PROPOSAL
Disusun Oleh:
NPM : 217410032
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... i
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah........................................................... 10
1.3. Pembatasan Masalah.......................................................... 10
1.4. Perumusan Masalah........................................................... 11
1.5. Tujuan Penelitian............................................................... 11
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................. 12
i
2.5.4 Indikator Kepuasan Kerja......................................... 31
2.6 Penelitian Terdahulu........................................................... 32
2.7 Kerangka Berpikir............................................................... 34
2.8 Hipotesis.............................................................................. 35
2.9 Gambaran Umum Objek Penelitian.................................... 36
2.9.1 Sejarah Singkat Perusahaan...................................... 36
2.9.2 Visi, Misi, dan Moto................................................. 37
2.9.3 Struktur Organisasi PT.PLN..................................... 38
2.9.4 Tugas dan Tanggung Jawab...................................... 39
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 52
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
untuk mencapai sasaran atau tujuan yang diinginkan. Semakin banyak jumlah
keberhasilan dari seorang pemimpin dapat diukur dari pencapaian suatu tujuan
atau lembaga. Pemimpin sangat berperan penting dalam suatu perusahaan, jika
juga akan berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika pemimpin tidak mampu
dengan baik.
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dengan aturan yang
1
perusahaan memegang kunci utama dalam tercapainya lingkungan kerja
tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa
Karyawan yang dapat bekerja secara efisien dan efektif serta mampu mematuhi
dalam bekerja. Kebijakan dan peraturan tersebut tidak akan memiliki arti kalau
tentang sikap, perbuatan dan tingkah laku karyawan maka dapat digunakan
sebagai tolak ukur perusahaan dalam menetapkan peraturan dan tata tertib serta
akan mengganggu hasil kerja dan kegiatan karyawan secara rutin, mestinya
2
pekerjaan harus dapat diselesaikan hari ini, masih banyak pekerjaan yang tertunda
yang tinggi akan mampu mencapai efektivitas kerja yang maksimal, baik itu
disiplin waktu, tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
karyawan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan dimana dengan
tata tertib yang baik maka semangat kerja, moril kerja, efisiensi dan efektivitas
kerja karyawan akan meningkat. Disiplin itu merupakan sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis. Peraturan yang dimaksud termasuk absensi, terlambat masuk, serta
pegawai yang cepat pulang. Jadi hal ini merupakan suatu indisipliner karyawan
yang perlu disikapi dengan baik oleh pihak manajemen dalam suatu
sama semua pihak yang terlibat dalam proses suatu kerja atau suatu proses dalam
produksi dengan kerja sama tersebut dimaksudkan bahwa masing masing pekerja
dalam proses kerja memegang peranan dalam upaya meningkatkan tujuan yang
akan dicapai.
terhadap aturan waktu, yang diukur melalui indikator yaitu, dari jam masuk kerja,
jam istirahat yang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku di instansi
tersebut, dan jam pulang kerja. Taat terhadap peraturan perusahaan yang diukur
3
melalui indikator yaitu, cara berpakaian dan, tingkah laku dalam pekerjaan. Taat
terhadap aturan prilaku dalam pekerjaan yang diukur juga melalui indikator yaitu,
cara melakukan pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas dan tanggung jawab dan
cara berhubungan dengan unit kerja lain.Tidak hanya disiplin kerja, tetapi
individu untuk memikul tanggung jawab yang lebih tinggi yang berkaitan dengan
menyangkut jumlah sumber daya manusia dan kualitas menyangkut mutu dan
salah satu solusi karena dengan pengembangan sumber daya manusia melalui
yang diakibatkan oleh adanya teknologi baru atau pasar produk baru.Untuk
tugas-tugasnya.
4
Salah satu masalah yang sering terjadi yang berhubungan dengan sumber
daya manusia seperti teknologi yang semakin maju sehingga karyawan harus
dengar cepat dapat memahami teknologi tesebut dan masalah sering tidak
karyawan dapat meningkat dalam rangka efisien dan produktif. Sehingga dengan
fungsinya secara optimal. Suatu organisasi atau perusahaan akan dapat berjalan
dengan baik bila organisasi atau instansi tersebut memiliki kemampuan sumber
daya manusia yang baik dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
5
tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin
merupakan asset yang paling berharga dalam perusahaan, karena tanpa adanya
manusia maka sumber daya perusahaan tidak akan dapat menghasilkan laba atau
daya manusia juga sebagai asset yang sangat berharga bagi setiap organisasi yang
semakin kreatif dan inovatif atas berbagai penemuan-penemuan baru dan terus
daya manusia sebagai sumber dalam menciptakan sumber daya manusia yang
menunjukkan bahwa tanpa didukung dengan kualitas yang baik dari karyawan
yang menyenangkan dalam pekerjaan, sikap ini dapat dicerminkan oleh moral
kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Sikap ketidakpuasan kerja akan dapat
6
berakibat pada produktivitas, kedisiplinan karyawan/karyawan menjadi menurun,
adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di
Indonesia. PT. PLN (Persero) merupakan salah satu Perusahaan Milik Negara
unit induknya kedalam beberapa unit induk berdasarkan pada sistem tenaga listrik
yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi.Selain itu ada juga unit induk atau
Layanan. Unit Layanan adalah unit dibawah unit pelaksana dengan ruang lingkup
pembagian dari wilayah unit pelaksana, misalnya dalam satu unit pelaksana
mempunyai unit layanan, tergantung pada jumlah pelanggan dan area pelayanan
unit pelaksana PLN, contoh unit layanan pelanggan (ULP) adalah unit layanan di
bawah UP3, atau unit layanan transmisi dan gardu induk (ULTG) unit layanan di
bawah UPT Unit Layanan dipimpin oleh seorang Manager Unit Layanan.Unit
7
Layanan Pelanggan (ULP) ialah Sub-unit di bawah UP3 yang membantu
di tetapkan pada 08.00 wib, dan jam istirahat untuk makan siang di tetapkan pada
oleh karyawan yang ada di sana. Tidak hanya jam masuk kantor, tetapi peneliti
juga melihat adanya karyawan yang masih saja mengabaikan cara berpakainan
untuk beradaptasi kembali dengan pemimpin yang baru, karena setiap pemimpin
pekerjaan dan menghadapi karyawan nya. Fenomena lain yang dapat dilihat
bahwa adanya karyawan yang tidak mengikuti arahan dan peraturan yang sudah di
tetapkan yaitu, keterlambatan jam masuk kantor. Dalam disiplin kerja dapat
8
pegawai masih kurang disiplin terhadap waktu yang telah ditetapkan untuk jam
masuk kerja, istirahat kerja masih kurang disiplin dilaksanakan oleh karyawan,
sehingga yang harusnya jam kerja digunakan untuk istirahat dan sebaliknya.
Karyawan juga kurang memperhatikan tentang cara berpakain yang baik, masih
ada saja karyawan yang sepele tentang cara berpakaian pada saat jam kerja.
Disiplin dalam cara berpakain adalah salah satu indikator penting dalam suatu
yang telah di tentukan, saat ini di lakukan dengan zoom/google meet yang
Dilihat juga dari kerja lapangan, karyawan tidak dilengkapi oleh APD (alat
perlindungan diri) padahal APD (alat perlindungan diri) merupakan salah satu hal
yang sangat penting dalam kerja lapangan. Dengan tidak dilengkapinya APD (alat
9
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa
Tebing Tinggi.
3. Kurangnya disiplin karyawan dalam mematuhi jam masuk kerja dan jam
sebagai berikut :
Tebing Tinggi.
10
4. Kurangnya kelengkapan APD (alat perlindungan diri) untuk karyawan
mengetahui :
1. Bagi peneliti
11
Untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan dalam
sumber daya
3. Bagi Perusahaan
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengurus relasi tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan, serta hal-hal yang
Dari defenisi diatas maka dapat saya simpulkan bahwa manajemen sumber daya
manusia adalah suatu proses atau pengaturan kegiatan suatu organisasisecara efektif
dan efisien terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan perusahaan dalam
mencapai tujuan.
13
14
mendapat rehabilitas laba yang lebih besar dari pekerjaannya. Masyarakat bertujuan
memperoleh barang atau jasa yang baik dengan harga yang wajar dan selalu bersedia
(2016:167) yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara aktif serta efisien
agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan membantu terwujudnya
tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian.
Program kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan, pengintegrasian, pemeliharaan,
dan pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan
membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan di masyarakat.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua
karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi, dan koordinasi, dalam bagan organisasi. Organisasi
hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik
akan membantu terwujudnya tujuan secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau
bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat agar mengerjakan semua tugasnya
dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan yang mengendalikan semua karyawan, agar
mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan
rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan
perbaikan dalam penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga
situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
15
Secara etimologi, pemimpin dan kepemimpinan berasal dari kata pimpin (to
kewibawaan.
Menurut Rivai (2014 : 42) Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan
memengaruhi orang Iain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang
diharapkan.
Menurut Fahmi (2016 :122) Gaya kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang
mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perinlah yang
direncanakan
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pergerakan
4. Pengendaiian
17
dalam hal ini akan diuraikan beberapa tugas-tugas penting saja, antara lain:
1. Sebagai konselor, merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit kerja,
dengan membantu atau menolong SDM untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya.
2. Mengambil keputusan, merupakan satu-satunya ha! Yang membedakan
seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat
ditentukan oleh keterampilan mengambil keputusan disaat amat kritis.
3. Mendelegasikan Wewenang. Pendelegasian disebut juga pelimpahan. Seorang
pemimpin tidak mungkin dapat mengerjakan sendiri seluruh pekerjaannya..
pendelegasian diperlukan agar jalannya organisasi tidak mengalami
kemacetan, dan terhindar dari bau birokrasi.
4. Sebagai Instruktur. Instruktur yang baik akan mempunyai peran sebagai guru
yang bijaksana, yang memungkinkan setiap bawahan semakin lama semakin
pintar dan profesional dalam tugasnya.
Menurut Hasibuan (2016:171), ada tiga dimensi kepemimpinan ditinjau dari gaya
1. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau
kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan dimana seorang
pemimpin ber tindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua
kendali ada di tangan pemimpin.
2. Kepemimpinan Delegatif
Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya pemimpin
memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan diharapkan
anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri.
3. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan
sharing dalam pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan
konsultasi dengan bawahan sebelum membuat keputusan.
18
Indikator gaya kepemimpinan Menurut Kartono (2016 : 34) secara garis besar,
sebagai berikut :
organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan rasa senang hati.
Sedangkan kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk mencapai
alat yang digunkan manajer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk
menyebutkan, disiplin kerja adalah kesadaran atau kesedian seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma- norma sosial yang berlaku. Kedisplinan harus
ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik,
sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi kedisiplinan adalah kunci
suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada dirir karyawan terhadap peraturan dan
ketetapan perusahaan.
yaitu:
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti
dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah dbigariskan
perusahaan. Tujuannya dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai
berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya
terhadap peraturan-peraturan perusahaan. Disiplin preventif berhubungan
dengna kebutuhan kerja untuk semua bagaian sistem yang ada dalam
organisasi.
20
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam
menyatuhkan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada
disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberi sanksi adalah untuk
memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan
memberikan pelajaran bagi pelanggar.
1. Tujuan Kemampuan
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan
(pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan
kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan
disiplin dalam mengerjakannya.
2. Tingkat Kewaspadaan Karyawan
Karyawan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya selalu penuh perhitungan
dan ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya
maupun pekerjaannya.
3. Ketaatan pada Strandar kerja
Dalam melaksanakan pekerjaannya karyawan diharuskan menaati semua
standar kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan dan pedoman kerja
agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat dihindari. Dimensi ketaatan
pada standar kerja diukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu:
4. Ketaatan pada Peraturan Kerja
Dimaksudkan demi kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja.
22
5. Etika Kerja
Diperlukan oleh setiap karyawan dalam melaksanakan perkerjaannya agar
tercipta suasana harmonis, salin menghargai antar sesama karyawan.
yaitu:
teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan
latihan. Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan
sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan
dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi peserta
didik.
23
manusia adalah kegiatan- kegiatan belajar yang diadakan dalam jangka waktu tertentu
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan.
bahwa arti dari pengembangan sumber daya manusia adalah sebagai sebuah aktivitas
yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam waktu terntu untuk
secara menyeluruh.
organisasi harus dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu. Dalam hal ini dijelaskan
organisasi. Dengan pengertian seperti itu maka suatu program pengembangan dapat
digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat umum maupun
tujuan khusus.
antara kebutuhan dan tujuan karyawan dengan kesempatan karir yang tersedia di
perusahaan untuk masa sekarang dan masa depan (Rivai dan Sagala, 2011 : 274).
Masih dalam buku yang sama, dikemukakan bahwa pengembangan karir yang
dirancang dengan baik akan membantu karyawan dalam menentukan kebutuhan karir
perusahaan.
25
career development. Dibawah ini merupakan metode yang secara umum paling sering
1. Manager/Employee Self-Service
Banyak organisasi menyediakan layanan yang dapat membantu dalam
pengembangan karir bagi manajer ataupun karyawan lainnya. Dalam hal
ini, manajer ataupun karyawan yang bersangkutan harus mempunyai
kemauan dalam memajukan karir mereka melalui sarana yang telah
disediakan.
2. Discussion with Knowledgeable Individuals
Dalam situasi diskusi formal, seorang atasan dan bawahan dapat
menyampaikan pendapat mengenai kegiatan pengembangan karir apa yang
dianggap terbaik untuk diterapkan di organisasi.
