Anda di halaman 1dari 15

Covid-19: Bagaimana Industri Perhotelan Syariah dan Industri Kesehatan Bertahan di

Indonesia?
Does size matter? How Covid-19 shape healthcare and Hotels industry
Does size matter? How healthcare and Hotels industry survive on Covid-19

Husain Insawan1
Alwahidin2
Dewi Santri3
123
Institut Agama Islam Negeri Kendari
1
Email: husaininsawan@iainkendari.ac.id
2
Email: alwahidin@iainkendari.ac.id
3
Email: dewisantri@iainkendari.ac.ud

Abstrak
Fama & French (2012) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap risiko
imbal hasil sahamnya. Semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka semakin mapan
perusahaan tersebut sehingga tidak mudah goyah terhadap tekanan krisis, baik itu krisis
keuangan maupun sosial. Wabah Covid-19 yang melanda dunia khususnya Indonesia juga
memberikan dampak kepada kinerja di pasar modal, hasil pengujian menunjukan selama
periode wabah Covid-19 terjadi penurunan kinerja IHSG sampai 30 persen, namun hasil
pengujian lebih lanjut menunjukan bahwa industri hotel dan resort tidak serta merta
memberikan kinerja lebih buruk, bahkan hasil uji regres data panel menggunakan data 16
perusahaan dan 29 pekan periode waktu, menunjukan bahwa selama periode wabah pandemi
Covid-19 di Indonesia dari Maret hingga Juni, walaupun tidak signifikan secara statistik
kinerja industri hotel dan resort menungguli kinerja industri kesehatan, sedangkan kinerja
kategori saham syariah untuk kedua industri tersebut diungguli oleh kinerja saham
alternatifnya. Hasil pengujian ini memperkuat model three factor (Fama & French, 1993)
juga five factor model (Fama & French, 2015) bahwa perusahaan dengan aset besar industri
hotel dan resort yang masuk dalam sampel penelitian mampu bertahan terhadap dampak
pandemi Covid-19, mengalahkan perusahaan yang inverior dalam hal ukuran perusahaan
seperti industri kesehatan di Indonesia.
Keyword: Covid-19, Industri Hotel dan Resort, Industri Kesehatan, Kinerja Saham, Fama &
French
1. Pendahuluan
Fama & French (1992) dan Fama & French (1995) telah menunjukan bahwa
terdapat ambiguitas dalam model Capital Asset Pricing Model yang ditawarkan oleh
Sharpe (1963), dimana mereka mengajukan model baru yang mengindikasikan bahwa
rasio Price Book Value (PBV) dan size adalah variabel utama yang menjelaskan rata-rata
return saham di pasar modal. Selama bertahun-tahun penelitian empiris yang mencoba
menguji model ini telah banyak dilakukan, seperti yang dilakukan Lam (2002), dia
menguji hubungan antara size, book to-market equity ratio, eranings-price ratio, dan
return pada pasar modal di Hongkong, hasil pengujiannya menunjukan bahwa beta tidak
mampu menjelaskan rata-rata return bulanan yang secara continu melantai di bursa efek
Hongkong, namun mereka berhasil membuktikan bahwa tiga variabel yakni size, book
to-market equity ratio, eranings-price ratio secara signifikan memberikan pengaruh
terhadap variasi rata-rata return bulanan seham secara periodik.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak Desember 2019 telah memberikan
dampak, bukan hanya pada kualitas kesehatan masyarakat dunia namun juga pada semua
sektor seperti ekonomi dan kondisi tatanan sosial yang berubah (Yang et al., 2020).
Secara khusus sector ekonomi yang terdampak langsung Covid-19 adalah industri
pariwisata khususnya perhotelan dan industri kesehatan, secara statistik hipotesisi ini
dapat dibangun menggunakan data di pasar modal yang tersedia secara terbuka oleh
masyarakat. Pasar modal menjadi indicator paring visible yang dapat digunakan untuk
