Anda di halaman 1dari 13

Politik Islam &Masyarakat Madani

Di susun guna memenuhi tugas perkuliahan pendidikan agama Islam

Dosen pengampu: Khotim Hanifudin Najib, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh Kelas : 2 G
Kelompok 9

1. Arya Bidara Kusuma (2020015242)


2. Delila Rizki Azizah (2020015252)
3. Yunifan Yoga Satya (2020015283)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2021
Daftar Isi

Politik Islam &Masyarakat Madani..............................................................1


Daftar Isi...........................................................................................................1
A. Politik 1slam & Masyarakat Madani........................................................2
B. Masyarakat Madani...................................................................................7
C. Politik Islam sebagai upaya mewujudkan masyarakat madani...........10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................11

1IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


A. Politik 1slam & Masyarakat Madani
1. Pengertian Politik Islam
Politik Islam di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
siyasah. Oleh sebab itu, di dalam buku-buku para ulama dikenal istilah siyasah
syar’iyyah. Dalam Al Muhith, siyasah berakar kata sâsa - yasûsu. Dalam kalimat
Sasa addawaba yasusuha siyasatan berarti Qama‘alaiha wa radlaha wa
adabbaha (mengurusinya, melatihnya, dan mendidiknya). Al-Siyasah juga
berarti mengatur, mengendalikan, mengurus, atau membuat keputusan, mengatur
kaum, memerintah, dan memimpinya. Secara tersirat dalam pengertian siyasah
terkandung dua dimensi yang berkaitan satu sama lain, yaitu:

a. “Tujuan” yang hendak di capai melalui proses pengendalian,


b. “Cara” pengendalian menuju tujuan tersebut

Secera istilah politik islam adalah pengurusan kemaslahatan umat


manusia sesuai dengan syara’. Pengertian siyasah lainya oleh Ibn A’qil,
sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Qayyim, politik Islam adalah segala
perbuatan yang membawa manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih
jauh dari kemafsadatan, sekalipun Rasullah tidak menetapkannya dan
(bahkan) Allah SWT tidak menentukanya. Pandangan politik menurut syara’,
realitanya pasti berhubungan dengan masalah mengatur urusan rakyat baik
oleh negara maupun rakyat. Sehingga definisi dasar menurut realitadasarini
adalah netral. Hanya saja tiap ideologi (kapitalisme, sosialisme, dan Islam)
punya pandangan tersendiri tentang aturan dan hukum mengatur sistem politik
mereka. Dari sinilah muncul pengertian politik yang mengandung pandangan
hidup tertentu dan tidaklagi “netral”.

Definisi dan pembahasan ruang lingkup politik Islam (as- siyasah


syar’iyyah) dalam pandangan para ulama dan cendekiawan Islam setidaknya
mencakuptiga isu utama, yakni:

a. Paradigma dan konsep politik dalam Islam, yang secara garis besar
mencakup kewajiban mewujudkan kepemimpinan Islami (khalifah) dan
kewajiban menjalankan Syariah Islam (Hukum Islam).

2IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


b. Regulasi dan ketetapan hukum yang dibuat oleh pemimpin atau imam
dalam rangka menangkal dan membasmi kerusakan serta memecahkan
masalah-masalah yang bersifat spesifik, yang masuk dalam
pembahasan fiqh siyasah.
c. Partisipasi aktif setiap Muslim dalam aktivitas politik baik dalam
rangka mendukung maupun mengawasi kekuasaan.
1. Prinsip Dasar Hukum Politik Islam Dalam Perspektif Alqur’an
a. Musyawarah

Asas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan


pemilihan ketua negaradan orang-orang yang akan menjawab tugas-tugas
utama dalam pentadbiran ummah. Asas musyawarah yang kedua adalah
berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undang-undang
yang telah dimaktubkan didalamAl- Qurandan As-Sunnah. Asas
musyawarah yang seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi
menentukan perkara-perkarabaru yang timbul dikalangan ummah melalui
prosesijtihad.

b. Keadilan

Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin oleh
sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang luas,
prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politik Islam meliputi
dan merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku dalam kehidupan
manusia, termasuk keadilan diantara rakyat dan pemerintah, diantara dua
pihak yang bersengketa dihadapan pihak pengadilan, diantara pasangan
suami isteri dan diantara ibu bapa dan anak-anaknya. Kewajiban berlaku
adil dan menjauhi perbuatan zalim adalah diantara asas utama dalam
sistem sosial Islam, maka menjadi peranan utama sistem politik Islam
untuk memelihara asas tersebut. Pemeliharaan terhadap keadilan
merupakan prinsip nilai- nilai sosial yang utama karena dengannya dapat
dikukuhkan kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

c. Kebebasan

Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan


yang makruf dan kebajikan yang sesuai dengan Al–Qur’an dan Hadist.

3IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


Menegakkan prinsip kebebasan yang sebenarnya adalah tujuan terpenting
bagisistem politik dan pemerintahan Islam serta menjadi asas-asas utama
bagi undang-undang perlembagaan negara Islam.

d. Persamaan

Persamaan disini terdiri dari pada persamaan dalam mendapatkan


dan menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab menurut
peringkat-peringkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan
dan persamaan berada dibawah kuat kuasa undang- undang.

e. Hak menghisab pihak pemerintah

Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintahdan hak mendapat


penjelasan terhadap tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada
kewajiban pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal-
hal yang berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah.
Hak rakyat untuk disyurakan adalah berarti kewajiban setiap anggota
dalam masyarakat untuk menegakkan kebenaran dan menghapuskan
kemungkaran.

f. Diwajibkan untuk memperkuat tali silahturahmi

Dikalangan kaum muslimin didunia dan untuk mencegah semua


kecenderungan sesat yang didasarkan pada perbedaan ras, bahasa, ras,
wilayah ataupun semua pertimbangan materealistis lainya serta untuk
melestarikan dan memperkuat kesatuan Millah Al-Islamiyyah.

g. Kedaulatan tertingg iatas alam semesta dan hukumnya hanya berada


ditangan Allah semata.
Dasar kekuatan politik Islam yang pertama adalah Allah SWT, tidak
ada seorangpun yang memeliki kekuasaan mutlak. Kekuasaan
manusia hanya bersifat temporal karena yang berkuasa secara mutlak
adalah Allah SWT, Tuhan semsta alam, Tuhan langit dan bumi.
Kekuasaan Allah tidak bisa dibatasi oleh kekuatan hukum yang ada,
karena Ia sendiri adalah sumber dari hukum tersebut.
3. Hubungan Negara dan Agama
Dalam perspektif Islam n e g a r a adalah suatu daerah kekuasaan yang
memiliki batas-batas wilayah, di dalam wilayah tersebut ada kelompok,
4IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G
persekutuan manusia yang beragama, ada penguasa, ada keadilan dan
tercipta suasana yang aman, kesuburan tanah, serta ada generasi pelanjut.
Dengan merujuk pada pengertian negara yang telah ditetapkan, terungkap
bahwa salah unsur terpenting dalam suatu negara adalah agama itu sendiri.
Dengan adanya agama,maka tercipta keadilan dan suasana yang aman.
Pada sisilain, ajaran agama juga memotivasi penganutnya untuk
menjadikan negara yang dihuninya menja disubur, dan mereka yang
ditugasi dalam pengelolaan negara adalah para generasi sekarang dan
mendatang. Jadi, kelihatan bahwa agama merupakan unsur terpenting
dalam sebuah negara menurut perspektif Islam. Terdapat tiga pandangan
utama mengenai hubungan negara dan agama, yakni:
a. Pertama, kelompok yang menyatakan bahwa Islama dalah suatu
agama yang serbah lengkap didalamnya terdapat pula antara lain
system ketata negaraan atau politik. Kemudian lahir sebuah istilah
yang disebut dengan fikih siasah (system ketatanegaraan dalam
islam) merupakan bagian integral dari ajaran islam. Lebih jauh
kelompok ini berpendapat bahwa system ketatanegaraan yang harus
diteladani adalah system yang telah dilaksanakan oleh nabi
Muhammad SAW dan oleh para khulafa al-rasyidin yaitu sitem
khilafah.
b. Kedua, kelompok yang berpendirian bahwa Islam adalah agama
dalam pengertian barat. Artinya agama tidak ada hubungannya
dengan kenegaraan. Menurut aliran ini nabi Muhammad hanyalah
seorang rasul, seperti rasul-rasul yang lain bertugas menyampaikan
risalah tuhan kepada segenap alam. Nabi tidak bertugas untuk
mendirikan dan memimpin suatu Negara.
c. Ketiga menolak bahwa Islam adalah agama yang serba lengkap yang
terdapat di dalamnya segala sistem ketatanegaraan, tetapi juga
menolak pendapat bahwa islam sebagaimana pandanagan barat yang
hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan. Aliran ini
berpendirian bahwa dalam islam tidak teredapat sistem
ketatanegaraan, tetapai terdapat seperangkat tata nilai etika bagi
kehidupan bernegara.
4. Konsep Khilafah

5IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


Khilafah berarti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka
bumi ini adalah sebagai wakil Allah. Olehitu, dengan kekuasaan yang
telah diamanahkanini, maka manusia hendaklah melaksanakan
undang-undang Allah dalam batas yang ditetapkan. Diatas landasan
ini, maka manusia bukanlah penguasa ataup emilik tetapi hanyalah
khalifah atau wakil Allah yang menjadi Pemilik yang sebenar.
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka)
dimukabumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan
bagaimana kamu berbuat. (Yunus: 14)

Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana ia


benar-benar mengikuti hukum-hukum Allah. Ia menuntun agar tugas
khalifah dipegang oleh orang-orang yang memenuhi syarat- syarat
berikut:

Terdiridaripadaorang-orang yang benar-benar boleh menerima dan


mendukung prinsip-prinsip tanggung jawab yang terangkum dalam
pengertian khilafah kecerdasan, kearifan serta kemampuan
intelek. Tidak terdiri dari pada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai
terhadap Allah serta bertindak melanggar batas-batas yang ditetapkan
oleh-Nya. Terdiri dari pada orang-orang yang berilmu, berakal sehat,
memiliki. Terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapat
dipikulkan tanggung jawab kepada mereka dengan yakin dan tanpa
keraguan.

5. Kriteria Pemimpin Menurut Islam


Al-Farabi mengemukakan syarat-syarat pemimpin Islam yang baik
dan dipandang patut dijadikan contoh, yaitu :
a. Ia haruslah seorang hakim.
b. Harus berpengetahuan luas dan mampu memelihara undang-
undang, adad istiadat, kebiasaan, tradisi, dan etika.
c. Harus mampu menaarik kesimpulan baru untuk konsep yang
bukan dan belum diciptakan oleh para pendahulunya.
d. Harus memiliki pertimbangan baik dalam menyimpulkan undang-
undang baru dan berupaya menigkatkan kesejahteraan Negara.
e. Ia harus mampu menjadi panutan bagi masyarakat yang ia pimpin.

6IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


f. Ia harus memiliki fisik yang kuat dalam rangka mengemban tugas-
tugas perang, menjadi pimpinan militer dan menguasais eni
berperang.

B. Masyarakat Madani
1. Pengertian Masyarakat Madani
Masyarakat madani berasal dari bahasa Inggris, civil society. Kata civil
society sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang artinya
kota Illahi dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya
membentuk kata civilization yang berarti peradaban (Gellner seperti yang
dikutip Mahasin 1995). Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan
sebagai komunitas masyarakat kota, yakni masyarakat yang telah
berperadaban maju. Konsepsi seperti ini, menurut Madjid: seperti yang
dikutip Mahasin (1995), pada awalnya lebih merujuk pada dunia Islam
yang ditunjukkan oleh masyarakat kota Arab.
Sebaliknya, lawan dari kata atau istilah masyarakat nonmadani adalah
kaum pengembara, badawah, yang masih membawa citranya yang kasar,
berwawasan pengetahuan yang sempit, masyarakat puritan, tradisional
penuh mitos dan takhayul, banyak memainkan kekuasaan dan kekuatan,
sering dan suka menindas, serta sifat-sifat negatif lainnya.
Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari
bahasa Arab, madaniy. Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang
berarti mendiami, tinggal, atau membangun. Kemudian berubah istilah
menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota, orang sipil, dan yang
bersifat sipil atau perdata. Dengan demikian istilah madaniy dalam bahasa
Arab mempunyai banyak arti. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Hall
(1998), yang menyatakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil
society, artinya suatu ide, angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas
yang dapat terjewantahkan ke dalam kehidupan social. Dalam masyarakat
madani, pelaku social akan berpegang tegung pada peradaban dan
kemanusiaan. Hefner (1998:16-20) menyatakan bahwa masyarakat madani
merupakan masyarakat modern yang bercirikan kebebasan dan
demokratisasi dalam berinteraksi di masyarakat yang semamin plural dan
heterogen. Dalam keadaan seperi ini masyarakat diharapkan mampu
mengoranisasikan dirinya, dan tumbuh kesadaran diri dalam mewujudkan

7IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan berpartisipasi dalam
kondisi global, kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.

2. Ciri-ciri Masyarakat Madani


a. Diakuinya semangat pluralisme. Artinya, pluralitas telah menjadi sebuah
keniscayaan yang tidak dapat dielakkan, sehingga mau tidak mau, pluralitas
telah menjadi suatu kaidah yang abadi. Dengan kata lain, pluralitas
merupakan sesuatu yang kodrati (given) dalam kehidupan.
Pluralismebertujuan mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan
dinamis, dan merupakan sumber dan motivator terwujudnya kreativitas,
yang terancam keberadaannya jika tidak terdapat perbedaan. Satu hal yang
menjadi catatan penting bagi kita adalah sebuah perbedaan yang kosmopolit
akan tercipta manakala manusia memiliki sikap inklusif, dan mempunyai
kemampuan (ability) menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.
Namun, dengan catatan, identitas sejati atas parameterparameter otentik
agama tetap terjaga.
b. Tingginya sikap toleransi. Baik terhadap saudara sesame agama maupun
terhadap umat agama lain. Secara sederhana toleransi dapat diartikan
sebagai sikap suka mendengar, dan menghargai pendapat dan pendirian
orang lain. Senada dengan hal itu, Quraish Shihab (2000) menyatakan
bahwa tujuan agama tidak sematamata mempertahankan kelestariannya
sebagai sebuah agama. Namun, juga mengakui eksistensi agama lain dengan
memberinya hak hidup berdampingan, dan saling menghormati satu sama
lain.
c. Tegaknya prinsip demokrasi. Demokrasi bukan sekedar kebebasan dan
persaingan, demokrasi adalah pula suatu pilihan untuk bersama-sama
membangun, dan memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat
yang semakin sejahteran. Masyarakat madani mempunyai ciri-ciri
ketakwaan kepada Tuhan yang tinggi, hidup berdasarkan sains dan
teknologi, berpendidikan tinggi, mengamalkan nilai hidup modern dan
progresif, mengamalkan nilai kewarganegaraan, akhlak dan moral yang
baik, mempunyai pengaruh yang luas dalam proses membuat keputusan, dan

8IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


menentukan nasib masa depan yang baik melalui kegiatan sosial, politik,
dan lembaga masyarakat.

