116 238 1 SM
116 238 1 SM
2, Oktober 2010 : 42 - 47
terutama dari posisi tempat conrod dengan engkol; l : panjang connecting rod; m3b:
posisi dudukan di Blok engine sendiri, terutama massa connecting rod yang bekerja pada wrist
sudutnya. Karena sudut yang dibentuk antara pin; m4: massa piston; ω:: kecepatan putaran poros
kedua posisi tersebut
ersebut akan menentukan unjuk engkol; ωt: besar sudut putaran poros engkol.
kerja dari mesin itu sendiri. Urutan kerja
k poros
engkol adalah 1, 3, 4 dan 2, artinya ketika piston
1 terjadi pembakaran pada ruang bakar 1 maka
akan disusul pembakaran pada ruang bakar 3
untuk piston 3,, kemudian akan diikuti dengan
pembakaran pada ruang bakar ke 4 untuk piston
4 dan kemudian piston 2 kembali ke piston 1
dan seterusnya berulang selama mesin
beroperasi.. Sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 1 berikut:
1 2 3 4
Gambar 1: Mekanisme poros engkol
43
Momentum, Vol. 6, No. 2, Oktober 2010
0 : 42 - 47
tegangan luluh (yield strength) pada material pada poros engkol. Setelah itu dilakukan
yang digunakan dengan tegangan von mises pemodelan dengan program CATIA untuk
maksimum seperti dibawah ini. mengetahui tegangan maksimum menurut teori
Sy Von Mises.
n= (5)
σe Tabel 1: Spesifikasi Daihatsu Zebra Espass
Dimana, n = faktor keamanan; Sy = Yield MESIN
Strength; σe = Tegangan Von Mises Maksimum
Tipe Tipe HD--C bensin
analisa. (Purnomo:2009)
(premium), sejajar
sejajar-4
silinder, 4 langkah, 16
Tegangan Von Misses
valve, SOHC dan
Pada elemen tiga dimensi, bekerja
berpendingin air
tegangan searah sumbu x, y dan z. pada tiap-tiap
tiap
Kapasitas mesin 1,589 cc
sumbu dapat diketahui tegangan utama ((σ1, σ2,
σ3) yang dihitung dari komponen tegangan Tenaga kuda 82 HP/ 5600 rpm
dengan persamaan berikut: maksimum
Torsi maksimum 12,5 kg-mm (123 Nm)/
3200 rpm
TRANSMISI
Jenis Manual, 5 kecepatan
maju, 1 mundur,
tongkat pemindah di
lantai
Dimana: σ0 = Tegangan utama yang bekerja Perbandingan gigi Gigi 1 : 3,752 Gigi 2 :
pada sumbu; σx = Tegangan arah sumbu x;x σy = 2,182
Tegangan arah sumbu y; σz = Tegangan
ngan arah Gigi 3 : 1,428 Gigi 4 :
sumbu z; σxy= Tegangan arah sumbu xy;xy σxz= 1,000
Tegangan arah sumbu xz; σyz= Tegangan arah Gigi 5 : 0,774 Mundur :
sumbu yz 3,942
Penggabungan tegangan regangan Rasio gigi akhir 4,222
utama pada suatu elemen merupakan suatu cara http://www.capellagroup.com/cm/spec_zebra_espas
untuk mengetahui nilai tegangan maksimum s.html
yang terjadi pada elemen tersebut. Salah satu
cara mendapatkan tegangan gabungan adalah Data Spesifikasi Daihatsu Zebra Espass
dengan menggunakan formula tegangan Von Data yang digunakan untuk analisis
Misses yaitu: tegangan Von Misses
es dapat dilihat pada Tabel 11.