mengukur dampak ekonomi Covid-19. Sejak kasus pertama di Indonesia ditemukan
Maret 2020 lalu, sampai Juli 2020 pasar modal sudah terkoreksi sedalam lebih kurang 10
persen dan indeks harga saham gabungan turun sebanyak 25 persen sejak COVID-19
diumumkan pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok bulan Desember 2020.
Return imbal hasil investasi saham pada pasar modal dipengaruhi oleh banyak
indikator dan faktor, salah satunya adalah presepsi investor terhadap sebuah atau banyak
informasi tentang sebuah kejadian besar yang akan mempengaruhi aktifitas
perekonomian dunia atau suatu negara. Al-Awadhi et al., (2020) menemukan hubungan
yang signifikan negatif antara pertumbuhan harian total kasus terkonfirmasi COVID-19
dan tingkat imbal hasil (return) harga saham pada semua jenis perusahaan yang terdaftar
di bursa efek Tiongkok.
Penelitian yang menghubungkan return saham dan kejadian besar yang akan
mempengaruhi kegiatan ekonomi telah banyak dilakukan oleh akademisi. Misalnya
penelitian Bash & Alsaifi (2019) dan Shanaev & Ghimire (2019) yang menguji
hubungan tingkat imbal hasil saham melalui indeks saham terhadap aktifitas politik, atau
hubungannya terhadap eksploitasi lingkungan (Alsaifi et al., 2020; Guo et al., 2020).
Hubungan perubahan harga saham terhadap olahraga (Buhagiar et al., 2018) dan
terhadap bencana (Kowalewski & Śpiewanowski, 2020). Sedangkan penelitian yang
menguji secara langsung hubungan return harga saham terhadap pandemi penyakit
belum banyak diteliti oleh akademisi. Penelitian tentang pandemi penyakit hanya sebatas
kajian dalam ilmu kesehatan terhadap aktifitas ekonomi seperti yang diteliti oleh (Chen
et al., 2007; Chun-Da Chen et al., 2009) mengenai pandemi SARS di Taiwan atau
pandemi ebola terhadap pergerakan harga saham (Ichev & Marinč, 2018).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak pandemi penyakit yang saat ini
sedang melanda dunia, Covid-19 terhadap return saham apabila berinvestasi di pasar
modal Indonesia. Secara khusus penelitian ini akan menguji dampak Covid-19 terhadap
kinerja emiten saham pada industry kesehatan dan industry pariwisata khususnya
perhotelan. Tidak hanya sekedar menguji hubungan return harga saham pada dua sector
industri seperti yang dilakukan oleh Al-Awadhi et al. (2020), penelitian ini juga akan
menguji imbal hasil saham syariah dan membandingkannya dengan return saham biasa
untuk kedua jenis klaster industry tersebut. Bursa Efek Indonesia (BEI) dipilih karena
memiliki ukuran pasar modal syariah yang cukup besar, sekitar 65 persen saham yang
melantai di BEI telah dikategorikan sebagai saham syariah (La Pade, 2020a). Saham
syariah selalu menarik untuk diteliti secara khusus. Instrumen syariah tidak jarang
menunjukan aktifitas anomali terhadap siklus perekonomian yang buruk, dimana
instrument investasi konvensional menunjukan kinerja yang buruk sebaliknya instrumen
syariah sering menunjukan dampak alternatif atau sebaliknya.
La Pade (2020) menunjukan bahwa kinerja saham syariah lebih baik dibandingkan
saham konvensional ketika terjadi krisis ekonomi. Sedangkan Makni et al., (2015)
menemukan bahwa reksadana syariah mempunyai kinerja lebih baik apabila
dibandingkan dengan kinerja reksadana konvensional pada periode krisis keuangan.
Menurut mereka, hal ini terjadi karena manajer investasi reksadana syariah memainkan
peranan mekanisme hedging selama terjadi krisis dalam periode krisis tertentu.
Kasus penderita pertama COVID-19 di Indonesia diidentifikasi pada tanggal 2
Maret 2020 di Depok, Jawa Barat (Kemenkes, 2020). Dua warga negara Indonesia
