sukardja, 2000). Kanker bisa terjadi dari berbagai
jaringan dalam berbagai organ, seperti sel kulit, sel hati, sel darah, sel otak, sel
lambung, sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan berbagai macam sel tubuh
kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
Tumor jinak tidak menyebar, ia hanya tumbuh lokal yang expansif. Tumor
yang mengadakan penyebaran ialah tumor ganas, walaupun tumor itu secara
patologis kelihatannya sebagai tumor jinak. Tumor ganas yang hampir tidak
pernah menyebar ialah basalioma, suatu tumor kulit yang umumnya hanya
1) Lokal
Kanker menyebar ke jaringan atau organ disekitar tempat kanker itu semula
tumbuh, berupa satelitosis, satelit nodule, atau perlekatan dengan jaringan atau
organ disekitarnya. Penyebaran lokal ini sering menimbulkan kanker itu yang
2) Regional
regionalnya sendiri-sendiri.
3) Ke organ-organ jauh
kelenjar limfe diluar kelenjar limfe regional. Penyebaran jauh itu umumnya
secara hematogen.
Epidemiologi Kanker
diperkirakan akan terjadi peningkatan 99% penderita pada tahun 2010 di negara
masa mendatang.
Di dunia, diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun
2005 (WHO, 2005) dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan.
diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk
per tahunnya.
geografis (misal kanker serviks lebih banyak di negara Asia), suku bangsa, variasi
genetik, jenis kelamin (misal kanker payudara lebih banyak pada wanita), dan
yaitu :
rahim), zat kimia (misal asap rokok menyebabkan kanker paru), sinar
1) Induksi
2) Kanker In Situ
3) Kanker Invasif
Sel kanker telah menembus membran basal dan masuk ke jaringan atau organ
4) Metastasis
Penyebaran kanker ke kelenjar getah bening dan atau organ lain yang
letaknya jauh (misal kanker usus besar menyebar ke hati). Penyebaran ini
dapat melalui aliran darah, aliran getah bening, atau langsung dari tumor.
Terapi Kanker
Tujuan Terapi
Kuratif : Penyembuhan
kanker dini yaitu kanker lokoregional, masih kecil, operabel atau radiosensitif dan
pada kanker yang sistemik yang khemosensitif seperti leukimia, limfoma maligna,
choriokarsinoma dan kanker testis dan beberapa kanker yang terdapat pada anak.
Kurang lebih 70% kanker yang solid dapat disembuhkan dengan pembedahan.
Paliatif : meringankan
Terapi paliatif ialah semua tindakan aktif guna meringankan beban
Pengobatan Kanker
Operasi/Pembedahan
prosedur penggobatan kanker yang paling tua, dan paling besar kemungkinannya
untuk sembuh, khususnya untuk jenis kanker tertentu yang belum menyebar ke
Radioterapi
ionisasi. Kerusakan yang terjadi akibat sinar tidak terbatas pada sel-sel kanker saja
tetapi juga pada sel-sel normal di sekitarnya, tetapi kerusakan pada sel kanker
umumnya lebih besar dari sel normal. Karena itu perlu diatur dosis radiasi
sehingga kerusakan jaringan normal yang minimal dapat pulih kembali. Terapi
radiasi biasa diberikan pada kanker di daerah kepala, kelenjar, paru-paru, penyakit
Hodgkin, dan kenker jenis lain, baik sebagai terapi tunggal maupun terapi
dioperasi, atau sesudah operasi untuk membersihkan sisa-sisa sel kanker. Kadang
sitostatika. Obat penghancur sel kanker ini diberikan dalam tablet/pil, suntikan,
atau infus. Lamanya kemoterapi yang dijalani dan ada atau tidaknya efek samping
Immunoterapi
kanker yang relatif baru yang merupakan terapi untuk menguatkan daya tahan
Ada tiga macam immunoterapi, yaitu aktif (vaksin kanker), pasif, dan terapi
adjuvan.
Terapi Gen
Terapi gen dilakukan dengan beberapa cara : (1) mengganti gen yang
rusak atau hilang, (2) menghentikan kerja gen yang bertanggung jawab tehadap
pembentukan sel kanker, (3) menambahkan gen yang membuat sel kanker lebih
maupun radioterapi, dan (4) menghentikan kerja gen yang memicu pembuatan
pembuluh darah baru di jaringan kenker sehingga sel-sel kankernya mati.