45
Momentum, Vol. 6, No. 2, Oktober 2010 : 42 - 47
tumpuan tersebut. Pada fillet, hal ini bisa terjadi memberikan jaminan keamanan konstruksi yang
karena pada fillet itu memiliki luas penampang rendah dan displacement yang yang lebih besar.
paling kecil dibanding dengan penampang Displacement merupakan berubahnya
lainnya. Sebagaimana rumus dasar dari tegangan posisi/bentuk material dari bentuk semula karena
telah diperlihatkan didalam landasan teori, tegangan yang diberikan. Oleh karena itu besarnya
dimana konsep dasar dari tegangan adalah tegangan dan pusat pembebanan mempengaruhi
besarnya gaya dibagi dengan luas besarnya displacement yang terjadi. Jika tegangan
penampangnya yaitu F/A. Untuk tegangan yang yang terjadi besar maka displacement yang terjadi
terjadi pada crank dan fillet diperlihatkan oleh juga akan besar, begitupun juga sebaliknya jika
Gambar 7 dan 8 berikut: tegangan yang terjadi kecil, maka displacement
yang terjadi juga kecil.
Pemberian Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan yang
Tumpuan pada dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
crankshaft 1. Tegangan maksimum tertinggi terjadi didaerah
(bearing) fillet pada poros engkol ke 4 pada posisi sudut
putaran 360o sebesar 86,5 MPa. Sehingga
bagian ini harus menjadi perhatian dalam setiap
Tegangan pada desain crankshaft.
fillet shaft 2. Faktor keamanan tertinggi terjadi pada poros
engkol ke 1 pada posisi sudut putaran 0o
sebesar 4,37 dan yang terendah pada poros
engkol ke 4 pada posisi sudut putaran 360o
sebesar 4,22. Hal berarti bahwa kondisi
konstruksi poros engkol masih melebihi batas
Gambar 6: Tegangan maksimum pada keamanan yang diijinkan yaitu 1,5 – 2,0.
crankshaft yang tejadi pada shaft
Daftar Pustaka
ASM International. 1993. ASM Metals Reference
Book Third Edition. ASM INTERNATIONAL
Pemberian PRINTED: UNITED STATES OF AMERICA
Daryono. 2007. Analisa umur pegas daun pada
Tumpuan pada suspensi kendaraan roda empat.:
crankshaft Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Malang: Malang.
Hariandja, B. 1997. Mekanika Bahan dan
Pengantar Teori Elastisitas. Erlangga:
Jakarta.
Tegangan pada http://www.capellagroup.com/cm/spec_zebra_esp
fillet crank ass.html (Akses 17 Juli 2010).
Indrakto, Rifky Tatang. 2007. Analisis
Pembebanan Statik dengan Variasi
Temperature pada Connecting Rod Motor
Gambar 7: Tegangan maksimum pada Honda Tipe Grand 100 cc Dengan
crankshaft yang tejadi pada crank Material Baja AISI 1006, AISI 1040 dan
AISI 1070 Menggunakan Software CATIA
Tegangan maksimum terbesar terjadi V5R14. Fakultas Teknik UNS: Semarang.
pada sudut putaran 360o sebesar 86,5 MPa Material Property Data (www.efunda.com).
dengan faktor keamanan 4,22 serta displacement (Akses10 Juli 2010).
1,25 seperti pada Tabel 4. Hal ini menunjukkan Norton, R.L.. 1999. Design of Machinery – An
bahwa kriteria pemilihan material terletak pada Introduction to Syntesis and Analysis of
posisi sudut putaran 360o. semakin besar Mechanism, 2nd Edition. Mc Graw – Hill:
tegangan yang terjadi pada material akan Singapore.
46
Tegangan Maksimum Dan Faktor Keamanan Pada Poros Engkol..... (Achmad Zainuri)
Surdia, Tata M.s. 2000. Pengetahuan Bahan Waldron, Kenneth J., Gary L. Kinzel. 1999.
Teknik. Pradnya Pratama: Jakarta. Kinematics, Dynamics and Design of
Sykes, David M,dkk. 2009. Development of A Machinery’. John Wiley & Sons, Inc:
Lightweight, Multi Fuel Capable, 30- USA
kWe APU For Non-Primary Power. Daily, Roger B, dkk. 2005. Crankshaft Durability
GVSETS. of Rover K-Series Engine:“Comparison
Vijayaraja, S. 2008. Finite Element Analysis of of ENGDYN Analysis with Dynamic
Critical Components of The 2.6L Measurement”. BMW Group: UK
Gasoline Engine. AVTEC: India
Weaver W. Jr., Johnston, P. R. 2003. ‘Elemen
Hingga Untuk Analisis Struktur’. Edisi
Kedua. Eresco: Bandung.
47