tersebut merupakan ibu dan anak yang terpapar oleh seorang warga Jepang positif
COVID-19 yang tertular di Malaysia. Setelah dua kasus pertama tersebut, penambahan
positif COVID-19 di Indonesia baru terjadi pada 8 Maret 2020, hal ini sejalan dengan
mulai seriusnya pemerintah Indonesia dalam mendeteksi penyebaran COVID-19, data
selanjutnya menunjukan penambahan positif COVID-19 setiap hari di Indonesia (Johns
Hopkins University, 2020).
Zach (2005) menyebutkan bahwa kejadian besar khususnya pandemi dapat
mempengaruhi tingkat imbal hasil harga saham di pasar modal. Ketika pemerintah
Indonesia mengumumkan kasus pertama, indeks harga saham gabungan turun hingga ke
level 3000 pada pertengahan Maret 2020. Walaupun demikian, dampak pademi COVID-
19 telah dirasakan oleh Bursa Efek Indonesia sejak akhir Januari 2020 beriringan dengan
pengumuman COVID-19 pertama di Wuhan, Cina dan konfirmasi wabah secara global
oleh WHO (Kannan et al., 2020).
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dampak pandemik
COVID-19 terhadap kinerja dua sektor industri yakni industry pariwisata dan kesehatan
serta dampaknya terhadap kinerja portofolio saham syariah dan portoflio saham biasa
untuk kedua kategori emiten tersebut di pasar modal Indonesia. Dampak pandemi
ditunjukan dengan penambahan jumlah kasus positif setiap pekan, penambahan jumlah
kasus meninggal setiap pekan, dan jumlah kasus sembuh per pekannya. Sedangkan
variabel imbal hasil ditunjukan dari perubahan harga saham per pekan atau return, sejak
mulai kasus pertama diumumkan di Wuhan hingga 26 Juni 2020. Untuk menguji dampak
pandemi COVID-19 terhadap imbal hasil saham, penelitian ini mengembangkan model
regresi data panel, menggunakan data pekan positif COVID-19 dan data setiap pekan
pasien meninggal, serta data pasien sembuh dari COVID-19 yang diumumkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Metode Peneltian
Wooldridge (2002) dan Baltagi (2005) menunjukan bahwa metode pengujian
varibel dengan regresi data panel mampu mengurangi bias estimasi dan efek
multikolinearitas antara variabel, heterokedastisitas, dan mampu mengindentifkasi
hubungan antar waktu antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini
mengaplikasikan pengujian variabel data panel, yakni hubungan antara return harga
saham dan hubungannya terhadap dampak COVID-19, dengan mengontrol karakteristik
saham syariah dan saham biasa.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptive dan regresi data panel. Statistika
deskriptive dilakukan untuk melihat pergerakan saham dari kategori healthcare dan
Hotels, Resort and Cruise Lines. Metode yang digunakan dengan menggunakan grafik
dan tabel deskriptive. Regresi data panel digunakan untuk melihat pengaruh kategori
saham, tipe saham, Weekly - Market Capitalisation, Book Value per share, Price / book
value ratio, kasus positif covid19, kasus meninggal covid19 serta kasus sembuh covid19
terhadap nilai return saham.
Langkah-langkah analisis data dapat dilihat sebagai berikut:
1. Membuat grafik data nilai return saham untuk tiap kategori saham.
2. Membuat tabel statistik deskriptive untuk masing-masing variabel pada dua kategori
saham.
3. Melakukan analisis data panel model pooled, model tetap dan model acak. dengan
menggunakan return seagai variabel terikat dan kategori saham, tipe saham, Weekly
- Market Capitalisation, Book Value per share, Price / book value ratio, kasus positif
covid19, kasus meninggal covid19, kasus sembuh covid19 sebagai variabel bebas.
4. Melakukan pemilihan model terbaik dengan menggunakan uji Haustman.

Model regresi data panel sebagai berikut:


Adjreturn=α 0 +α 1 COV 19i , tw−1 + β 0 Dummy i ,t + β 1 X tw−i + ε i ,tw (1)
Adjreturn adalah imbal hasil saham i pada waktu t sebagai variabel dependen yang
dipengaruhi secara time lag oleh prediktornya, dimana COV 19i ,tw−1 adalah variabel
independen yang menunjukan perubahan total kasus positif dan total kasus meninggal,
dan total kasus sembuh karena kasus COVID-19 pada pekan sebelum harga saham yang
diujikan. Dummy adalah variabel yang menunjukan karakteristik saham syariah dalam
model, sedangkan variabel X i , tw−1 adalah vector karakteristik khusus setiap perusahaan
termasuk kapitalisasi dan rasio market to book setiap pekan, mulai dari pekan pertama
Desember 2019 hingga pekan ketiga Juni 2020.
3. Data dan Pengujian Empiris
3.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Peride waktu data saham dari tanggal 6 Desember 2019 sampai tanggal 26 Juni
2020. Data rasio dan kapitalisasi saham perusahaan diperoleh dari database Osiris.
Penelitian ini berfokus pada saham kategori Healthcare dan saham kategori Hotels,
Resort and Cruise Lines. Data sampel diambil secara purposive sampling. Purposive
sampling merupakan metode non probability sampling yang pengambilan sampelnya
didasari oleh pertimbangan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.
Pengambilan sampel didasari oleh kriteria, (1) Perusahaan tersebut masuk dalam kategori
perusahaan Healthcare dan saham kategori Hotels, Resort and Cruise Lines secara terus-
menerus listing di BEI. (2) Perusahaan Healthcare dan saham kategori Hotels, Resort and
Cruise Lines yang masuk dalam 50 Biggest Market Capitalization (Sumber: Osiris,
2020). (3) Saham perusahaan tersebut aktif diperdagangkan di BEI.
Dari proses sampling diperoleh 10 saham perusahaan Hotels, Resort and Cruise Lines
dan 6 saham perusahaan healthcare yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi Sampel data Penelitian
Kategori Nama Perusahaan
Bayu Buana TBK
Panorama Sentrawisata TBK
Indonesi Paradise Property TBK, PT
Bukit Uluwatu Villa TBK, PT
Destinasi Tirta Nusantara TBK, PT
Hotels, Resort and Cruise Lines
Pudjiadi and Sons TBK
Hotel Sahid Jaya International TBK
Arthavest TBK
PT Eastparc Hotel TBK
Pembangunan Graha Lestari Infah TBK, PT
Enseval Putera Megatrading TBK, PT
Millenium Pharmacon Inernational TBK
Sejahtera raya Anugerahjaya TBK, PT
Healthcare
Sarana Mediatama Metropolitan TBK, PT
Royal Prima TBK, PT
Prodia Widyahusada TBK, PT

Data jumlah konfirmasi setiap pekan kasus positif, kematian dan sembuh dari kasus
COVID-19 diperoleh dari data yang dipublikasi oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia yang tersedia secara harian di website covid19.go.id, kemudian data harian
diakumulasi menjadi data setiap pekan untuk menyesuaikan dengan data fundamental
perusahaan yang disedikan osiris yang kemudian diolah menggunakan software Eviews
10.
Tabel 2. Data Deskriptif Return
HOTELS, RESORTS & CRUISE HEALTH CARE FACILITIES
LINES
Mean -0.00196 -0.00646
Standard Error 0.006592 0.010145
Median -0.01547 -0.01571
Standard Deviation 0.035497 0.054635
Sample Variance 0.00126 0.002985
Kurtosis 1.712424 0.792404
Skewness 1.192224 0.093028
Range 0.157811 0.24821
Minimum -0.05466 -0.1414
Maximum 0.103147 0.106811
Sum -0.05682 -0.18744
Count 29 29