Hormonterapi
Bioterapi
Pembedahan
chamber, atau andanya rubeosis iridis, dan bila terapi lokal tidak dapat dilakukan
melalui linear akselerator dengan dosis 40-45 Gy, dengan fraksinasi konvensional
haya bergantung kepada besarnya tumor, tetapi juga bergantung pada lokasinya.
Plaque Radiotherapy
Logam radioaktif episkleral menggunakan 60Co, 106Ru, atau 125I yang secara
Kemoterapi
Adjuvan kemoterapi digunakan pada banyak seri dan banyak pasien yang
menerima pengobatan ini bertahan dalam waktu yang lama. Agen kemoterapi
menyatakan bahwa invasi jelas pada orbit dan preauricular lymph nodes
dihubungkan dengan hasil yang fatal, banyak dari pasien ini bertahan mencapai
Kemoterapi Kanker
seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi
sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel
a. Terapi adjuvan
telah bermetastase.
b. Terapi neoadjuvan
lain akan mati. Sel yang abormal akan membelah diri dan berkembang secara
tidak terkontrol, yang pada akhirnya akan terjadi suatu massa yang dikenal
sebagai tumor.
a. Fase G0, dikenal juga sebagai fase istirahat. Ketika ada sinyal untuk
b. Fase G1, pada fase ini sel siap untuk membelah diri yang diperantarai oleh
jam.
Pada fase ini DNA sel akan di kopi. Fase ini berlangsung 18-20 jam.
d. Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlangsung 2-10 jam.
mempunyai target dan efek merusak yang berbeda tergantung pada siklus
selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi (bukan pada
fase G0), sehinggan sel tumor yang aktif merupakan terget utama dalam
kemoterapi. Namun, oleh karena sel yang sehat juga bereproduksi, maka tidak
mekanisme yang dapat terjadi, antara lain depurination, double-stranded & single
sel yang terpapar dapat mengalami kematian atau masuk dalam proses
obat ini dapat menimbulkan resiko untuk terjadinya keganasan lain. Efek
karsinogenesis setelah pemberian alkylating agent dapat terjadi pada sel sumsum
tulang. Acute myelocytic leukimia dapat terjadi -10 tahun setelah pemberian dan
resikonya antara 5-10%. Yang temasuk dalam golongan ini antara lain nitrogen
Golongan platinum
Platinum akan berikatan dengan guanine pada N-7 rantai DNA sehingga
G1, tetapi juga dapat aktif pada siklus sel lainnya. Platinum mempunyai efek itu,
ini, maka golongan ini dapat bekerja pada beberapa siklus sel tetapi yang terutama
adalah pada fase S. Yang termasuk golongan ini antara lain 5-fluorouracil (5-FU),
Golongan Antibiotik
beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
Lemas
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah.
Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan
muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan
Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi
diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa
terjadi.
Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum
memungkinkan
Sariawan
tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam
kemoterapi
Rambut Rontok
patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi.
jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi
yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah
menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leukosit).
Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan
mengakibatkan:
Hal ini disebabkan oleh karena jumlah leokosit turun, karena leukosit
b. Perdarahan
c. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
Pada kemoterapi kanker, mual dan muntah yang diinduksi oleh obat dapat
terjadi secara teratur sehingga antisipasi muntah terjadi jika penderita kembali
untuk berobat- sebelum penderita diberi obat kemoterapi. Bila muntah tidak dapat
dikontrol, perasaan tidak enak yang menyertai muntah yang diinduksi oleh obat
rangsangan kimia, seperti obat kemoterapi kanker, yang jelas terbukti melalui
Selain itu, mual juga didefinisikan sebagai perasaan tidak enek berhubungan
dengan saluran makan bagian atas dan biasanya diikuti dengan rasa ingin muntah
dan pucat, berkeringat, salivasi, dan tachikardi. Muntah adalah keluarnya isi
lambung melalui mulut. Ditemukan pada 40-70% penderita kanker stadium lanjut
Iritasi faring dan obstruksi parsial atau komplet saluran cerna (akibat
kanker usus/di luar usus seperti asites, hepatomegoli, tumor pankreas,
platinum).