3. Mewujudkan Masyarakat Madani

Untuk membangun masyarakat madani di Indonesia, ada enam factor yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka peningkatan pandapatan
masyarakat, dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan.
b. Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang
memiliki komitmen untuk independent.
c. Terjadinya persegeran budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistic
menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independent.
d. Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang beragam
e. Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik
f. Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral
kehidupan.

Syarat-syarat untuk membangun masyarakat modern adalah :


a. Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam sistem pemerintahan dan
masyarakat. Pola pikir ilmiah ini dapat dilakukan dengan memperbaiki
sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana, dan dilakukan dengan
demokratis.
b. Sistem administrasi yang baik, dan menunjukkan adanya tata pamong atau
tata kelola (good governance) yang bersifaty transparan, dapat dikelola
(manageable), akuntabel, dapat ditukar, dan dibatasi oleh waktu.
c. Sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dapat dilakukan dengan
membangun sistem informasi, sehingga diperoleh data yang akurat.
d. Penciptaan iklim yang menyenangkan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan
penggunaan alat-alat komunikasi massa, dan dilakukan secara bertahap
sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat.

9IPENDIDIKAN AGAMA ISLAM|PERTEMUAN KE12|KELAS2G


e. Tingkat organisasi yang tinggi yang dicirikan dengan disiplin, jujur, dan
tepat waktu, dan dilakukan tanpa mengurangi kemerdekaan orang lain.

10 I P E N D I D I K A N A G A M A I S L A M | P E R T E M U A N K E 1 2 | K E L A S 2 G
C. Politik Islam sebagai upaya mewujudkan masyarakat madani
Politik Islam dimaksudkan sebagai upaya untuk menegakkan nilainilai
Islam dalam kehidupan kemasyarakatan yang berporos pada keadilan. Artinya,
Islam tampil sebagai sebuah perjuangan untuk menegakkan keadilan, pembelaan
kepada kaum tertindas, menghargai akal keberpikiran dan mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan. Perjuangan politik Islam bisa ditempuh melalui
jalur partai politik, bisa juga pada kekuatan masyarakat sipil. Berbeda dengan
politik Islam, Islam politik justru tampil sebagai bentuk perjuangan sekelompok
orang dengan menggunakan simbol-simbol Islam untuk memperjuangkan
kepentingannya dalam meraih kekuasaan yang hanya menguntungkan kelompok
internalnya (Khuza’i, 2003).

Salah satu politik yang menganut aliran Islam adalah Partai Politik PKB.
Dalam mewujudkan masyarakat madani, PKB senantiasa memandang dan
menyebarkan ke khalayak umum bahwa realitas masyarakat Indonesia yang
beraneka ragam dalam berbagai dimensi dapat dijadikan sebagai wasilah menuju
persatuan masyarakat Islam dan persatuan sesama anak bangsa melalui manajemen
ikatan hati yang kuat sehingga mampu melahirkan suatu kekuatan yang dahsyat
untuk membendung benih-benih radikalisme dan terorisme yang mengancam
kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Sikap toleransi merupakan
jembatan yang berfungsi sebagai penengah dari keanekaragaman masyarakat
Indonesia. Tanpa toleransi, keragaman yang dimiliki akan menjadi hambatan
menuju masyarakat yang dicita-citakan, bahkan justru akan berujung pada konflik
yang akan meghancurkan peradaban Islam di Indonesia.

11 I P E N D I D I K A N A G A M A I S L A M | P E R T E M U A N K E 1 2 | K E L A S 2 G
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman, N. A. (2020). RELASI ISLAM KULTURAL DAN POLITIK


ISLAM DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI DI
INDONESIA. https://ojs.unm.ac.id/supremasi , 69 – 81.
Pasaribu, R. B. (2015). Kewarganegaraan. Rows Collection.
Zawawi, A. (2015). Politik Dalam Pandangan Islam. Jurnal Ummul Qura , 5(1),
85-100.

12 I P E N D I D I K A N A G A M A I S L A M | P E R T E M U A N K E 1 2 |
KELAS2G

Anda mungkin juga menyukai