Table 2 menunjukan data deskriptif distribus return kedua kelompok saham yang diteliti
dalam penelitian ini. Data diskriptif tidak menunjukan perbedaan yang mendasar kinerja
kedua kelmpok saham pada periode waktu Covid-19 di Dunia maupun Indonesia.
Perbedaan yang terlihat hanyalah pada tingat risiko kedua kelompok saham yang dapat
digambarkan dari standar deviasi, dimana standar deviasi kelompok saham healthcare
lebih tinggi 2% dibadingkan kelompok saham Hotel, resort dan cruise lines. Hal ini
sejalan dengan teori Fama & French (1993) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap risiko, sehingga investor cenderung meminta premi risiko lebih tinggi melalui
harapan tingkat keuntungan di masa depan untuk perusahaan yang memiliki kapitalisasi
saham lebih kecil di pasar modal. Data distibutif penelitian menunjukan bahwa ukuran
perusahaan kelompok saham healtcare di Indonesia cenderung lebih kecil dibandingkan
kapitalisasi kelompok perusahaan hotel, resort dan cruise lines yang melantai di Bursa
Efek Indonesia.

Weekly Stock Price


7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
19 19 19 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
/ 20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20 /20
/2 16 30 /13 /27 /10 /24 3/9 /23 4/6 /20 5/4 /18 6/1 /15
12 12/ 12/ 1 1 2 2 3 4 5 6

Gambar 1. Grafik IHSG Setiap Pekan


Gambar 2. Rerata Return IHSG Setiap Pekan
Gambar 3. Grafik Return Kelompok Saham Hotels, Resort and Cruise Lines

Gambar 4. Grafik Return Kelompok Saham Healthcare


Gambar 3. Rerata Kapitalisasi Saham di Bursa Efek Indonesia Setiap Pekan

Gambar 4. Grafik Data Positif Covid-19 setiap Pekan di Indonesia


Gambar 5. Grafik Data Terkonfirmasi Meninggal Covid-19 setiap Pekan di Indonesia

Gambar 8. Grafik Data Pasien Sembuh dari Covid-19 setiap Pekan di Indonesia

Secara deskriptif data grafik return kelompok saham Hotels, Resort and Cruise Lines
menunjukan tren positif. Ketika kasus Covid pertama kali diumumkan di Wuhan
Desember dan Maret di Indonesia harga saham kelompok Hotels, Resort and Cruise
Lines sempat mengalami penurunan, namun menjelang pertengahan bulan April 2020
harga sahamnya Kembali rebound atau mengalami tren positif, sedangkan kelompok
saham healthcare justru mengalami trend yang terbalik, mendekati akhir periode waktu
penelitian pada bulan Mei dan Juni justru terjadi pergerakan saham yang terkoreksi cukup
curam. Gambar 9 dan gambar 10 menunjukan rerata return kedua kelompok saham,
secara umum rerata return kelompok saham healtcare dan kelompok saham Hotels,
Resort and Cruise Lines menunjukan pergerakan yang cukup normal, dimana pergerakan
kedua kelompok saham tersebut tidak menunjukan aktifitas tekanan yang berlebih akibat
presepsi investor terhadap Covid-19 di Indonesia.
Gambar 9. Grafik Rerata Return Kelompok Saham Hotels, Resort and Cruise Lines

