Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

SISTEM PENGHANTARAN OBAT

Disusun oleh :

Ilavi Zahrani P (1041611076)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

“YAYASAN PHARMASI”

SEMARANG
Preparation and study of vitamin A palmitate microemulsion drug delivery system and
investigation of co-surfactant effect

I. PENDAHULUAN

Mikroemulsi adalah suatu sistem disperse minyak dengan air yang distabilkan
oleh lapisan antrarmuka dari molekul surfaktan. Surfaktan yang digunakan dapat
tunggal, campuran atau kombinasi dengan zat tambahan lain. (Bakan JA, 1995)
. Mikroemulsi merupakan suatu sistem disperse yang dikembangkan dari sediaan
emulsi. Bila dibandingkan dengan emulsi, banyak karakteristik dari mikroemulsi
yang membuat sediaan ini menarik untuk digunakan sebagai salah satu sistem
penghantaran obat. Mikroemulsi terdiri dari globul-globul yang berdiameter 10-
200nm (Prince,1997).

Globul ini tidak dapat dilihat secara kasat mata sehingga mikroemulsi merupakan
sistem yang transparan (Lund, 1994). Globul dalam mikroemulsi dilapisi oleh film
pada batas antarmuka yang berasal dari surfaktan dan co-surfaktan.

Obat yang larut dalam air dapat berdifusi dengan mudah didalam tubuh, tetapi
obat-obatan yang berbahan dasar minyak memiliki kelarutan dalam air yang rendah
dan bioavaibilitas yang rendah. Mikroemulsi adalah sistem yang sesuai untuk
penghantaran obat yang larut dalam minyak. Vitamin A palmitat merupakan obat
yang larut dalam minyak namun memiliki kelarutan yang buruk dalam air. Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk meningkatkan kelarutan Vitamin A palmitate dalam
air dengan cara dibuat sediaan mikroemulsi. Akan diketahui efek dari penggunaan co-
surfaktan yang berbeda-beda pada mikroemulsi (o/w).

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau minyak.
Stabil terhadap panas, asam alkali tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan
akan rusak pada suhu tinggi (Soejarwo, 2002). Vitamin A merupakan golongan BCS
kelas dua yaitu memiliki kelarutan rendah dan permeabilitas yang tinggi.
Surfaktan atau surface active agent adalah molekul-molekul yang
mengandung gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak/lemak) pada
molekul yang sama (Sheat dan Foster, 1997). Sifat-sifat surfaktan adalah dapat
menurunkan tegangan permukaan, tegangan antar muka, meningkatkan kestabilan
partikel yang terdispersi dan mengontrol jenis formulasinya baik itu minyak dalam air
(o/w) atau air dalam minyak (w/o). Selain itu surfaktan juga akan terserap ke dalam
permukaan partikel minyak atau air sebagai penghalang yang akan mengurangi atau
menghambat penggabungan (coalescene) dari partikel yang terdispersi (Rieger,
1985).

Penggunaan co-surfaktan diperlukan untuk pembentukan mikroemulsi yang


optimal. Co-surfaktan terkadang sering disebut surfaktan kedua tetapi juga dapat
merujuk ke amphiphile berat molekul rendah, seperti alcohol. Co-surfaktan
meningkatkan fleksibilitas film surfaktan di sekitar tetesan mikroemulsi. Peran co-
surfaktan untuk mengatasi gaya tolak dari fase dan fluiditas serupa dari minyak dan
air untuk meningkatkan permeabilitas dua fase untuk membentuk mikroemulsi.
Alcohol rantai pendek dan menengah seperti butanol, pentanol, etanol, isopranol, atau
propilenglikol umumnya ditambahkan sebagai co-surfaktan.

II. ISI

Vitamin A Palmitat atau Retinol Palmitat pada penelitian ini sistem penghantaran
obatnya mikroemulsi dengan menggunakan co-surfaktan yang berbeda-beda untuk
mengetahui efek dari masing-masing co-surfaktan. Vitamin A palmitat merupakan
bahan obat yang kelarutannya tinggi dalam minyak namun kelarutannya tinggi dalam
air. Termasuk golongan BCS kelas II yaitu memiliki kelarutan rendah dan
permeabilitas tinggi.

Bahan-bahan tambahan yang harus ditambahkan dalam formulasi sediaan


mikroemulsi Vitamin A harusnya tidak memiliki interaksi dengan Vitamin A. Sistem
stabil termodinamik yaitu memiliki ukuran partikel yang kecil (nano), stabilitas
tinggi, area antarmuka besar, dan tegangan antarmuka yang rendah dan terbentuk
secara spontan. Formasi yang spontan ini pada saluran gastrointestinal akan
menyajikan obat dalam bentuk terlarut dan ukuran yang kecil dari tetesan yang
terbentuk akan memberikan luas permukaan antarmuka yang besar untuk penyerapan
obat. Ketika ukuran droplet mikroemulsi menurun, stabilitas emulsi terhadap
sedimentasi sedang meningkat. Sistem mikroemulsi kelebihannya kelarutan lebih
tinggi, sehingga zat aktif dapat dengan mudah berdifusi dalam tubuh. Karena zat aktif
dengan partikel yang kecil dapat meningkatkan luas permukaan secara mampu
menambah kelarutan, absorbsi dan disolusi dalam tubuh.

III. KESIMPULAN

Pada penelitian ini dilakukan pengembangan area mikroemulsi dari diagram fase
pseudoenter untuk sistem pengiriman obat. Dengan menambahkan co-surfaktan
sehingga Vitamin A dapat mudah larut dalam air. Sehingga dapat berdifusi dengan
mudah didalam tubuh. Meningkatkan luas permukaan karena ukuran partikel kecil,
menambah kelarutan, absorbsi dan disolusi dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai