Anda di halaman 1dari 3

PERTEMUAN KETIGA

Proses Sedimentasi

2.2 Pengangkutan Sedimen


Sedimen dapat diangkut dengan berbagai cara, cara pengangkutan sedimen yang
utama adalah melalui kerja angin, air, glasial/es, atau perpindahan material sedimen/tanah
dengan cara luncuran, nendatan, aliran debris, avalanche dan lain sebagainya. Setiap
proses pengangkutan akan meningggalkan jejak / tanda pada batuan yang dihasilkan.
Sebagai contoh, sedimen yang diangkut oleh air seringkali butirannya membulat dengan
butirannya yang terpilah baik hal ini disebabkan oleh hasil kerja abrasi dan penghalusan
dari butiran sedimen yang diangkut di dalam aliran, sedangkan sedimen yang diangkut
oleh es/glasial seringkali memperlihatkan bentuk butir yang menyudut hasil pecahan dan
terpotongnya oleh hasil gerusan pada saat es bergerak.
Pengendapan sedimen terjadi ketika media pengangkut tidak mampu membawa
butiran- butiran sedimen. Hal ini berhubungan dengan ukuran dan berat butir dan hal ini
merupakan indikasi dari tenaga dan kecepatan dari mekanisme pengangkutan. Sebagai
contoh, hasil kerja angin tidak mampu mengangkut butiran butiran yang lebih besar dari
pasir, sedangkan es bergerak sangat lambat tetapi karena umumnya masa es yang sangat
besar, maka dapat membawa sedimen yang berukuran bongkah hingga jarak yang cukup
jauh dan diendapkan apabila es tersebut mencair.

Perpindahan partikel
Sedimen dapat terangkut oleh kekuatan dari alirannya dan hal ini sangat
tergantung pada ukuran butir, volume, densitas dan bentuknya. Aliran air yang lebih kuat
akan meningkatkan daya angkat dari partikel-partikel sehingga partikel-partikel yang
berukuran lebih besar dan lebih berat akan terangkat serta dapat terangkut mengikuti
gerakan aliran. Kekuatan aliran akan meningkatkan daya angkat dan daya dorong
terhadap partikel-partikel yang dapat mengakibatkan partikel-partikel yang tadinya
berada di dasar permukaan suatu aliran akan terangkat, sedangkan partikel yang lebih
besar atau partikel yang lebih berat akan terlihat bergerak seperti terseret, meluncur,
menggelinding disepanjang aliran bagian bawah.
Sungai dan saluran air mengangkut sedimen didalam alirannya. Sedimen ini dapat
berada di berbagai lokasi dimana aliran tersebut berada, pengangkutan sedimen sangat
tergantung pada keseimbangan antara kecepatan pergangkatan partikel-partikel (daya
angkat dan daya seret), dan kecepatan pengendapan (settling) dari partikel-partikel
sedimen yang diangkutnya. Hubungan keseimbangan ini dikenal sebagai bilangan Rouse,
yaitu perbandingan antara kecepatan pengendapan dengan kecepatan pengangkatan.
Bilangan Rouse adalah suatu bilangan tidak berdimensi (non-dimensional number) yang
ada didalam suatu aliran fluida yang bergerak (dinamis), dan Bilangan Rouse dipakai
untuk menentukan bagaimana sedimen dapat diangkut (ditransport) di dalam suatu aliran
fluida.
Perbandingan antara kecepatan pengendapan ( ws ) dan kecepatan pengangkatan
butiran sebagai hasil dari konstanta von Kármán ( κ ) dan kecepatan gerusan (u * ).
Rumusnya : Rouse = ws/K.u

Hubungan Jenis Transport dan Bilangan Rouse


Jenis Transport : Bed load (> 2.5), Suspended load: 50% Suspended (1.2-2.5),
Suspended load: 100% Suspended (0.8-1.2) dan Wash load (< 0.8)
Apabila kecepatan gerakan partikel keatas hampir sama dengan kecepatan
mengendap, maka sedimen akan terangkut kearah hilir sungai sebagai “suspended load”.
Jika kecepatan dari gerakan partikel keatas lebih kecil dibandingkan dengan
kecepatan mengendap (settling), akan tetapi masih cukup kuat untuk sedimen berpindah,
maka partikel akan berpindah disepanjang aliran fluida bagian bawah sebagai “bed load”
yaitu dengan cara menggelinding, meluncur dan saltasi (meloncat masuk kedalam aliran,
sehingga terangkut pada jarak dekat kemudian mengalami mengendap kembali).
Jika kecepatan gerakan keatas lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
mengendap, sedimen akan tertransport dalam aliran sebagai “wash load”. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran partikel yang berbeda beda dapat berpindah
disetiap lokasi dimana air mengalir.
2.2.2 Pembentukan perlapisan
Pergerakan sedimen di sungai dapat membentuk struktur yang teratur
dengan sendirinya seperti struktur laminasi, riak (ripple), gumuk (dunes), dan
antidunes. Bentuk perlapisan seringkali terawetkan dalam batuan sedimen dan
bentuk perlapisan ini dapat dipakai untuk memperkirakan arah dan besarnya
aliran saat sedimen tersebut diendapkan.
Pembentukan perlapisan di sungai adalah kenampakan suatu endapan yang
berlapis pada proses fluvial atau masa aliran air yang terbentuk oleh perpindahan
material yang disebabkan oleh aliran sungai. Bentuk perlapisan dicirikan oleh
parameter aliran, terutama terhadap kedalaman dan kecepatan aliran, yang
dinyatakan sebagai bilangan Froude.
2.2.3 Pembentukan perlapisan Vs aliran.
Jenis jenis keseragaman arah dari bentuk perlapisan dapat direpresentasikan oleh
kecepatan aliran, jenis-jenis sedimen (pasir dan lanau) dan kedalaman air,
diperlihatkan dalam tabel dibawah dan dapat dipakai untuk menafsirkan
lingkungan pengendapan seiring dengan meningkatnya kecepatan air.
2.2.4 Aliran permukaan
1. Aliran yang mengalir didaratan dapat mengerosi partikel-partikel tanah dan
mengangkutnya kebagian bawah lereng. Erosi yang terjadi pada aliran yang
mengalir di daratan kemungkinan terjadi secara berbeda-beda melalui
cara/metoda yang berbeda tergantung pada iklim dan kondisi alirannya.
Erosi oleh jatuhan air hujan (rainsplash) akan terjadi sebagai dampak awal
erosi dari jatuhnya butiran-butiran air hujan yang mengenai permukaan tanah.
2. Erosi berlembar (sheet erosion) akan terjadi apabila air mengalir di daratan
dan secara langsung juga berperan sebagai pembawa sedimen tetapi aliran ini
tidak akan membentuk alur-alur (gullies).
3. Erosi alur (gully erosion) akan terjadi apabila aliran yang membawa material
sedimen mengalir dalam suatu saluran.

Anda mungkin juga menyukai