Gambar 10. Grafik Rerata Return Kelompok Saham Healthcare


Namun, walaupun tidak tergambar secara visual pada gambar grafik kedua kelompok
saham, apabila diperhatikan secara mendetail, pada akhir bulan Maret hingga Juni terjadi
tren negatif untuk return kedua kelompok saham. Interprestasi ini sejalan dengan data
terkonfirmasi positif dan meninggal akibat kasus Covid-19 di Indonesia. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Al-Awadhi et al. (2020). Mereka menguji dampak Covid-19
terhadap kinerja Bursa Efek Tiongkok, hasilnya terhubungan siginifikan dan positif
antara pengumuman positif dan meninggal Covid terhadap return saham di Cina.
Tabel 3
Uji regresi data panel
Variabel Dependen: Return
Variabel Fixed Model Random Model PLS
C -0.129640*** -0.009528 -0.001859
(0.0000) (0.2401) (0.9130)
Size 6.59x10-11 *** 5.41x10-13*** 0.010076***
(0.0000) (0.0050) (0.0000)
Syariah -0.000569 -0.000375 -0.019552
(0.8458) (0.8978) (0.2584)
Healthcare -0.005527 -4.51x10-15 -0.004668
(0.6237) (0.3452)
(0.8847)
PBV 0.000175 0.000185 0.000177
(0.2060) (0.1798) (0.2013)
PCASE (-1) -8.72X10-06 -1.37x10-05
(0.5575) (1) (0.3554) (1)
DCASE (-1) 0.000268 0.000215
(0.1786) (2) (0.2801) (2)
HCASE (-1) 7.87x10-07 8.98x10-06
(0.9605) (3) (0.5690) (3)

Hasil pengujian empiris model penelitian tentang hubungan kinerja kelompok saham
healthcare dan hotel, resort dan cruise line melalui return terhadap presepsi investor
mengenai informasi jumlah data pasien positif, meninggal dan sehat akibat Covid-19
menggunakan data panel perushaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia setiap pekan,
menunjukan bahwa secara statistik tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Namun
berdasarkan koefisien hasil uji regresi berganda menggunakan data panel ada indikasi
bahwa kategori saham perusahaan healtcare menunjukan kinerja underperform
dibandingkan kinerja saham kelompok hotel, resort dan cruise line. Walaupun tidak ada
hubungan secara langsung dan empiris antara kinerja porotofolio saham kedua kelompok
terhadap kasus Covid-19 di Indonesia, akan tetapi data desktiv pergerakan IHSG di Bursa
Efek Indonesia menunjukan ada pengaruh presepsi investor akibat pandemic Covid-19 di
Indonesia. Sejalan dengan penelitian yang menyatakan kejadian-kejadian besar
khususnya pandemi dapat mempengaruhi kinerja kinerja perusahaan di Dunia
(Gnutzmann et al., 2020). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan
healthcare di Indonesia tidak mampu beradaptasi terhadap imbas pandemic Covid-19 di
Indonesia, setidaknya selama periode waktu penelitian, Desember 2019 hingga Juni 2020.
Lebih lanjut, kategori kelompok saham Syariah dari dua kelompok saham yang diteliti
dalam penelitian ini menunjukan kinerja yang berbeda dengan hasil penelitian
sebelumnya, dimana penelitian La Pade (2020b) mengatakan bahwa kinerja portofolio
saham Syariah outperform dibandingkan kinerja saham biasa Ketika terjadi krisis, namun
hasil pengujian pada penelitian menunjukan bahwa kelompok saham syarah
underperform dibandingkan kelompok saham biasa untuk dua kategori saham yang diuji.
Temuan tambahan dalam penelitian adalah variabel ukuran perusahaan menggunakan
data kapitalisasi saham di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji empiris menunjukan bahwa
variabel size secara signifikan dan positif mempengaruhi kinerja dalam hal ini return rata-
rata dua kelompok saham yang diuji dalam penelitian ini. Dimana hasil ujinya
mengkonfirmasi model tiga factor dan lima factor yang dikembangkan oleh Fama &
French (2015) dan duji oleh banyak akademisi seperti Blanco (2012), dimana dalam
kedua modelnya memperhitungkan ukuran perusahaa sebagai factor penting dalam
mengukur kinerja sekaligus menjadi pertimbangkan utama investor dalam menetapkan
harapan imbal hasil yang diiinginkan untuk perusahaan tertentu di masa depan.

