Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diketahui bahwa Bentuk

Pelangaran bagi notaris telah diatur pada pasal 17 UUJN, yang jika dilanggar maka akan

dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada Pasal 85 UUJN, Bentuk -bentuk pelanggaran yang

diatur tersebut antara lain :

a. Menjalankan jabatan diluar wilayah jabatannya

b. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari tujuh hari kerja berturut- turut tanpa

alasan yang sah

c. Merangkap sebagai pegawai negeri

d. Merangkap jabatan sebagai pejabat Negara

e. Merangkap jabatan sebagai advokat

f. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai Badan Usaha Milik Negara,

badan usaha milik daerah atau swasta

g. Merangkap jabatan sebagai pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) diluar wilayah

jabatan notaris

h. Menjadi Notaris pengganti atau,

i. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama,

kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat

jabatan notaris.
Adapun putusan Majelis Pengawas Pusat Notaris apabila seorang Notaris melakukan

pelanggaran hanya mengatur mengenai etiknya saja, yakni hanya profesi notaris itu saja yang

dapat dilihat pada penjatuhan sanksi-sanksi yang telah diatur di dalam UUJN dan Kode Etik.

Penjatuhan sanksi yang diatur di dalam UUJN dan Kode Etik Notaris terhadap notaris yang

terbukti melakukan pelanggaran dapat berbentuk sebagai berikut, yakni :

a. Peringatan tertulis,

b. Pemberhentian sementara,

c. Pemberhentian dengan hormat dan

d. Pemberhentian dengan tidak hormat.

Sanksi tersebut di atas termasuk sanksi yang sebatas sanksi administratifnya saja dan

apabila ada masyarakat atau pihak yang merasa tidak cukup puas dengan sanksi etik saja dan

ingin notaris tersebut dijatuhi hukuman pidana juga, maka mereka dapat menggugat notaris

tersebut ke pengadilan Negeri dan menggugat ke Majelis Pengawas Notaris. Namun, tetap harus

memenuhi unsur KUHP sebagai syarat agar dapat menggugat notaris ke Pengadilan Negeri.

B. Saran

Kode etik notaris merupakan suatu kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan Ikatan

Notaris Indonesia berdasarkan Keputusan Kongres Perkumpulan yang harus dihormati, dipatuhi

dan dijunjung tinggi oleh setiap dan semua anggota perkumpulan dan semua orang yang

menjalankan tugas dan jabatan sebagai notaris.

Untuk lebih memberikan penekanan terhadap sanksi menurut penulis diperlukan

ketegasan dan pengawasan dari Majelis Pengawas Notaris terhadap sanksi yang dijatuhkan, agar

benar-benar mengikat dan dipatuhi oleh yang melanggar, juga perlu ada suatu Hukum
Acara terhadap pelanggaran Kode Etik Notaris yang dapat memberikan perlindungan dan

kepastian terhadap kepentingan umum. Upaya lainnya adalah dengan memberikan rekomendasi

dari Ikatan Notaris Indonesia (INI) kepada Menteri terkait perihal pelanggaran kode etik untuk

dapat ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi terhadap notaris yang telah terbukti melakukan

pelanggaran kode etik, sehingga keberadaan INI sebagai organisasi pengayom dengan Kode

etiknya sebagai rambu- rambu, tidak hanya sekedar simbol belaka.

Anda mungkin juga menyukai