3. Company Material
Beberapa organisasi menyediakan materi yang secara spesifik membantu
dalam mengembangkan karir bagi karyawannya. Materi tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak organisasi.
4. Performance-Appraisal System
Sistem penilaian kinerja organisasi dapat menjadi alat yang bernilai dalam
pengembangan karir. Membahas mengenai kekuatan karyawan dengan
atasannya dapat menemukan kebutuhan karyawan yang bersangkutan
dalam pengembangan karir.
5. Workshops
Beberapa organisasi melakukan lokakarya dengan tujuan untuk membantu
karyawannya dalam mengembangkan karir dalam organisasi. Karyawan
dapat menentukan dan mencocokkan secara spefisik mengenai tujuan karir
mereka dengan kebutuhan organisasi.
Sedangkan menurut Kaswan (2014:110) menjabarkan metode pengembangan
a. Self-Assessment Tools
Berfokus pada memberikan karyawan cara sistematis untuk
mengidentifikasi kemampuan dan preferensi karir.
b. Konseling Individual / Diskusi Karir
Konseling karir diberikan oleh departemen SDM atau departemen SDM
mempekerjakan konselor profesional dari luar organisasi yang bertujuan
untuk membantu karyawan memahami tujuan karir mereka.
c. Pelayanan Informasi
Merupakan sistem komunikasi internal yang digunakan organisasi untuk
mengingatkan atau memberikan informasi kepada karyawan terhadap
peluang kerja di semua tingkatan.
d. Organizational Assessment Program
27
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam
pekerjaan dengan memperoleh tujuan hasil kerja, penempatan, perlakuan dan suasana
lingkungan kerja yang baik. Pegawai yang lebih menikmati kepuasan kerja dalam
pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya dari pada balas jasa pelaksanaan
tugas – tugasnya.
mengatakan kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap
pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama
karyawan.
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, ini tampak dalam sikap psoitif pegawai
berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi
kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama karyawan. Selanjutnya Yulk dan
29
Wekley dalam Suwatno (2011 :263) mengatakan kepuasan kerja sebagai perasaan
seseorang terhadap pekerjaan. Selain itu, Luthan dalam Usman (2011:499) juga
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat simpulkan bahwa kepuasan kerja
merupakan sikap (positif) seorang pegawai yang merasa puas/lega dan senang
kepuasan kerja mempengaruhi tingkah laku individu dalam organisasi. Individu yang
Ketidak puasan dalam bekerja akan dapat menimbulkan perilaku agresif atau
sebaliknya akan menunjukan sikap menarik diri dari kontak dengan lingkungan
sosial.
30
10. Fasilitas. Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan
merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan
menimbulkan rasa puas.
Kepuasan pegawai dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang lebih
baik dari pimpinan dan bawahan sehingga pegawai akan merasa dirinya merupakan
1. Pekerjaan
Isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang
memuaskan.
2. Upah
Jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan
keja apakah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan adil.
3. Promosi
Kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Ini
berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh
peningkatan karir selama bekerja.
4. Pengawas
Seseorang yang senantiasa memberikan perintah atau petunjuk dalam
pelaksanaan kerja.
5. Rekan kerja
Seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang
dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak
menyenangkan.
Menurut Robbins dan Judge (2013, hal 79), kepuasan kerja memiliki lima
indikator yaitu:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
penelitian sehingga mampu menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti dan
mampu membedakan nilai variabel pada berbagai populasi yang berbeda. Kerangka
Gaya
Kepemimpinan
Disiplin Kerja
Kepuasan Kerja
(X
(X12))
Y
35
H1
H2
H3
H4
Ket :
: Secara Parsial
: Secara Simultan
2.8 Hipotesis
Tinggi.
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di
bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk
perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan
Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan
oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas
Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang
sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai
pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas
sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994
status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.
Visi
Misi
kehidupan masyarakat;
Moto
Struktur oganisasi sering disebut bagan atau skema organisasi dengan cara
yang satu dengan yanglainnya yang terdapat dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan bersama. Suatu lembaga/instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat
Gambar 2.2.