4. Kesimpulan
Hasil pengujian dan analisis kinerja antara dua kelompok saham di Bursa Efek Indonesia,
antara kelompok saham perusahaan healtcare dan perusahaan hotel, resort dan cruise
line selama masa pandemi COVID-19, mulai Desember 2019 dimulai di Cina dan
berdampak di Indonesia pada Maret hingga Juni 2020, menunjukan bahwa informasi
Pandemi COVID-19 baik itu informasi data positif dan data meninggal tidak memiliki
hubungan signifikan secara statistic terhadap return saham setiap pekan di bursa efek
Indonesia. Namun dari data koefisien korelasi hasil uji empiris menunjukan ada tren
negative antara pengumuman Covid-19 terhadap kinerja saham perusahaan healtcare.
Begitupula hasil pengujuan kelompok saham Syariah untuk kedua kelompok saham yang
diteliti menunjukan indikasi underperform dibandingkan saham biasa. Hasil uji ini
mendukung teori yang dikembangkan oleh (Apergis et al., 2011) dan (Fama & French,
1993) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan adalah faktor penting dalam
memandang risiko harapan imbal hasil masa depan yang ditanggung oleh setiap
perusahaan di Pasar Modal. Ukuran perusahaan yang besar cenderung memiliki sumber
daya yang lebih kuat sehingga Ketika diterjang krisis, entah itu krisis ekonomi, politik
bahkan social dan Kesehatan lebih memiliki kemampuan untuk bertahan, sebaliknya
perusahaan yang memiliki kapitalisasi kecil akan lebih cepat terdampak guncangan krisis
ekonomi. Data perusahaan yang digunakan dalam penilitian ini sejalan dengan teori
tersebut, dimana perusahaan healtcare di Indonesia cenderung memiliki kapitalisasi lebih
kecil dibandingkan kelompok saham hotel, resort dan cruise lines, begitupula pada
kelompok saham Syariah untuk dua kelompok perusahaan yang diteliti cenderung adalah
kelompok dengan ukuran lebih kecil dibandingkan kelompok saham biasa yang memiliki
size lebih besar.
Daftar Pustaka
Al-Awadhi, A. M., Alsaifi, K., Al-Awadhi, A., & Alhammadi, S. (2020). Death and
contagious infectious diseases: Impact of the COVID-19 virus on stock market returns.
Journal of Behavioral and Experimental Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jbef.2020.100326
Alsaifi, K., Elnahass, M., & Salama, A. (2020). Market responses to firms’ voluntary carbon
disclosure: Empirical evidence from the United Kingdom. Journal of Cleaner
Production. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.121377
Apergis, N., Artikis, P., & Sorros, J. (2011). Asset pricing and foreign exchange risk.
Research in International Business and Finance.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2011.02.005
Baltagi, B. (2005). Econometric analysis of panel data. In Vasa.
Bash, A., & Alsaifi, K. (2019). Fear from uncertainty: An event study of Khashoggi and
stock market returns. Journal of Behavioral and Experimental Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jbef.2019.05.004
Blanco, B. (2012). The use of CAPM and Fama and French three factor model: portfolios
selection. Public and Municipal Finance.
Buhagiar, R., Cortis, D., & Newall, P. W. S. (2018). Why do some soccer bettors lose more
money than others? Journal of Behavioral and Experimental Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jbef.2018.01.010
Chen, M. H., Jang, S. C. (Shawn), & Kim, W. G. (2007). The impact of the SARS outbreak
on Taiwanese hotel stock performance: An event-study approach. International Journal
of Hospitality Management. https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2005.11.004
Chun-Da Chen, Chin-Chun Chen, Wan-Wei Tang, & Bor-Yi Huang. (2009). The Positive
and Negative Impacts of the Sars Outbreak: A Case of the Taiwan Industries. The
Journal of Developing Areas. https://doi.org/10.1353/jda.0.0041
Fama, E. F., & French, K. R. (1992). The Cross-Section of Expected Stock Returns. The
Journal of Finance. https://doi.org/10.2307/2329112
Fama, E. F., & French, K. R. (1993). Fama-French APT three-factor model. In Journal of