mengaktivasi pusat muntah di otak, yaitu di medula oblongata. Akhir dari proses
yang kompleks ini ditandai dengan filorus yang mengalami relaksasi, yang
akibat gerakan peristaltik yang kuat untuk kemudian terjadi regurgitasi isi
hidroksizin) mempunyai efek anti muskarinik dan sedatif yang jelas. Nampaknya
mungkin kedua kerja ini dan efek penghambat H1 yang menambah efektivitas
antiemetik. Obat-obat ini terutama efektif untuk mual dan muntah yang berkaitan
dosis besar digunakan untuk menghentikan mual dan muntah yng berhubungan
difenhidramin intravena.
muntah yang disebabkan oleh kemoterapi dan yang terjadi pada pasca operasi.
antara mereka yang tidak efektif terhadap antiemetik lain. Dronabinol disetujui
untuk indikasi ini. Mekanisme kerja obat ini tidak diketahui tetapi tampaknya
muntah.
Muntah tipe tertunda (delayed emesis) terjadi kira-kira pada 90% pasien
Untuk regimen lain selain agen kemoterapi diatas dapat diberikan 5-HT 3-
pencegahan.
Tidak ada profilaksis rutin untuk tipe muntah akut atau tertunda
resiko minimal.
a) 5-HT3-reseptor antagonis
tinggi.
waktu paruh yang lebih lama (kira-kira 40 jam) dan secara substansial
Ondansetron
Kategori farmakologi :
Penggunaan :
pasien yang menerima fraksi iradiasi total tubuh untuk perut; pencegahan
Mekanisme Kerja :
Perhatian :
Farmakodinamik/kinetik:
signifikan
Dosis :
digunakan :
<0.3 m2 : 1 mg 3x/hari
0.3-0.6 m2 : 2 mg 3x/hari
0.6-1 m2 : 3 mg 3x/hari
>1 m2 : 4 mg 3x/hari
Atau
antiemetik yang efektif untuk mencegah mual dan muntah yang diinduksi
oleh kemoterapi. Aprepitant telah disetujui FDA pada tahun 2003 dalam
ini, tidak ada data klinis yang berarti tentang interaksi antara aprepitant
jalur ini.
c) Kortikosteroid
Contoh obat :
Deksametason
Kategori farmakologi :
Penggunaan :
Secara sistemik dan lokal digunakan untuk bengkak yang kronik; alergi,
Mekanisme kerja :
Potensial emetik :
Farmakodinamik :
Farmakokinetik :
Metabolisme : di hati
Eliminasi : urin
Dosis :
Anak-anak :
Pemberian :
samping gastrointestinal.
Sediaan :
rangsang bau, pandangan, dan suara di ruang terapi, sering kali muncul setelah
seri 3-4 karena pengalaman mual dan muntah tipe akut dan tertunda.
atau TPN
Beberapa versi terapi standar mual muntah pasca kemoterapi kanker sebagai
berikut:
1. Versi National Cancer Institute/NCI (2006): antagonis serotonin (ondansetron
8mg iv) dan dexametason 20 mg iv sesaat sebelum kemoterapi, dilanjutkan
setelah 8 jam sampai dengan 2-3 hari, terapi ini adalah standar konvensional.
2. Versi ASCO (Cit NCI, 2006 and Grunberg et.al., 2004): mual dan muntah
frekuensi tinggi; antagonis serotonin plus dexametason 12 mg iv plus
aprepitant 125 mg sesaat sebelum kemoterapi, dilanjutkan aprepitant sampai
dengan 2-3 hari; mual dan muntah frekuensi sedang seperti standar
konvensional; mual dan muntah frekuensi rendah terapi anti mual dan muntah
tunggal yaitu antagonis serotonin atau kortikosteroid.
3. Versi Adeleide Royal Hospital (2004): mual dan muntah frekuensi sangat
tinggi (>90%): antagonis serotonin po (bila muntah iv) dan dexametason 20
mg iv, bila sangat berat atau terjadi muntah antisipatori misalnya pada
kemoterapi dengan cisplatin ditambahkan benzodiazepin (lorazepam); mual
dan muntah frekuensi sedang memilih salah satu berikut metoklopramid,
domperidon, atau dexametason po; mual dan muntah frekuensi rendah
pemberian anti mual dan muntah hanya bila perlu.