Anda di halaman 1dari 16

PENGAUDITAN II

Menghubungkan Pengauditan
Siklus Pengeluaran (Lanjutan)

Kelompok 4

I Kadek Surya Adnyana 1802622010481 (05)


Ni Made Ayu Gitasavitri Maharani 1802622010490 (14)
Ni Kadek Dela Krisna Monica 1802622010491 (15)
Ni Kadek Yuni Kartika Candra 1802622010495 (19)
Ni Komang Tri Kartika Apriliana 1802622010498 (22)
Ni Wayan Arista Dewi 1802622010508 (32)
SIKLUS PENGELUARAN LANJUTAN
1. Pertimbangan Aktivitas Pengendalian-Transaksi Pengeluaran
Kas

Seperti dalam bagian audit lainnya, auditor juga diwajibkan


untuk memahami pengendalian internal yang berlaku pada siklus
pengaluaran yang mencakup empat komponen, yaitu :

1).   Lingkungan Pengendalian

2).   Penilaian Resiko Manajemen

3).   Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

4).   Pemantauan
Dalam transaksi pengeluaran kas, dokumen dan
catatan yang dipakai adalah:
1) Cek
2) Ringkasan Cek
3) File Transaksi Pengeluaran
Kas
4) Jurnal Pengeluaran Kas
Fungsi yang terlibat
adalah :
1) Fungsi pembayaran utang
2) Fungsi pncatatan pengeluaran kas
2. Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman

Secara khusus, sistem EDP (Electronic Data Processing) dapat


mengubah bentuk dokumen atau file tersebut. Dokumen dan catatan
berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem
akuntansi:
1). Permintaan pembelian 6). Laporan pengecualian

2). Pesanan pembelian 7). Ikhtisar voucher

3). Laporan penerimaan 8). Registrasi voucher

4). Faktur penjual 9). File induk pemasok yang


telah disetujui
5). Voucher 10). File pesanan pembelian
terbuka
3. Merumuskan Penetapan Risiko Pengendalian

Penetapan risiko Risiko pengendalian ditetapkan untuk


pengendalian adalah masing-masing asersi pengolahan
proses penilaian transaksi, dan karena banyak kegiatan
tentang efektivitas pengendalian berkaitan dengan jenis-jenis
rancangan dan transaksi tertentu
pengoperasian Pengaruh penetapan strategi
kebijakan dan prosedur audit awal terhadap penerapan
struktur pengendalian risiko
intern suatu 1) Pendekatan tingkat risiko pengendalian
perusahaan dalam yang ditetapkan maksimum
mencegah dan 2) Pendekatan tingkat risiko pengendalian
mendeteksi salah saji yang ditetapkan lebih rendah
material dalam laporan
keuangan.
4. Menjelaskan Pengujian Pengendalian

Pengujian pengendalian merupakan Empat prosedur untuk


pengujian yg dilaksanakan terhadap melaksanakan pengujian
rancangan pelaksanaan suatu kebijakan
atau prosedur struktur pengendalian internal.
pengendalian
1) Pengajuan pertanyaan kepada
Pengujian pengendalian dapat para karyawan klien
dilaksanakan pada dua saat, yaitu 2) Pengamatan terhadap karyawan
klien dalam melaksanakan
1) Selama pekerjaan interim tugasnya
2) Pada saat mendekati akhir tahun
3) Melakukan inspeksi dokumen,
catatan, dan laporan
Ada dua tipe pengujian pengendalian :
4) Mengulang kembali
1) Concurrent test of control pelaksanaan pengendalian oleh
2) Pengujian pengendalian tambahan auditor.
atau yang direncanakan
5. Pengujian Substantif Saldo Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan suatu kekayaan perusahaan yang


mempunyai wujud dan mempunyai nilai irit lebih dari satu tahun,
yang diperoleh perusahaan untuk melaksanakan acara perusahaan
dan tidak untuk dijual.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva
tetap:

1) Memperoleh keyakinan ihwal keandalan catatan


akuntansi yang dengan aktiva tetap
2) Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva
tetap yang dicantumkan dineraca
3) Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap
yang dicantumkan dineraca
Prosedur audit pengujian
substantif terhadap saldo aktiva
tetap