Struktur Organisasi
Lamris Rajagukguk
39
Pejabat K3L
Erdiyansah Harahap
2. Pejabat K3L
5. SPV Teknik
METODOLOGI PENELITIAN
variabel yang diteliti”. Pengujian asosiatif bersifat logis dan menggunakan penalaran
deduktif, dalam makna peneliti menguji hal-hal khusus untuk membuat generalisasi
mengenai sesuatu hal. Penelitian ini dilaksanakan dengan kontrol yang ketat atas
PLN (Persero) Tebing Tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2021 sampai
dengan selesai.
mempunyai kualitas dan karakteristisk tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi
42
43
juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karaktersitik
Jadi dalam penelitian ini yang digunakan adalah populasi secara keseluruhan
(100%) karena jumlah pegawai yang ada kepuasan kerja karyawan di PT PLN
(Persero) Tebing Tinggi sebanyak 62 orang dan itu kurang dari 100 karyawan.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2018:118). Apabila subjeknya kurang dari 100 orang,
lebih baik diambil semuanya sehingga penelitian ini merupakan penelitian sensus.
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh,
dimana sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala
Operasional Operasional
Gaya Gaya kepemimpinan 6. Kemampuan
Kepemimpinan adalah suatu proses mengambil
(X1) seseorang untuk keputusan
menggerakkan orang lain 7. Kemampuan
dengan memimpin. Memotivasi
membimbing. 8. Kemampuan
memengaruhi orang Iain, Komunikasi Likert
untuk melakukan sesuatu 9. Kemampuan
agar dicapai hasil yang Mengendalikan
diharapkan. Bawahan
Sutrisno (2014 :213) 10. Kemampuan
Mengendalikan
Emosi
Skala yang digunakan untuk penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut
Sugiyono (2016:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian
ini diberikan lima alternative jawaban yang harus dijawab responden, yaitu :
Tabel 3.2
Skala Likert
N Pernyataan Skor
o
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: diolah oleh penulis,2021
1. Penelitian Pustaka
Bahan dan teori ini bersumber dari buku ilmiah, bahan kuliah, diktat maupun
2. Penelitian Lapangan
Uji instrument untuk dapat memenuhi ketetapan dan kebenaran melalui dua
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Syarat minimum dianggap
memenuhi syarat kalau nilai r = 0,30”. Jadi kalau nilai korelasi antara butir dengan
skor total kurang dari 0,30, maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak
valid.
internal consistency, dilakukan dengan cara mencoba instrumen sekali saja, kemudian
data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu”. Teknik uji reliabilitas yang
digunakan adalah metode alpha cronbach (α), hal ini sesuai dengan tujuan test yang
.Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,60 maka dinyatakan reliabel atau konsisten.
2. Sementara, jika nilai Cronbach's Alpha < 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel
Uji asumsi klasik dilakukan suatu pengujian asumsi klasik atas data yang akan
3.8.1 Normalitas
data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian”. Analisis grafik dilakukan
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal p-p
plot of regression standardized residual. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal. Normalitas data dilihat dari uji Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengambilan
keputusan:
48
- Jika nilai signifikan < 0,05, berarti distribusi data tidak normal.
jika pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, jika
terdapat korelasi maka terdapat masalah multi kolinearitas yang harus diatasi.Kriteria
mdalam uji multikolinearitas adalah jika uji VIF (Variance Inflation Factor) nilainya
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Apabila
asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid
sebagai alat peramalan. Metode yang dapat digunakan untuk menguji adanya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan Scatterplot dan uji Glejser. Dalam uji glejser jika
terdapat koefisien regresi variabel bebas yang tidak signifikan (> 0,05), berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas.
variabel tata letak, promosi, kualitas produk terhadap minat beli konsumen
e = Error
b = Koefisien regresi
Organisasi, Keterlibatan Kerja, dan Motivasi kejra terhadap variabel terikat Kinerja
Tebing Tinggi
Tinggi
Tinggi
50
variable minat beli konsumen dapat dijelaskan oleh independen variable tata letak,
promosi, kkualitas produk. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R2
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan Indikator).
Riau: Zanafa Publishing.
Dessler, Gary. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat.
Fahmi, Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi.
Bandung: Alfabeta
Handoko, T Hani. (2011). Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi
Ke-2 Cetakan Ke – 18. Yogyakarta : BPFE – YOGYAKARTA
52
Hariandja, Marihot Tua Effendi. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Grasindo.
Usman, Husnaini. (2011). Manajeme Teori Pratik, dan Riset Pendidikan. Jakarta :
Erlangga
Wibowo. (2012). Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Siagian, (2012), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.
Sinambela, Lijan Poltak. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Membangun
Tim Kerja yang Solid Untuk Meningkatkan kinerja. Jakarta : PT Bumi Aksara
Simamora, Henry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE
YKPN.
Sanuddin, A.M. Rosa Widjojo (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Semen Tonasa. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
Sari Dame Sitanggang (2019). Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Socfin Indonesia Medan.
Skripsi. Universitas Methodist Indonesia.
55