Financial Economics. https://doi.org/10.1016/0304-405X(93)90023-5
Fama, E. F., & French, K. R. (1995). Size and Book-to-Market Factors in Earnings and
Returns. The Journal of Finance. https://doi.org/10.2307/2329241
Fama, E. F., & French, K. R. (2012). Size, value, and momentum in international stock
returns. Journal of Financial Economics. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2012.05.011
Fama, E. F., & French, K. R. (2015). A five-factor asset pricing model. Journal of Financial
Economics. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2014.10.010
Gnutzmann, H., Kowalewski, O., & Śpiewanowski, P. (2020). Market Structure and
Resilience: Evidence from Potash Mine Disasters. American Journal of Agricultural
Economics. https://doi.org/10.1093/ajae/aaz041
Guo, M., Kuai, Y., & Liu, X. (2020). Stock market response to environmental policies:
Evidence from heavily polluting firms in China. Economic Modelling.
https://doi.org/10.1016/j.econmod.2019.09.028
Ichev, R., & Marinč, M. (2018). Stock prices and geographic proximity of information:
Evidence from the Ebola outbreak. International Review of Financial Analysis.
https://doi.org/10.1016/j.irfa.2017.12.004
Johns Hopkins University. (2020). COVID-19 Map - Johns Hopkins Coronavirus Resource
Center. Johns Hopkins Coronavirus Resource Center.
Kannan, S., Shaik Syed Ali, P., Sheeza, A., & Hemalatha, K. (2020). COVID-19 (Novel
Coronavirus 2019) - recent trends. European Review for Medical and Pharmacological
Sciences. https://doi.org/10.26355/eurrev_202002_20378
Kemenkes. (2020). Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Salah Satu Respons
Pemerintah Perlambat Penyebaran Corona. 19/03/2020 14:50:58.
Kowalewski, O., & Śpiewanowski, P. (2020). Stock market response to potash mine
disasters. Journal of Commodity Markets. https://doi.org/10.1016/j.jcomm.2020.100124
La Pade, A. (2020a). Kinerja Portofolio Saham Syariah dan Faktor yang Memengaruhi
Kinerja Saham Syariah di Indonesia. 5(1), 17–41.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31332/lifalah.v5i1.1884
La Pade, A. (2020b). Kinerja Portofolio Saham Syariah dan Faktor yang Memengaruhi
Kinerja Saham Syariah di Indonesia. Li Falah : Jurnal Studi Ekonomi Dan Bisnis Islam.
https://doi.org/10.31332/lifalah.v5i1.1884
Lam, K. S. K. (2002). The relationship between size, book-to-market equity ratio, earnings-
price ratio, and return for the Hong Kong stock market. Global Finance Journal.
https://doi.org/10.1016/S1044-0283(02)00049-2
Makni, R., Benouda, O., & Delhoumi, E. (2015). Large scale analysis of Islamic equity funds
using a meta-frontier approach with data envelopment analysis. Research in
International Business and Finance. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2015.02.014
Rahman, M., & La Pade, A. (2020). Efisiensi Bank Umum Syariah Milik Pemerintah Daerah
di Indonesia. Li Falah : Jurnal Studi Ekonomi Dan Bisnis Islam.
https://doi.org/10.31332/lifalah.v4i2.1405
Shanaev, S., & Ghimire, B. (2019). Is all politics local? Regional political risk in Russia and
the panel of stock returns. Journal of Behavioral and Experimental Finance.
https://doi.org/10.1016/j.jbef.2018.11.002
Sharpe, W. F. (1963). A Simplified Model for Portfolio Analysis. Management Science.
https://doi.org/10.1287/mnsc.9.2.277
Wooldridge, J. M. (2002). Econometric Analysis of Cross Section and Panel Data.
Booksgooglecom. https://doi.org/10.1515/humr.2003.021
Yang, Y., Peng, F., Wang, R., Guan, K., Jiang, T., Xu, G., Sun, J., & Chang, C. (2020). The
deadly coronaviruses: The 2003 SARS pandemic and the 2020 novel coronavirus
epidemic in China. In Journal of Autoimmunity.
https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102434
Zach, T. (2005). Political Events and the Stock Market: Evidence from Israel. SSRN
Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.420242

Anda mungkin juga menyukai