A. Prosedur audit awal B. Prosedur analitik

C. Prosedur pengujian D. Prosedur pengujian


terhadap transaksi rinci terhadap saldo akun rinci

E. Prosedur verifikasi
penyajian dan
pengungkapan
6. Penetapan Risiko Deteksi

Penetapan risiko Risiko bahwa auditor


deteksi adalah tidak akan dapat Rencana risiko deteksi ditentukan
mendeteksi salah saji berdasarkan hubungan yang
material yang ada dalam dinyatakan dengan model sbb :
suatu asersi.
RD = _RA__
Rumus perhitungan risiko deteksi dapat RB x RP
Ket :
diuraikan sebagai berikut :
RA = Risiko Audit
- Untuk tingkat risiko audit tertentu (RA) RB = Risiko Bawaan
yang diteteapkan oleh auditor RP = Risiko Pengendalian
- Risiko deteksi berbanding terbalik dengan RD = Risiko Deteksi
taksiran bawaan (RB)
- Risiko pengendalian (RP).
Hubungan
antara strategi,
risiko deteksi
yang
direncanakan,
audit
pendahuluan,
dan tingkat
pengujian
substantif :
7. Penetapan Risiko Deteksi

1. Utang usaha yang timbul dari transaksi


Utang usaha termasuk
sebagai unsur utang pembelian bahan baku dan bahan
lancar. Utang lancar penolong, suku cadangan, dan bahan
meliputi semua
kewajiban yang akan habis pakai pabrik.
dilunasi dalam periode 2. Uang jaminan masuk dari pelanggan
jangka dengan cara
menimbulkan utang 3. Utang yang timbul dari berlalunya waktu
lancar yang lain. 4. Utang yang timbul kepada pihak ketiga
Utang lancar 5. Accurual yang timbul dari kegiatan usaha
digolongkan menjadi 6 perusahaan
kelompok berikut ini :
6. Utang lain yang diperkirakan dilunasi
dalam jangka waktu pendek
Perbedaan Pengujian Substantif terhadap Utang
Lancar dengan Pengujian Substantif terhadap
Aktiva Lancar
Pengujian substantif terhadap utang lancar ditunjukan untuk menemukan adanya penyajian
utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya, sedangkan untuk aktiva lancar
untuk menemukan penyajian aktiva lancar yang lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya.

Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor menghadapi masalah penentuan
kewajiban nilai aktiva lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang dicantumkan ke
dalam neraca.
Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Utang Usaha

1. Memperoleh keyakinan terhadap 2. Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian


keandalan catatan akuntansi yang transaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang
bersangkutan utang usaha dicantumkan di neraca
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam
catatan akuntansibdan kelangsungan saldo usaha yang
disajikan di neraca
8. Pertimbangan Program Audit

Program audit

Pedoman bagi auditor dan Auditor akan mengembangkan


merupakan satu kesatuan dengan prosedur audit yang dapat digunakan
supervisi dalam pengambilan sebagai pedoman dalam
langkah-langkah audit tertentu. mengumpulkan bahan bukti kompeten
Seperti : yang cukup.
1) Mengumpukan bahan bukti
audit. Telah disebutkan bahwa materialitas
2) Untuk memungkinkan auditor dan risiko, factor-faktor ekonomi, serta
internal mengemukakan ukuran dan karakteristik populasi
pendapat mengenai efisiensi, mempengaruhi pertimbangan auditor
keekonomisan, dan efektivitas tentang kecukupan bukti audit.
aktivitas yang akan diperiksa.
Sedangkan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pertimbangan auditor
tentang kompetensi bukti audit adalah
relevansi, sumber, ketepatan waktu, dan
objektivitas.  

Manfaat Program Audit

Memberikan rencana sistematis


untuk setiap tahap pekerjaan audit,
yang merupakan suatu rencan yang
dapat dikomunikasikan baik kepada
supervisor audit maupun kepada staff.

Anda mungkin juga menyukai