Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RAHMANINDA DWI PUTRI

NIM : 11850322252
KELAS : SIF 1C
UTS : STUDI AL-QUR’AN

SOAL:
Apa tafsir surah As-Sajdah dari ayat 1-10? Merujuk ke kitab-kitab Tafsir.

JAWABAN:
Ayat Pertama:
‫الم‬

Alif, lam, mim, termasuk huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan
beberapa surah Al-Qur’an. Ada dua hal yang perlu dibicarakan tentang huruf-
huruf abjad yang disebutkan pada permulaan beberapa surah dari Alquranul
Karim itu, yaitu apa yang dimaksud dengan huruf ini, dan apa hikmahnya
menyebutkan huruf-huruf ini?
Tentang soal pertama, maka para mufassir berlainan pendapat, yaitu:
a) Ada yang menyerahkan saja kepada Allah, dengan arti mereka tidak mau
menafsirkan huruf-huruf itu. Mereka berkata, "Allah sajalah yang
mengetahui maksudnya." Mereka menggolongkan huruf-huruf itu ke
dalam golongan ayat-ayat mutasyabihat.
b) Ada yang menafsirkannya. Mufassirin yang menafsirkannya ini berlain-
lain pula pendapat mereka, yaitu:
i. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah isyarat
(keringkasan dari kata-kata), umpamanya Alif Lam Mim. Maka
"Alif" adalah keringkasan dari "Allah", "Lam" keringkasan dari
"Jibril", dan "Mim" keringkasan dari Muhammad, yang berarti
bahwa Alquran itu datangnya dari Allah, disampaikan oleh Jibril
kepada Muhammad. Pada Alif Lam Ra; "Alif" keringkasan dari
"Ana", "Lam" keringkasan dari "Allah" dan "Ra" keringkasan dari
"Ar-Rahman", yang berarti: Saya Allah Yang Maha Pemurah.
ii. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama dari
surah yang dimulai dengan huruf-huruf itu.
iii. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan huruf-huruf
abjad ini adalah huruf-huruf abjad itu sendiri. Maka yang
dimaksud dengan "Alif" adalah "Alif", yang dimaksud dengan
"Lam" adalah "Lam", yang dimaksud dengan "Mim" adalah
"Mim", dan begitu seterusnya.
Ayat Kedua:

َ ‫ْب فِي ِه ِم ْن َربِّ ْال َعالَ ِم‬


‫ين‬ ِ ‫تَ ْن ِزي ُل ْال ِكتَا‬
َ ‫ب اَل َري‬
Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, (adalah) dari Tuhan
semesta alam.
Ayat ini menerangkan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan kepada Muhammad
ini benar-benar wahyu dari Allah, Tuhan semesta alam. Alquran ini bukanlah
buatan tukang sihir, bukan gubahan tukang tenung, dan bukan pula buatan
Muhammad, tidak ada keraguan padanya sedikitpun. 
Ayat ini merupakan bantahan bagi dakwaan orang-orang kafir yang
menyatakan bahwa Al-Qur’an ini adalah syair yang dibuat oleh penyair, ada yang
mengatakan gubahan tukang tenung, ada yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu
hanyalah dongengan-dongengan purbakala saja, dan ada pula yang mengatakan
bahwa dia adalah buatan Muhammad.
Allah SWT berfirman:
ِ َ‫اطي ُر اأْل َ َّولِينَ ا ْكتَتَبَهَا فَ ِه َي تُ ْملَ ٰى َعلَ ْي ِه بُ ْك َرةً َوأ‬
‫صياًل‬ ِ ‫َوقَالُوا أَ َس‬
Artinya:
Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu dimintanya
supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan
petang. (Q.S. Al Furqan: 5)

Ayat Ketiga:

ٍ ‫ق ِم ْن َرب َِّك لِتُ ْن ِذ َر قَ ْو ًما َما أَتَاهُ ْم ِم ْن نَ ِذ‬


‫ير ِم ْن‬ ُّ ‫ون ا ْفتَ َراهُ بَلْ هُ َو ْال َح‬
َ ُ‫أَ ْم يَقُول‬
َ ‫ك لَ َعلَّهُ ْم يَ ْهتَ ُد‬
‫ون‬ َ ِ‫قَ ْبل‬
Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan: "Dia Muhammad mengada-
adakannya". Sebenarnya Al-Qur’an itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar
kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka
orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka
mendapat petunjuk.
Ayat ini menerangkan bahwa sikap orang-orang musyrik seperti yang
diterangkan ayat di atas adalah sikap yang tidak layak. Tidak pantas mereka
menuduh Muhammad telah melakukan kedustaan dengan mengatakan bahwa ia
telah membuat-buat Al-Qur’an, pada hal mereka telah mengetahui benar keadaan
Muhammad, sejak ia masih kecil sampai ia dewasa dan diangkat menjadi Rasul.
Rahkan mereka memberi gelar dengan "Al-Amin" (orang kepercayaan) karena
mereka sangat percaya kepada Muhammad. Tetapi tiba-tiba mereka menuduhnya
sebagai pendusta. 
Karena itu Allah SWT menegaskan bahwa segala yang disampaikan
Muhammad itu adalah benar. Al-Qur’an benar-benar berasal dari Allah dan
diturunkan kepadanya untuk memperingatkannya akan azab akhirat yang akan
ditimpakan kepada orang-orang yang mengingkari Rasul yang diutus kepada
mereka. Al-Qur’an berisi pelajaran dan petunjuk yang menunjukkan jalan menuju
kebahagiaan abadi.
Pada ayat yang lain dinyatakan pula sikap orang-orang musyrik itu
terhadap Alquran. Allah SWT berfirman:

‫ُون‬
َ ‫آخر‬ ٌ ‫ين َكفَرُوا إِ ْن ٰهَ َذا إِاَّل إِ ْف‬
َ ‫ك ا ْفتَ َراهُ َوأَ َعانَهُ َعلَ ْي ِه قَ ْو ٌم‬ َ ‫ال الَّ ِذ‬
َ َ‫َوق‬
Artinya:
Dan orang-orang kafir berkata: "Al Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan
yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain"

Ayat Keempat:

‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما فِي ِستَّ ِة أَي ٍَّام ثُ َّم ا ْستَ َو ٰى َعلَى‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬ِ ‫اوا‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي َخل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
َ ‫يع ۚ أَفَاَل تَتَ َذ َّكر‬
‫ُون‬ ِ ْ‫ْال َعر‬
ٍ ِ‫ش ۖ َما لَ ُك ْم ِم ْن ُدونِ ِه ِم ْن َولِ ٍّي َواَل َشف‬
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Tidak ada
bagi kamu selain dari pada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang
pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang telah menurunkan Alquran
kepada Muhammad saw itu adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala
sesuatu yang ada di antara keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan
enam masa dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini,
tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi. Hari pada waktu sekarang ini
adalah setelah adanya langit dan bumi serta telah adanya peredaran bumi
mengelilingi matahari dan sebagainya.
Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di
atas Arasy, sesuai dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya".
Allah SWT menegaskan bahwa tidak seorangpun yang dapat mengurus
segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa. Dan tidak seorangpun
yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah semata,
karena Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala sesuatu.
Kemudian Allah SWT memperingatkan: "Apakah kamu hai manusia tidak
dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu?
Kenapa kamu masih juga menyembah selain Allah?
Ayat Kelima:
َ ‫ان ِم ْق َدا ُرهُ أَ ْل‬
‫ف‬ ِ ْ‫يُ َدبِّ ُر اأْل َ ْم َر ِم َن ال َّس َما ِء إِلَى اأْل َر‬
َ ‫ض ثُ َّم يَ ْع ُر ُج إِلَ ْي ِه فِي يَ ْو ٍم َك‬
َ ‫َسنَ ٍة ِم َّما تَ ُع ُّد‬
‫ون‬
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
Hanya Allah sendirilah yang mengurus, mengatur, mengadakan dan
melenyapkan segala yang ada dalam dunia ini. Segala yang terjadi itu adalah
sesuai dengan kehendak dan ketetapan-Nya, tidak ada sesuatupun yang
menyimpang dari kehendak-Nya itu. Pengaturan itu dimulainya dari langit hingga
sampai ke bumi, kemudian urusan itu naik kembali kepada-Nya.
Semua yang tersebut pada ayat ini merupakan gambaran dari kebesaran
dan kekuasaan Allah, agar manusia mudah memahaminya. Kemudian Dia
menggambarkan pula waktu yang digunakan Allah SWT mengurus, mengatur dan
menyelesaikan segala urusan alam semesta ini, yaitu selama sehari, tetapi ukuran
sehari itu sama lamanya dengan 1000 tahun dari ukuran tahun yang dikenal
manusia di dunia ini.

Ayat Keenam dan Ketujuh:

ۖ ُ‫ الَّ ِذي أَحْ َس َن ُك َّل َش ْي ٍء َخلَقَه‬. ‫َّحي ُم‬


ِ ‫ب َوال َّشهَا َد ِة ْال َع ِزي ُز الر‬ِ ‫ك َعالِ ُم ْال َغ ْي‬ َ ِ‫ٰ َذل‬
ٍ ‫ان ِم ْن ِط‬
‫ين‬ َ ‫َوبَ َدأَ َخ ْل‬
ِ ‫ق اإْل ِ ْن َس‬
Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang membuat segala sesuatu yang
Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang menciptakan, mengatur dan
mengurus langit dan bumi serta segala yang ada padanya itu, adalah Tuhan Yang
Maha Mengetahui. Dia Maha Mengetahui segala yang gaib, yang tersembunyi
dalam hati, yang akan terjadi, yang telah terjadi, mengetahui segala yang dapat
dilihat dan yang tidak dapat dilihat oleh mata. Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa,
Maha kekal rahmat-Nya dan Dia pulalah Yang menciptakan seluruh makhluk
dengan bentuk yang baik, serasi serta dengan faedah dan kegunaan yang hanya
Dia saja yang mengetahuinya.
Jika diperhatikan seluruh makhluk yang ada di alam ini sejak dari yang
besar sampai kepada yang sekecil-kecilnya akan timbul dugaan bahwa di antara
makhluk itu ada yang besar faedahnya dan ada pula yang dirasa tidak berfaedah
dan tidak berguna sama sekali, bahkan dapat menimbulkan bahaya kepada
manusia, seperti ular berbisa, hama-hama penyakit menular, tanaman yang
mengandung racun dan sebagainya. Dugaan ini akan timbul jika masing-masing
makhluk itu dilihat secara terpisah, tidak dalam satu kesatuan alam semesta ini.
Ayat Kedelapan:
ٍ ‫ثُ َّم َج َع َل نَ ْسلَهُ ِم ْن ُساَل لَ ٍة ِم ْن َما ٍء َم ِه‬
‫ين‬
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT mengadakan keturunan manusia
yang pertama itu beranak dengan adanya nutfah yang berasal dari pertemuan sel
sperma laki-laki dengan sel telur perempuan.

Ayat Kesembilan:

‫ار َواأْل َ ْفئِ َدةَ ۚ قَلِياًل‬ َ ‫ُوح ِه ۖ َو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َواأْل َب‬


َ ‫ْص‬ ِ ‫ثُ َّم َس َّواهُ َونَفَ َخ فِي ِه ِم ْن ر‬
َ ‫َما تَ ْش ُكر‬
‫ُون‬
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya
dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur.
Kemudian di dalam rahim wanita, Allah menyempurnakan kejadian nutfah
itu, sehingga berbentuk manusia. Kemudian ditiupkan roh ke dalamnya. Dengan
demikian bergeraklah bayi yang kecil itu. Setelah nyata kepadanya tanda-tanda
hidup, Allah menganugerahkan kepadanya pendengaran, penglihatan, akal,
perasaan dan sebagainya.
Manusia pada permulaan hidupnya di dalam rahim ibunya, sekalipun telah
dianugerahi mata, telinga, otak, tetapi ia belum lagi dapat melihat, mendengar dan
berpikir. Hal itu baru diperolehnya setelah ia lahir, dan semakin lama
pancainderanya itu dapat berfungsi dengan sempurna.
(Kemudian Dia menyempurnakannya) menyempurnakan penciptaan
Adam (dan meniupkan ke dalam tubuhnya sebagian dari roh-Nya) yakni Dia
menjadikannya hidup dapat merasa atau mempunyai perasaan, yang sebelumnya
ia adalah benda mati (dan Dia menjadikan bagi kalian) yaitu anak cucunya
(pendengaran) lafal as-sam'a bermakna jamak sekalipun bentuknya mufrad (dan
penglihatan serta hati) (tetapi kalian sedikit sekali bersyukur) huruf maa adalah
huruf zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna lafal qaliilan, yakni sedikit
sekali.

Ayat Kesepuluh:

ٍ ‫ض أَإِنَّا لَفِي َخ ْل‬


‫ق َج ِدي ٍد ۚ بَلْ هُ ْم بِلِقَا ِء َربِّ ِه ْم‬ ِ ْ‫ضلَ ْلنَا فِي اأْل َر‬
َ ‫َوقَالُوا أَإِ َذا‬
َ ‫َكافِر‬
‫ُون‬
Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami
benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Bahkan mereka ingkar
akan menemui Tuhannya.
Ayat ini menerangkan tentang pertanyaan orang-orang musyrik kepada
Rasulullah saw. Pertanyaan itu menunjukkan keingkaran dan kesombongan
mereka, yaitu: "Apakah apabila daging dan tulang belulang kami telah hancur
menjadi tanah, mungkinkah kami dihidupkan lagi seperti semula?".
Dari pertanyaan mereka tergambar bahwa menurut mereka mustahil orang
itu dapat hidup kembali setelah mati dan setelah tubuhnya hancur menjadi tanah.
Mereka tidak dapat menggambarkan dalam pikirannya bagaimana besarnya
kekuasaan Allah. Jika mereka ingin mencapai kebenaran, mereka dapat mencari
bukti-bukti kekuasaan dan kebesaran Allah pada kejadian makhluk ini. Mereka
dahulu tidak ada, kemudian menjadi ada. Tentu menciptakan kembali yang pernah
ada lebih mudah bagi Allah. Sebenarnya jika mereka mau berpikir tentu mereka
sampai kepada kesimpulan bahwa segala sesuatu itu adalah sama mudahnya bagi
Allah, tidak ada yang sukar bagi-Nya.
Orang-orang musyrik itu hanya mengingkari kekuasaan Allah SWT, tetapi
juga mereka mengingkari adanya hari kebangkitan yaitu hari semua manusia
dihadapkan di hadapan Allah untuk diadili.

Anda mungkin juga menyukai