Anda di halaman 1dari 7

RESUME

ASPEK LEGAL ETIK DAN ISU TERKAIT HOME CARE

Oleh :
Intan Rizki Andini
2134007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


TAHUN 2021

1
A. Aspek legal Dan Etik Dalam Home Care
1. Aspek legal dalam home care
Perawat professional harus memahami batasan legal yang mempengaruhi
praktik keseharian mereka. Hal ini berhubungan dengan dengan penilaian yang baik
dan menyuarakan pembuatan keputusan yang menjamin asuhan keperawatn yang
aman dan sesuai bagi klien. Pedoman legal yang harus diikuti perawat dapat
diperoleh dari undang-undang, hokum pengaturan, dan hukum adat ( Potter & Perry,
2005).
Seorang perawat dikatakan legal dalam menjalankan praktik home care
apabila telah memiliki lisensi dan surat ijin praktik perawat (SIPP). Praktik mandiri
perawat dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan tenaga kesehtan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan (Fatchulloh, 2015).
Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara
lain mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang
tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga
karena kesalahan informasi dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang
perawatan di rumah. Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk
perawatan di rumah, maka perawat yang memberi perawatan di rumah harus
menentukan apakah pelayanan akan diberikan jika ada resiko penggantian biaya
yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari Medicare telah habis masa
berlakunya sedangkan klien membutuhkan perawatan yang terus-menerus tetapi
tidak ingin atau tidak mampu membayar biayanya.

2. Aspek etik dalam home care


Kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu perawat wajib merahasiakan
segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai ketentuan hokum yang
berlaku (Muhamad Mu’in, 2015)
Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus memilih
antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan
2
klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus mengetahui kebijakan tentang
perawatan di rumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang akan memberikan
penggantian biaya yang optimal untuk klien. Didalam praktik juga harus
memperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu seperti akses ke layanan atau alokasi
sumber daya, menajement kasus menjadi semakin pragmatis, serta berbagai tanggapan
dari masyarakat terhadap praktik mandiri (Kristin Bjornsdottir, 2009).
Pasal Krusial Dalam Kepmenkes 1239/2001 Tentang Praktik Keperawatan :
a. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi.
b. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter
c. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
1) Menghormati hak pasien.
2) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani.
3) Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4) Memberikan informasi
5) Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
6) Melakukan catatan perawatan dengan baik
d. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang
melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.
e. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang
praktiknya.
f. Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang
papan praktik (sedang dalam proses amandemen)
g. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah.
h. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :
1) Tempat praktik memenuhi syarat.
2) Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku
kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan (Fatchulloh, 2015).

3
B. Perizinan dan akreditasi home care
1. Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai dengan hukum.
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
2. Landasan Hukum :
a. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas
h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
3. Perizinan
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210 tentang izin
dan penyelenggaraan parktik perawat.dan permenkes 17/ 2013. Perizinan diatur SSI
peraturan yang ditetapkan pemerintah pusat maupun daerah (Fatchulloh, 2015).
Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan
praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
4. Persyaratan perizinan
a. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris tentang yayasan
di badan kesehatan.
b. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah kepada Dinas
Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
1) Rekomendasi dari organisasi profesi
4
2) Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP
3) Surat pernyataan memiliki tempat praktik
4) Izin lingkungan
5) Izin usaha
6) Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang manajemen
pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana komunikasi, dan sarana
transportasi
7) Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan sertifikasi
pelayanan kesehatan rumah.
c. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
d. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran pelayanan kesehatan,
praktik perorangan dan/atau berkelompok
e. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan
kesehatan harus memiliki SIK
f. Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP
g. Mendapatkan rekomendasi dari PPNI

5. Akreditasi
Standar penilaian akreditasi oleh Komite Joint Commission International (JCI)
merupakan standar penilaian penerapan home care berfokus pada pasien. Penilaian
tersebut meliputi keselamatan pasien, akses dan asesmen pasien, hak dan tanggung
jawab pasien, perawatan pasien dan kontinuitas pelayanan, manajemen obat pasien,
serta pendidikan pasien dan keluarga.
Penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterima
masyarakat, dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen yang akan
mengendalikan pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses akreditasi, agar seluruh
komponen pelayanan dapat berfungsi secara optimal, tidak terjadi penyalahgunaan
serta penyimpangan. Komponen evaluasi meliputi:
a. Pelayanan masyarakat
b. Organisasi dan admnistrasi
c. Program
d. Staf/personal
e. Evaluasi
f. Rencana yang akan datang
5
Perawat yang memiliki peran advokasi bertanggung jawab dalam
mempertahankan keamanan pasien, mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi
pasien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan. Penerapan pendidikan bagi
pasien dan keluarga perawat dapat memberikan informasi tambahan untuk pasien
yang sedang berusaha memutuskan suatu masalah, memberikan pendidikan kesehatan
yang menunjang kesehatan pasien. Hal – hal tersebut diatas dapat ditunjang dengan
pengetahuan perawat terkait penerapan dan pelaksanaan pendidikan pada pasien dak
keluarga di unit pelayanan home care (Fertin Mulyanasari, 2014).

6
DAFTAR PUSTAKA

Bjornsdottir, Kristin. (2009). The ethics and politics of home care. International Journal of
Nursing Studies. 46 (-), 732–739.doi.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1239/Menkes/Sk/Xi/2001.
Tentang Registrasi Dan Praktik Perawat
Mentari, Galuh Forestry.(2012). Home care nursingisu legal, etik, kepercayaan, dan budaya
dalam home care. Diakses tanggal 19 Oktober 2015, pada :
http://www.scribd.com/doc/250089470/Isu-Legal-Etik-Kepercayaan-Dan-Budaya-
Dalam-Home-Care#scribd
Mu’in, Muhamad. (2015). Isu dokumentasi dalam home care. Semarang : PSIK FK UNDIP.
Mulyanasari, Fertin. 2014. Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Pasien Dan Keluarga Pada
Pelayanan Home Care Berstandar Joint Commission International Di Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Diakses tangga 22
Oktober 2015,pada:
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=vi
ew&typ=html&buku_id=73268&is_local=1.
Fatchulloh. (2015). Home care as a private in indonesia. Semarang : PSIK FK UNDIP.

Potter, Perry. (2005). Fundamental keperawatan konsep, teori dan praktik edisi 4. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai